Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Efektivitas Kombinasi Ekstrak Etanol 96% Daun Insulin (Tithonia diversifolia) dan Daun Sirsak (Annona muricata) Sebagai Antihiperglikemik Pada Mencit Putih Jantan Novi Fajar Utami; Florensia Ndole Mbete; E Mulyati Effendi
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jf.v10i2.2153

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu sindroma klinik yang ditandai dengan poliuri, polidipsi, dan polifagi, disertai peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia (glukosa puasa ≥ 126 mg/dL atau postprandial ≥ 200 mg/dL atau glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dL). Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 akan memiliki  penderita DM  sebanyak 21,3 juta jiwa. Obat yang digunakan untuk masyarakat penderita DM saat ini adalah Meftormin terbukti memiliki efek samping yaitu flatulensi, mual, diare dan nyeri perut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas dan menetapkan dosis efektif  kombinasi ekstrak etanol 96% daun insulin dan daun sirsak sebagai antihiperglikemik pada mencit putih jantan yang diinduksi larutan glukosa. Metode penelitian menggunakan 8 kelompok perlakuan dengan masing masing 4 ulangan, yaitu kelompok kontrol positif metformin (1,3 mg/20 g BB), kontrol negatif (akuades), kontrol normal (pakan), Dosis 1 (ekstrak daun sirsak 2,24 mg/ 20 g BB), Dosis 2 (ekstrak daun insulin 0,7 mg/20 g BB), Dosis 3 ( daun insulin 0,7 mg/ 20 g BB dan sirsak 2,24 mg/20 g BB), Dosis 4 (daun insulin 0,7 mg/ 20 g BB dan 1,12 mg/ 20 g BB), Dosis 5 (daun insulin 0,35 mg/ 20 g BB dan 2,24 mg/20 g BB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemberian dosis kombinasi daun insulin 0,7 mg/ 20 g BB dan daun sirsak 2,24 mg/20 g BB terbukti efektif menurunkan kadar gula darah dengan rata rata 93,15 mg/dL. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dosis kombinasi daun insulin dan daun sirsak berpotensi menurunkan kadar gula darah.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH DAN DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT (Staphylococcus epidermidis) D Prasetyorini; Novi Fajar Utami; Alfi Syari Sukarya
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.764 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i2.1611

Abstract

Jerawat merupakan penyakit pada permukaan kulit. Terjadi akibat tersumbatnya folikel polisebase, disebabkan oleh infeksi bakteri (Staphylococcus epidermidis). Tanaman yang memiliki potensi sebagai agen antibakteri adalah tanaman mengkudu, yang terbukti memiliki kandungan senyawa antrakuinon, alkaloid dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik ekstrak buah dan daun mengkudu serta aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Dengan menggunakan metode ekstraksi maserasi etanol 96%. Pengujian Lebar Daerah Hambat (LDH) dengan metode difusi kertas cakram dan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dengan metode dilusi agar. KHM pada konsentrasi 25%, 30%, 35% dan 40%. LDH dilakukan pada konsentrasi 40%, 50% dan 60%. Hasil ekstrak etanol 96% buah dan daun mengkudu memiliki KHM pada konsentrasi 40% dan LDH buah 3,1 mm pada konsentrasi 50% dan 60%. Ekstrak daun mengkudu memiliki LDH 2,5 mm pada konsentrasi 60%.
IDENTIFIKASI KANDUNGAN POLISAKARIDA BETA GLUKAN PADA JAMUR GANODERMA (Ganoderma lucidum) Novi Fajar Utami; Sri Wardatun; Fitri Atika suri
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.971 KB) | DOI: 10.33751/jf.v6i2.756

