Eddy Fadlyana
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung

Published : 45 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Neutrophil-lymphocyte count ratio correlation to procalcitonin and PELOD-2 score in pediatric sepsis Desak Gede Arie Yudhantari; Dadang Hudaya Somasetia; Eddy Fadlyana; Djatnika Setiabudi
Paediatrica Indonesiana Vol 61 No 4 (2021): July 2021
Publisher : Indonesian Pediatric Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/pi61.4.2021.211-6

Abstract

Background Sepsis is a leading cause of children’s mortality worldwide. Procalcitonin (PCT) is a widely used infection marker, but has limitations in terms of cost and availability. The neutrophil-lymphocyte count ratio (NLCR) is easy to perform, low-cost, and widely used as a diagnostic and prognostic marker of various inflammatory processes. Objective To investigate possible correlations of NLCR to PCT and Pediatric Logistic Organ Dysfunction-2 (PELOD-2) score among pediatric sepsis patients. Method A retrospective study was conducted by reviewing the Pediatric Sepsis Registry at Dr. Hasan Sadikin General Hospital, Bandung, West Java, from January 2019–June 2020. We recorded patients’ characteristics, PELOD-2 score, NLCR, and PCT results. Correlation analysis was conducted using Spearman’s Rank test with significance value of P<0.05. Results Ninety patients were included in the study. Most patients were male (56.7%), under 2 years of age (57.8%), and had lower respiratory tract infection (67.8%) as the most common source of infection. The NLCR value had significant, positive correlations to PCT (r=0.642; P<0.001) and PELOD-2 score (r=0.233; P=0.027) in pediatric sepsis patients. Conclusion The NLCR is directly proportional to PCT in pediatric sepsis patients. This result suggents that NLCR may have a potential role as an alternative marker for sepsis in emergency setting.
ANALISIS PENYEBAB KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN GARUT (STUDI EPIDEMIOLOGI DALAM UPAYA MENURUNKAN KEMATIAN PERINATAL DI PROVINSI JAWA BARAT) Iin Prima Fitriah; Dany Hilmanto; Herman Susanto; Hadi Susiarno; Eddy Fadlyana; Gustomo Panantro
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.533

Abstract

Kematian perinatal berhubungan dengan peristiwa obstetri seperti lahir mati dan kematian neonatal dini. Kasus kematian bayi di Kabupaten Garut menduduki peringkat kedua tertinggi kematian bayi di Jawa Barat. Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan kasus kematian perinatal namun, belum memperlihatkan hasil maksimal. Tujuan penelitian adalah menganalisis penyebab kematian perinatal yang dapat dicegah. Rancangan penelitian ini adalah Sequential Explanatory Mixed Method. Tahap pertama melakukan teknik  kuantitatif dengan studi dokumentasi terhadap dokumen Otopsi Verbal Perinatal (OVP) berjumlah 78 kasus. Uji statistik menggunakan fisher exact. Tahap kedua dengan teknik kualitatif dengan indepth interview pada empat orang keluarga bayi yang meninggal, dua orang petugas kesehatan dan dua orang penanggungjawab pencatatan dan pelaporan dan Focus Group Discussion (FGD) pada satu orang kepala seksi kesehatan keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dan empat orang bidan koordinator puskesmas. Penelitian dilaksanakan bulan Oktober sampai November 2016. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan jarak kelahiran, penyakit penyerta, ketersediaan fasilitas dan rujukan dengan kematian perinatal yang dapat dicegah (p<0,05). Jarak kelahiran dan penyakit penyerta masih berkontribusi terhadap kematian perinatal yang dapat dicegah terkait dengan keterbatasan pengetahuan ibu dan juga deteksi dini baik tingkat keluarga maupun tenaga kesehatan, sedangkan ketersediaan fasilitas kesehatan terkait dengan keterbatasan alat dan sumber daya manusia kesehatan. Sebagian besar kematian perinatal dapat dicegah. Perlu kerjasama semua elemen masyarakat maupun pemerintah dalam upaya menurunkan kematian perinatal yang dapat dicegah. 
HUBUNGAN ANTARA PRAKTIK PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA) PADA BADUTA USIA 6-24 BULAN DENGAN KEJADIAN STUNTING Primadevi, Inggit; Akhmad Gurnida, Dida; Fadlyana, Eddy
Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH) Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH)
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30604/jaman.v5i1.1539

