Articles
Kajian Faktor dan Aktor Pendukung Strategi Pengendalian Pencemaran Sungai Siak Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)
Mathrab Binhar;
Imam Suprayogi;
Manyuk Fauzi
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35583/jice.v2i3.32
Fenomena umum pengambilan keputusan bidang Pengembangan Sumberdaya Air adalah bersifat kompleks, multi sektor dan multi aktor, memerlukan keterpaduan antara aspek teknik dan non-teknik, diperlukan prosedur analisis secara sistematis yang mampu memadukan berbagai maksud yang saling kompetitif dan Decision Support System (DSS). Hal ini merupakan bagian penting sebagai alat analisis untuk pengambilan keputusan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menyusun strategi pengelolaan pencemaran Sungai Siak dengan menitik beratkan peran faktor dan aktor pendukung agar tetap berkelanjutan. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model AHP sebagai salah satu cabang Multi Criteria Decision Making (MCDM) yang memiliki keunggulan sebagai program bantu (tool) untuk pengambilan keputusan pada bidang Sumber Daya Air yang diterapkan pada berbagai kasus dan terbukti sukses memecahkan berbagai problem pengambilan keputusan. Hasil utama penelitian membuktikan bahwa strategi pengendalian pencemaran air Sungai Siak menggunakan AHP dengan menetapkan urutan prioritas faktor adalah dukungan kebijakan, anggaran, SDM dan sarana prasarana yang didukung menggunakan aktor prioritas secara berurutan adalah Pemerintah, Masyarakat/ Organisasi masyarakat/ Lembaga Swadaya Masyarakat/ Tokoh Masyarakat, Industri dan Perguruan Tinggi.
Analisis Jumlah Stasiun Hujan pada DAS Rokan dengan Metode Stepwise
Ghiffa Syauqiyya Harahap;
Manyuk Fauzi;
Yohanna Lilis Handayani;
Randhi Saily
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35583/jice.v3i1.34
Dalam upaya pengelolaan kualitas air, pembangunan bangunan air harus tepat agar dapat mempertahankan kualitas dan kuantitas air. Pada perencanaan bangunan air diawali dengan analisis hidrologi. Untuk mendapatkan data hidrologi yang akurat, dibutuhkan jumlah pos hujan yang cukup dan tersebar secara merata sehingga bisa mewakili kondisi hidrologi pada daerah pengaruhnya. DAS Rokan memiliki 13 pos hujan dengan luas daerah pengaruh 15.341 km2. Karena jumlah pos hujan yang cukup banyak maka perlu dilakukan rasionalisasi untuk melihat pos hujan mana yang paling erat hubungannya dengan pos duga air. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi kerapatan jaringan pos hujan menggunakan standar WMO dan analisis hubungan pos hujan dan pos duga air menggunakan metode stepwise. Analisis ini menggunakan 11 pos hujan dari 13 pos hujan yang ada yaitu pos hujan yang memenuhi persentase luasan diatas 1% pada Polygon Thiessen. Hasil evaluasi kerapatan pos hujan dengan standar WMO masih belum memenuhi persyaratan karena jika dilihat dari luas daerah pengaruhnya penyebaran pos hujan pada DAS Rokan ini belum merata. Hasil analisis menggunakan metode stepwise tidak dapat digunakan karena didapatkan rekomendasi dengan jumlah 2 pos hujan sedangkan berdasarkan standar WMO DAS Rokan minimal harus memiliki 7 pos hujan. Pada metode stepwise-enter dihasilkan kombinasi 7 pos hujan dengan nilai korelasi sebesar 0,965.
