Claim Missing Document
Check
Articles

DNA Probe Design for Detection Mutation at Codon 315 In katG Gene of Mycobacterium Tuberculosis to Real-Time Polymerase Chain Reaction I Gusti A. A. Santhi Rahmaryani; Ni Kadek Ariani; Dyah Subadrika Warma Dewi; Ni Komang Sasi Ani; Ade Ari Sundari; Kadek Widya Yuli Hartati; Sagung Chandra Yowani
Journal of Health Sciences and Medicine Vol 1 No 2 (2017): JHSM (September 2017)
Publisher : Institute for Research and Community Services Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (773.559 KB) | DOI: 10.24843/JHSM.2017.v01.i02.p08

Abstract

High-level resistance to isoniazid as a first-line tuberculosis drugs can be caused by mutations in codon 315 katG Mycobacterium tuberculosis . Mutation at codon 315 is the most frequent mutation with the highest amino acid variation, compared to other codons in the Mycobacterium tuberculosis katG gene. Therefore, a specific probe is required for rapid and proper detection of mutations at codon 315. In this study, the design of a nucleotide sequence probe with TaqMan labeling was performed using Clone Manager Suite 6 software . The mutant probe obtained was analysed in two stages. The initial analysis is based on the length of the probe (22-30 bases), Tm (70ºC), %GC (35-65%), not in hairpin form, dimer (< 5 bases), runs and repeat (? 4 for base A, T, C, and < 3 for base G). Furthermore the final analysis was carried out with no G base in 2 bases at the end of the 5’ probe and the amount of base C ? G. The study resulted in 260 probe mutants. After the initial analysis, 11 mutant probes were obtained to recognize mutations in the codon of 315 katG Mycobacterioum tuberculosis genes. The probe consists of 2 probes for the S315T mutation, 6 probes for S315N mutation, and 3 probes for S315V mutation. The criteria of the 11 mutant probes are 22-23 bases long, Tm 70ºC, % GC 56-63%, 4 dimer , 2 runs , and does not have repeats and does not form hairpin at a temperature of 56ºC. Based on the final analysis, 3 mutant probes were obtained fulfilling the TaqMan probe labeling criteria, namely K315MT1 for specific detection of mutation S?T and K315MN5, then K315MN23 for specific detection of mutation S?N. The conclusion of this study shows that the best mutant nucleotide sequence probes for the detection of mutations at codon of 315 KatG Mycobacterium tuberculosis genes are 5’-FAM-CC ACC GGC ATC GAG GTC GTA TG-TAMRA-3’; 5’FAM-ATC ACC AAC GGC ATC GAG GTC G-TAMRA-3’; dan 5’FAM-C ACC AAC GGC ATC GAG GTC GTA T-TAMRA-3’. The design of the mutant probe according to the TaqMan probe criterion for real-time PCR was obtained by 3 probes from the 11 selected mutant probes in the initial analysis.
Literature Review: Formulasi Obat Kumur Pencegah Infeksi Rongga Mulut Berbasis Nanopartikel Perak Ekstrak Daun Keji Beling Ni Wayan Sukma Pramitha Sari1; Sagung Chandra Yowani
Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi Vol. 1 (2022): Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi 2022
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/WSNF.2022.v01.i01.p08