Abstract

Permasalahan gizi merupakan salah satu masalah utama pada negara berkembang, termasuk Indonesia. Pendek (stunting) merupakan masalah gizi kronis yang dapat memberikan gambaran kegagalan pertumbuhan yang terakumulasi sejak sebelum dan sesudah kelahiran yang diakibatkan oleh tidak tercukupinya zat gizi. Tingginya angka prevalensi stunting di Kabupaten Tanggamus yaitu 26,8% yang melebihi standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu 20% yang artinya stunting baduta di Kabupaten Tanggamus masih diatas batas toleransi yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Nasional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) pada baduta usia 6-24 bulan dengan kejadian stunting. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, dengan desain Cross Sectional, dengan jumlah sampel penelitian 100 orang ibu yang memiliki baduta usia 6-24 bulan di Posyandu Desa Purwodadi, Gisting Bawah, dan Banjar Manis wilayah kerja Puskesmas Gisting yang diambil secara consecutive sampling. Pengumpulan data diperoleh melalui pengukuran panjang badan untuk kejadian stunting, wawancara untuk data IMD, pemberian ASI Ekslusif, praktik PMBA, riwayat penyakit ISPA, riwayat penyakit Diare, serta survey konsumsi makan dengan menggunakan food recall 24 hours untuk data riwayat asupan energy, protein dan kalsium, kemudian data diolah dan dianalisis secara deskriptif analitik menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian di tempat penelitian menunjukkan prevalensi kejadian stunting sebesat 26%. Faktor yang terbukti berhubungan dengan stunting adalah praktik pemberian makan bayi dan anak (PMBA) p=0,032, sedangkan IMD p=0,211 dan ASI Ekslusif p=0,283 yang tidak berhubungan dengan kejadian stunting. Dari hasil regresi logistic ganda, faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah PMBA dengan OR 3,27 (1,22-8,57) dengan nilai p=0,018. Praktik PMBA merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting. Promosi dan pendidikan kesehatan tentang PMBA sebaiknya diberikn sejak masa kehamilan untuk mencegah kegagalan pertumbuhan, promosi PMBA yang lebih dekat dengan masyarakat dengan memnfaatkan kader yang telah mengikuti pelatihan konseling PMBA dan membuat panduan PMBA yang dilengkapi resep makanan dan tips yang disesuaikan dengan umur anak.
Safety and Preliminary Immunogenicity of Recombinant Hepatitis B (Bio Farma) Vaccine in Adults and Children: A Phase 1 Clinical Trial Fadlyana, Eddy; Tarigan, Rodman; Rusmil, Kusnandi; Sari, Rini Mulia; Kartasmita, Cissy B; Mardiah, Behesti Zahra; Dwi Putra, Muhammad Gilang
Althea Medical Journal Vol 10, No 4 (2023)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15850/amj.v10n4.3279

Abstract

Background: In order to fulfil the requirements of the national immunization program and sustain the production capacity of the monovalent Hepatitis B vaccine, this study aimed to assess the safety and immunogenicity of the recombinant Hepatitis B Vaccine (Bio Farma) using the new Hepatitis B bulk. Methods: This study was an experimental, randomized, double-blinded, and controlled Phase I clinical trial, with 100 healthy subjects divided into 50 adults and 50 adolescents. Subjects were randomly assigned to receive either the Bio Farma registered Recombinant Hepatitis B Vaccine (group A) or a new source of Hepatitis B bulk (group B). Subjects received one or three doses of vaccine, depending on the baseline anti-Hbs titer. Subjects were given diary cards to record solicited and unsolicited adverse events for 28 days following vaccination. Vaccine immunogenicity was assessed by measuring the level of HBsAg antibody titer elevation.Results: No serious adverse events were reported during clinical trials. The frequencies of adverse events were not significantly different between the two vaccine-randomized groups. The most immediately observed local reaction was local pain, reported by 35.7–42.8% of adults and 24.0–26.3% of adolescents, without any systemic reactions. Seroconversion in adults in group B reached 100% and 78.5% in group A, meanwhile in adolescent subjects in both groups it reached 100%. A substantial increase in geometric mean titer (GMT) was observed in the majority of subjects after immunization.Conclusion: Recombinant Hepatitis B Vaccine with a new source of HBsAg B bulk is safe, well tolerated, and highly immunogenic.
Maternal Risk Factors among Pregnant Women with Miscarriage Sofia, Norlaila; Fadlyana, Eddy; Irianti, Setyorini; Krisnadi, Sofie; Susiarno, Hadi
Althea Medical Journal Vol 11, No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15850/amj.v11n1.3037

