Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search
Journal : Jurnal Produksi Tanaman

EKSPLORASI DAN KARAKTERISASI ANGGREK EPIFIT DI HUTAN COBAN TRISULA KAWASAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU Wulanesa, Wa Ode Sanghyaningsinta; Soegianto, Andy; Basuki, Nur
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anggrek alam atau anggrek hutan biasanya dikenal sebagai anggrek spesies yang tumbuh secara alami di tempat-tempat yang tidak dipelihara oleh manusia dan memegang peranan penting sebagai induk persilangan (Paramitha, 2011). Eksplorasi adalah penjelajahan tanaman sebagai kegiatan mencari, mengumpulkan dan meneliti jenis plasma nutfah tertentu untuk mengamankan dari kepunahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis serta keragaman dan kekerabatan anggrek epifit di Hutan Coban Trisula. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 sampai September 2014 di Hutan Coban Trisula yang berada di blok Kali Lajing, Seksi Konservasi Wilayah III, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Luas lokasi penelitian adalah 12.000 m² (1,2 ha) dan lokasi berada pada  ketinggian 750-1500m dpl, dengan suhu rata-rata berkisar antara 20-23⁰C. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah line transect (Arisoesilaningsih, 2001). Identifikasi dilakukan berdasarkan morfologi anggrek yaitu ada tidaknya umbi semu, bentuk daun dan pola pertumbuhan batang. Analisis hubungan kekerabatan data hasil identifikasi  tersebut dibentuk data biner 0 dan 1 kemudian dikomputasikan dalam program NTSYS untuk memperoleh dendogramhubungan kekerabatan. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 18 Genus dan 42 spesies anggrek epifit dalam 439 individu. Anggrek yang penyebarannya luas adalah anggrek Ceologyne miniata dengan Indeks Nilai Penting sebesar 24,45%. Hasil analisis hubungan kekerabatan menunjukkan adanya hubungan kekerabatan yang erat antara anggrek dengan genus Eria spesies Eria hyacinthoides dengan Eria sp.1 dan Eriamonotachya dengan Eria sp.2 dengan koefisien jarak yang sama sebesar 0,87.
KERAGAMAN GALUR INBRIDA GENERASI S3 JAGUNG UNGU (Zea mays var Ceratina Kulesh) Nursa’adah, Ika; Basuki, Nur; Sugiharto, Arifin Noor
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 3 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jagung ungu memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dari jagung kuning dan jagung putih. Selain itu, jagung ungu memiliki kandungan antosianin yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia. Generasi (S3) pada pembentukan galur inbrida merupakan generasi penting karena dapat diketahui terjadinya segregasi apabila tanaman S2 yang dipilih heterozigot dan mengetahui famili yang potensial untuk diseleksi pada generasi selanjutnya. Penelitian inii bertujuan untuk mengetahui keragaman genotip jagung ungu pekat (UP) dan jagung ungu ketan (UK) generasi S3 dan mengetahui keragaman antar famili UP dan UK. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014-Maret 2015 di kebun percobaan Fakultas Pertanian, desa Jatikerto, kabupaten Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan dan 32 famili. Variabel pengamatan kuantitatif yaitu tinggi tanaman, tinggi tongkol, umur anthesis, umur berbunga betina, jumlah tongkol, jumlah baris biji, panjang tongkol, diameter tongkol, dan bobot 100 biji. Variabel pengamatan kualitatif yaitu bentuk ujung daun, warna batang, warna glume, warna anther, warna silk, warna biji, dan warna janggel. Analisis data kualitatif menggunakan tabel distribusi frekuensi. Data kuantitatif menghitung analisis ragam dengan menghitung heritabilitas, KKG, KKF dan simpangan baku. Hasil penelitian menunjukkan genotip UK memiliki nilai KKG 0,00 – 7,02%, dan UP memiliki nilai KKG 0,00 – 7,26% dalam kriteria KKG rendah. Keragaman antar famili UK pada famili UK1 memiliki keragaman warna biji 46,67%, UK4 memiliki keragaman warna biji 7,69%, UK10 memiliki keragaman warna janggel 20,00%, UK14 memiliki warna batang 41,03%, warna biji 45,45%, dan warna janggel 18,18%, serta UK16 memiliki keragaman karakter warna batang 21,80%
IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN PORANG (Amorphophallus muellery Blume) DI KABUPATEN NGANJUK, MADIUN, dan BOJONEGORO Aisah, Binti Nur; Soegianto, Andy; Basuki, Nur
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 6 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman porang termasuk famili araceae dan merupakan tanaman penghasil umbi yang mempunyai potensi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Umbi tanaman porang dapat digunakan sebagai bahan pangan maupun industri, umbi menjadi bahan pangan masih diperlukan pengolahan. Sampai saat ini hasil tanaman porang sebagian besar di ekspor dalam bentuk umbi yang sudah dikeringkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi tanaman porang dan untuk mengetahui tingkat keragaman dan kekerabatan tanaman porang (Amorphophallus muelleri Blume) yang dikembangkan petani di daerah Nganjuk, Madiun, dan Bojonegoro. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai dengan Juni 2015, di wilayah Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Nganjuk, Madiun, dan Bojonegoro. Identifikasi morfologi tanaman porang pada Kabupaten Nganjuk, Madiun, dan Bojonegoro terdapat kesamaan pada bentuk bulbil, warna permukaan bulbil, tekstur permukaan bulbil, warna daging bulbil, bentuk umbi, tekstur permukaan umbi, warna daging umbi, bentuk daun, dan warna corak tangkai. Namun mempunyai perbedaan pada warna tangkai, bentuk corak tangkai, warna daun, dan warna permukaan umbi. Berdasarkan kemiripan morfologi tanaman porang pada kabupaten Nganjuk, Madiun, dan Bojonegoro tingkat kemiripan terendah 65,9% dan tingkat kemiripan tertinggi 100%, pada tingkat kemiripan 0,796 dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 6 tanaman yaitu NB1, NB2, NB3, MK2, MK3, MK1. Kelompok kedua terdiri dari 8 tanaman yaitu MP3, BB2, BB3, BJ2, MP1, BJ3, BB1. Pada kelompok ketiga terdiri dari 7 tanaman yaitu NS1, NS2, NS3, NT2, NT3, BJ1.
