Abstrak: Seiring di berlakukannya kurikulum Merdeka di jenjang Dasmen pada tahun 2022 .Hasil pendampingan pada sekolah penggerak selama lima bulan terkait modul ajar dan modul projek yang rutin setiap bulan dilakukan masih banyak permasalahan, yaitu mulai dari perencanaan KOS, penyusunan modul ajar, modul projek, dan implementasi masil belum optimal. Terlihat dari lima sekolah yang didampingi masih ada tiga sekolah masih perlu pendampingan khusus. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengoptimalkan dalam perencanaan dan implenetasi dari kurikulum merdeka. Metode kedua pelatihan menyusun modul ajar  dan modul projek. Proses ini dilakukan secara hybrid. Offline berupa pendampingan langsung, kemudian dilanjutkan secara online melalui penyusunan mandiri di sekolah. Mitra dalam kegiatan ini yaitu  3 kepala sekolah dan 15 komite pembelajaran yang berada di kabupaten Sukabumi.  Selanjutnya kegiatan pengabdian terdiri dari observasi lapangan, koordinasi dengan mitra, pelaksanaan program, monitiring dan evaluasi, dengan harapan setiap satuan pendidikan dapat mengoptimalkan penyusunan modul ajar, modul projek, sampai implementasi. Adapun hasil evaluasi menujukan 3 sekolah dapat pengoptimalkan, terlihat dari keterampilan menyusun modul ajar dan modul projek pada awalnya 80% menjadi 91%, implementasi modul ajar dan modul projek dari awalnya 78% menjadi 95%.Abstract:  As the Merdeka curriculum is implemented at the Dasmen level in 2022, the results of the five months of mentoring at driving schools regarding teaching modules and project modules which are routinely carried out every month still have many problems, namely starting from KOS planning, preparing teaching modules, project modules, and implementation still not optimal. It can be seen that of the five schools being assisted, there are still three schools that still need special assistance. Therefore, this service activity aims to optimize the planning and implementation of the independent curriculum. The second method of training is to prepare teaching modules and project modules. This process is carried out in a hybrid manner. Offline in the form of direct assistance, then continued online through independent preparation at school. Partners in this activity are 3 school principals and 15 learning committees in Sukabumi district. Furthermore, service activities consist of field observations, coordination with partners, program implementation, monitoring and evaluation, with the hope that each educational unit can optimize the preparation of teaching modules, project modules, and implementation. The evaluation results showed that 3 schools were able to optimize, as seen from the skill in compiling teaching modules and project modules from initially 80% to 91%, implementation of teaching modules and project modules from initially 78% to 95%.