Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

EMBRIOGENESIS PADA TANAMAN TEBU (Saccharum sp.) VARIETAS BULULAWANG DENGAN TEKNIK KULTUR MIKROSPORA Septarini Dian Anitasari; Dwi Nur Rikhma Sari; Ida Ayu Astarini; Made Ria Defiani
AGRITROP Vol 16, No 2 (2018): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v16i2.1813

Abstract

Tanaman tebu adalah keluarga poace yang berpotensi menghasilkan nilai ekonomi tinggi karena manfaatnya sebagai produk unggulan dalam menghasilkan gula serta bioetanol yang banyak digunakan oleh masyarakat luas. Untuk itu perlu upaya pemuliaan tanaman yang cepat untuk memenuhi kebutuhan pasar. Teknik kultur mikrospora merupakan aplikasi bioteknologi yang efisien dalam menghasilkan tanaman haploid. Teknik ini belum berhasil diaplikasikan pada tanaman tebu sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk memicu embriogenesis mikrospora tebu dengan aplikasi kultur mikrospora pada varietas bululawang. Metode yang digunakan yaitu dengan stress perlakukan perendaman mannitol 0.3M sebelum isolasi kultur pada lama perendaman yang berbeda. Analisis data menggunakan uji anova dan uji duncan. Hasil yang diperoleh yaitu Perlakuan stress yang diberikan berhasil memicu embriogenesis mikrospora dengan lama perendaman anther optimum pada 7 hari pada mannitol 0.3M
PEMBENTUKAN KALUS, TUNAS DAN AKAR PADA KULTUR ANGGUR BALI (Vitis vinifera cv Alphonse Lavallee) DENGAN PEMBERIAN NAA dan BAP Made Pharmawati; Made Ria Defiani
BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi Vol 3 No 1 (2021): BIO-CONS: Jurnal Biologi dan Konservasi
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/biocons.v3i1.432

Abstract

Anggur Bali (Vitis vinifera L. cv Alphonse Lavallee) merupakan salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Buleleng, Bali. Kebutuhan akan bibit anggur Bali cukup tinggi, sehingga diperlukan teknik perbanyakan yang dapat menghasilkan bibit dalam jumlah besar. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah kultur jaringan tanaman. Penelitian ini bertujuan menganalisis respon eksplan cabang yang masih muda terhadap zat pengatur tumbuh (ZPT) NAA dan BAP pada kultur Anggur Bali. Cabang tanaman anggur yang masih muda diambil dari salah satu perkebunan Anggur Bali di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. Dilakukan sterilisasi eksplan dan ditanam pada medium MS dengan penambahan zat pengatur tumbuh NAA dan BAP dalam beberapa kombinasi. Pengamatan dilakukan terhadap pembentukan kalus, tunas dan akar. Hasil menunjukkan bahwa pembentukan kalus, tunas dan akar Anggur Bali dengan teknik kultur jaringan dipengaruhi oleh zat pengatur tumbuh NAA dan BAP. Persentase tertinggi kultur yang membentuk kalus terjadi pada penambahan 1,5 mg/L NAA dan 2 mg/L BAP, tetapi skor kalus yang terbentuk tertinggi pada kombinasi 1 mg/L NAA dengan 4 mg/L BAP dan kombinasi 1,5 mg/L NAA dengan 4 mg/L BAP. Tunas terbentuk pada perlakuan 4 mg/L BAP tanpa NAA dan perlakuan 1 mg/L NAA dengan 4 mg/l BAP. Persentase kultur yang membentuk akar dan jumlah akar terbanyak terjadi pada pemberian kombinasi 1 mg/L NAA dengan 2 mg/L BAP. Perubahan kecil pada konsentrasi ZPT mengakibatkan perubahan respon tanaman, sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan kombinasi dan konsentrasi ZPT yang tepat untuk menghasilkan plantlet dalam jumlah besar.
Potensi Inokulasi Jamur Trichoderma viride dan Glomus sp. Terhadap Produktivitas Capsicum annuum L Wira Purnama Santi; Made Ria Defiani; Meitini Wahyuni Proborini
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 3, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.189 KB) | DOI: 10.46638/jmi.v3i2.61

