Claim Missing Document
Check
Articles

Analisa Kekuatan Tarik dan Impak Baja ST 40 Pengelasan Flux-Cored Arc Welding (FCAW) Posisi 4G dengan Variasi Arus Pengelasan Mangara Tua Immanuel Sianturi; Untung Budiarto; Imam Pujo Mulyatno
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1266.888 KB)

Abstract

Baja ST 40 sering digunakan sebagai konstruksi geladak dan lambung kapal karena kuat, lentur dan tahan akan korosi. Pengelasan FCAW (Flux-Cored Arc Welding) merupakan teknik pengelasan yang banyak digunakan dalam industri perkapalan..Posisi pengelasan 4G (overhead) merupakan posisi pengelasan yang sukar dan berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan yang dapat mengenai juru las. Penelitian  ini membahas  material baja ST 40 yang dilas menggunakan pengelasan FCAW (Flux-Cored Arc Welding)  posisi pengelasan 4G dengan 3 variasi kuat arus sebesar 135A, 150A, 165A  yang bertujuan mendapatkan nilai kekuatan tarik dan impak. Dari pengujian ini didapatkan hasil dimana spesimen dengan arus 135A didapatkan tegangan rata-rata sebesar 508.11 MPa, regangan rata-rata sebesar 0,193% dan impak  rata-rata sebesar 0,99 J/ mm2 sedangkan pada spesimen dengan  arus 150A didapatkan  tegangan rata-rata sebesar 494,33 MPa, regangan  rata-rata sebesar 0,185% dan  impak rata-rata  sebesar 1,54 J/ mm2 sedangkan pada spesimen dengan arus 165A didapatkan tegangan rata-rata sebesar 480,75 MPa, regangan rata-rata sebesar 0,178% dan impak rata-rata  sebesar 1,74 J/ mm2 . Dari hasil pengujian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa material baja ST 40 dengan posisi pengelasan 4G dengan kuat arus 135A  lebih kuat, ulet serta elastis dibandingkan dengan arus 150A dan 165A namun material dengan kuat arus 165A lebih tangguh dibandingkan dengan arus 135A dan 150A.
Optimasi Bentuk Buritan Kapal Perintis 750 DWT Menggunakan Response Surface Methode (RSM) untuk Mengurangi Hambatan Ihsanuddin Nadhif; Untung Budiarto; Muhammad Iqbal
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 9, No 1 (2021): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi di dunia perkapalan mengalami perkembangan yang begitu pesat berkat dua hal. Pertama, adanya teknologi yang mampu mendorong terciptanya banyak inovasi di bidang teknologi dan bahan. Teknologi yang memudahkan para insiyur untuk mendesain kapal dengan cara yang baru yaitu dengan Computational Fluid Dynamic (CFD) dan simulasi. Dimana dengan hal itu memugkinkan untuk membuat analisa yang mendetail terhadap berbagai kemungkinan yang mungkin akan terjadi pada kapal. Ditambah lagi dengan semakin majunya teknologi yang membuat komputer mampu lebih cepat mengolah data dalam jumlah yang besar. Hambatan kapal atau Resistance adalah salah satu yang sangat di perhatikan dan dilakkuan analisa dengan CFD. Dari permasalahan ini penulis melakukan penelitian untuk mencari nilai hambatan terkecil dari kapal Perintis 750 DWT setelah dilakukan perubahan  bentuk buritannya. Permodelan kapal variasi ini di buat menggunakan orca3d dari software rhinoceros yang kemudian di analisa perhitungan hambatannya menggunakan Software berbasis CFD yaitu Tdyn 15.1.0 dengan menggunakan variasi sudut Transom Rake dan Sudut Deadrise yang dianalisa dengan metode RSM. Hasilnya, nilai hambatan setelah di olah menggunakan RSM  pada orde II mendapatkan titik optimal pada variabel X1 = 0,773 dan X2 = 0,45 . Titik optimal ini menghaliskan plot permukaan minimum yang setelah dilakukan perhitungan dengan metode RSM. Model variasi sudut Transom Rake 15.925 derajat dan sudut Deadrise 0,36 derajat dengan nilai Hambatan 8.524 Newton adalah yang paling optimal mengurangi hambatan sebesar 22,1% dari kapal Perintis Sebelumnya yang mempunyai nilai hambatan sebesar 10,95 Newton.
Analisa Penambahan Hull Vane dengan Tipe Foil NACA 4412 terhadap Hambatan dan Gaya Angkat pada Kapal Pilot Boat 15 Meter dengan Variasi Sudut Serang dan Kedalaman Foil Menggunakan Metode CFD Surya Yusuf Afriansyah; Untung Budiarto; Parlindungan Manik
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 1 (2019): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kapal patroli merupakan kapal berkecepatan tinggi yg digunakan untuk berpatroli mengamankan suatu daerah.. Pada saat kapal berpatroli mempunyai hambatan kapal (resistance). Untuk mengurangi nilai hambatan pada kapal dengan menggunakan  Hull Vane. Hull Vane adalah fixed foil yang terletak di bawah garis air pada bagian buritan kapal. Aliran gelombang disekitar Hull Vane tersebut akan mengakibatkan gaya angkat sehingga dapat menambah gaya dorong kapal dan mengurangi hambatan kapal. Ukuran hull vane yang digunakan pada penelitian ini yaitu panjang chord foil 0,27 m dan span foil 3,312 m. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konfigurasi sudut dan kedalaman foil pada hull vane yang menghasilkan gaya angkat paling besar serta hambatan yang paling kecil. Penelitian ini menggunakan program komputer berbasis Computational Fluid Dynamic (CFD). Penelitian dilakukan dengan menganalisa dan menghitung hambatan total kapal. Berdasarkan hasil analisa menggunakan software Tdyn 12.2.3.0 didapatkan nilai gaya angkat terbesar yaitu 29,4768 KN untuk variasi sudut serang 2 derajat dan kedalaman 100% T. Nilai hambatan total diperkecil 35,112%.. Nilai tersebut terjadi pada Froude Number 1,085.Dari beberapa variasi hull vane yang dilakukan didapatkan variasi hull vane yang paling efektif yaitu untuk variasi sudut serang 2 derajat dan kedalaman 100% T.
Analisa Unjuk Kerja Sistem Pendingin Palka pada Kapal Ikan Ukuran 34 GT di Kota Tegal Rizka Noor Miftakhul Ulum; Untung Budiarto; K. Kiryanto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 1 (2018): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1268.097 KB)