Abstract

ABSTRAKJamur ganoderma (Ganoderma lucidum) menghasilkan senyawa aktif polisakarida beta glukan yang berkhasiat sebagai antihiperglikemia. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi senyawa polisakarida beta glukan serta mengukur kadar rendemen ekstrak air dan ekstrak alkali dari jamur ganoderma. Ekstraksi dilakukan dengan metoda dekoks untuk pelarut air dan metoda maserasi untuk pelarut alkali. Identifikasi dilakukan berdasarkan panjang gelombang maksimum dan gugus fungsi yang terdapat pada isolat hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang dibandingkan dengan senyawa beta glucan standar dari tanaman barley. Rendemen hasil ekstraksi dengan pelarut air adalah sebesar 2,8% dan rendemen hasil ekstraksi dengan pelarut alkali adalah sebesar 5,309%. Hasil identifikasi dengan KLT didapat nilai Rf untuk ekstrak air 0,5875; untuk ekstrak alkali 0,8; dan standar barley 0,625. Panjang gelombang maksimum isolat ekstrak air 268 nm, isolat ekstrak alkali 268 nm dan standar barley 265 nm. Gugus fungsi yang diperoleh baik isolat ekstrak air dan isolat ekstrak alkali adalah O-H, C-H, C-OR (eter) yang hasilnya sama dengan standar barley yang menunjukkan adanya senyawa beta glukan.Kata kunci : Ganoderma lucidum, beta glukan, standar barley
POTENSI EKSTRAK REFLUKS KULIT BATANG KAYU MANIS SEBAGAI ANTIJAMUR Candida albicans dan Candida tropicalis Prasetyorini Djarot; Novi Fajar Utami; Yulianita Yulianita; Novi Novitasari; Widya fitriyani
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 2 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jf.v11i2.2722

Abstract

Kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan salah satu tanaman dari famili Lauraceae yang mempunyai potensisebagai antijamur penyebab kandidiasis seperti C.albicans dan C.tropicalis, hal ini disebabkan kulit batang kayu manis mengandung minyak atsiri, flavonoid, polifenol, saponin, dan tannin. Tujuan penelitian adalah mendapatkan obat alternatif untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh jamur C.albicans dan C.tropicalis. Metode esktraksi yang digunakan adalah refluks, menggunakan pelarut yang kepolaran berbeda yaitu n-Heksan (non polar), etil asetat (semi polar), dan etanol 96% (polar). Ekstrak yang diperoleh selanjutnya dilakukan skrining kualitatif untuk kandungan flavanoid, alkaloid, tanin, polifenol dan saponin, diuji daya antioksidanya dan dilakukan penetapan kadar polifenol. Pengujian aktivitas antijamur dilakukan dengan menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dengan metode dilusi agar dan pengujian Lebar Daerah Hambat  (LDH) menggunakan metode difusi kertas cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol 96% menunjukan kadar polifenol tertinggi yaitu 3,89%  dan aktivitas antioksidan terbaik yaitu 66,29 mg/L, kstrak n-heksan mempunyai nilai KHM terbaik 2% dan LDH terbaik pada konsentrasi 8% dengan nilai rata-rata 16.30 mm±0.28 terhadap pertumbuhan C.albicans dan 15.66 mm ± 0.28 terhadap C.tropicalis.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN FACE WASH GEL LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) DAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Novi Fajar Utami; Sara Nurmala; Cantika Zaddana; Rizqi Aulia Rahmah
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.235 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i1.1262

Abstract

Jerawat adalah masalah yang umum terjadi pada usia remaja dan dewasa karena adanya peradangan dan peningkatan produksi sebum pada kulit, diperparah dengan infeksi bakteri diantaranya Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula terbaik sediaan face wash gel dari lendir bekicot dan kopi robusta berdasarkan uji hedonik dan menentukan aktivitas antibakteri sediaan face wash gel terhadap bakteri penyebab jerawat  Staphylococcus aureus dengan kontrol positif sediaan facial wash komersial. Akivitas antibakteri ditentukan dengan menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) menggunakan  metode dilusi padat dan mengukur Lebar Daya Hambat (LDH) menggunakan metode difusi cakram.Dari hasil penelitian diperoleh nilai KHM dari ekstrak kopi berada pada konsentrasi 15%. Konsentrasi tersebut digunakan sebagai acuan pada pembuatan formula sediaan face wash gel dengan tiga perbedaan konsentrasi kopi F1 (5% ), F2 (10%), F3 (15%) dan satu konsentrasi lendir bekicot (12,5%). Berdasarkan hasil uji hedonik, formula 3 merupakan formula yang paling disukai panelis. Pada pengujian terhadap bakteri Staphylococcus aureus formula 3 menunjukkan aktivitas antibakteri tertinggi dengan LDH sebesar 9,160 mm dan memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan kontrol positif.  
UJI KARAKTERISTIK FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BIJI KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre) DARI BOGOR, BANDUNG DAN GARUT DENGAN METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) Evi Indah Wigati; Esti Pratiwi; Trisni Fatwatun Nissa; Novi Fajar Utami
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.886 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i1.1172