Abstract

Cabai rawit (Capsicum annuum) merupakan komoditi pertanian yang digunakan dalam berbagai jenis produk makanan. Pemanfaatan pupuk anorganik berdampak buruk terhadap lingkungan sehingga diperlukan agen hayati, seperti Trichoderma viride dan fungi mikoriza arbuskula (FMA) untuk memperbaiki kondisi tanah. Tujuan penelitian ini mengobservasi pemberian kombinasi T. viride dan FMA Glomus sp. Terhadap produksi cabai rawit serta mengetahui dosis kombinasi optimum dalam meningkatkan produktivitas cabai rawit. Penelitian dilakukan di laboratorium Taksonomi Tumbuhan/Mikologi dan green house Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan lima perlakuan yaitu (A) tanah steril (Kontrol negatif); (B) tanah steril dan 50 spora Glomus sp.; (C) tanah steril dan 2 g pupuk anorganik CPN15-0-14 KNO3 Merah; (D) tanah steril, 5 mL T. viride dan 50 spora Glomus sp.; (E) tanah steril, 10 mL T. viride dan 50 spora Glomus sp. Setiap perlakuan memiliki lima ulangan yang terdiri dari tiga unit tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah buah, berat basah dan berat kering buah, berat kering tajuk, berat kering akar dan infeksi FMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pupuk anorganik menghasilkan nilai tertinggi pada hampir seluruh parameter yang diamati kecuali pada persentase kolonisasi FMA. Perlakuan E menunjukkan hasil yang lebih optimum dalam produksi cabai rawit meski belum mampu menandingi pupuk anorganik.
Pengaruh formulasi pupuk cair berbasis limbah organik dan penambahan konsorsium mikroba pelarut fosfat terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) Ni Putu Yuliatiningsih; Ida Bagus Gede Darmayasa; Made Ria Defiani
Jurnal Biologi Udayana Vol 26 No 1 (2022): JURNAL BIOLOGI UDAYANA
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBIOUNUD.2022.v26.i01.p04

Abstract

Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki nilai gizi dan nilai ekonomi tinggi. Peningkatan produksi cabai dapat dilakukan dengan upaya perbaikan kesuburan tanah melalui pemupukan yang optimal dan ramah lingkungan. Air cucian beras dapat dimanfaatkan sebagai POC yang dikombinasikan dengan molase dan mikroba pelarut fosfat (MPF). Tujuan penelitian untuk mengeksplorasi pemanfaatan formulasi POC terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit dan menentukan perbandingan yang tepat antara air cucian beras dan molase dengan penambahan konsorsium MPF dalam memformulasi POC. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan 4 ulangan. Perlakuan ada 7 yaitu Y1 = Kontrol I (tanpa perlakuan); Y2 = Kontrol II (POC komersial); Y3 = 5% air cucian beras + 5% molase + 10 mL konsorsium MPF; Y4 = 10% air cucian beras + 10% molase + 10 mL konsorsium MPF; Y5 = 15% air cucian beras + 15% molase + 10 mL konsorsium MPF; Y6 = 20% air cucian beras + 20% molase + 10 mL konsorsium MPF; dan Y7 = 25% air cucian beras + 25% molase + 10 mL konsorsium MPF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan Y7 memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit dibandingkan dengan pemberian perlakuan formulasi POC lainnya.
PERBANYAKAN DAN PEMANFAATAN TANAMAN HIAS OBAT DAN UPACARA UNTUK PELUANG WIRAUSAHA MASYARAKAT DESA JUNGUTAN KARANGASEM BALI M.R. Defiani; I.A. Astarini; I.M.S. Wijaya; E. Kriswiyanti; A.A.S.A. Sukmaningsih K; I.B.W. Gunam
Buletin Udayana Mengabdi Vol 22 No 2 (2023): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/BUM.2023.v22.i02.p10

