Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS MODIFIKASI LANDING CRAFT TANK (LCT) CONQUEST MENJADI SELF PROPELLED OIL BARGE (SPOB) Mukhama Ghulamuddin; Untung Budiarto; Good Rindo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 3, No 4 (2015): OKTOBER
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.638 KB)

Abstract

Modifikasi Landing Craft Tank (LCT) menjadi  Self ropelled Oil Barge (SPOB) semakin banyak dilakukan. Modifikasi ini dilakukan  karena Landing Craft Tank (LCT) sudah tidak dapat digunakan sebagai alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut minyak. Secara teknis Landing Craft Tank (LCT) tidak memenuhi persyaratan  sebagai Oil Tank yang terdapat dalam kebijakan Direktur PT. Pertamina Nomor: 754/F3422/2011-SO tentang kebijakan Sarana Angkut BBM via Laut atau Air, dinyatakan bahwa kapal Landing Craft Tank (LCT) tidak dapat dipergunakan sebagai sarana angkut BBM kecuali telah dimodifikasi dan disesuaikan notasinya baik dari bidang klasifikasi maupun statutori. Pada analisa ini akan dibahas mengenai modifikasi Landing Craft Tank (LCT) menjadi Self Propelled Oil Barge (SPOB). Analisa teknis yang dilakukan harus sesuai dengan kriteria permintaan owner,  Mendapatkan Analisa teknis terhadap hasil desain modifikasi meliputi perhitungan hidrostatic , nilai stabilitas kapal berdasarkan IMO, Analisa ekonomis dapat dihitung biaya yang digunakan untuk melakukan modifikasi Landing Craft Tank (LCT) menjadi Self Propelled Oil Barge (SPOB). Biaya yang dikeluarkan untuk melakuka modifikasi Landing Craft Tank (LCT) menjadi Self Propelled Oil Barge (SPOB) adalah sebesar Rp961.129.40,-. Modal Investasi akan kembali dalam jangka waktu 3,62 tahun  (43,45 bulan)  dan proyek investasi ini dikatakan layak karena nilai PI > 1.
ANALISA PENGARUH VARIASI SARAT TONGKANG TERHADAP EKONOMIS PEMASUKAN (INCOME) PENGANGKUTAN MUATAN DAN OPERASIONAL TUG BOAT Ucok Maruli Silalahi; Hartono Yudo; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 4, No 1 (2016): JANUARI
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1028.775 KB)

Abstract

Pengangkutan muatan barang tambang dapat dilakukan dengan berbagai jalur transportasi darat, dan laut. Dalam pengangkutan jalur laut dapat menggunakan kapal untuk memaksimalkan pengangkutan yang lebih banyak. Pengangkutan dengan kapal dapat menggunakan berbagai jenis kapal pengangkutan seperti kapal bulk carrier, tongkang, dll. Pengangkutan menggunakan tongkang  dapat dilakukan dengan adanya bantuan kapal tug boat sebagai penarik tongkang dalam pelayaran.Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis melakukan penghitungan stabilitas tongkang dan menyesuaikan pembangunan tongkang dengan keuntungan apabila dengan menggunakan modal investasi sendiri, menggunakan pinjaman dari bank dengan beban resiko bunga pinjaman, dan dengan menyewa tongkang. Keuntungan didapatkan dengan mengurangkan besar nilai penjualan pengangkutan batubara dengan biaya produksi, biaya pembangunan tongkang, operasional tug boat.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jenis perolehan keuntungan yang lebih baik jika menyewa tongkang, membangun dengan modal investasi sendiri, dan pembangunan dengan menggunakan pinjaman dari bank dengan beban biaya bunga sebesar 9,85% dari harga kapal.Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan didapatkan bahwa besar nilai keuntungan yang didapatkan dengan membangun tongkang dengan modal sendiri lebih menguntungkan dengan persentase rataan 1,005% dari menggunakan pinjaman biaya investasi. Dan 1,5% lebih menguntungkan apabila menyewa tongkang. 
STUDI PERANCANGAN DAN ANALISA OLAH GERAK KAPAL LANDING SHIP TANK (LST) KAPASITAS 25 UNIT TANK LEOPARD 2A6 Roni Rahmad S; Untung Budiarto; Good Rindo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 4, No 1 (2016): JANUARI
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1183.002 KB)