Abstract

Pada kapal ikan yang terbuat dari kayu seringkali pembuatannya tidak menggunakan desain sehingga berdampak pada volume kapal, GT kapal, dan sistem pendingin palka pada kapal. Khususnya di Kota Tegal, GT kapal yang tercantum sering tidak sesuai dengan GT kapal yang sebenarnya. Begitupula dengan sistem pendingin palka (refrigerasi) pada kapal yang penting untuk menjaga suhu tangkapan tetap dingin, pada penerapannya banyak yang tidak sesuai dengan kapasitas. K.M. Inka Mina Makmur 376 yang merupakan kapal penangkap cumi-cumi menggunakan sistem pendingin palka uap, dengan rute pelayaran Laut Jawa yang memakan waktu lebih dari 1 bulan dan bisa memperoleh maksimal 11 ton setiap pelayarannya. Dalam perhitungannya, GT kapal adalah 33,17 ton. Untuk Volume palka adalah 42,97 m³. kerja kompresor= 96,93 kJ/kg, panas aktual yang dilepas kondensor = 233,43 kJ/kg, energi yang mampu dihasilkan katup ekspansi = 241,37 kJ/kg, panas aktual yang diserap evaporator = 136,5 kJ/kg, daya kompresor= 52,19 HP, panjang pipa evaporator= 142,35 m, Diameter pipa evaporator= 0,0267 m, panjang pipa pada kondensor= 29,48 m, diameter pipa kondensor= 0,035 m, dan nilai koefisien prestasi / coefficient of performance (COP) = 1,41 dari nilai ini disimpulkan bahwa sistem memiliki nilai COP˃1 yang artinya sistem ini memiliki effisiensi kerja yang baik.
ANALISA PENGARUH VARIASI KECEPATAN TERHADAP TEKANAN, KECEPATAN ALIRAN FLUIDA DAN NILAI HAMBATAN TOTAL PADA KAPAL KRISO 3600 TEU MENGGUNAKAN CFD Cahyo Dwi Yantoro; Untung Budiarto; Good Rindo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 3, No 2 (2015): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.085 KB)

