Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Activity of Ethanol Fraction of Luffa Acutangula (L.) Roxb. on Cholesterol Reduction in Dyslipidemic Hamster Daniek Viviandhari; Rini Prastiwi; Elva Fitriani Puspitasari; Pegi Perdianti
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 5 No. 2 (2020): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1272.132 KB) | DOI: 10.29244/jji.v5i2.171

Abstract

National data shows the prevalence of coronary heart disease is 3,6%. The prevalence of dyslipidemia is around 35,9%. Dyslipidemia has a causal relationship with cardiovascular disease. Based on previous research, 70% ethanolic extract of Ridge Gourd has been shown to have antihyperlipidemic activity. This study aimed to study the activity of 70% ethanolic extract fraction of Ridge Gourd in decreasing the levels of total cholesterol, low-density lipoprotein (LDL-C), and triglycerides in hyperlipidemic hamsters. A total of 32 hamster were divided into 8 groups. Negative control, normal control, positive control (using atorvastatin dose 1,24 mg/kg body weight), positive control (fenofibrate dose 12,35 mg/kg body weight), ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, water fraction (fraction doses 36,75 mg/kg body weight), and ethanol extract group (extract dose of 240 mg/kg body weight). The results showed that fraction group (n-hexane, ethyl acetate, water) and ethanol extract group experienced a decrease in total cholesterol, LDL-C, and triglycerides levels. Statistical analysis with one-way ANOVA showed an effect on the treatment given (p = 0,005). Tukey's test showed that ethyl acetate fraction group had an effect comparable to positive control with a decrease in total cholesterol, LDL-C, and triglycerides level by 56,03%, 52,14%, and 59,51% consecutively. Ethyl acetate fraction (doses 36,75 mg/kg body weight) was the most effective fraction in reducing total cholesterol, LDL-C, and triglycerides.
Studi Farmakognosi, Fitokimia Dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Pepaya Jepang (Cnidoscolus aconitifolius (Mill.) I.M. Johnston) Sartika Novita Sari; Rini Prastiwi; Hayati Hayati
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v9i1.5403

Abstract

Tanaman Pepaya Jepang (Cnidoscolus aconitifolius (Mill.) I.M. Johnston) merupakan tanaman dari suku Euphorbiaceae yang berasal dari Semenanjung Yucatan, Meksiko. Tanaman pepaya jepang digunakan sebagai obat tradisional dengan memanfaatkan bagian tanaman, antara lain daun dan batang. Tanaman pepaya jepang mengandung banyak metabolit sekunder yang saling bersinergis dalam memberikan efek farmakologis. Review ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait kandungan senyawa aktif dan aktivitas farmakologis, dalam mengatasi berbagai penyakit. Berdasarkan beberapa penelitian diketahui tanaman pepaya jepang memiliki aktivitas farmakologis seperti antibakteri, antijamur, antioksidan, antidiabetes, hiperkolesterolemia, antiinflamasi, perbaikan pada kerusakan hati dan asam urat. Aktivitas farmakologis terjadi dengan berbagai mekanisme kerja dalam mengatasi berbagai penyakit. Senyawa kimia yang terkandung dalam pepaya jepang seperti saponin, flavonoid, tanin, alkaloid, fitat, glikosida sianogenik, dan terpenoid.
Membangun Karakter Anak Sejak Dini Melalui Komunikasi Efektif Dalam Mereduksi Bullying Pada Kelompok Bermain, TK A, dan TK B Hifzhul Amanah Vera Ladeska; Rini Prastiwi; Ema Dewanti
Jurnal SOLMA Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.762 KB) | DOI: 10.29405/solma.v8i2.3115

Abstract

Perilaku bullying disekolah merupakan salah satu permasalahan sosial yang kini sangat banyak ditemukan dan memiliki dampak negatif pada kondisi psikologis dan sosial siswa yang pada akhirnya akan mempengaruhi proses belajar mengajar siswa di sekolah. Banyak guru dan orang tua di sekolah taman kanak-kanak tidak menyadari bahwa perilaku anak didiknya sudah mengarah dan memperlihatkan tindakan bully. Perilaku bullying harus dicegah sedini mungkin agar menghasilkan anak didik yang sehat dalam pergaulan sosialnya. Program pengabdian masyarakat ini merupakan program pelatihan preventif untuk mencegah dan meminimalkan bully disekolah . Kegiatan dilaksanakan diruang aula Kelompok Bermain (KB), TK A dan TK B Hifzhul Amanah Perumnas Klender yang diikuti oleh staf guru, para siswa, orang tua murid. Metode yang dipakai adalah penjelasan materi berupa ceramah, interaktif dalam diskusi, pendekatan komunikasi dengan anak didik melalui permainan. Mitra menyambut positif kegiatan ini dan terbukti dari antusiasnya peserta dalam berdiskusi karena tema yang diadakan sangat sesuai dengan problema dunia anak sekarang. Karena adanya keterbatasan waktu mitra mengharapkan adanya kelanjutan kegiatan pada periode yang akan datang. Hasil dari kegaiatan ini diharapkan mitra akan membentuk suatu kebijakan antibullying yang disepakati oleh siswa, guru .membangun komunikasi dan interaksi antar civitas akademika, penegakan aturan/sanksi/disiplin sesuai kesepakatan. Sangat penting guru dan orang tua memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengenai pencegahan dan cara mengatasi bullying pada anak usia dini sehingga terhindar dari dampak negative dikemudian hari.
Pelatihan Pembuatan Minuman Kesehatan dari Bahan Alam Bagi Warga Binaan Lapas Perempuan Kelas II A Pondok Bambu Jakarta Timur Vera Ladeska; Ema Dewanti; Rini Prastiwi
Jurnal SOLMA Vol. 10 No. 1s (2021): Spesial Issue
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v10i1s.3868