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara maritim yang memiliki ribuan pulau yang tersebar di seluruh nusatara. Dari faktor geografis inilah diperlukan suatu sistem transportasi yang efektif dan efisien untuk mendukung mobilitas militer secara keseluruhan. Selain itu juga dibutuhkan sebuah alat transportasi untuk mendukung supply alutsista militer yang ada. hingga tahun 2024 pada saat MEF tersebut dibuat pada tahun 2004, TNI AL telah memiliki 28 kapal LST dari berbagai kelas kapal. Dari kekurangan 13 kapal LST. Dalam penelitian ini, fungsi utama kapal yang akan dirancang harus memperhitungkan ukuran utama, rencana garis, rencana umum, analisa hidrostatik, stabilitas kapal dan analisis olah gerak kapal, Ukuran utama yang dihasilkan dari perhitungan adalah LOA: 174,36 m, LWL: 171,85 m, B: 16,8 m, T: 3,9 m, H: 6,9 m. Dari analisa hidrostatik yang dilakukan pada kapal Landing Ship Tank ini didapatkan displacement kapal 8196,2 ton, Cb: 0,71, LCB: 84,87 m. Kapal ini menggunakan memiliki kapasitas bisa menampung 25 unit Tank leopard 2A6, 1 unit Helikopter Puma dan Personil militer sebanyak 395 orang. Dan kapal ini menggunakan  diesel generator  Caterpillar 3608-3084 Hp Inboard motor model 4-stroke – Cycle Diesel sebanyak dua buah yang di letakkan di kamar mesin kapal.
Pengaruh Variasi Waktu Penahanan (Holding Time) pada Perlakuan Panas Normalizing Setelah Pengelasan Submerged Arc Welding (SAW) pada Baja SS400 terhadap Kekuatan Tarik, Tekuk dan Mikrografi Shandy Perdana; Untung Budiarto; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 8, No 1 (2020): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2385.86 KB)

Abstract

Baja SS400 merupakan jenis baja yang banyak digunakan sebagai bahan konstruksi dalam industri perkapalan. Pengelasan SAW (Submerged Arc Welding) adalah salah satu teknik pengelasan yang banyak digunakan dalam industri perkapalan. Perlakuan normalizing diperlukan untuk mengurangi tegangan sisa pada material serta meningkatkan sifat mampu mesin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil kekuatan tarik, tekuk, dan struktur mikrografi dari sambungan las SAW setelah proses pemanasan normalizing dengan holding time 30 menit dan 60 menit. Pengujan dilakukan dengan bentuk spesimen berdasarkan standar ASTM dan dilakukan proses normalizing temperature 900oC dengan waktu penahanan 30 dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen normalizing 30 menit memilik nilai rata-rata kekuatan tarik sebesar 193,11 MPa, regangan sebesar 15,21%, rata-rata modulus elastisitas sebesar 27,21 GPa dan memiliki tegangan tekuk sebesar 399,69 MPa. Spesimen normalizing 60 menit memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 210,9 MPa, regangan sebesar 15,41%, rata-rata modulus elastisitas sebesar 39,50 GPa dan memiliki tegangan tekuk sebesar 385,73 MPa. Pada perlakuan panas normalizing dengan variasi holding time 30 menit struktur mikrografinya menunjukkan fasa ferrite lebih dominan, dibandingkan variasi 60 menit. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa baja SS400 pengelasan SAW dan perlakuan panas normalizing dengan variasi holding time 60 menit  memiliki kekuatan yang lebih besar dari variasi holding time 30 menit.
Analisa Perbandingan Kekuatan Tarik, Puntir, Kekerasan, dan Komposisi Kimia pada Baja ST 60 Sebagai Material Poros Propeller Setelah Perlakuan Carburizing dengan Variasi Katalis Akbarulah Bumi Aji; Untung Budiarto; Ari Wibawa Budi
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 4 (2018): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baja ST 60 merupakan suatu material yang bisa digunakan sebagai bahan pembuatan poros propeller karena tergolong baja karbon yang di perbolehkan oleh BKI. Poros yang aus sering terjadi karena kekerasan permukaan baja lebih rendah. Carburizing itu sendiri merupakan proses thermos-chemical yang dilakukan dengan cara memanaskan spesimen pada suhu dalam wadah yang mengandung karbon. Dalam penelitian ini juga meneliti tentang perbandingan nilai katalis MgCO3 dan CaCO3 terhadap sifat mekanis baja. Hasil penelitian ini berupa nilai kekuatan material yang kemudian dibandingkan dengan nilai minimum persyaratan BKI.  Hasil yang dicapai bahwa baja ST 60 memenuhi persyaratan BKI ditinjau dari kekuatan tarik (730,00 Mpa) Raw Material, (705,00 Mpa) carburizing MgCO3  dan (691,67 Mpa) carburizing CaCO3 dan penambahan carbonnya(0,45 % ) Raw Material, (0,50 %) carburizing MgCO3 dan (0,39 % ) carburizing CaCO3. untuk nilai kekerasan mendapatkan hasil (177,67 VHN ) Raw Material, (224,33 VHN) carburizing MgCO3 dan (157,67VHN ) carburizing CaCO3. Untuk nilai kekuatan puntir mendapatkan hasil (411,79 Mpa di 1257°) Raw Material, (385,57 Mpa di 630°) MgCO3, (468,86 di 2697°)CaCO3. Maka dapat disimpulkan bahwa setelah proses carburizing kekerasan yang terjadi semakin naik dan dalam segi kekuatan puntir katalis CaCO3 menyebabkan baja ST 60 menjadi lentur dan kekuatannya lebih tinggi dari pada Raw Material dan MgCO3.
ANALISA EFEKTIFITAS WIND TURBINE SUMBU VERTIKAL DENGAN VARIASI JUMLAH DAN KETEBALAN SUDU AIRFOIL NACA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK TAMBAHAN PADA FISHERIES INSPECTION VESSEL 594 GT MENGGUNAKAN METODE CFD P. Boby Janurianto; Untung Budiarto; Eko Sasmito Hadi
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 4, No 4 (2016): OKTOBER
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1249.547 KB)

