Claim Missing Document
Check
Articles

Teknologi Proses Pembentukan Butiran Beras Artifisial Instan dengan Metode Esktrusi (Technological Process of the Formation of Instant Artificial Rice Grain with Extrusion Method) Herawati, Heny; Kusnandar, Feri; Adawiyah, Dede R.; Budijanto, Slamet
JURNAL PANGAN Vol 22, No 4 (2013): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.179 KB) | DOI: 10.33964/jp.v22i4.133

Abstract

Berbagai program diversifikasi pangan telah diterapkan, namun demikian belum mampu merubah pola ketergantungan masyarakat akan produk berbentuk beras. Salah satu peluang untuk mengatasi hal tersebut melalui pengembangan beras artifisial. Pembentukan butiran beras artifisial instan memiliki tingkat kesulitan tersendiri karena diharapkan dapat membentuk butiran beras yang kokoh, tekstur yang lembut serta waktu tanak yang lebih singkat daripada beras yang bersumber dari tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari parameter penting yang mempengaruhi pembentukan butiran granula beras artifisial instan untuk diversifikasi pangan pokok bersumber karbohidrat non beras melalui pengembangan produk beras artifisial. Analisa pembentukan butiran beras artifisial instan dilakukan dengan mengamati bentuk fisiknya serta dijabarkan secara diskriptif. Kadar air 60 persen, putaran screw 168 rpm, temperatur 95°C, konsentrasi GMS 2 persen dan waktu steaming 5 menit menghasilkan karakteristik butiran beras artifisial instan optimal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penggunaan optimasi parameter proses optimal yang dapat digunakan untuk teknologi pembentukan butiran granula beras artifisial yang bersumber dari bahan baku karbohidrat non padi.Several food diversification programs have been implemented, but they have not been able to change the pattern of people’s dependence on rice products. One of the opportunities to overcome this problem is through the development of artificial rice. Formation of instant artificial rice grain has its own difficulty as it is expected to form strong rice grain with soft texture and shorter cooking time compared to rice derived from paddy. This research aims to study the important parameters affecting the formation of instant artificial rice granule for diversification of staple foods derived from non-rice carbohydrate through artificial rice product development. The analysis was done by observing and describing its physical form. The best parameter was 60 percent moisture content of raw material, 168 rpm screw speed extruder, 95°C extruder temperature, 2 percent GMS concentration and 5 minutes steaming time. The result of this research is expected to contribute to the optimization of parameter process that can be used in the technology of artificial rice granule from non-paddy carbohydrate. 
Produktivitas dan Proses Penggilingan Padi Terkait Dengan Pengendalian Faktor Mutu Berasnya Budijanto, Slamet; Sitanggang, Azis Boing
JURNAL PANGAN Vol 20, No 2 (2011): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2034.451 KB) | DOI: 10.33964/jp.v20i2.33

Abstract

Beras merupakan sumber karbohidrat utama bagi masyarakat Indonesia. Dalam beberapa dekade terakhir, ternyata Indonesia masih memiliki nilai impor beras yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya yang ada dikawasan ASEAN. Kecenderungan ini mungkin dapat dilatarbelakangi oleh proses panen yang gagal (on-farm) maupun pada proses penggilingan (off-farm). Dua komponen kualitas beras hasil giling yang harus dijaga untuk dapat mempertahankan daya saing beras di pasar adalah persentase beras kepala dan derajat sosoh. Secara umum, kedua parameter diatas merupakan fungsi dari varietas gabah yang digiling, serta metode penggilingan yang terkait dengan jenis dan waktu proses penyosohan.Rice is the staple food and the main source of calorie in Indonesia. In the last few decades, Indonesia has been importing rice from ASEAN countries such as Thailand and Vietnam with significant value. This phenomenon could be caused by on-farm constraints such as crop failures or agricultural pests and even off-farm constraints, like milling process. Two important quality parameters, namely the percentage of head rice and the milling degree, have to be maintained during milling to keep the competitiveness of rice produced in the market. Generally, the values of those two parameters could be the function of paddy variety and the milling techniques which are related to the type of whitening and polishing machines used and the residence time in the machine. 
Pengembangan Mi Bebas Gluten dengan Teknologi Ekstrusi Nurtama, Budi; Budijanto, Slamet; Mojiono, Mojiono
JURNAL PANGAN Vol 25, No 2 (2016): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1264.849 KB) | DOI: 10.33964/jp.v25i2.328