Abstract

Dalam operasinya di laut, kapal harus memiliki nilai ekonomis. Aliran fluida ketika kapal bergerak akan mengalir menuju buritan dan membentuk arus. Mengacu pada aliran fluida yang terjadi, perhitungan nilai hambatan total kapal saat kapal beroperasi menjadi penting karena berpengaruh terhadap aliran fluida yang ditimbulkan serta besarnya kecepatan kapal. Pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tekanan, kecepatan aliran fluida dan besarnya nilai hambatan kapal yang terjadi dengan menggunakan program computational fluid dynamic (CFD). Penelitian dilakukan dengan cara menganalisa dan menghitung hambatan total kapal menggunakan model 3D serta dilakukan perhitungan kecepatan aliran fluida dan besarnya tekanan pada kondisi pembebanan kapal design loading dan ballast loading. Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan didapatkan kontur kecepatan aliran fluida, tekanan dan hambatan total untuk kondisi pembebanan kapal design loading dan ballast loading. Pada kondisi pembebanan kapal design loading, nilai hambatan total sebesar 2598.85 KN. Sedangkan pada kondisi pembebanan kapal ballast loading, nilai hambatan total sebesar 1783.11 KN. Pada variasi froude number yang telah dilakukan, nilai kecepatan aliran fluida terbesar dan nilai tekanan terkecil pada sarat dibelakang propeller-boss dan +/- 0.8R terjadi pada station -0.169, baik pada kapal kondisi design loading maupun ballast loading.
Optimasi Disain Spread Mooring Dengan Konfigurasi Variasi Line Terhadap Six Degrees Of Freedom (DOF) Olah Gerak Pada Kapal Floating Storage And Offloading (FSO) M. Ikbal Afdhal; Untung Budiarto; Imam Pujo Mulyatno
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 1 (2019): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1890.398 KB)

