p-Index From 2020 - 2025
7.005
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Pencegahan Tuberkulosis Paru dalam Keluarga: Kajian Literatur Sri Ayu Rahayu S. Paneo; Astuti Yuni Nursasi
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 10, No 4 (2019): Oktober 2019
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf10405

Abstract

Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobaterium Tuberculosis and transmitted through sputum sprinkling. Tuberculosis disease have increase every year which is a contributor of mortality in the world. Transmission of tuberculosis is growing and resulting in increased transmission in the family and community environment. Families who are in contact with tuberculosis sufferers being a vulnerable populations to be infected. Various types of efforts are needed to prevent tuberculosis transmission. This article aims to explore the prevention of tuberculosis in the family. The literature review came from articles obtained from Pubmed, ScienceDirect, Wiley, SAGE Publications, Google Scholar and EBSCOHost since 2010-2019. The results of the study found that the prevention of transmission infection in the family were; provide immunization to babies, fulfill adequate nutrition for sufferers and family members, modify the home environment and control tuberculosis patients to get regular treatment. The role of the family becomes very important in prevention of transmission and the role of professional community nurses is also needed in order to strengthen aspects of health care services for tuberculosis sufferers. Family and nurse collaboration is a matter that needs to be increased simultaneously for optimal community health.. Keywords: prevention of transmission; nursing; family roles; tuberculosis treatment ABSTRAK Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobaterium Tuberculosis dan ditularkan melalui percikan dahak. Penyakit ini terus mengalami peningkatan di tiap tahunnya dimana merupakan penyumbang kematian di dunia. Penularan penyakit ini semakin berkembang dan mengakibatkan pada peningkatan penularan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Keluarga yang sekontak dengan penderita tuberkulosis menjadi populasi yang paling rentan terinfeksi sehingga dibutuhkan berbagai macam upaya pencegahan penularan tuberkulosis. Artikel ini bertujuan untuk menggali bentuk pencegahan tuberkulosis dalam keluarga. Telaah literatur berasal dari artikel yang didapatkan dari Pubmed, ScienceDirect, Wiley, SAGE Publications, Google Scholar dan EBSCOHost sejak tahun 2010-2019. Hasil kajian yang didapatkan ditemukan bahwa bentuk pencegahan yang dapat dilakukan dalam memutus rantai penularan infeksi dalam keluarga yang terdiri dari; memberikan imunisasi pada bayi, pemenuhan nutrisi yang adekuat bagi penderita maupun anggota keluarga, modifikasi lingkungan rumah serta kontrol penderita tuberkulosis agar berobat dengan teratur. Peran keluarga menjadi sangat penting dalam upaya memutus rantai penularan dan peran perawat komunitas yang professional juga dibutuhkan dalam rangka menguatkan aspek layanan perawatan kesehatan untuk penderita tuberkulosis. Kerjasama keluarga dan perawat menjadi hal yang perlu ditingkatkan secara simultan demi kesehatan masyarakat yang optimal. Kata kunci: pencegahan penularan; keperawatan; peran keluarga; pengobatan tuberkulosis
Teknik Intervensi Meningkatkan Efikasi Diri sebagai Upaya Promotif Aktivitas Fisik pada Remaja Saras Anindya Nurhafid; Astuti Yuni Nursasi
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 10, No 3 (2019): Juli 2019
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf10304