Abstract

Community service for PKK members and youth organizations at the Samsara Living Museum, Jungutan Village, Karangasem, Bali aimed to assist preserve ceremonial plants which include ornamental plants and coconuts of various types and the introduction of blue tea from Clitoria ternatea and turmeric drink for the use of medicinal plants. The initial method was carried out with a site survey to take an inventory of plants at the service location, then socialization with participants was carried out through poster presentations and then continued with the practice of plant nurseries and making blue tea and taste testing of herbal turmeric and tamarind drink. Based on the results of the implementation in the field, most of the participants were new to the existence of blue tea which is beneficial for health because it contains antioxidants. The vegetative propagation of ornamental plants with high economic value such as aglonema, Sanseviera and red betel was very interesting for the participants to increase the effort of propagation of ornamental plants that could be done easily. The introduction of some coconuts such as Mulung coconut which can be used to maintain the body's immunity during a pandemic. The turmeric and tamarind drink helps stamina during the pandemic and can also be tried by participants and has been used as a 'welcome drink' for visitors to Samsara. Some PKK members have tried to grow eggplant and chili vegetables in their yard and are interested in increasing ornamental plants for entrepreneurial activities to motivate other PKK members. Keywords: cutting, grafting, seed, tuber, community empowerment
INCREASING VEGETATIVE GROWTH AND PRODUCTION OF EGGPLANT (Solanum melongena L.) WITH APPLICATION ORGANIC FERTILIZER Hikmah Putri Wahyu Utami; Made Ria Defiani; I Ketut Muksin
SIMBIOSIS Vol 11 No 1 (2023)
Publisher : Jurusan Biologi Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JSIMBIOSIS.2023.v11.i01.p03

Abstract

Eggplant (Solanum melongena L.) is a horticultural product belong to the Solanaceae family. Eggplants are in great demand because cheap and lots of vitamin A, B and C. Along with increasing demand, eggplant production needs to be increased. Increasing eggplant production can be pursued by giving organic fertilizer with the right concentration. This research was conducted in April-August 2021 at the Green House of the Biology Study Program, FMIPA Udayana University. The research design used was a completely randomized design (CRD) with a 3x4 factorial pattern with 3 replications. The first factor is the type of organik fertilizer (A) with compost (A1), cow manure (A2) and goat manure (A3). The second factor is the concentration of organik fertilizer (B) which is 0 g/polybag (control) (B0), 500 g/polybag (B1), 1,000 g/polybag (B2) and 1,500 g/polybag (B3). Parameters observed is plant height, number of leaves, number of branches, flower initiation time, age of the plant at harvest, number of fruit crops, fruit length,fruit weight, and fruit diameter. Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) and continued with Duncan Multiple Range Test (DMRT) analysis. The results showed that the treatment of goat manure and a concentration of 1,500 g could increase all research parameters. The combination of goat manure with a concentration of 1,500 g gave effective results on the growth and production of eggplant.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Merah dan Cokelat Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Luh Made Ary Somia Vagestini; Retno Kawuri; Made Ria Defiani
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 10 No 1 (2023)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2023.v10.i01.p17

Abstract

Staphylococcus aureus is known as bacteria that often cause respiratory tract disease in Indonesia. These bacteria are known to have developed resistance to several antibiotics. This study aims to analyze the comparison of the antibacterial activity of ethanol extracts of red ketapang leaves and brown ketapang leaves on the growth of S.aureus bacteria, determine the MIC of the two extracts, and determine the class of compounds in the extracts. The research method used includes sample extraction using the maceration method with 96% ethanol as solvent. The antibacterial activity test of the extract was carried out at concentrations of 20%, 15%, 10%, and 5% (w/v) with the disc diffusion method on Nutrient Agar media, and qualitative phytochemical tests were carried out. The results showed that the difference in leaf color affected the inhibition of S. aureus bacteria. The best inhibition was obtained at a concentration of 20% (w/v) red ketapang extract with an inhibition zone diameter of 13.67±0.76 mm. The results of the MIC test showed that the MIC value of the red ketapang extract was obtained at a concentration of 5% (w/v) with an inhibitory power of 1.47±0.25 mm and the cocoa bean leaf extract was obtained at a concentration of 10% (w/v) with the diameter of the inhibition zone. 1.73±0.25mm. The phytochemical test of the extracts showed that both extracts contained alkaloids, saponins, flavonoids, tannins, and steroids, but terpenoid compounds were only found in the red ketapang leaf extract. Keywords: secondary metabolites, MIC, resistance, ketapang leaf color.
Penentuan Jumlah Kromosom pada Tiga Kultivar Brokoli BL 10001, Royal Green, dan Green Magic Septarini Dian Anitasari; Ida Ayu Astarini; Made Pharmawati; Made Ria Defiani; Dian Catur Prayantini; Dwi Nur Rikhma Sari
BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi Vol. 2 No. 1 (2020): BIO-CONS: Jurnal Biologi dan Konservasi
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/biocons.v2i1.326