Abstract

Diversifications of raw materials for noodle preparation using local carbohydrate sources offer considerable advantages through lowering wheat demand and providing specially-designed food such as gluten-free diet. Structural formations of gluten-free noodles substantially differ from wheat-based noodles due to the presence of gluten. Therefore, studies on starch characteristics including the ratio of amylose and amylopectin, granule morphology, and gelatinization properties are absolutely essential since they are responsible for noodle quality. Starch modification, for instance, HMT (heat moisture treatment), is a promising technique to improve starch properties for noodle preparation. Furthermore, processing conditions also account for noodle quality. Extrusions constitute an appropriate technology for the development of noodle processing technique as it gelatinizes starch and produces pressing and kneading effects that are required to form desirable noodle structure. This paper reviews current studies of gluten-free noodles and extrusion technology for noodle production.
Karakteristik Fisik, Kimia, dan Sensori Beras Analog Berbasis Bahan Pangan Non Beras Budijanto, Slamet
JURNAL PANGAN Vol 26, No 1 (2017): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1102.889 KB) | DOI: 10.33964/jp.v26i1.347

Abstract

Beras analog merupakan salah satu produk pangan yang terbuat dari bahan pangan non beras, yang dapat menjadi alternatif makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Bahan baku sumber karbohidrat non beras yang berpotensi antara lain jagung kuning, jagung putih, ubi kayu, dan sorgum. Keunggulan beras analog tidak hanya berbentuk menyerupai beras, namun dapat dimasak dan dikonsumsi layaknya beras dari padi. Beberapa penelitian telah mampu menghasilkan beras analog yang menyerupai beras menggunakan campuran beberapa jenis bahan baku. Beras analog yang diperoleh juga memiliki sifat fungsional seperti nilai indeks glikemik (IG) rendah, mengandung serat pangan dan total fenol yang tinggi.Karakteristik fisik penting yang diamati diantaranya adalah warna, bentuk, teknik, dan waktu pemasakan. Karakteristik sensori beras analog juga telah dapat diterima oleh panelis pada kisaran agak tidak suka hingga suka. Penelitian-penelitian mengenai beras analog menunjukkan dapat meningkatkan nilai tambah dari bahan pangan non beras serta mendukung keragaman sumber gizi bagi masyarakat. Artikel ini mengulas beras analog yang menggunakan teknologi ekstrusi dari beberapa jenis bahan baku non beras.
Bekatul Beras sebagai Pencegah Kanker Kolon Nurtiana, Winda; Budijanto, Slamet
JURNAL PANGAN Vol 26, No 3 (2017): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.651 KB) | DOI: 10.33964/jp.v26i3.368

Abstract

Kanker kolon merupakan penyakit yang terjadi di permukaan usus besar. Kanker ini menempati urutan kedua di antara semua kasus kanker di dunia pada pria dan urutan ketiga pada wanita.  Faktor internal dan eksternal dapat menjadi pencetus penyakit ini dan dalam hal kanker kolon faktor eksternal menyumbang 90-95 persen. Pola makan merupakan faktor eksternal yang paling terkait dengan penyakit ini. Tingginya asupan lemak dan kolesterol serta rendahnya asupan serat pangan dan senyawa bioaktif pada diet sehari-hari akan meningkatkan prevalensi penyakit ini. Bekatul beras merupakan hasil samping pengolahan padi yang kaya akan serat pangan dan senyawa bioaktif, namun saat ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Berbagai laporan menunjukkan bahwa konsumsi diet kaya serat pangan dan senyawa bioaktif dapat mencegah kanker kolon. Bekatul dari beras berpigmen mengandung lebih banyak senyawa bioaktif terutama pigmen antosianin yang mempunyai aktivitas antioksidan yang dapat mencegah mutasi sel normal menjadi sel kanker. Kandungan pigmen antosianin pada beras hitam lebih tinggi daripada beras merah. Artikel ini mengulas peranan serat pangan dan senyawa bioaktif pada bekatul beras dalam upaya pencegahan kanker kolon dan juga potensi bekatul beras hitam yang dapat mencegah penyakit ini lebih efektif.
BERAS COKLAT BERKECAMBAH (GERMINATED BROWN RICE): PROSES PRODUKSI DAN KARAKTERISTIKNYA Munarko, Hadi; Sitanggang, Azis Boing; Kusnandar, Feri; Budijanto, Slamet
JURNAL PANGAN Vol 28, No 3 (2019): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1308.026 KB) | DOI: 10.33964/jp.v28i3.436