Abstract

Self-efficacy has proven to be an important determinant of adolescent physical activity behavior. However, there are still knowledge gaps related to how intervention techniques can improve the self-efficacy of physical activity behavior in adolescents. This systematic review aims to describe the techniques of intervening adolescent physical activity aimed at increasing self-efficacy. Data collection uses several electronic databases namely ScienceDirect, Elsevier, Proquest, Jstor, Wiley Online Library by using the help of remote Lib UI and Google Scholar. Keywords used in literature search are related to self-efficacy, physical activity, adolescent, innovation and promotion of physical activity. The results show that the most widely used technique is to build mastery experiences by asking participants to engage in physical activity during the intervention and outside the intervention session, providing physiological feedback, setting goals, monitoring themselves and seeing the intervention giver and others practicing the intervention. The results of the study are expected to be a reference for researchers and developers of interventions in increasing the self-efficacy of adolescent physical activity behavior so that it has positive implications for the development of youthful physical activity promotion efforts. Further research is expected to be able to analyze the most effective intervention techniques to improve the selfefficacy of adolescent physical activity behavior Keywords: physical activity; teenager; intervention techniques; self efficacy ABSTRAK Efikasi diri telah terbukti menjadi penentu penting perilaku aktivitas fisik remaja. Namun, masih ada kesenjangan pengetahuan terkait tentang bagaimana teknik intervensi yang dapat meningkatkan efikasi diri perilaku aktivitas fisik pada remaja. Tinjauan sistematis ini bertujuan untuk menggambarkan teknik intervensi aktivitas fisik remaja yang bertujuan meningkatkan efikasi diri. Pengumpulan data menggunakan beberapa database elektronik yaitu ScienceDirect, Elsevier, Proquest, Jstor, Wiley Online Library dengan menggunakan bantuan remote Lib UI dan google scholar. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian literatur berkaitan dengan self efficacy, physical activity, adolescent, innovation dan promotion physical activity. Hasil menunjukkan bahwa teknik yang paling banyak digunakan adalah membangun pengalaman penguasaan dengan meminta peserta melakukan aktivitas fisik pada saat intervensi dan di luar sesi intervensi, pemberian umpan balik fisiologis, penetapan tujuan, pemantauan diri serta melihat pemberi intervensi dan orang lain mempraktikkan intervensi. Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi referensi bagi para peneliti dan pengembang intervensi dalam meningkatkan efikasi diri perilaku aktivitas fisik remaja sehingga memiliki implikasi positif bagi pengembangan upaya promotif aktivitas fisik remaja. Penelitian lebih lanjut diharapkan mampu menganalisis teknik intervensi yang paling efektif untuk meningkatkan efikasi diri perilaku aktivitas fisik remaja Kata kunci: aktivitas fisik; remaja; teknik intervensi; efikasi diri
UPAYA PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DALAM KELUARGA, DI DESA RANCAWIRU KABUPATEN TEGAL Dwi Budi Prastiani; Astuti Yuni Nursasi; Widyatuti -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL - HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Breakfast is an important activity for school-age children before making daily activities. Thisstudy aims to determine the relationship of nutrition fulfillment with breakfast habits of school age children in the family. The descriptive design with crosssectional correlation performedon families with school-age children. Result showed there is statistically significant associationbetween nutrition fulfillment with breakfast habits (p value <α). These efforts include providingfood, giving motivation, feelings of love and role models. The most dominant factor is rolemodel. Health education on the importance of nutrition in school-age children needs to be doneas promotion and prevention intervention.Key words : Breakfast habits, school-age children, family, nutrition fulfillment.
Analisis Fenomenologi Tantang Pengalaman Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Avian Influenza Sri Yona; Astuti Yuni Nursasi
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 12 No 1 (2008): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v12i1.192

Abstract

AbstrakPerawat adalah tenaga kesehatan yang paling sering kontak dengan pasien. Ketakutan akan tertular penyakit dalam merawat pasien dengan penyakit yang mudah menular, dapat melahirkan sikap dan perilaku perawat yang tidak profesional dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Penelitian fenomenologi ini bertujuan mengidentifikasi pengalaman perawat selama merawat pasien dengan Avian Influenza. Data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara mendalam pada tujuh perawat di sebuah rumah sakit di Jakarta. Hasil penelitian menemukan empat tema utama yaitu pengetahuan tentang AI yang minimal, profesionalisme yang tinggi, perasaan merawat pasien, serta upaya mencegah penularan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa perlunya pelatihan mengenai Avian Influenza dengan menggunakan pendekatan keperawatan. AbstractNurse is the only health team member in the hospital who always contact intensively with the patient. Fear of getting infection from patient can create negative perception and attitude which will influence the way nurse perform nursing care to the patient. This is important to assess what nurse perception in caring for infectious patiens, such as Avian Influenza (AI) patients. A Phenomenology study was carried out to identify the experience of nurses in taking care patient with Avian Influenza. The purpose of the study was to identify the experience of nurses in taking care patients with Avian Influenza. The participants were seven nurses who work at a hospital in Jakarta. Data was collected by the in-depth interview. The major themes revealed in this study were: inadequate knowledge about Avian Influeza, highly prefessional nurses, feeling when caring for patient, way in preventing AI transmission. In conclusion, there is a need to conduct additional training about Avian Influenza in the context of nursing care approach.
Peers Teenagers Healthy Prevent Drug Abuse on Teenagers in School Roma Tao Toba MR; Elly Nurachmah; Astuti Yuni Nursasi; Tris Eryando; Arman Harahap
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 4, No 1 (2021): Budapest International Research and Critics Institute February
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i1.1788