Abstract

Kesehatan rongga mulut berpengaruh terhadap kualitas hidup serta status gizi masyarakat sebab rongga mulut merupakan organ terluar pada sistem pencernaan yang berinteraksi langsung dengan lingkungan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar RI Tahun 2018, permasalahan rongga mulut di Indonesia mencapai 57,6%. Kesehatan rongga mulut penting diperhatikan untuk menghindari timbulnya permasalahan pada kesehatan, seperti infeksi oleh bakteri patogen di mulut. Salah satu upaya menjaga kesehatan mulut adalah dengan menggunakan obat kumur. Namun, obat kumur dengan bahan aktif kimia sintetis yang dalam jangka panjang berisiko pada kesehatan. Maka dari itu, perlu dikembangkan sediaan obat kumur berbahan herbal dengan sistem penghantaran obat nanopartikel yang mudah menyebar. Daun keji beling (Strobilanthes crispus) adalah satu tanaman lokal yang berpotensi sebagai antibakteri di rongga mulut. Kajian pustaka ini bertujuan untuk memaparkan formulasi obat kumur herbal berbasis nanopartikel perak dengan ekstrak daun keji beling sebagai bahan aktif antibakteri. Metode yang digunakan dalam penelusuran pustaka, yaitu review naratif terhadap berbagai literatur ilmiah. Berdasarkan hasil kajian pustaka, daun keji beling berpotensi sebagai antibakteri dengan adanya kandungan senyawa bioaktif berupa flavonoid, alkaloid, saponin, butirolakton, asam heksanadioat, dan asam asetat. Ekstraksi maserasi daun keji beling dengan menggunakan etanol menghasilkan senyawa polifenol yang berperan dalam sintesis nanopartikel perak. Nanopartikel perak ekstrak etanol daun keji beling digunakan sebagai bahan aktif dalam formula obat kumur. Di samping itu, gliserin, sakarin, mentol, natrium benzoat, peppermint oil, tween 80, asam benzoat, citrus oil, dan natrium bikarbonat dapat digunakan sebagai eksipien yang menunjang formula obat kumur herbal.
Pemanfaatan Getah Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) sebagai Bahan Aktif Formulasi Pasta Gigi Ida Ayu Gendari; Sagung Chandra Yowani
Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi Vol. 1 (2022): Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi 2022
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/WSNF.2022.v01.i01.p10

Abstract

Pengetahuan seseorang mengenai permasalahan gigi dan mulut sangat penting dalam mendukung perilaku untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hal tersebut tidak dapat disepelekan, sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan rutin menyikat gigi menggunakan sediaan pembersih gigi seperti pasta gigi. Getah daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan salah satu bahan alam yang dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans penyebab masalah gigi dan mulut. Review artikel ini bertujuan untuk merangkum penelitian terbaru tentang aktivitas antibakteri dan formulasi pasta gigi dari getah daun jarak pagar. Metode penulisan artikel ini berupa studi literatur dari jurnal nasional dan internasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata diameter daya hambat getah daun jarak pagar terhadap bakteri Streptococcus mutans tergolong dalam kategori kekuatan daya hambat kuat. Berdasarkan studi literatur getah daun jarak pagar mampu digunakan untuk bahan aktif formulasi pasta gigi karena memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab masalah gigi dan mulut yaitu Streptococcus mutans. Komponen penting untuk menghasilkan formulasi pasta gigi terbaik yaitu zat aktif getah daun jarak pagar dan bahan pengikat dengan konsentrasi 1,5%.
Evaluasi Zona Hambat Berbagai Sediaan Topikal Anti Jerawat Dari Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica L.) Ni Ketut Sri Anggreni; Sagung Chandra Yowani
Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi Vol. 1 (2022): Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi 2022
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/WSNF.2022.v01.i01.p11