Abstract

Konsep kapal dengan turbin angin dapat mengurangi pemakaian bahan bakar. Pada penelitian ini, akan dilakukan analisa efektifitas energi yang dihasilkan dari turbin angin yang akan diinstalasi pada deck Fisheries Inspection Vessel 594 GT dengan variasi jumlah dan ketebalan blade. Turbin angin yang akan dianalisa merupakan tipe turbin angin sumbu vertikal. Variasi foil yang digunakan adalah NACA 0011, NACA 0015, NACA 0019 dengan variasi jumlah sudu 2, 3 dan 4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa turbin berupa torsi, daya, dan koefisien power turbin pada setiap variasi. Menggunakan software Ansys CFX 14 untuk melakukan analisa gaya yang mempengaruhi gerak sudu turbin dan software Qblade v.0.91b untuk mencari koefisien power turbin angin. Berdasarkan hasil analisa didapatkan bahwa nilai torsi tertinggi adalah pada turbin angin dengan jenis foil NACA 0015 dan jumlah sudu 3 sebesar 759,13 Nm. Nilai daya dimiliki turbin NACA 0015 dengan jumlah sudu 3 sebesar 7614,09 Watt. Nilai koefisien power tertinggi dimiliki turbin NACA 0015 dengan jumlah sudu 3 sebesar 0,3603. Dapat ditarik kesimpulan turbin angin dengan foil NACA 0015 dengan jumlah 3 sudu merupakan geometri turbin yang paling optimum digunakan pada pembangkit listrik tenaga angin ini.
ANALISA KEKUATAN BENTUK SAMBUNGAN KAYU BALAU KUNING DAN DIAMETER BAUT PADA KONSTRUKSI LINGGI HALUAN KAPAL TRADISIONAL Gozal Apri Prayuda; Ari Wibawa Budi Santosa; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 3, No 3 (2015): Juli
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.978 KB)