Abstract

Brokoli (Brassica oleracea L. var. italica Plenck) merupakan sayuran yang memiliki nilai gizi tinggi dan popular di Indonesia. Produksi brokoli di Indonesia rendah karena umumnya kultivar yang ditanam di Indonesia adalah kultivar introduksi. Kultivar introduksi tidak cocok di lingkungan tropis Indonesia sehingga memerlukan upaya pemulian tanaman untuk perbaikan kultivar. Salah satu upaya perbaikan kultivar yang popular saat ini adalah kultur mikrospora. Kultur mikrospora dapat memproduksi tanaman homozigot atau galur murni sehingga nantinya dapat dijadikan tetua dalam program pemuliaan tanaman. Penentuan Jumlah kromosom sangat berguna dalam pengembangan kultur mikrospora dan pemuliaan tanaman hibrida. Kultur mikrospora menghasilkan variasi jumlah kromosom yang beragam sehingga pengetahuan jumlah kromosom penting dilakukan dalam kultur mikrospora. Penelitian ini menggunakan 3 kultivar brokoli Green Magic, Royal Green dan BL 10001. Penentuan jumlah kromosom menggunakan metode Squash dengan pewarna aceto-orcein pada ujung akar. Hasil penelitian menunjukkan jumlah kromosom pada kultivar BL 10001 adalah 18 kromosom, pada kultivar Royal Green adalah 9 kromosom dan pada kultivar Green Magic adalah 14 kromosom.
PEMBENTUKAN KALUS, TUNAS DAN AKAR PADA KULTUR ANGGUR BALI (Vitis vinifera cv Alphonse Lavallee) DENGAN PEMBERIAN NAA dan BAP Made Pharmawati; Made Ria Defiani
BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi Vol. 3 No. 1 (2021): BIO-CONS: Jurnal Biologi dan Konservasi
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/biocons.v3i1.432

Abstract

Anggur Bali (Vitis vinifera L. cv Alphonse Lavallee) merupakan salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Buleleng, Bali. Kebutuhan akan bibit anggur Bali cukup tinggi, sehingga diperlukan teknik perbanyakan yang dapat menghasilkan bibit dalam jumlah besar. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah kultur jaringan tanaman. Penelitian ini bertujuan menganalisis respon eksplan cabang yang masih muda terhadap zat pengatur tumbuh (ZPT) NAA dan BAP pada kultur Anggur Bali. Cabang tanaman anggur yang masih muda diambil dari salah satu perkebunan Anggur Bali di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. Dilakukan sterilisasi eksplan dan ditanam pada medium MS dengan penambahan zat pengatur tumbuh NAA dan BAP dalam beberapa kombinasi. Pengamatan dilakukan terhadap pembentukan kalus, tunas dan akar. Hasil menunjukkan bahwa pembentukan kalus, tunas dan akar Anggur Bali dengan teknik kultur jaringan dipengaruhi oleh zat pengatur tumbuh NAA dan BAP. Persentase tertinggi kultur yang membentuk kalus terjadi pada penambahan 1,5 mg/L NAA dan 2 mg/L BAP, tetapi skor kalus yang terbentuk tertinggi pada kombinasi 1 mg/L NAA dengan 4 mg/L BAP dan kombinasi 1,5 mg/L NAA dengan 4 mg/L BAP. Tunas terbentuk pada perlakuan 4 mg/L BAP tanpa NAA dan perlakuan 1 mg/L NAA dengan 4 mg/l BAP. Persentase kultur yang membentuk akar dan jumlah akar terbanyak terjadi pada pemberian kombinasi 1 mg/L NAA dengan 2 mg/L BAP. Perubahan kecil pada konsentrasi ZPT mengakibatkan perubahan respon tanaman, sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan kombinasi dan konsentrasi ZPT yang tepat untuk menghasilkan plantlet dalam jumlah besar.
Studi Anther Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) sebagai Tanaman Donor Kultur Mikrospora Septarini Dian Anitasari; Ida Ayu Astarini; Made Ria Defiani
BIOSAPPHIRE: Jurnal Biologi dan Diversitas Vol. 1 No. 1 (2022): BIOSAPPHIRE
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UNIPAR JEMBER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/biosapphire.v1i1.641

Abstract

Sugarcane is an economically valuable plant that continues to be developed to produce superior varieties, the technique to get new varietis used is microspore culture biotechnology. There are many obstacles in the implementation of the microspore cultivar method. Therefore, in this research, a study of sugarcane anthers was carried out. This research used sugarcane panicles for anther selection and then observed under a microscope. Data is analyze with descriptivey method. The results show that white and yellow anthers are the right materials for microspore culture donors