Abstract

Jerawat merupakan gangguan peradangan kronis pada kulit yang dapat mempengaruhi unit folikel kelenjar sebaceous. Munculnya jerawat disebabkan oleh adanya pertumbuhan bakteri yang menginfeksi kulit sehingga terjadi peradangan pada kulit. Umumnya infeksi bakteri pada penyakit jerawat diobati dengan antibiotik. Namun, apabila penggunaan antibiotik tidak rasional maka akan menyebabkan resisten. Dari hal tersebut diperlukan pengobatan alternatif dengan memanfaatkan bahan alam. Salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan untuk pengobatan adalah tanaman beluntas (Pluchea indica L.). Bagian dari tanaman beluntas yang dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional yaitu daunnya yang mana kandungan senyawa aktif dari daun beluntas yakni flavonoid, alkaloid, natrium, tannin, kalium, aluminium, kalsium, saponin, minyak atsiri, magnesium, polifenol, dan fosfor. Beberapa dari kandungan daun beluntas memiliki aktivitas anti jerawat sehingga berpotensi besar untuk dimanfaatkan pada kosmetika. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis sediaan yang efektif dengan konsentrasi ekstrak daun beluntas terbaik dan menghasilkan nilai zona hambat yang besar dalam menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat (Propionibacterium acnes). Pada penelitian ini menggunakan metode literature review dengan menggunakan jurnal nasional dan jurnal internasional terindeks. Artikel yang membahas mengenai sediaan topikal ekstrak daun beluntas seperti krim, losion, sabun wajah, serum wajah, dan gel serum sebagai anti jerawat kemudian dikaji secara utuh dan disajikan dalam bentuk review studi literatur ilmiah. Diperoleh kesimpulan dari hasil yang didapatkan bahwa sediaan dari ekstrak daun beluntas yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat (Propionibacterium acnes) yaitu sediaan gel serum dengan konsentrasi ekstrak sebesar 1% dengan zona hambat 20,73 mm.
Review: SNEDDS Gel Kombinasi Ekstrak Daun Pegagan dan Daun Sirih Merah Sebagai Agen Penyembuh Luka Ni Putu Intan Satya Dewi; Sagung Chandra Yowani
Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi Vol. 1 (2022): Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi 2022
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/WSNF.2022.v01.i01.p32

Abstract

Luka adalah keadaan terjadi putusnya jaringan tubuh yang menyebabkan fungsi tubuh terganggu dalam melakukan aktivitas. Luka apabila tidak diobati sesuai dengan pengobatan yang benar, maka rentan menyebabkan waktu penyembuhan luka menjadi lama. Ekstrak daun pegagan dan ekstrak daun sirih merah adalah kombinasi bahan aktif yang berpotensi dikembangkan dengan tujuan agar efektivitas penyembuhan luka meningkat, karena mengandung berbagai konstituen yang memiliki indikasi untuk mempercepat proses penyembuhan luka serta antibakteri. Namun, marker utama dari kedua zat aktif ini memiliki kelarutan yang buruk. Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) adalah suatu sistem penghantaran obat yang stabil sehingga sistem ini mampu membuat kelarutan dan bioavailabilitas zat aktif menjadi meningkat. Kecilnya ukuran partikel zat aktif akan meningkatkan luas permukaan kontak antara zat aktif dan pelarut, maka hal ini akan menyebabkan absorpsi, laju disolusi, serta kelarutan zat aktif meningkat. SNEDDS dibuat dengan mengkombinasikan ekstrak daun pegagan dan daun sirih merah sebagai bahan aktif dengan surfaktan dan ko-surfaktan dengan perbandingan 1: 6: 3 (1 mL capryol 90 (fase minyak), 6-mL tween 20 (surfaktan), dan 3-mL PEG 400 (ko-surfaktan)) lalu diformulasikan ke dalam sediaan gel dengan penggunaan karbopol sebagai gelling agent. Tujuan penelitian ini adalah untuk menambah wawasan serta memperbaharui pengetahuan masyarakat terkait kandungan kimia daun pegagan dan daun sirih merah sebagai agen terapi penyembuhan luka, beserta teknologi pembuatan SNEDDS-gel guna memperoleh hasil terbaik. Produksi agen terapi penyembuh luka berbahan dasar kombinasi kedua ekstrak ini dengan bentuk sediaan SNEDDS-gel berpsotensi dikembangkan menjadi produk herbal fungsional yaitu sebagai agen penyembuhan luka.
Eksplorasi Potensi Bahan Alam Sebagai Tabir Surya Kadek Ratna Sari Dewi; Sagung Chandra Yowani
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 08 (2023): COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v3i08.1105

