Claim Missing Document
Check
Articles

OPTIMASI BUDIDAYA JAHE MERAH: STRATEGI PENGEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS DI DESA PASIGARAN KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG Anjarsari, Intan Ratna Dewi; Umiyati, Uum; Murgayanti, Murgayanti
DHARMAKARYA: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol 14, No 1 (2025): Dharmakarya
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v14i1.63123

Abstract

Desa Pasigaran memiliki posisi yang tidak terlalu jauh dari pusat Kecamatan Jatinangor. Pada umumnya petani di Desa Pasigaran membudidayakan tanaman pangan dan palawija, sedangkan tanaman rempah dan obat seperti jahe merah ditanam hanya sekedar pelengkap saja. Jahe merah merupakan memiliki prospek yang sangat baik dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya budaya tradisional dan meningkatkan nilai ekonomis komoditas ini. Teknik budidaya yang tepat juga sangat penting untuk meningkatkan produksi dan kualitas jahe merah. Salah satu solusi  untuk memberdayaan lahan pekarangan yang ada  oleh Kelompok Wanita tani  adalah mengenalkan jahe merah sebagai tanaman rempah dan obat  ini untuk dikelola lebih baik lagi.  Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah adalah memnberdayakan Kelompok Wanita Tani (KWT)  di Desa ini supaya jauh lebih produktif dalam  membudidayakan jahe merah.  Sosialisasi ini menggunakan  metode penyuluhan budidaya jahe merah, menampilkan contoh produk olahan jahe merah yang sudah ada di pasaran dan praktek langsung budidaya jahe merah dalam polibag. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kelompok tani sangat tertarik dan berminat dalam budidaya jahe merah, yang tercermin dari keaktifan dalam berdiskusi maupun dalam melaksanakan pelatihan. Melalui metode ini menunjukkan respons yang positif terlihat dari minat dan ketertarikan kelompok tani yang cukup tinggi sehingga  diharapkan pengetahuan mengenai budidaya jahe merah meningkat, serta produksi jahe merah di Desa Pasigaran dapat meningkat secara signifikan, sehingga dapat memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan pendapatan petani.
PROSPEK PENGEMBANGAN BUDIDAYA MELON DI DESA CILELES KABUPATEN SUMEDANG Murgayanti, Murgayanti; Anjarsari, Intan Ratna Dewi; Umiyati, Uum
DHARMAKARYA: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol 14, No 1 (2025): Dharmakarya
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v14i1.60768

Abstract

Tanaman melon (Cucumis melo) merupakan tanaman dari famili Cucurbitaceae yang memiliki berbagai manfaat, terutama di bidang kesehatan. Meskipun melon memiliki banyak manfaat, produksi melon cenderung mengalami menurun. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2022 produksi tanaman melon mengalami penurunan 8,08% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 129.147 ton. Hal itu terjadi karena harga jual melon yang cenderung turun, sehingga petani cenderung beralih ke tanaman lainnya. Oleh karena itu perlu dikakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan buah melon dan potensi ekonomis melon agar dapat meningkatkan harga jualnya. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Cileles Kabupaten Sumedang. Metode yang digunakan adalah dengan penyuluhan secara tatap muka dan pembuatan demplot budidaya buah melon sebagai m,edia praktik. Hasil kegiatan menunjukkan respon positif dari masyarakat, terbukti dengan meningkatnya minat mereka dalam membudidayakan melon setelah memahami manfaatnya serta peluang ekonomi yang ditawarkan. Hal ini menjadikan budidaya melon menjadi peluang usaha yang menjanjikan bagi masyarakat.
PENGELOLAAN LIMBAH KULIT KOPI MENJADI PRODUK TEH (CASCARA) BERNILAI TINGGI DI PERKEBUNAN KOPI RAKYAT KABUPATEN BANDUNG: PENGELOLAAN LIMBAH KULIT KOPI MENJADI PRODUK TEH (CASCARA) BERNILAI TINGGI DI PERKEBUNAN KOPI RAKYAT KABUPATEN BANDUNG Maxiselly, Yudithia; Sari, Dwi Novanda; Bakti, Citra; Dewi Anjarsari, Intan Ratna
Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora (JKBH), Juni 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/jkbh.v5i2.130

Abstract

Mekarjaya Village, Banjaran District, Bandung Regency, is one of the best coffee producers in West Java. The location at the bottom of Mount Puntang makes this area dominated by coffee cultivation. The coffee bean production process also impacts the accumulation of coffee waste because half of the coffee cherries are mostly not used as a commercial products. Community service in the form of processing coffee skin waste is needed to deal with the problem of coffee waste and increase its added value. One derivative product that is starting to be in demand from coffee skins is coffee skin tea or cascara. Community service was implemented from January 2023 to March 2023 at the people's coffee farmers in Mekarjaya Village, Banjaran District, Bandung Regency. The method has several stages: area surveys, product demonstration plots, socialization, and evaluation. The regional survey results show that the area has great potential to process coffee waste as cascara. Based on the results of the pre-test, showed that coffee farmers did not know about cascara and its benefits. Meanwhile, after the socialization, the farmers understood and were interested in developing cascara products as one of the commercial uses of coffee waste. Keywords: Cascara, Banjaran, coffee farmer, waste.
Studi Pemangkasan dan Aplikasi Sitokinin-Giberelin pada Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) Produktif Klon GMB 7 Dewi Anjarsari, Intan Ratna; Jajang Sauman Hamdani; Cucu Suherman; Tati Nurmala; Heri Syahrian Khomaeni; Vitria Puspitasari Rahadi
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 49 No. 1 (2021): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.468 KB) | DOI: 10.24831/jai.v49i1.32046

Abstract

Pemangkasan pada tanaman teh yang dilakukan di kebun teh produktif menyebabkan sebagian besar atau secara keseluruhan organ fotosintesis tanaman hilang dan diperlukan waktu sekitar 2-3 bulan utuk tumbuh kembali. Pemangkasan dilakukan dengan jenis dan tinggi pangkasan yang bervariasi. Penambahan sitokinin benzil amino purine (BAP) dan giberelin (GA) diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan pucuk setelah dipangkas. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh pemangkasan serta aplikasi BAP dan GA terhadap pertumbuhan dan hasil pucuk teh. Percobaan dilaksanakan kebun percobaan Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung bulan Agustus 2017-Oktober 2018 menggunakan rancangan split-split plot terdiri dari jenis pemangkasan (pemangkasan bersih dan pemangkasan ajir) sebagai petak utama, tinggi pangkasan sebagai anak petak (40 cm, 50 cm, dan 60 cm), aplikasi BAP dan GA sebagai anak-anak petak (0 ppm, 60 ppm BAP, 50 ppm GA, 60 ppm BAP+ 50 ppm GA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan bersih dan 60 ppm BAP + 50 ppm GA menghasilkan pertumbuhan terbaik pada tinggi tunas. Tinggi pangkasan 60 cm dan 60 ppm BAP menunjukkan indeks klorofil daun tertinggi bulan ke-3 sebesar 91.58 (lebih tinggi daripada hasil penelitian sebelumnya yaitu 62.5-75.28), sedangkan tinggi pangkasan 60 cm dan 60 ppm BAP + 50 ppm GA memberikan bobot basah pucuk per perdu tertinggi pada pemetikan produksi. Secara tunggal, tinggi pangkasan 50 cm menurunkan jumlah pucuk burung serta 50 ppm GA mempersingkat lamanya masa dormansi pucuk menjadi 22 hari. Kata kunci: dormansi pucuk, pucuk burung, teh produktif