Pembangkitan Data Debit Daerah Aliran Sungai Rokan Menggunakan Metode Thomas Fiering
Aqilla Aqilla;
Manyuk Fauzi;
Mardani Sebayang
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35583/jice.v3i1.35
Data debit aliran sungai merupakan informasi yang penting bagi perencanaan, pengelolaan dan pengembangan sumber daya air. Namun sering menghadapi masalah ketersediaan data hidrologi. Ketersediaan data hidrologi yang dipergunakan dalam analisis hidrologi seringkali tidak lengkap dan sangat pendek, sehingga informasi yang didapat dari data tersebut juga amat sedikit. Pada kenyataannya data debit DAS Rokan masih sangat pendek. Pembangkitan data dapat digunakan untuk mencegah persoalan kurang panjangnya data hidrologi. Adapun metode yang digunakan untuk pembangkitan data adalah metode Thomas Fiering. Metode Thomas-Fiering digunakan untuk meramalkan debit pada masa mendatang. Untuk menguji keandalan metode Thomas fiering dibuat bebrepa skema, kemudian diuji hipotesis dan dilakukan penilaian kinerja model menggunakan uji korelasi, uji koefisien Nash dan root mean square error (RMSE), hipotesis. Hasil perhitungan dari uji korelasi terhadap semua skema data observasi dengan data bangkitan menunjukkan bahwa hasilnya sudah cukup bagus bahkan korelasinya sudah kuat. Skema terbaik terdapat pada skema VII dengan nilai korelasi 0,762, nilai Nash sebesar 0,458 dan nilai RMSE sebesar 40,460. Dari hasil uji-t diperoleh bahwa tidak terdapat beda nyata antara data historis dan data bangkitan. Nilai uji-t dari Januari 2017 hingga Desember 2017 semuanya kecil dari tc, dan nilai paling mendekati tc diperoleh untuk bulan September tahun 2017 sebesaar 1,578 sedangkan nilai tc sebesar 1,859. Berdasarkan nilai korelasi, nash dan RMSE metode Thomas Fiering dalam penelitian ini dapat dismpulkan kurang efektif untuk mebangkitkan data debit pada stasiun Pasir Pengaraian.
Analisis Kinerja Sarana Dan Prasarana Sungai (Studi Kasus : Sungai Air Hitam)
Rizky Eka Putra;
Manyuk Fauzi;
Tri Maijoni
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35583/jice.v3i2.38
Sungai sebagai sarana pengaliran air alami merupakan salah satu sumber air yang berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dimanfaatkannya sungai secara terus menerus menyebabkan menurunnya kondisi fisik dan fungsi dari infrastruktur yang ada pada sungai. Untuk menjaga kondisi tersebut diperlukan adanya tindakan operasi pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana sungai. Tujuan dari operasi pemeliharaan sarana dan prasarana sungai untuk menjaga eksistensi fisik dan fungsi agar tetap dapat digunakan secara efektif dan efisien. Sungai Air Hitam memiliki panjang ±8,5 km, terletak di wilayah administratif Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Penelitian dilakukan dengan melakukan penelusuran langsung di lapangan. Prasarana yang terdapat pada Sungai Air Hitam terdiri dari kolam , turap beton, box culvert, dan krib. Kriteria operasi pemeliharaan berdasarkan hasil penilaian kinerja dari prasarana yang terdapat pada Sungai Air Hitam, sebagian besar bangunan bernilai rata-rata > 70% yang artinya kondisi bangunan dengan penilaian resiko rendah dan index kinerja baik sehingga tidak perlu adanya rehabilitasi pada bangunan sungai. Direkomendasikan adanya kegiatan pengamatan kondisi bangunan secara berkala.
Simulasi Optimasi Waduk Selat Lampa untuk Penyediaan Air Baku Air Minum
Marisya Wahyuna;
Manyuk Fauzi;
Siswanto Siswanto;
Randhi Saily
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35583/jice.v3i2.43
Waduk Selat Lampa terletak di Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Natuna, Kecamatan Pulau Tiga, Desa Sabang Mawang Balai. Secara astronomis waduk Selat Lampa berada pada koordinat 3° 39’ 36'' LU dan 108° 08’ 42'' BT. Waduk Selat Lampa termasuk kedalam waduk single purpose yang hanya dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air baku air minum saja. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keandalan waduk Selat Lampa yang optimal dalam memenuhi kebutuhan air baku air minum yang optimal dengan metode simulasi trial error peningkatan pengeluaran air. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis ketersediaan air dengan metode Penman-Monteith untuk menghitung Evapotranspirasi, analisis debit ketersediaan air dengan metode FJ. Mock, analisis debit andalan dengan metode Weibull, serta analisis neraca air pada kondisi basah (20%), kondisi normal (50%), dan kondisi kering (90%) dan metode simulasi waduk untuk memperhitungkan optimasi waduk. Dari Analisa yang telah dilakukan didapatkan hasil keandalan waduk dalam memenuhi kebutuhan air baku air minum dan pemanfaatan waduk yang optimal dalam memenuhi kebutuhan air baku air minum. Adapun hasil dari optimasi waduk Selat Lampa ini yaitu kapasitas produksi Air Baku yang awalnya 20 liter/detik dapat ditingkatkan menjadi 35 liter/detik.