Abstract

Background: Approximately, 4.1% of maternal deaths in Indonesia occur due to miscarriage. Miscarriage might be caused by various factors such as fetal, maternal, and external factors. Monitoring and early detection of maternal factors might prevent miscarriage.  This study aimed to analyze the influence of maternal factors on the incidence of miscarriage. Methods: This was an analytic observational study with a case-control design conducted in Banjar District, South Kalimantan in August–September 2022. Data was collected from the medical records of pregnant women who experienced miscarriage (n=60) and pregnant women who did not (n=120). Data was analyzed using the chi square test and logistic regression. The level of maternal risk factors for the incidence of miscarriage was determined from the odds ratio (OR) value at a 95% confidence interval.Results: The results revealed that parity (p=0.000; OR=2.2), nutritional status (p=0.000; OR=77.1), level of education (p=0.001; OR=3.5), and employment status (p=0.000; OR=8.1) had a significant effect on the incidence of miscarriage.Conclusion: Maternal factors such as parity, nutritional status, education level, and employment status influence on the incidence of miscarriage, therefore, it is essential to educate pregnant women on various factors related to miscarriage.
Co-Authors Adhitya Agung Pratama Alex Chairulfatah Alex Chairulfatah Andy Japutra Anggraini Alam Anna Alisjahbana Anne Susanty Arief Priambodo Arifah Nur Istiqomah Armijn Firman Cissy Kartasasmita Dadang Hudaya Somasetia Dadang Hudaya Somasetia Dany Hilmanto Desak Gede Arie Yudhantari Dewi Marhaeni Diah Herawati Dida Akhmad Gurnida Dida Akhmad Gurnida Dida Akhmad Gurnida, Dida Djatnika Setiabudi Dwi Putra, Muhammad Gilang Elda Khalida Elsa Pudji Setiawati Endah Pujiastuti Erwina Sumartini Faisal Faisal Faisal Faisal Fathiyah Ma’ani Firman Fuad Wirakusumah Fitriah, Iin Prima Fiva A Kadi Fiva A Kadi Ghaniyyatul Khudri Gladys Gunawan Gustomo Panantro Hadyana Hadyana Hadyana Hadyana Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hasan Basri Heda Melinda Nataprawira Herman Susanto Herry Garna Herry Herman Ilsa Nelwan Istiqomah, Arifah Nur Ita Susanti Iwin Sumarman Iwin Suwarman Jusuf Sulaeman Effendi Kartasmita, Cissy B Krisnadi, Sofie Kusnandi Rusmil Kusnandi Rusmil Kusnandi Rusmil Lelani Reniarti Lesmana Syahrir Lina H Soemara Mardiah, Behesti Zahra Marietta Shanti Prananta Meita Dhamayanti Meita Dhamayanti Meita Dhamayanti Monalisa Elizabeth Muchlisah Noor Nanan Sekarwana Nita Arisanti Nita Arisanti Nova Sylviana Novila Sjafri Bachtiar Novilia S Bachtiar Novilia Sjafri Bachtiar Novilia Sjafri Bachtiar Novilia Sjafri Bachtiar Novilia Sjafri Bachtiar Novillia S Bachtiar Novina Novina Panantro, Gustomo Prananta, Marietta Shanti Primadevi, Inggit Puspasari Sinaga R Dharmayanti Rachmat Gunadi Rachmat Gunadi Rafa Fathia Suhud Rini Mulia Sari Rini Rossanti Rodman Tarigan Selly Selly Setyorini Irianti Sheilla Selvina Sheilla Selvina, Sheilla Shinta Larasaty Sinaga, Puspasari Sinthura Vimalan Subramaniam Siti Aminah Sjarif Hidajat Effendi Soenarjati Soedigo Adi Soenarjati Soedigo Adi Sofia, Norlaila Sri Endah Rahayuningsih Sri Utami Suwarto Subramaniam, Sinthura Vimalan Suganda Tanuwidjaja Susiarno, Hadi Tommy Nugrahadi Whisnubrata Yenny Purnama Yulia Sofiatin Yundari, Yundari