Abstract

Kopi robusta mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kafein dan fenol. Senyawa fenol pada kopi memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Biji kopi robusta yang ditanam di  daerah  Bandung, Bogor dan Garut, Jawa Barat dikenal memiliki ciri dan citarasa berbeda yang khas dan unik. Perbedaan jumlah kandungan senyawa kimia dari suatu tumbuhan disebabkan oleh perbedaan agroekologi (iklim dan ketinggian tempat). Daerah Pangalengan (Bandung) memiliki ketinggian 817 mdpl, Cariu (Bogor) memiliki ketinggian 680 mdpl dan Cikeris (Garut) memiliki ketinggian 900 mdpl. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan karakteristik fitokimia dan aktivitas antioksidan pada biji kopi robusta roasting yang ditanam di ketiga daerah tersebut. Karakteristik fitokimia dilakukan secara kualitatif dan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Hasil uji   karakteristik fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak biji kopi robusta Bandung, Bogor dan Garut mengandung senyawa alkaloid, flavanoid, saponin dan tanin. Ekstrak kopi robusta Bandung, Bogor dan Garut menunjukkan aktifitas antioksidan yang berbeda nyata berdasarkan hasil uji statistik analisis variansi dengan nilai IC50 masing-masing dicapai pada konsentrasi  55,13 ppm, 56,48 ppm, dan 54,14 ppm. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak kopi robusta dari Garut memiliki kadar antioksidan paling tinggi dibandingkan dengan aktifitas antioksidan dari kopi robusta Bandung dan Bogor.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI BIJI KOPI ROBUSTA (Coffea canephora P.) BERDASARKAN PERBEDAAN EKOLOGI DATARAN TINGGI DI PULAU JAWA Novi Fajar Utami; Nhadira Nhestricia; Sri Maryanti; Tien Tisya; Siti Maysaroh
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.242 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i1.1173

Abstract

Robusta coffee contains alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, caffeine and phenols. Phenol compounds in coffee have activity as an antioxidant. Robusta coffee beans grown in the area of Bandung, Bogor and Garut, West Java is known to have a unique characteristics and distinctive flavors. The difference in chemical characteristics of plant compounds  is caused by the agroecological differences (climate and altitude). Pangalengan area (Bandung) has a height of 817 AMSL, Cariu (Bogor) has a height of 680 AMSL mdpl and Cikeris (Garut) has a height of 900 AMSL mdpl. The purpose of this study was to determine the phytochemical characteristics and antioxidant activity of robusta roasting coffee beans grown in these three areas. Phytochemical characteristics were performed qualitatively and antioxidant activity was performed by DPPH method (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). The results of phytochemical characteristics test showed that the extract of robusta coffee bean from Bandung, Bogor and Garut contain alkaloid, flavanoid, saponin and tannin. The extract of robusta coffee from Bandung, Bogor and Garut showed significantly different antioxidant activity based on results of variance analysis statistical test with IC50 value of each achieved at concentrations of 55.13 ppm, 56.48 ppm, and 54.14 ppm. It can be concluded that robusta coffee extract from Garut has the highest antioxidant level compared with antioxidant activity of robusta coffee from Bandung and Bogor.
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens (Lour.) Merr.) DAN DAUN TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber L.) TERHADAP Salmonella thypi Prasetyorini Djarot; Anggita Rahmadini; Novi Fajar Utami
EKOLOGIA Vol 19, No 1 (2019): EKOLOGIA: JURNAL ILMIAH ILMU DASAR DAN LINGKUNGAN HIDUP
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.381 KB) | DOI: 10.33751/ekol.v19i1.1662

