Abstrak Perkembangan pesat dalam ranah teknologi informasi dan komunikasi telah menghadirkan pergeseran fundamental dalam tatanan kehidupan manusia, termasuk dalam lingkup pendidikan. Temuan peneliti di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak generasi muda Sape yang tidak mengetahui tentang cerita rakyat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi Cerita Rakyat berbasis Android sebagai media literasi budaya dalam upaya melestarikan cerita rakyat Sape. Metode yang digunakan adalah Research and Development (R&D) dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Aplikasi dikembangkan menggunakan platform Kodular dan divalidasi oleh dua ahli media. Uji coba dilakukan terhadap 25 pemuda berusia 15–24 tahun dengan metode pretest dan posttest. Hasil validasi menunjukkan tingkat kelayakan sebesar 88,89%, sedangkan hasil uji efektivitas menunjukkan peningkatan skor literasi budaya dengan nilai N-gain rata-rata sebesar 0,64 yang termasuk kategori sedang menuju tinggi. Penelitian ini membuktikan bahwa aplikasi Cerita Rakyat efektif sebagai sarana edukasi dan pelestarian budaya lokal. Lebih dari itu, integrasi teknologi digital dengan konten budaya lokal memiliki potensi jangka panjang sebagai strategi kultural untuk memperkuat identitas lokal secara berkelanjutan dan lintas generasi di tengah arus globalisasi. Aplikasi ini juga berfungsi sebagai sarana dokumentasi budaya yang dapat direplikasi di daerah lain, serta mendorong keterlibatan generasi muda dalam pelestarian nilai budaya melalui media digital yang adaptif dan inklusif. Kata Kunci: Teknologi Informasi, Pelestarian Budaya, Cerita Rakyat, Aplikasi Android, Literasi Budaya   Abstract The rapid advancement of information and communication technology has brought fundamental changes to human life, including in the field of education. Field findings indicate that many young people in Sape are still unfamiliar with their own local folktales. This study aims to develop an Android-based application called Cerita Rakyat as a cultural literacy tool to help preserve the region’s folktales. The research employed a Research and Development (R&D) method using the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). The application was developed using the Kodular platform and validated by two media experts. It was tested on 25 youth aged 15–24 using a pretest and posttest approach. Validation results showed a feasibility rate of 88.89%, while effectiveness testing revealed an increase in cultural literacy scores, with an average N-gain value of 0.64, categorized as medium to high. The findings confirm that the Cerita Rakyat application is effective as an educational tool and a means of preserving local culture. Furthermore, integrating digital technology with local cultural content has long-term potential as a cultural strategy to strengthen local identity in a sustainable and intergenerational manner amidst globalization. The application also serves as a digital cultural documentation tool that can be replicated in other regions, encouraging youth engagement in preserving cultural values through inclusive and adaptive digital media. Keyword: Information Technology, Cultural Preservation, Folklore, Android Application, Cultural Literacy