Abstract

 Pembuatan suatu kapal berkonstruksi kayu kebanyakan dibangun oleh pengrajin kapal di galangan tradisional. Keahlian ini didapat dari warisan turun temurun termasuk dalam hal proses penyambungan kayu, konstruksi kapal maupun spesifikasi teknis, sehingga dari segi kekuatan konstruksi tidak diketahui pasti tingkat pemenuhan persyaratan. Material yang digunakan adalah kayu berjenis balau kuning (Shorea Laevis Ridl) di umpamakan sebagai linggi haluan kapal pada kapal tradisional, untuk memulai penelitian terlebih dahulu harus mendapatkan syarat kapal kayu dengan mengacu BKI Kapal Kayu 1996. Dalam penelitian ini dilakukan uji lentur, dimana uji lentur dilakukan dengan pembebanan terpusat dengan variasi sambungan dan variasi diameter baut.  Berdasarkan hasil pengujian, yang menggunakan baut 6 mm memiliki nilai uji kuat lentur sambungan Plain Scraf MOE rata-rata 20.325,20 Mpa dan MOR rata-rata 82,56 MPa, Uji kuat lentur sambungan Hook Scraf MOE rata-rata 23.995,60 Mpa dan MOR rata-rata 86,74 MPa, Uji kuat lentur sambungan Key Scraf MOE rata-rata 22.514,39 Mpa dan MOR rata-rata 85,46 MPa. Sedangkan hasil pengujian dengan diameter baut 8mm memiliki nilai Plain Scraf MOE rata-rata 19.196,87 Mpa dan MOR rata-rata 81,05 MPa, Uji kuat lentur sambungan Hook Scraf MOE rata-rata 22.182,52 Mpa dan MOR rata-rata 85,54  MPa, Uji kuat lentur sambungan Key Scraf MOE rata-rata 19.768,75 Mpa dan MOR rata-rata 83,89 MPa.
ANALISA WAKTU BONGKAR MUAT KAPAL PETI KEMAS PADA TERMINAL III PELABUHAN TANJUNG PRIOK JAKARTA Wildan Adi Nugraha; Untung Budiarto; Wilma Amiruddin
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 3, No 4 (2015): OKTOBER
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.223 KB)

Abstract

Dwelling time adalah waktu bongkar muat peti kemas yang dilakukan dari kapal sampai peti kemas keluar dari pelabuhan tujuan penelitian ini  adalah untuk mengetahui dwelling time yang terjadi di pelabuhan tanjung priok dari hasil penelitian dwelling time di pelabuhan tanjung priok pada tahun 2009 dwelling time mencapai 6,9 hari dan terus meningka tsampai tahun 2013 mencapai 14 hari dan arus peti kemas yang masuk melalui pelabuhan tanjungp riok pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mencapai 9.895.841 box dan di prediksi untuk tahun 2014 sampai 2018 arus peti kemas yang masuk pelabuhan tanjung priok mencapai 19.961.18 box untuk mengetahui dwelling time digunakan analisa antrian dari hasil analisa antrian diketahui bahwa dengan alat bongkar muat berjumlah 39 crane untuk 13 dermaga dimana di tiap dermaga terdapat 3 crane maka dwelling time di dapat 11,1 hari, untuk menekan dwelling time menjadi 6 hari diasumsikan jika di 13 dermaga di tambah dengan beberapa crane lagi untuktahun 2014 menggunakan 51 crane ,tahun 2015 menggunakan 52 crane ,tahun 2013 menggunakan 54 crane dan tahun 2017 dan 2018 menggunakan 55 crane maka dwelling time menurun menjadi 6,3 hari. Dengan bertambah nya arus peti kemas di tiap tahun nya maka prediksi kebutuhan panjangdermaga tahun 2014 sampai 2018 adalah 7.339 meter dan prediksi kebutuhan luas lapangan penumpukan tahun 2014 sampai 2018 adalah 168909. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dwelling dapat ditekan jika fasilitas bongkar muat peti kemas di tambah dan dengan arus peti kemas yang semakin bertambah di setiap tahun kebutuhan dermaga dan kebutuhan lapangan penumpukan juga bertambah.
ANALISA EKONOMIS PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS ALAM TERKOMPRESI/COMPRESSED NAURAL GAS (CNG) PADA MESIN KAPAL PENANGKAP IKAN KNP. JAYA MAKMUR 5 GT Rochman Hardi Prasetio; Ari Wibawa Budi Santoso; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 1, No 1 (2013): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mesin Diesel adalah mesin yang paling banyak di gunakan di dunia maritim. Namun akhir - akhir ini kenikan harga minyak mentah dunia dan tidak stabilnya pasokan BBM ke masyarakat pada umumnya dan nelayan pada khusunya yang masih mengandalkan bahan bakar minyak (solar) untuk opersional penangkapan ikan.  Kejadian ini menjadi inspirasi penulis untuk mengangkat tema energi alternatif yang bersumber selain dari BBM dan juga ramah lingkungan salah satunya adalah energi gas alam, (natural gas) Keuntungan dari penggunaan Gas alam sebagai energi adalah ramah terhadap lingkungan dan dapat mengurangi polusi. Yang menjadi salah satu alternatif dari energi gas  adalah bahan bakar gas alam terkompresi atau Compressed Natural Gas. Dengan beberapa alasan diantaranya, Harga yang lebih murah dari bahan bakar minyak, kadar oktan yang lebih tinggi Penggunaan bahan CNG pada mesin kapal adalah dengan sistem bahan bakar ganda/Dual Fuel system yaitu system bahan bakar yang menggunakan 2 (dua) jenis bahan bakar sekaligus di dalam bekerjanya motor penggerak yaitu BBG-CNG dan BBM-Solar melalui penggunaan CNG Conversion kit Setelah dilakukan pengujian Perbandingan konsumsi bahan bakar pada operasional kapal, Penggunaan solar sebanyak 10 liter dengan nilai Rp. 45 ribu, setelah dilakukan konversi pengunaan BBM setara dengan penggunaan 2 liter solar dan 6 liter CNG sehingga nelayan dapat menghemat sebanyak Rp. 16.500 dengan asumsi harga CNG yang berlaku saat ini sebesar Rp. 3.250 per liter. Jika semakin tinggi harga minyak solar dan harga CNG tetap atau mengalami penurunan maka efisiensi dan penghematan biaya operasional semakin besar Penelitian ini diharapkan mampu memberikan solusi penggunaan bahan bakar alternatif yang bisa mengurangi biaya opersional nelayan sehingga pendapatan dan kesejahteraan nelayan bisa meningkat.
Analisa Kekuatan Tarik, Tekuk, dan Impak Pengelasan Flux Cored Arc Welding Material Baja St 40 Posisi 3G dengan Variasi Kuat Arus Listrik Rizalul Haq; Untung Budiarto; Imam Pujo Mulyatno
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1098.15 KB)