Abstract

This research was aimed to create aromatic candle, infused with cinnamon (Cinnamomum burmanii) bark essential oil, which is a potential repellant for house fly (Musca domestica).  The distillation of akar wangi samples was carried out at the Spice and Aromatic Research Unit by vapor distillation method for 9-12 hours. The aromatic candles were based on a mixture of solid paraffin and stearin in a 2:8 proportion, respectively, enriched with fragrant root bark essential oils with 5 formulas, namely F1 (placebo), F2 (fixative), F3 (1% essential oil), F4 (2% essential oil), and F5 (3% essential oil).  The repellency test was carried out by inserting 20 house flies in a of 50x50x50 cm container that contains a lighted aromatic candle according to the doses mentioned above, and shrimp scalps located 15 cm from the candle that functions as a bait. The calculated parameters were the hourly number of flies that were allured to the bait for 6 hours, which were related to the candle’s repellency and the house fly’s preference of candle. The repulsion ability result were 89.724%, 75.28%, 68.06%, 49.17%, 9.72% for F5, F4, F3, F2, and F1, respectively. The result also showed that the F4 sample was the most preferred sample.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL KOMBINASI DAUN PANDAN WANGI DAN DAUN JAMBU BIJI TERHADAP Shigella dysenteriae Oom Komala; Durrotun Nafisah Abd.Nf; Novi Fajar Utami
EKOLOGIA Vol 21, No 2 (2021): EKOLOGIA : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/ekologia.v21i2.3666

Abstract

Dysentery can be treated using Pandanus amarylifolius leaves and Psidium guajava leaves. This study aimed to determine the activity of the combination of 96% ethanol extract of P. amarylifolius leaves and P. guajava leaves in inhibiting the growth of Shigella dysenteriae bacteria. Methods. Extraction of P. amarylifolius leaves and P. guajava leaves respectively by using the maceration method with 96% ethanol solvent. For the combination treatment, each of these extracts was combined. Each extract obtained was tested for minimum inhibitory concentration (MIC). The MIC value of P. amarylifolius leaf extract was obtained at a concentration of 30% and P. guajava leaf extract was obtained at a concentration of 40%. Inhibitory width test (IWT) by disc diffusion method was carried out on single extracts and combination extracts, with treatment concentrations of 30% single extract of P. amarylifolius leaf (K1), 40% single extract of P. guajava leaf (K2), combination 1 (P. amarylifolius leaf). 30%+ P. guajava leaf 40%) (K3), combination 2 (35% P. amarylifolius leaf + 40% P. guajava leaf) (K4), combination 3 (40% P. amarylifolius leaf + 40% P. guajava leaf) (K5). The width of the inhibition of the research results of the treatment against S. dysenteriae were analyzed using a completely randomized design and Duncan's test. The results showed that the combination of P. amarylifolius leaf extract and P. guajava leaf was more effective in inhibiting the growth of S. dysenteriae bacteria. The combination of P. amarylifolius leaf extract and P. guajava leaf extract that was most effective in inhibiting the growth of S. dysenteriae bacteria was combination 3 (40% P. amarylifolius leaf extract + 40% P. guajava leaf extract) with an average inhibitory width of 5.625 mm. Keywords: Combination, P. amarylifolius Leaves, P.guajava Leaves, S. dysenteriae
EXTRACTION OF ROBUSTA COFFEE BEANS (Coffea canephora) FROM WONOSOBO BY ULTRASONIC WAVES AND ANTICANCER TESTS Akhmad Endang Zainal Hasan; Novi Fajar Utami; Mona .
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jf.v12i1.4933

Abstract

Wonosobo Robusta coffee beans are one of the natural source ingredients that potentially could be used as ananticancer. It contains polyphenolic compounds such as chlorogenic acid, flavonoids, and hydroxy hydroquinone. Thisresearch aims to determine the optimum conditions for the extraction temperature and time of the Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) method on the extract yield and to determine the anticancer activity. Extraction optimizations wereanalyzed using Response Surface Methodology (RSM) with Central Composite Design (CCD) experimental design on atemperature factor of 40, 50, 60 ºC and extraction times of 10, 30 and 50 minutes. Determination of anticancer activitywas conducted using the Methyl Thiazole Tetrazolium (MTT) Assay method against MCF-7 cells. The optimization results indicate that the temperature of 52.74 ºC and time of 29,53 min are the optimum conditions for extraction with an extract yield of 9,16%. The anticancer activity test result at a concentration of 400 µg/mL is 83,25% so it has the potential to be used as an anticancer.