Abstract

Floating Storage and Offloading (FSO) adalah fasilitas terapung untuk produksi dan penyimpanan sementara minyak dan gas bumi berbentuk kapal yang secara permanen ditambatkan di lokasi operasi. Sistem tambat menyebar (spread mooring system) merupakan salah satu mooring system yang digunakan untuk meredam gerakan dinamis pada FSO akibat beban lingkungan. Tugas akhir ini melakukan analisa terhadap karakteristik gerakan FSO dengan spread mooring system. Tension maksimum pada chain line dan Excursion  FSO menggunakan software MOSES ver.7.10 dan Orcaflex 9.2a. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap FSO Barakuda kondisi moored, dapat diambil kesimpulan bahwa mooring system dengan konfigurasi desain Spread mooring dengan chain R4 studless 92 mm cetenary merupakan mooring system yang paling sesuai untuk digunakan pada FSO yang mengalami kondisi pembebanan damage line atau ultimate limit state (ULS) paling ekstrem. Excursion  maksimum terjadi pada heading 45 o sebesar x = 9,71 dan y = 13,45 m dalam kondisi damage . Excursion  tersebut sesuai persyaratan fungsionalnya, yaitu sebesar 20% kedalaman perairan. Pada kondisi damage line, tension signifikan terbesar adalah 5787,96 kN yang terjadi pada chain line L02 heading 45o. Sedangkan untuk kondisi intact , tension terbesar adalah 4095,42 kN terjadi pada chain line L02  untuk heading 45o.dan anchor holding capacity signifikan terbesar adalah 5659,90 Kn untuk desain spread mooring dengan R4 studless (φ = 92 mm) terjadi pada chain line L02 untuk heading 45o. Harga safety factor (SF) terkecil 1.34 untuk kondisi damage . Menurut API RP 2SK 2nd edition, SF minimal untuk kondisi damage adalah 1.25, sehingga dapat disimpulkan bahwa chain R4 studless (φ = 92 mm) aman untuk digunakan sebagai mooring system.
Pengaruh Variasi Arus Las SMAW Terhadap Laju Korosi dan Kekuatan Tarik Baja ST 40 Shofwan Abdullah Mubarok Ihsan Naufal; Untung Budiarto; Sarjito Joko Sisworo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 9, No 2 (2021): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baja saat ini sudah umum digunakan di dunia industri karena kegunaannya yang beragam, akibatnya perkembangan ilmu dan penggunaannya pun semakin luas. Keilmuan yang dekat dengan baja salah satunya pengelasan, pengelasan ialah menyambungkan dua atau lebih logam dengan menggunakan panas. Baja memiliki kandungan karbon sehingga lebih mudah teroksidasi dan berkarat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi arus las terhadap laju korosi dan kekuatan tarik baja ST 40. Metode penelitian yang digunakan ialah metode ekperimen, dimulai dari persiapan benda uji sampai proses pengujian material. Pada penelitian ini dilakukan variasi pada kuat arus las SMAW dengan aru 80A, 90A, 100A dan 110A untuk kemudian dilakukan uji laju korosi dan uji kekuatan tarik. Pada penelitian kali ini laju korosi terbesar terjadi pada spesimen dengan arus 80A dengan nilai 0,11450 mm/year (good), dan nilai laju korosi terkecil pada arus 110A dengan nilai 0,07852 mm/year (excellent). Pada pengujian tarik diperoleh nilai kekuatan tarik dan kekuatan luluh tertinggi pada spesimen dengan arus 90A dengan nilai 475,99 Mpa dan 342,56 Mpa. Dapat disimpulkan pada penelitian ini yaitu arus pengelasan paling baik bagi baja ST 40 pada arus 90A dengan kekuatan tarik yang tinggi dan laju korosi yang baik.
Analisa Kekuatan Impak, Tarik, dan Mikrografi Aluminium 5083 Akibat Pengelasan MIG (Metal Inert Gas) dengan Variasi Posisi Pengelasan Isyroqi Al Ghifari; Untung Budiarto; Ahmad Fauzan Zakki