Abstract

Beras coklat diketahui memiliki komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Namun, konsumsi beras coklat di masyarakat saat ini memang masih rendah dibandingkan dengan beras putih. Hal ini disebabkan beras coklat memerlukan waktu pemasakan yang cukup lama, memiliki tekstur agak keras, dan berbau yang kurang disukai. Beras coklat berkecambah atau dikenal dengan germinated brown rice (GBR) merupakan beras coklat yang telah mengalami perendaman dan perkecambahan pada kondisi tertentu. Perkecambahan mampu meningkatkan kandungan senyawa bioaktif beras coklat. Salah satu senyawa bioaktif yang dapat meningkat selama perkecambahan adalah senyawa gamma-aminobutyric acid (GABA). GABA berfungsi sebagai penghambat neurotransmitter di otak yang secara langsung mempengaruhi kepribadian dan manajemen stres. Peningkatan kandungan GABA pada beras coklat berkecambah dapat dilakukan dengan mengoptimalkan kondisi proses perendaman dan perkecambahan seperti suhu, waktu, pH, maupun penambahan senyawa lainnya seperti asam glutamat. Selama proses perkecambahan terjadi perubahan-perubahan biokimia yang diakibatkan oleh aktivitas enzim endogenus yang mengubah komponen makromolekul menjadi komponen yang lebih sederhana. Selain itu, perkecambahan pada kondisi tertentu juga dapat mengakibatkan perubahan fisikokimia GBR. Dengan demikian, perkecambahan juga dapat memperbaiki karakteristik sensori nasi yang dihasilkan, terutama atribut flavor dan tekstur.
Potency of Bioactive Compound of Rice Bran for Colon Cancer Prevention Safrida, Safrida; Budijanto, Slamet; Nuraida, Lilis; Priosoeryanto, Bambang Pontjo
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v16i2.21133

Abstract

Colon cancer is the second leading cause of death in the world. Bioactive compounds in rice bran have a very active role as antiproliferation of colon cancer cells such as ferulic acid, p-coumaric acid, caffeic acid, gallic acid, protocatechuic acid, sinapic acid, tricin, luteolin, apigenin, myrecitin, rutin, isorhamnetin, γ-oryzanol, γ-tocopherol, δ-tocopherol, γ-tocotrienol, β-sitosterol, phytic acid, and hemicellulose. Mechanism of the bioactive compounds in cells varied, including modulation of a cell cycle, activation of immune cells, damage of a lipid layer and mitochondrial membrane, activation of caspase proteins, inhibition of protein cell tumor invasion, metastasis, and angiogenesis, and also acts as an antioxidant. Therefore, the existence of the scientific studies results of this review with the potential availability of adequate rice bran in Indonesia is very potential to be developed.
BERAS ANALOG SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL DENGAN INDEKS GLIKEMIK RENDAH Santi Noviasari; Feri Kusnandar; Agus Setiyono; Slamet Budijanto
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 10 No. 3 (2015)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.488 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2015.10.3.%p