Penilaian Kinerja dan Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi Pemeliharaan Daerah Irigasi Kelarik
Fauzi, Manyuk;
Siswanto, Siswanto;
Lovina, Fitri;
Saily, Randhi
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 3 No. 3 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35583/jice.v3i3.46
Daerah Irigasi Kelarik terletak di Kelarik, Kecamatan Bunguran Utara, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau yang menunjang dan mendukung usaha pertanian lokal dengan luas layanan sebesar 677 Ha. Untuk mempertahankan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi atau mempunyai umur layanan yang sesuai dengan rencana awal pembangunan dilakukan penilaian kinerja sistem irigasi. Penilaian kinerja sistem irigasi dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 12/PRT/M/2015 yang kemudian dinyatakan dalam nilai indeks kinerja, dengan adanya penilaian kinerja sistem irigasi ini kemudian akan didapatkan klasifikasi tindakan operasional dan pemeliharaan yang sesuai. Selanjutnya, dilakukan perhitungan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) yang berfungsi untuk perencanaan penyediaan/kebutuhan anggaran operasi dan pemeliharaan berdasarkan klasifikasi tindakan operasional dan pemeliharaan yang sudah didapatkan sebelumnya. Anggaran operasi dan pemeliharaan yang dihitung meliputi: biaya operasi, biaya pemeliharaan rutin dan biaya pemeliharaan berkala. Nilai kondisi prasarana fisik secara keseluruhan adalah 62,72% termasuk dalam kategori sedang dengan tingkat kerusakan 21-40% dan perlu dilakukan perbaikan. Biaya yang diperlukan untuk kegiatan operasi Daerah Irigasi Kelarik adalah senilai Rp72.992.332, dan biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan berkala adalah Rp258.719.099 sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan rutin adalah Rp252.347.766.
Nilai Manfaat Ekonomi Pengelolaan Sumber Daya Air Daerah Irigasi Kaiti Samo
Tampubolon, Hotmauli;
Fauzi, Manyuk;
Sandhyavitri, Ari
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 3 No. 3 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35583/jice.v3i3.48
Timbunan oprit mortar busa merupakan teknologi terkini dalam pekerjaan timbunan oprit. Teknologi ini menggunakan beton ringan yang mengandung udara sebagai bahan pengisi timbunan menggantikan teknologi konvensional yang menggunakan tanah sebagai bahan pengisi timbunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penurunan yang terjadi pada teknologi mortar busa dibandingkan dengan teknologi konvensional. Penelitian ini dimulai dari penentuan lapisan tanah berdasarkan Standard Penetration Test (SPT) dan data sekunder yang diperoleh dari literatur. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan parameter tanah pada setiap lapisannya. Parameter ditentukan melalui korelasi antar parameter. Simulasi numerik pada kedua jenis timbunan oprit dilakukan dengan Metode Elemen Hingga 2D menggunakan PLAXIS. Hasil penurunan selanjutnya akan dibandingkan dan diperiksa berdasarkan kriteria penurunan yang disyaratkan oleh Kimpraswil dan South Carolina Department of Transportation (SCDOT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan yang terjadi pada timbunan oprit mortar busa memenuhi semua kriteria penurunan yang disyaratkan, sedangkan pada timbunan oprit konvensional hanya memenuhi 4 dari 5 kriteria penurunan yang disyaratkan.
Optimasi Biaya Pemeliharaan Jaringan Irigasi Daerah Seberang Gunung
Rahayu, Indah Tri;
Fauzi, Manyuk;
Siswanto, Siswanto
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35583/jice.v4i1.49
Daerah Irigasi (DI) Seberang Gunung melayani areal seluas 581 Ha. Jaringan irigasi yang mengalami kerusakan fisik dan penurunan fungsi akan mengakibatkan penurunan nilai efesiensi , maka dari itu diperlukan kegiatan pemeliharaan untuk mengembalikan fungsi jaringan irigasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemeliharaan yang optimal dengan memaksimalkan keterbatasan biaya yang tersedia. Tahap untuk mendapatkan pemeliharaan yang optimal dengan keterbatasan biaya tersebut yaitu, (1) Melakukan identifikasi terhadap kondisi fisik dan fungsi jaringan irigasi DI Seberang Gunung yang berpedoman pada Permen PUPR Nomor 12/PRT/M/2015. (2) Menentukan urutan prioritas kegiatan pemeliharaan, penetapan nilai prioritas ini berdasarkan rumus yang tercantum didalam Permen PU Nomor 13/PRT/M/2012. (3) Menentukan biaya pemeliharaan untuk setiap bangunan irigasi. (4) Optimasi menggunakan metode linier programming yang terdiri dari fungsi tujuan dan fungsi kendala, fungsi tujuan dalam penelitian ini adalah nilai prioritas sedangkan fungsi kendala pada penelitian ini adalah keterbatasan biaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan anggaran yang terbatas yaitu sebesar Rp.119.057.337-, maka dapat dilakukan 11 kegiatan pemeliharaan yang bersifat perawatan pada DI Seberang Gunung, tetapi pada saluran primer biaya pemeliharaan hanya dapat terpenuhi sebesar 59,06%.