Abstract

Obat tradisional berasal dari bahan alam (tanaman) banyak manfaatnya dan perlu dikembangkan. Usaha untuk lebih mengenalkan obat tradisional kepada masyarakat modern bisa dilakukan dengan cara mengubah tampilan jamu yang biasa kita minum menjadi sediaan instan atau minuman segar yang lebih baik dari segi kemasan tanpa mengurangi manfaat dari tanaman obat tersebut. Sediaan instan dan minuman kesehatan selain bermanfaat dalam kesehatan sebagai pencegahan dan pengobatan penyakit juga dapat dijadikan usaha untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Warga binaan Lapas Wanita Pondok Bambu Jakarta perlu diberi ketrampilan sebagai bekal untuk melangsungkan kehidupan setelah selesai menjalani masa hukuman. Salah satu ketrampilan yang dapat dijadikan usaha adalah pembuatan minuman kesehatan dari bahan alam. Tujuan dilaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan penyuluhan mengenai manfaat obat tradiasional dan memberikan ketrampilan pembuatan minuman kesehatan dari bahan alam. Manfaat dari kegiatan ini adalah upaya meningkatkan pengetahuan mitra mengenai manfaat obat tradisional dan upaya untuk memberikan ketrampilan pembuatan minuman kesehatan dari bahan alam yang bernilai jual sehingga nantinya dapat menjadi usaha bagi warga binaan. Bahan uji utama yang digunakan adalah jahe dan bahan tanaman obat lain. Target dan luaran dari program PKM ini adalah : a) Terciptanya kelompok masyarakat yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang manfaat obat tradisional. b) Terciptanya ketrampilan untuk melakukan pembuatan minuman kesehatan dari bahan alam. Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan ini dilakukan dengan metode ceramah (pemberian materi) oleh salah seorang panitia dan dilanjutkan dengan praktek secara langsung pembuatan minuman kesehatan dan diskusi. Praktek pembuatan bir pletok dan jahe instan dibimbing langsung oleh panitia.
Beauty Masks Training from Natural Products for Class II A Women's Prisons at Pondok Bambu East Jakarta Vera Ladeska; Ema Dewanti; Rini Prastiwi
Jurnal SOLMA Vol. 10 No. 1s (2021): Spesial Issue
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v10i1s.5167

Abstract

Manfaat kunyit tak terbatas pada makanan serta minuman. Bumbu dapur kaya manfaat ini juga digunakan untuk merawat kecantikan wajah. Kandungan vitamin dan nutrisi di dalam kunyit diyakini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti bisul, campak, alergi, dan sebagainya. Kulit yang sensitif terhadap bahan-bahan kimia, bisa menggunakan kunyit sebagai alternatif perawatan wajah yang aman. Kunyit juga mampu membuat wajah terlihat lebih cerah, kunyit bisa mencegah penuaan dini karena aktifitas antioksidannya yang tinggi. Warga binaan Lapas Wanita Pondok Bambu Jakarta perlu diberi ketrampilan sebagai bekal untuk melangsungkan kehidupan setelah selesai menjalani masa hukuman. Salah satu ketrampilan yang dapat dijadikan usaha adalah pembuatan masker dari bahan alam. Tujuan dilaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai manfaat obat/bahan tradisional dan memberikan ketrampilan pembuatan masker dari bahan alam. Manfaat dari kegiatan ini adalah upaya meningkatkan pengetahuan mitra mengenai manfaat obat tradisional dan upaya untuk memberikan ketrampilan pembuatan masker kecantikan dari bahan alam yang bernilai jual sehingga nantinya dapat menjadi usaha bagi warga binaan. Bahan uji utama yang digunakan adalah kunyit dan bahan tanaman obat lain. Target dan luaran dari program PKM ini adalah : a) Terciptanya kelompok masyarakat yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang manfaat bahan alam bagi kecantikan. b) Terciptanya ketrampilan untuk melakukan pembuatan masker kecantikan dari bahan alam
Pelatihan Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Aisyiyah Cabang Duren Sawit 1 dan TK Aisyiyah 71 Jakarta Timur Nora Wulandari; Daniek Viviandari; Rini Prastiwi
Jurnal SOLMA Vol. 10 No. 1s (2021): Spesial Issue
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v10i1s.6847