Abstract

ABSTRACTThe objective of this research was to produce rice analogue as functional food with low glycemic index. The rice was made from white corn and sorghum with additional soybean flour. The physicochemical properties of rice analogue being analysed were resistant starch content, total phenolic content, dietary fiber, color (L*, +a, +b values) and whiteness (oHue). Rice analogue was potentially used as functional food indicated by high level of resistant starch 2.59%-3.31%, total phenolic content 0.18-0.25 mg GAE/g sample and dietary fiber 5.35%-6.14%. Rice analogue from white corn with and without soybean flour was further tested for glycemic index. Rice analogue from white corn has 69 GI value, while rice analogue from white corn with 10% soybean flour addition has 50 GI value.Keywords: functional food, glycemic index, rice analogueABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan beras analog yang berpotensi sebagai pangan fungsional dan bernilai indeks glikemik rendah. Beras analog dibuat dari bahan baku jagung putih dan sorgum dengan penambahan tepung kedelai. Sifat fisiko kimia beras analog yang dianalisis adalah pati resisten, total fenol, serat pangan, warna (nilai L*, +a, +b) dan derajat putih (oHue). Beras analog berpotensi sebagai pangan fungsional, yang ditunjukkan dengan tingginya kadar pati resisten yaitu sebanyak 2,59%-3,31%, total fenol sekitar 0,18-0,25 mg GAE/g sampel dan serat pangan antara 5,35%-6,14%. Beras analog berbahan baku jagung putih dengan dan tanpa penambahan kedelai dipilih untuk uji indeks glikemik. Beras analog dari jagung putih memiliki nilai IG 69 sedangkan beras analog dari jagung putih dengan penambahan tepung kedelai 10% memiliki nilai IG 50.Kata kunci: beras analog, indeks glikemik, pangan fungsional
KARAKTERISASI DAN INDEKS GLIKEMIK BERAS ANALOG BERBAHAN DASAR TEPUNG JAGUNG Maya Kurniawati; Slamet Budijanto; Nancy Dewi Yuliana
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 11 No. 3 (2016)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.41 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2016.11.3.%p

Abstract

The aim of this study was to obtain the most optimum rice analogue formulation made from corn, sago, soybean, and rice brans. DX7 Mixture Design program was used to achieve the purpose. Antioxidant and lightness were used as the analysis response. The rice was then characterized for physical and chemical properties, antioxidant activity, and glycemic index. The most optimum rice analogue formulation based on the value of antioxidant and brightness parameters consisted of 32.17% corn flour, 16.67% sagoo flour, 13.3% soybean flour, rice brans 3.16%, and 1.33% GMS (the water added was 50% of the amount of the dough). The formulation showed that the rice analogue was potential to be developed into a functional food that supplies fiber 13.30% (> 6.00%), had low glycemic index (54±18) with 28.02%. amylose , contained bioactive components that acts as antioxidants, such as α-tocopherols 1.00% and ϒ-oryzanol, 48.70%.Keywords: antioxidant, glicemic index, oryzanol, rice analog, tocopherol 
Aktivitas antibakteri asap cair dan daya awetnya terhadap bakso ikan Ita Zuraida; Rokhani Hasbullah; . Sukarno; Slamet Budijanto; Sulusi Prabawati; . Setiadjit
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 14 No. 1 (2009): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1784.362 KB)