Abstract

Kulit manusia memiliki perlindungan tersendiri terhadap bahaya sinar UV, tetapi radiasi ultraviolet yang berlebih dapat mengakibatkan perlindungan ini berkurang. Radiasi ultraviolet seringkali menyebabkan kerusakan jaringan tubuh seperti eritema, edema, sunburn, tanning, hyperplasia, photoaging bahkan kanker kulit. Tabir surya merupakan salah satu produk yang dapat digunakan untuk membantu melindungi kulit. Tabir surya dari bahan alam berpotensi digunakan sebagai perlindungan kulit dari radiasi ultraviolet. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi dari bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai tabir surya. Metode yang digunakan adalah literatur review pada database jurnal penelitian dari tahun 2018 sampai 2023. Hasil penelitian menunjukkan adanya potensi dari berbagai bahan alam baik dalam bentuk ekstrak maupun sediaan dengan pengujian secara in vitro. Tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai tabir surya seperti daun stroberi, pegagan, buah sirsak, buah pare, daun kelor, ganggang hijau, daun keledang dan biji buah alpukat. Tanaman tersebut banyak ditemukan mengandung senyawa fenolik terutama flavonoid yang terbukti mampu menyerap paparan sinar UV.
Analisis Pengaruh Media Sosial Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang Beyond Use Date Obat Sirup Yayanasri; Sagung Chandra Yowani
Journal Sport Science, Health and Tourism of Mandalika (Jontak) e-ISSN 2722-3116 Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jontak.v5i1.2064

Abstract

Beyond use date (BUD) merupakan batas waktu penggunaan produk obat setelah diracik/disiapkan atau setelah kemasan primernya dibuka/dirusak. Salah satu sediaan obat yang patut diketahui BUD-nya adalah sirup. Penyebaran informasi melalui media sosial saat ini sangat pesat, tidak terkecuali penyebaran informasi tentang BUD kepada masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh media sosial terhadap pengetahuan masyarakat tentang BUD obat secara umum. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang disajikan dalam google form dengan target responden 100 orang. Sejumlah 58% responden pernah mendengar/membaca/mengetahui istilah BUD obat sirup, 14% responden tidak pernah mendengar/membaca/mengetahui istilah BUD obat sirup, dan 28% masih ragu. Sebanyak 86% responden masih dapat mengingat sumber pengetahuannya yaitu terdapat 42 responden yang mengetahui BUD obat sirup dari media sosial dan 44 responden mengetahuinya dari media lainnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pengaruh media sosial terhadap pengetahuan responden mengenai BUD obat sirup cukup signifikan. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa media sosial penting dalam membantu menyebar informasi mengenai BUD obat sirup kepada masyarakat untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas dan mendalam mengenai hal tersebut. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih memahami pentingnya BUD obat sirup dan dapat memanfaatkannya dengan baik.
SARS-CoV-2 Oral Vaccine Design Based on Nanoparticle Encapsulation with a Combination of Chitosan and Alginate Cista Dewi, Ni Putu Fiona; Amelia Putri, Ni Luh Dian Saptari; Sudarma, I Wayan Ari; Sang Ayu Putu Chika Iswari Anjani; Saputra, Gusti Nyoman Oka; Yowani, Sagung Chandra
Journal of Food and Pharmaceutical Sciences Vol 12, No 3 (2024): J.Food.Pharm.Sci
Publisher : Integrated Research and Testing Laboratory (LPPT) Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfps.15290