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 4 (2018): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aluminium 5083 pada kapal umumnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan kapal aluminium khususnya pada bagian lambung.Pengelasan MIG(Metal Inert Gas) merupakan salah satu jenis pengelasan yang dapat diterapkan dalam pengelasan aluminium.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari uji impak tarik , dan struktur mikrografi dari sambungan las jenis single v butt joint 60° dengan perbedaan posisi pengelasan pada Aluminium 5083.Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa posisi pengelasan cukup berpengaruh terhadap hasil kekuatan dari sambungan las.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tegangan tarik rata-rata terbesar didapat pada pengelasan dengan posisi 1G sebesar 194,54 MPa,sedangkan regangan rata-rata terbesar didapat pada pengelasan dengan posisi 3G sebesar 21,01 %,Sedangkan modulus elastisitas rata-rata terbesar didapat pada pengelasan posisi 1G sebesar 11,62 GPa,dan hasil harga impak rata-rata terbesar didapat pada pengelasan dengan posisi 3G sebesar 0,35 J/mm2.Pada struktur mikro posisi pengelasan 1G memiliki hasil struktur mikro yang lebih rapat pada daerah HAZ(Heat Affected Zone) dan daerah pengelasan dibanding dengan posisi pengelasan 2G, 3G, dan 4G
Pengaruh Viskositas Oli Sebagai Media Pendingin Pada Hasil Pengelasan Alumunnium 5083 Terhadap Kekuatan Tarik, Impak, Mikrografi Gerry Eka Aprilianto; Untung Budiarto; Ari Wibawa Budi.S
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 4 (2018): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam proses pengelasan ada banyak faktor yang memengaruhi hasil lasan tersebut, salah satunya adalah media yang digunakan sebagai media pendingin.Dalam penelitian kali ini bertujuan unutuk mengetahui pengaruh viskositas oli sebagai media pendingin pada hasil pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas) alumunium 5083 terhadap kekuatan tarik,harga impak,dan sruktur mikrografinya.Hasil penelitian menunjukkan kekuatan tarik terbesar didapat pada pengelasan yang didinginkan dengan oli SAE 90 sebesar 223,01 MPa,sedangkan regangan terbesarnya didapat pada pengelasan yang didinginkan dengan oli SAE 140 yaitu sebesar 17,33%,kekuatan impak terbesar didapat pada pengelasan yang didinginkan dengan oli SAE 140 sebesar 0,23 J/mm²,dari struktur mikronya juga terlihat komposisi ferit dan perlit yang menunjukkan hasil pengelasan yang didinginkan dengan oli SAE 140 memiliki komposisi ferit yang lebih banyak sehingga hasil pengelasannya lebih ulet,sedangkan hasil pengelasan yang didinginkan dengan oli SAE 90 memiliki komposisi perlit yang lebih banyak sehingga hasil pengelasannya lebih kaku. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil pengelasan yang didinginkan dengan oli SAE 90 memiliki kekuatan tarik yang lebih baik disusul oli SAE 40,SAE140,sedangkan hasil pengelasan yang didinginkan dengan oli SAE 140 memiliki nilai regangan dan kekuatan impak yang lebih baik disusul dengan oli SAE 40, SAE 90 pendingin,oli adalah media pendingin yang sering digunakan tetapi dalam penggunaannya jarang diperhatikan viskositas oli.
Analisa Pengaruh Holding Time Tempering Terhadap Kekerasan, Keuletan, Ketangguhan dan Struktur Mikro Pada Baja ST 70 Dwi Joko Purnomo; Sarjito Jokosisworo; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 1 (2019): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1280.355 KB)