Pembangkitan Data Debit Daerah Aliran Sungai Rokan Menggunakan Metode Thomas Fiering
Aqilla, Aqilla;
Fauzi, Manyuk;
Sebayang, Mardani
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35583/jice.v3i1.35
Data debit aliran sungai merupakan informasi yang penting bagi perencanaan, pengelolaan dan pengembangan sumber daya air. Namun sering menghadapi masalah ketersediaan data hidrologi. Ketersediaan data hidrologi yang dipergunakan dalam analisis hidrologi seringkali tidak lengkap dan sangat pendek, sehingga informasi yang didapat dari data tersebut juga amat sedikit. Pada kenyataannya data debit DAS Rokan masih sangat pendek. Pembangkitan data dapat digunakan untuk mencegah persoalan kurang panjangnya data hidrologi. Adapun metode yang digunakan untuk pembangkitan data adalah metode Thomas Fiering. Metode Thomas-Fiering digunakan untuk meramalkan debit pada masa mendatang. Untuk menguji keandalan metode Thomas fiering dibuat bebrepa skema, kemudian diuji hipotesis dan dilakukan penilaian kinerja model menggunakan uji korelasi, uji koefisien Nash dan root mean square error (RMSE), hipotesis. Hasil perhitungan dari uji korelasi terhadap semua skema data observasi dengan data bangkitan menunjukkan bahwa hasilnya sudah cukup bagus bahkan korelasinya sudah kuat. Skema terbaik terdapat pada skema VII dengan nilai korelasi 0,762, nilai Nash sebesar 0,458 dan nilai RMSE sebesar 40,460. Dari hasil uji-t diperoleh bahwa tidak terdapat beda nyata antara data historis dan data bangkitan. Nilai uji-t dari Januari 2017 hingga Desember 2017 semuanya kecil dari tc, dan nilai paling mendekati tc diperoleh untuk bulan September tahun 2017 sebesaar 1,578 sedangkan nilai tc sebesar 1,859. Berdasarkan nilai korelasi, nash dan RMSE metode Thomas Fiering dalam penelitian ini dapat dismpulkan kurang efektif untuk mebangkitkan data debit pada stasiun Pasir Pengaraian.
Analisis Jumlah Stasiun Hujan pada DAS Rokan dengan Metode Stepwise
Harahap, Ghiffa Syauqiyya;
Fauzi, Manyuk;
Handayani, Yohanna Lilis;
Saily, Randhi
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35583/jice.v3i1.34
Dalam upaya pengelolaan kualitas air, pembangunan bangunan air harus tepat agar dapat mempertahankan kualitas dan kuantitas air. Pada perencanaan bangunan air diawali dengan analisis hidrologi. Untuk mendapatkan data hidrologi yang akurat, dibutuhkan jumlah pos hujan yang cukup dan tersebar secara merata sehingga bisa mewakili kondisi hidrologi pada daerah pengaruhnya. DAS Rokan memiliki 13 pos hujan dengan luas daerah pengaruh 15.341 km2. Karena jumlah pos hujan yang cukup banyak maka perlu dilakukan rasionalisasi untuk melihat pos hujan mana yang paling erat hubungannya dengan pos duga air. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi kerapatan jaringan pos hujan menggunakan standar WMO dan analisis hubungan pos hujan dan pos duga air menggunakan metode stepwise. Analisis ini menggunakan 11 pos hujan dari 13 pos hujan yang ada yaitu pos hujan yang memenuhi persentase luasan diatas 1% pada Polygon Thiessen. Hasil evaluasi kerapatan pos hujan dengan standar WMO masih belum memenuhi persyaratan karena jika dilihat dari luas daerah pengaruhnya penyebaran pos hujan pada DAS Rokan ini belum merata. Hasil analisis menggunakan metode stepwise tidak dapat digunakan karena didapatkan rekomendasi dengan jumlah 2 pos hujan sedangkan berdasarkan standar WMO DAS Rokan minimal harus memiliki 7 pos hujan. Pada metode stepwise-enter dihasilkan kombinasi 7 pos hujan dengan nilai korelasi sebesar 0,965.