Abstract

Pengelasan FCAW adalah proses pengelasan otomatis yang memanfaatkan elektroda wire roll untuk mencairkan logam. Dalam melakukan pengelasan, perlu diperhatikan banyak faktor, salah satu  faktor yang berpengaruh dalam proses pengelasan FCAW adalah kuat arus listrik yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan kuat arus listrik pada pengelasan FCAW (Flux Cored Arc Welding) posisi 3G pada baja ST 40 terhadap kekuatan tarik, tekuk, dan impak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan pengelasan FCAW dengan kuat arus listrik 135 A dan 165A yang dilakukan di laboratorium teknik. Jumlah sampel yang digunakan berjumlah 4 buah sampel untuk setiap pengujian, dengan total 24 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, variasi   arus  pengelasan  135A  mendapatkan hasil rata – rata dari tiap spesimen   yaitu  σ tarik 478,15 Mpa, ε (regangan) 0,18 %, E sebesar 200,84 Gpa, σ tekuk 552,08 Mpa, dan K (harga impak)  1,45 J/mm2. Sedangkan pada variasi arus pengelasan 165A mendapatkan hasil rata – rata yaitu σ tarik 473,11 Mpa, ε  0,17%; E sebesar 202,17 Gpa, σ tekuk 535,77 Mpa, dan K 1,66 J/mm2. Disimpulkan bahwa variasi kuat arus listrik 135A unggul dengan σ tarik sebesar 478,15 Mpa,  ε (regangan) sebesar  0,18 %; E sebesar 200,84 Gpa  dan pada σ tekuk sebesar 552,08 Mpa. Hanya pada K (harga impak) variasi kuat arus listrik 165A mengungguli variasi kuat arus listrik 135A, yaitu sebesar 1,66 J/mm2. Secara umum, hasil dari penelitian tugas akhir ini menunjukkan bahwa kuat arus listrik terbaik untuk pengelasan FCAW posisi 3G pada material baja ST 40 adalah 135 A, dimana variasi tersebut menghasilkan nilai  tegangan tarik, regangan,dan tegangan tekuk yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat arus 165A. Selain itu pengelasan dengan arus 135A juga memiliki sifat yang lebih elastis dibandingkan dengan arus 165A. Tetapi kuat arus 165A memiliki harga impak rata - rata yang lebih tinggi dari pengelasan dengan kuat arus 135A.
Co-Authors Abdurrachman Fiqri Abrar Farhan Afdhal Alfendry Afriandi Ginting, Afriandi Agil Arianda Alkhudry Agus Saputra Ahmad Fauzan Zakki Ahmad Fhadillah Ahmad Firdhaus Ahmad, Syaiful Tambah Putra Akbar Prasetya Akbar Ramadhan Akbar, Heri Akbar, Mohamad Hanif Fadillah Budiman Akbarulah Bumi Aji Aldi Tama Alexius Bayu Setyoko Alqarni.M, Ways Ambar Isworo Aminuyati Amru, Syafiq Nada Anas Sebtu Prawira Andi Trimulyono Ardianto, Muhammad Afiq Arga Gideon Sarwanto Ari Wibawa Budi Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santoso Ari Wibawa Budi.S Artha Deri Putra Asiando Wijaya Astrid Aisya Rahmi Astrid Wulandari Avian Putri Utami Bagus Siwi Nugroho Berlian Arswendo A Berlian Arswendo Adietya Berlian Arswendo Adietya Bogie Ardianto Cahyo Dwi Yantoro Candra, Ronaldo Chandra Wijaya Panggabean David Chandra Deddy Chrismianto Deni Oktavianto