Abstract

Baja karbon sering digunakan dalam industri perkapalan dan memiliki aplikasi yang luas karena mempunyai kemampuan work hardening dan ketahanan destruktif yang baik setelah menerima perlakuan panas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kekerasan, nilai tarik, kuat impact (ketangguhan) dan perubahan struktur mikro pada baja jenis medium carbon steel ST 70 setelah perlakuan panas tempering, sehingga hasilnya dapat diaplikasikan dilapangan. Metode yang digunakan yaitu baja diberi perlakuan panas quenching pada suhu +850o C ditahan 30 menit kemudian dilanjutkan dengan tempering pada suhu +450o C ditahan selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kekerasan tertinggi terdapat pada baja ST 70 perlakuan panas tempering 1 jam dengan kenaikan nilai kekerasan sebesar 25,85% dari baja ST 70 tanpa perlakuan panas, nilai tarik tertinggi terdapat pada baja ST 70 perlakuan panas tempering 3 jam dengan kenaikan nilai tarik sebesar 38,60% dari baja ST 70 tanpa perlakuan panas, nilai impact tertinggi terdapat pada baja ST 70 perlakuan panas tempering 2 jam dengan penurunan nilai impact sebesar 45,01% dari baja ST 70 tanpa perlakuan panas.
Co-Authors Abdurrachman Fiqri Abrar Farhan Afdhal Alfendry Afriandi Ginting, Afriandi Agil Arianda Alkhudry Agus Saputra Ahmad Fauzan Zakki Ahmad Fhadillah Ahmad Firdhaus Ahmad, Syaiful Tambah Putra Akbar Prasetya Akbar Ramadhan Akbar, Heri Akbar, Mohamad Hanif Fadillah Budiman Akbarulah Bumi Aji Aldi Tama Alexius Bayu Setyoko Alqarni.M, Ways Ambar Isworo Aminuyati Amru, Syafiq Nada Anas Sebtu Prawira Andi Trimulyono Ardianto, Muhammad Afiq Arga Gideon Sarwanto Ari Wibawa Budi Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santoso Ari Wibawa Budi.S Artha Deri Putra Asiando Wijaya Astrid Aisya Rahmi Astrid Wulandari Avian Putri Utami Bagus Siwi Nugroho Berlian Arswendo A Berlian Arswendo Adietya Berlian Arswendo Adietya Bogie Ardianto Cahyo Dwi Yantoro Candra, Ronaldo Chandra Wijaya Panggabean David Chandra Deddy Chrismianto Deni Oktavianto Dwi Joko Purnomo Eko Sasmito Hadi Eko Sasmito Hadi Erwin Darmawan Farel Mauluvi Akmal Antaqiya Febry Wonggiawan Fikri Khalis Tenar Frestiqauli, Santi Friska Kartika P Gerry Eka Aprilianto Gilas Dwi Maylano Ginanjar Baskoro Aji Good Rindo Good Rindo Gozal Apri Prayuda Gritis Al hasbi MM Hafizh Bahtiar Hartono Yudo Hartono Yudo Heru Firmansyah Heru Firmansyah Hidayatullah, Muhammad Rafi Hristo Anggigi Ihsanuddin Nadhif Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Indra Kurniawan Irsa Prabowo Isyroqi Al Ghifari Ivel Afra Sevira Jonathan, Mario K Kiryanto K Kiryanto Kamal Zidan Hidayat Kholill Bayu Ardhiyanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kurniawan, Hosea Kusuma, Ghiyats Abiyyu Leo Pranata Ketaren Lingga, Emilio Frans Lukman Gewa Nurhakim Lumban batu, Afriando Luthfi Isna Saputra M. Idam Titahgusti M. Ikbal Afdhal Malau, Karno R Mamat Riyadi Mangara Tua Immanuel Sianturi Maretreliano, Farand Martinus Arfendo Waroy Mathews Yose Pratama Maulana Dicky Almanda Maxwell Pradolin Mayank Faunni Naily Miftah, Muhammad Azizul Mita Buwana Noor Royyana Mochamad Arif Rachman Mohammad Nasikin Mubarak, Farhan Muchammad Rif’an Fahmi Muhamad Yamin Soamole Muhammad Abdul Aziz Mufti Muhammad Fawwaz Karim Amrullah Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Luqman Hakim Muhammad Luqman Hakim, Muhammad Luqman Muhammad Naufal Syafiq Muhammad Said Rinaldy Mukhama Ghulamuddin Mulyatno, Imam Pujio Musfar, Rafi Faiqal Mustafidurijal Mustafidurijal Muttaqien, Muhammad Hafizh Imam Nanda Rizki Yani Liara Natanael Martian Dwi Sunarto Natanael Martian Dwi Sunarto Nico Dwiprasti Anando Niko Bayu Prasetyo Nono, Ferdinand Gerald Bogar Nur Adi Triyantoro Nurhafid, Aji Ocid Mursid P. Boby Janurianto Paolo Ciptanto Lubis Pardede, Epan Rexky Parlindungan Manik Pradana, Eghy Audhi Rachman Pranajaya, Wisnu Razin Hilmy Baihaqi Reinhard Fernando Hutapea Relinton B Manalu Rendy Kastanto Renita Wurdhani Reyanld Daniel Nicholas Manurung Reza Shah Alam Richki Khresna Rindianti Wibowo Rizalul Haq Rizka Noor Miftakhul Ulum Rizki Rizcola rochim, fatkhu nur Rochman Hardi Prasetio Rolan Haris Ben Imanuel Purba, Rolan Haris Ben Imanuel Roni Rahmad S Rosiana Dewi Samuel Pardomuan Sitorus Samuel Rikardo Nainggolan Samuel Samuel Samuel, S Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Jokosisworo Sembiring, Benami I G Setiawan, Dendy Shandy Perdana Shofwan Abdullah Mubarok Ihsan Naufal Simanjuntak, Redeko Saferland Simatupang, Ridho Justicia Sinaga, Putra Yonatan Halomoan Sugeng Pardiana Sumintono, Heraldo Petra Surip Prasetyo Surya Yusuf Afriansyah Taruna, Daffa Sofyan Tuswan Tuswan Ucok Maruli Silalahi Utomo Adi Prasetyo Wildan Adi Nugraha Willson Febriant Tambunan Wilma Amiruddin Wisesa Maheswara Yacob Utama Nainggolan Yan Nohan Yosua, Palti Yudha Adhitiya Wardhana Yunior, Tri Rangga Yusuf, Fauzan Ammar Fata