Abstract

Vaccination is the most effective intervention in reducing mortality rates due to COVID-19. Oral vaccines provide a more convenient process with a dual immune response (systemic and mucosal). Encapsulation is a strategic method that can be used to enhance the efficiency of oral vaccines. The combination of chitosan and alginate can protect the drug from gastrointestinal disturbances. Our research aims to nanoencapsulate the intravenous vaccine "Inavac" using chitosan and alginate polymers into a vaccine that can be consumed orally. The optimal formulation obtained is a formula with 1.75% chitosan; 0.1% NaTPP; and 0.05% alginate, with a stirring speed of 1150 rpm and a duration of 60 minutes. Characterization results show that the nanoencapsulated COVID-19 vaccine formula is nanometer-sized with homogeneous distribution and system stability correlated with good mucoadhesive power. Good design stability is indicated by the absence of significant changes in the formula levels (p-value = 0.69), appropriate functional groups, spherical surface morphology, and the highest vaccine release in the intestine (Simulated Intestine Fluid media). Optimum Formula Oral SARS-CoV-2 vaccine with chitosan and alginate polymers has great potential to be developed so that it can be an alternative choice for the community.
SARS-CoV-2 Oral Vaccine Design Based on Nanoparticle Encapsulation with a Combination of Chitosan and Alginate Cista Dewi, Ni Putu Fiona; Amelia Putri, Ni Luh Dian Saptari; Sudarma, I Wayan Ari; Sang Ayu Putu Chika Iswari Anjani; Saputra, Gusti Nyoman Oka; Yowani, Sagung Chandra
Journal of Food and Pharmaceutical Sciences Vol 12, No 3 (2024): J.Food.Pharm.Sci
Publisher : Integrated Research and Testing Laboratory (LPPT) Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfps.15290

Abstract

Vaccination is the most effective intervention in reducing mortality rates due to COVID-19. Oral vaccines provide a more convenient process with a dual immune response (systemic and mucosal). Encapsulation is a strategic method that can be used to enhance the efficiency of oral vaccines. The combination of chitosan and alginate can protect the drug from gastrointestinal disturbances. Our research aims to nanoencapsulate the intravenous vaccine "Inavac" using chitosan and alginate polymers into a vaccine that can be consumed orally. The optimal formulation obtained is a formula with 1.75% chitosan; 0.1% NaTPP; and 0.05% alginate, with a stirring speed of 1150 rpm and a duration of 60 minutes. Characterization results show that the nanoencapsulated COVID-19 vaccine formula is nanometer-sized with homogeneous distribution and system stability correlated with good mucoadhesive power. Good design stability is indicated by the absence of significant changes in the formula levels (p-value = 0.69), appropriate functional groups, spherical surface morphology, and the highest vaccine release in the intestine (Simulated Intestine Fluid media). Optimum Formula Oral SARS-CoV-2 vaccine with chitosan and alginate polymers has great potential to be developed so that it can be an alternative choice for the community.
Aktivitas Lotion Tabir Surya Ekstrak Daun Dadap Serep (Erythrina subumbrans) dan Daun Kelor (Moringa oleifera L.) Secara In-Vitro Ayu Putu Chika Iswari Anjani, Sang; Ratna Sari Dewi, Kadek; Gede Bayu Surya Ekayana, I; Chandra Yowani, Sagung
Jurnal Global Ilmiah Vol. 2 No. 4 (2025): Jurnal Global Ilmiah
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55324/jgi.v2i4.179