Dwi Joko Purnomo Eko Sasmito Hadi Eko Sasmito Hadi Erwin Darmawan Farel Mauluvi Akmal Antaqiya Febry Wonggiawan Fikri Khalis Tenar Frestiqauli, Santi Friska Kartika P Gerry Eka Aprilianto Gilas Dwi Maylano Ginanjar Baskoro Aji Good Rindo Good Rindo Gozal Apri Prayuda Gritis Al hasbi MM Hafizh Bahtiar Hartono Yudo Hartono Yudo Heru Firmansyah Heru Firmansyah Hidayatullah, Muhammad Rafi Hristo Anggigi Ihsanuddin Nadhif Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Indra Kurniawan Irsa Prabowo Isyroqi Al Ghifari Ivel Afra Sevira Jonathan, Mario K Kiryanto K Kiryanto Kamal Zidan Hidayat Kholill Bayu Ardhiyanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kurniawan, Hosea Kusuma, Ghiyats Abiyyu Leo Pranata Ketaren Lingga, Emilio Frans Lukman Gewa Nurhakim Lumban batu, Afriando Luthfi Isna Saputra M. Idam Titahgusti M. Ikbal Afdhal Malau, Karno R Mamat Riyadi Mangara Tua Immanuel Sianturi Maretreliano, Farand Martinus Arfendo Waroy Mathews Yose Pratama Maulana Dicky Almanda Maxwell Pradolin Mayank Faunni Naily Miftah, Muhammad Azizul Mita Buwana Noor Royyana Mochamad Arif Rachman Mohammad Nasikin Mubarak, Farhan Muchammad Rif’an Fahmi Muhamad Yamin Soamole Muhammad Abdul Aziz Mufti Muhammad Fawwaz Karim Amrullah Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Luqman Hakim Muhammad Luqman Hakim, Muhammad Luqman Muhammad Naufal Syafiq Muhammad Said Rinaldy Mukhama Ghulamuddin Mulyatno, Imam Pujio Musfar, Rafi Faiqal Mustafidurijal Mustafidurijal Muttaqien, Muhammad Hafizh Imam Nanda Rizki Yani Liara Natanael Martian Dwi Sunarto Natanael Martian Dwi Sunarto Nico Dwiprasti Anando Niko Bayu Prasetyo Nono, Ferdinand Gerald Bogar Nur Adi Triyantoro Nurhafid, Aji Ocid Mursid P. Boby Janurianto Paolo Ciptanto Lubis Pardede, Epan Rexky Parlindungan Manik Pradana, Eghy Audhi Rachman Pranajaya, Wisnu Razin Hilmy Baihaqi Reinhard Fernando Hutapea Relinton B Manalu Rendy Kastanto Renita Wurdhani Reyanld Daniel Nicholas Manurung Reza Shah Alam Richki Khresna Rindianti Wibowo Rizalul Haq Rizka Noor Miftakhul Ulum Rizki Rizcola rochim, fatkhu nur Rochman Hardi Prasetio Rolan Haris Ben Imanuel Purba, Rolan Haris Ben Imanuel Roni Rahmad S Rosiana Dewi Samuel Pardomuan Sitorus Samuel Rikardo Nainggolan Samuel Samuel Samuel, S Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Jokosisworo Sembiring, Benami I G Setiawan, Dendy Shandy Perdana Shofwan Abdullah Mubarok Ihsan Naufal Simanjuntak, Redeko Saferland Simatupang, Ridho Justicia Sinaga, Putra Yonatan Halomoan Sugeng Pardiana Sumintono, Heraldo Petra Surip Prasetyo Surya Yusuf Afriansyah Taruna, Daffa Sofyan Tuswan Tuswan Ucok Maruli Silalahi Utomo Adi Prasetyo Wildan Adi Nugraha Willson Febriant Tambunan Wilma Amiruddin Wisesa Maheswara Yacob Utama Nainggolan Yan Nohan Yosua, Palti Yudha Adhitiya Wardhana Yunior, Tri Rangga Yusuf, Fauzan Ammar Fata