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH JENIS BAP TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET SUB KULTUR JARINGAN TANAMAN NANAS (Ananas comosus L. Merr) Purita, Shela Yaka; Ardiarini, Noer Rahmi; Basuki, Nur
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 7 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknik kultur jaringan merupakan alternatif untuk memecahkan masalah rendahnya produktifitas tanaman nanas yang belum mampu memenuhi permintaan pasar. Teknologi ini telah banyak digunakan untuk pengadaan bibit seragam dan kualitasnya terjamin terutama pada berbagai tanaman hortikultura. Melalui kultur jaringan, tanaman dapat diperbanyak setiap waktu sesuai kebutuhan sehingga dapat dihasilkan bibit yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi BAP (Benzyl Amino Purin) yang baik untuk mempercepat pertumbuhan tunas planlet tanaman nanas yang diperbanyak melalui sub kultur jaringan. Penelitian dilaksanakan pada bulan pril hinggal Juni 2015. Penelitin dilaksanakan di Laboraturium Kultur Jaringan Dinas Pertanian Kabupaten Kediri, menggunakan Rancangan Acak Lengkap, Bahan planlet sub kultur yang digunakan adalah mata tunas dari mahkota nanas kultivar MD2. Peneletian ini terdiri dari satu faktor perlakuan penamabahan zat pengatur tumbuh BAP, (P0) kontrol: (P1) 0,5 ppm: (P2) 0,75 ppm: (P3) 1 ppm: (P4) 1,5 ppm: (P5) 2 ppm. Analisis data yang digunakan adalah uji F. Apabila uji F memberikan pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil Penelitian menunjukan bahwa perlakuan pemberian BAP dengan konsentrasi 2 ppm berpengaruh nyata terhadap planlet tumbuh, awal munculnya tunas, awal munculnya daun, jumlah tunas, jumlah daun, dan tinggi planlet.
PENGARUH KONSENTRASI KOLKISIN TERHADAP PERAKITAN PUTATIVE MUTAN SEMANGKA (Citrullus lanatus) Sartika, Tanti Virga; Basuki, Nur
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 10 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah semangka yang sangat digemari oleh konsumen memiliki tekstur buah yang renyah, berair dan tidak berbiji. Semangka tanpa biji merupakan tanaman poliploidi. Tanaman poliploidi dapat dihasilkan menggunakan metode perlakuan dengan bahan kimia contohnya kolkisin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap perubahan fenotipik dan dan genotipik tanaman.  Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Areng Areng, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu pada bulan Maret - Agustus 2015. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 12 perlakuan kombinasi dan 3 ulangan. Faktor pertama ialah Varietas semangka : KS (V1), Inul (V2), Kuning (V3), dan Putih (V4). Faktor kedua ialah konsentrasi kolkisin : 0 ppm (K0), 500 ppm (K1), dan 1000 ppm (K2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi kolkisin 500 ppm dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti panjang sulur, jumlah daun, dan waktu berbunga, sedangkan konsentrasi kolkisin 1000 ppm dapat meningkatkan bobot buah, dan kadar gula terlarut dibandingkan perlakuan 0 ppm. Pemberian kolkisin pada konsentrasi 500 ppm, dan 1000 ppm dapat memperlihatkan perubahan warna dasar kulit buah, warna garis, warna daging buah, bentuk biji, dan ukuran biji. Jumlah dan ukuran kromosom pada perlakuan kolkisin 500 ppm, dan 1000 ppm memiliki ukuran sel yang besar dan jumlah kromosom yang lebih banyak dan lebih kecil dibandingkan perlakuan 0 ppm.