Abstract

The study were investigated antibacterial activity of liquid smoke from coconut shell and its applications of fishball at room temperature (27-28°C) and refrigeration temperature {4±1°C). The Minimum Inhibitory Concentration (MIC) of liquid smokel against Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus were determined using broth or agar dilution methods. liquid smoke showed bactericidal effects with P. aeruginosa than S. aureus. MIC of liquid smoke was 0.40°/o against S. aureus and 0.22°/o against P. aeruginosa. Trial in fishball, showed that boiling in 2.5% liquid smoke and storage at 27-28°C and 4±1°C were inhibited the growthof total bacteria and increased shelflife 16 hours and 8 days than no treatment (based on SNI 01-3819-1995), respectively, and retarded the increased in pH and moisture content after storage. The results indicated thatliquid smoke was an effective inhibitor of fishball spoilage. 
Co-Authors . Setiadjit . Sukarno A.A. Ketut Agung Cahyawan W Adnan Engelen Afwa Nururrahmah Munawaroh Agus Setiyono Aini Auliana Amar Alfi Khatib Amalia Hana Arifa Anas Subarnas Antin Suswantinah Anton Apriyantono Ardiansyah Ardiansyah, Ardiansyah Ari Andika Aris Purwanto Arya Suryadilaga Ati Atul Quddus Azis Boing Sitanggang Aziz Boing Sitanggang Azizah Tsaniya Fasya Bambang Pontjo Bambang Pontjo Priosoeryanto Beti Elizabeth Silalahi Bram Koesbiantoro Budi Nurtama Budi Suarti C Hanny Wijaya Candytias Puspitasari Dahrul Syah DAHRUL SYAH DAHRUL SYAH Dede R. Adawiyah Dede R. Adawiyah Dedi Fardiaz Dewi, Fitriya Nur Annisa Dhania Sabilla Diana Ayu Nindita Dias Indrasti Dini Rizkyah Dody Dwi Handoko Dwyana Izza Augusta Elvira Syamsir Ema Hastarini Endang Prangdimurt Endang Prangdimurti Erliza Hambali Eti Indarti Fadhrizal Hafidi Wibowo Faleh Setia Budi Faqih Udin dan Jono M. Munandar Meivita Amelia Feri Kusnandar Florentina Florentina Friyuanita Lubis Hadi Munarko Handoko, Ari Hasti Wiaranti Heny Herawati Heny Herawati Hilka Yuliani Ho-Shing Wu Hunaefi, Dase I Ketut Suada Ika Amalia Kartika Ilham Marvie Indah Kurniasari Ineke Kusumawaty Inneke Kusumawaty Inneke Kusumawaty, Inneke Ira Dwi Rachmani Ira Mulyawanti Ira Mulyawanti Ita Zuraida Juliani - Kardinan, Selma Aprilla Kezia Grace Abraham Kiyat, Warsono El Kurniadi, Nadine Kurniati , Yeni Laila Apriani Hasanah Harahap Lilis Nuraida Masita Ardi Kumalasari Maya Indra Rasyid Maya Kurniawati Mojiono, Mojiono Muchtaridi Muchtaridi Muh. Yusram Massijaya Mulyorini Rahayuningsih Mutia Khonza Nadine Kurniadi Nancy D. Yuliana Nancy Dewi Yuliana Nanik Purwanti NASRIANTI SYAM, NASRIANTI nFN Setyadjit nFN Sukarno Nia Ariani Putri Normalina Arpi Nouverra Nadya Putri Nova Kushandita Noviasari, Santi Novriaman Pakpahan Nur Annisa Nur Fathonah Sadek Nur Wulandari Nuri Andarwulan Nurul Khumaida Palupi, Nurheni Sri Paradigma, Hening Prangdimurt, Endang Purwiyatno Hariyadi Putra, Imam Perdana Putri Novita Savitri Rahma, Cukri Ramadhan, Febiana Putri Reni Juliana Gultom Reza Widyasaputra Riezka Zuhriatika Rasyda Rifqi Ahmad Riyanto Rinawati Rinda Kusumawati Rista Fitria Anggraini Rokhani Hasbullah Rosulva, Indah Sadek, Nur Fathonah Safrida Safrida Safrida Safrida Safrida Safrida Safrida Santi Dwi Astuti Santi Noviasari Santi Noviasari Sapta Raharja SEDARNAWATI YASNI Setiadjit Setiadjit Sitanggang, S.TP, MSc, Azis Boing Siti Zakiyatul Khamidah Soewarno T. Soekarto Sri Widowati Sriani Sujiprihati Sugiyono . Sukarno Sukarno Sukarno Sukarno Sulusi Prabawati Suryani Suryani Sutrisno Sutrisno Tajuddin Bantacut Tatty Yuniati Tengku Mia Rahmiati Tien R. Muchtadi Tjahja Muhandri Tsaniyah Ayu Mauliasyam Tubagus Bahtiar Rusbana Tyas Hermala Anindita Wahyudi David Widara, Suba Santika Winda Nurtiana Winda Septiana Wita Murdiati Wita Murdiati Yane Regina Yane Regiyana Yane Regiyana Yanica Ivory Andri Yeni Kurniati Yeni Kurniati Yose Rizal Kurniawan Yuliyanti yuliyanti Yundari, Yundari Yuni Dwi Kartika Yustikawati Zita L. Sarungallo