Abstract

Pengetahuan warga mengenai manfaat, penggunaanhingga cara bercocok tanamtanaman obat keluarga (TOGA) dinilai masih kurang. Hal ini menyebabkanlahan yang ada di lingkungan perumahan ibu-ibu Aisyiyah dan TK Aisyiyah 71 Duren Sawit tidak ada yang diaplikasikan sebagai lahan untuk TOGA. Tujuan dilaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat ini secara spesifik adalah upaya promotif untuk mewujudkan masyarakat terutama ibu-ibu yang sadar akan kesehatan lingkungan dengan menggunakan lahan dipekarangan rumah untuk dijadikan apotek hidup dengan menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan cara yang sederhana yakni dengan metode edukasi dengan ceramahdan videosertasimulasi (praktek langsung) proses penanaman dan pemanenan TOGA. Dilakukan kuis sebelum dan setelah edukasi diberikan untuk menilai tingkat pengetahuan peserta pengabdian sebelum dan setelah edukasi. Peserta yang ikut dalam kegiatan pengabdian masyarakat ada sebanyak 31 ibu-ibu Aisyiyah. Peserta dengan pengetahuan rendah (51,6%) sebelum pemberian edukasi menurun setelah dilakukan edukasi (22%). Sedangkan peserta dengan pengetahuan sedang dan tinggi mengalami peningkatan, di mana sebelum dilakukan edukan pengetahuan sedang sebanyak 45,2% dan pengetahuan tinggi hanya 3,2% meningkat masing-masing 61,3% dan 16,1%. Tingkat pengetahuan tentang TOGA di kalangan ibu-ibu Aisyiyah Cabang Duren Sawit 1 dan TK Aisyiyah 71 Jakarta Timur masih tergolong cukup rendah. Edukasi yang diberikan mengenai penanaman, pemanenan, dan manfaat TOGA efektif meningkatkan pengetahuan ibu-ibu Aisyiyah Cabang Duren Sawit 1 dan TK Aisyiyah 71 Jakarta Timur.
Parameter Fisikokimia dan Analisis Kadar Allyl Disulfidedalam Ekstrak Etanol 70% Bawang Putih (Allium sativum L.)dengan Perbandingan Daerah Tempat Tumbuh Parameter Prastiwi, Rini; Siska, Siska; Marlita, Nila
Pharmaceutical Sciences and Research Vol. 4, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Garlic (Allium sativum L.) is one of the medicinal plants that has a potential to be developed to become a traditional medicine. Traditional medicinal products and medicinal plants which have good quality are determined by the quality and safety of the extract. One of many factors that can affect the quality is the growing area. This research aimed to compare the value of physicochemical parameters as well as the levels of compounds responsible for pharmacological activity in ethanol 70% extract of garlic obtained from two growing areas, Bogor and Wonosobo. The test results obtained from garlic extract of Bogor were: compound contents dissolved in water was 62.5684%, compound contents dissolved in ethanol was 10.0779%, essential oils contents was 0.7477%, levels of allyl disulfide was 1.8322%, total ash content was 2.3529%, ash content insoluble in acid was 0.1115%. While the test results obtained from garlic extract of Wonosobo: compound contents dissolved in water was 59.0007%, compound contents dissolved in ethanol was 8.9230%, essential oils contents was 0.3400%, levels of allyl disulfide was 1.6542%, total ash content was 3.0196%, ash content insoluble in acid was 0.4974%. Based on those results, the best quality extract was garlic from Bogor with higher specific parameter values and lower non-specific parameter values.
Subchronic Toxicity Study of Sterculia rubiginosa Zoll. Ex Miq. Leaves Extract Prastiwi, Rini; Hidayati, Ester; Anggraini, Riska; Mauliza, Cut; Anggraini, Ita; Dewanti, Ema
Pharmaceutical Sciences and Research Vol. 10, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ki hampelas (Sterculia rubiginosa Zoll. Ex Miq.) is traditionally used as an antiasthma. It also reported has antioxidant and nephroprotective activity. This study was conducted to evaluate the subchronic toxicity of the leaf extract of ki hampelas. The extract was orally administered to male and female Sprague-Dawley rats at doses of 50, 200, and 400 mg/kg bodyweight (BW) per day for 28 days. The rats were divided into four groups, consist of consist of normal group (Na CMC 0.5%), dose 1 (50 mg/kg BW), dose 2 (200 mg/kg BW), and dose 3 (400 mg/ kg BW) of extract. The extract was administered every day for 28 days. Subchronic toxicity in the male and female rats resulted in no death or treatment-related signs at the highest dose. All the animals survived the duration of the study, with no significant changes in biochemical parameters and there was a change in the liver and kidney histopathology results. There was no significant difference between the SGOT, SGPT, urea, and creatinine levels in the dose groups with extracts and the normal group (p > 0.05). However, based on the histological results of the liver and kidneys it was found a significant difference among the groups. This study showed that the leaf extract of ki hampelas is relatively non-toxic according to the normal biochemical parameters results and has no treatment-related signs. There was a change in the liver and kidney histopathology results, but no death was found.
Penelusuran Fraksi Aktif Senyawa Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan Dari Daun Tanaman Sterculia macrophylla Vent. Prastiwi, Rini; Nabila, Sausan; Diana, Popi; Nabila, Helvi Airin; Agistananda, Banna
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 8 No 1 (2024): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Universitas Borneo Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51817/bjp.v8i1.515