Abstract

Paparan sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kulit seperti kemerahan, perubahan warna, peradangan, dan meningkatkan risiko kanker kulit. Tabir surya efektif untuk meminimalkan efek ini. Daun dadap serep (Erythrina subumbrans) dan daun kelor (Moringa oleifera L.) mengandung senyawa flavonoid dengan gugus kromofor, sehingga dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam tabir surya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas lotion tabir surya kombinasi ekstrak daun dadap serep dan daun kelor dengan metode Spektrofotometri UV-Vis. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen laboratorium untuk mengevaluasi aktivitas lotion tabir surya yang dibuat dari kombinasi ekstrak daun dadap serep (Erythrina subumbrans) dan daun kelor (Moringa oleifera L.). Lotion diformulasikan dalam tiga variasi (F1: 7,5%:2,5%; F2: 5%:5%; F3: 2,5%:7,5%) dan diuji menggunakan spektrofotometri UV-Vis untuk mengukur nilai SPF, persentase transmisi eritema (%Te), dan persentase transmisi pigmentasi (%Tp). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai SPF untuk masing-masing formula berturut-turut adalah 6,87 (F1), 8,32 (F2), dan 8,46 (F3). Formula F1 memberikan perlindungan dalam kategori "extra protection," sedangkan F2 dan F3 berada dalam kategori "suntan standar." Selain itu, nilai %Te dan %Tp menunjukkan bahwa semua formula efektif dalam melindungi kulit dari eritema dan pigmentasi. Kesimpulannya, lotion tabir surya yang dihasilkan dari kombinasi ekstrak daun dadap serep dan daun kelor menunjukkan aktivitas fotoprotektif yang baik. Formula F3 memberikan perlindungan optimal terhadap sinar UV-A dan UV-B, menjadikannya pilihan yang menjanjikan untuk pengembangan produk tabir surya berbasis bahan alami. Penelitian ini mendukung potensi penggunaan ekstrak herbal sebagai bahan aktif dalam formulasi kosmetik yang aman dan efektif.
Co-Authors A. W. Dwiputri Ade Ari Sundari Ade Ari Sundari Amelia Putri, Ni Luh Dian Saptari Arifani Siswidiasari Asmara A. A. R. Astuti, M.A.P. Ayu Nyoman Chandra Yustiana Ayu Putu Chika Iswari Anjani, Sang Cista Dewi, Ni Putu Fiona Dek Pueteri Dewi Suryani Deniariasih, N.W. Devi, Ni Wayan Antika Sri Devita Kusdianingrum Dewa Ayu Swastini Dewi Andayani Farmawati Dwicandra, N.M.O. Dyah Subadrika Warma Dewi Endang Kumolosasi Gede Bayu Surya Ekayana, I Heni Pujiastuti I Gede Ketut Sajinadiyasa I Gusti A. A. Santhi Rahmaryani I Gusti Ayu Agung Septiari I Ketut Juniarta I Ketut Tunas I Made Dira Swantara I Nengah Wirajana I Nyoman Gede Budiana I Wayan Kasa Ida Ayu Gendari Ida Ayu Ratih Dwi Nugraha Putri Ida Bagus Nyoman Putra Dwija Indra Juana Adikara Jennifer Tamara Jennifer Tamara Kadek Ratna Sari Dewi Kadek Widya Yuli Hartati Ketut Ratnayani Ketut Widyani Astuti Liangky Syane S Luh Vida Sasmitha Luk Ketut Budi Maitriani M. A. Pratiwi Made Dharmesti Wijaya Made Rai Dwitya Wiradiputra Marfu'ah, Nurul Marlia Singgih Wibowo Mirawati N.K.W. Ni Kadek Ari Cipta Pratiwi Ni Kadek Ariani Ni Ketut Sri Anggreni Ni Komang Sasi Ani Ni Made Febrianti Ni Made Yustikarini Ni Nyoman Pradnya Utari Ni Putu Ariantari Ni Putu Intan Satya Dewi Ni Putu Monica Rosdiana Dewi Paramitha Ni Wayan Sukma Pramitha Sari1 Osamu Iitsuka Pradnyaniti, D.G Putri, Ni Kadek Sri Adnyani Alit Putu Ayu Indrayathi Putu Lita Astriani Rasmaya Niruri Ratna Sari Dewi, Kadek Rini Noviyani Sang Ayu Putu Chika Iswari Anjani Saputra, Gusti Nyoman Oka Sari Dewi, Kadek Ratna Sudarma, I Wayan Ari Syamsul Arifin Tasya Pramiswari Tirtawati, Ni Putu Ayu Wijayakusuma, I Gusti Ngurah Lanang Yayanasri Yustiantara, Putu Sanna