Abstract

Ventilasi Sterculia macrophylla. merupakan salah satu tanaman yang mempunyai aktivitas antioksidan. Komponen utama dari genus Sterculia adalah fenol dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fraksi ekstrak metanol daun Sterculia macrophylla Vent. manakah yang mempunyai aktivitas antioksidan dan nilai IC50 aktivitas antioksidan pada fraksi ekstrak metanol Sterculia macrophylla Vent. daun-daun. Simplisia diekstraksi secara bertahap dengan pelarut n-heksana, etil asetat dan metanol. Ekstrak yang paling aktif adalah ekstrak metanol. Ekstrak metanol ini difraksinasi menggunakan kromatografi kolom, hasil fraksi tersebut kemudian dikelompokkan dan selanjutnya dianalisis senyawa yang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan pada fraksi tersebut menggunakan KLT Bioautografi, dan ditentukan aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH. Pada metode DPPH diperoleh nilai IC50 fraksi terbaik yaitu pada fraksi 3 dengan nilai IC50 sebesar 87,67 μg/ml dan fraksi 4 dengan nilai IC50 sebesar 77,40 μg/ml, sedangkan pada F3.3 nilai IC50 sebesar 173,21 μg /ml diperoleh. Hal ini menunjukkan nilai IC50 fraksi tersebut lebih tinggi dibandingkan querstin yang mempunyai nilai IC50 sebesar 4,19 μg/ml. Kandungan total fenol pada kelompok fraksi daun Sterculia macrophylla Vent. pada F1 sebanyak 45,253 mgGAE/g, pada F2 diperoleh sebanyak 59,668 mgGAE/g dan pada F3 diperoleh sebanyak 71,605 mgGAE/g. Fraksi flavonoid total ekstrak metanol daun Sterculia macrophylla pada F1 memperoleh hasil sebesar 9,8945 mgQE/g sampel, F2 memperoleh hasil sebesar 6,4042 mgQE/g sampel, F3 memperoleh hasil sebesar 6,6883 mgQE/g sampel.
Total Flavonoid Content and Antioxidant Properties of Different Extraction Methods of Red Spinach Leaf (Amaranthus tricolor L.) Permanasari, Etin Diah; Amalia, Mega Putri Rizky; Susilo, Susilo; Prastiwi, Rini
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 11 No 1 (2024): J Sains Farm Klin 11(1), April 2024
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.11.1.17-24.2024

Abstract

Red spinach leaf (Amaranthus tricolor L.) has been well-proven to contain flavonoids that exhibit antioxidant activities. In this study, a comparison between maceration and ultrasonic methods has been carried out to evaluate the effect of these two methods on the level of red spinach leaf flavonoid. In this study, for maceration 1, 2, and 3 days while for the ultrasonic method 10-, 20-, and 30-minutes time duration have been used. The ratios of material and solvent were 1:5 and 1:10. The flavonoid content was determined with the help of a spectrophotometer at a maximum wavelength of 436.80 nm. The antioxidant activity was evaluated by the DPPH method to obtain the IC50. The result of the study revealed that the highest flavonoid content of 4.27 mgQE/g and antioxidant activity (IC50) of 110.47 ppm were obtained by an ultrasonic under conditions of 1:10 ratio and 30-minute extraction time. Results of the study suggested a significant difference (p<0,05) in the isolation of total flavonoid contents and antioxidant activities in the maceration and ultrasonic. In these two methods, ultrasonic was found to be more efficient than maceration because of minimum time, the highest flavonoid content and antioxidant activity could be obtained.