Abstract

Adolescence is a period of transition from children to adult. The young undergo metamorphosis physical impact for the progress of the psychological result in adolescents at risk of experiencing health problems. A problem that is often experienced in adolescents between the other Drug abuse. Research objectives to get an overview of the effectiveness of Peer Teenagers Healthy (TEBARS) in the prevention of Drug abuse in adolescents in school, using a quasi-experiment, the sample obtained by random. The results illustrate Peers Teenagers Healthy is quite effective in preventing Drug abuse on teenagers in school, lack of knowledge of the average of 28.83 be 27.59, SD 1.558, p=0.000, risky behavior average of 49.23 be 43.32, SD 4.365, p=0.000. The average appearance Peers Teenagers Healthy before the intervention of 5.3 points increased to 7.8 point. The results of this study are expected to be implemented in schools and developed and fostered more to prevent Drug abuse.
EDUKASI KESEHATAN TERSTRUKTUR DAN STIGMA MASYARAKAT PADA KLIEN TB PARU Verra Widhi Astuti; Astuti Yuni Nursasi; Sukihananto Sukihananto
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 14 No 2 (2019): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v14i2.416

Abstract

Latar Belakang: Stigma masyarakat merupakan salah satu penghalang keberhasilan pengendalian TB paru. Stigma masyarakat muncul akibat kesalahpahaman masyarakat mengenai TB paru dan penularannya. Hal ini mendorong tenaga kesehatanuntuk mengembangkan intervensi guna menurunkan kesalahpahaman dan pada akhirnya akan menurunkan stigma masyarakat, salah satunya adalah edukasi kesehatan terstruktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi edukasi kesehatan terstruktur terhadap stigma masyarakat pada klien TB paru di kabupaten Bogor, Indonesia. Metode: Desain penelitian kuasi eksperimen jenis pretest and posttest with control group. Penelitian dilakukan 41 responden untuk masing-masing kelompok. Metode pengambilan sampel yaitu purposive sampling untuk memilih wilayah dengan jumlah kasus tertinggi dan responden dipilih dengan simple random sampling. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa edukasi terstruktur secara signifikan menurunkan stigma masyarakat (p value = 0,0005). Kesimpulan: Edukasi kesehatan terstruktur menurunkan stigma masyarakat. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan alternatif pilihan intervensi keperawatan komunitas yang dapat diberikan kepada masyarakat untuk mengurangi stigma pada klien TB paru.
GERAKAN REMAJA SETIA (SEHAT TANPA ANEMIA) DAPAT PENCEGAH ANEMIA PADA REMAJA Desmon Wirawati; Astuti Yuni Nursasi; Sigit Mulyono
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 4 No 2 (2017): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.202 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v4i2.85

Abstract

Anemia remaja umumnya terjadi karena kurangnya konsumsi makanan mengandung zat besi karena mempertahankan body image untuk berpenampilan ideal. Masalah anemia yang tidak diatasi akan berdampak pada prestasi belajar di sekolah dan bagi remaja putri, anemia akan mempengaruhi fungsi reproduksinya. Masalah anemia yang ditemukan pada remaja putri perlu penanganan yang serius. Praktik Spesialis Keperawatan Komunitas menuntut perawat untuk dapat memberikan solusi pennyelesaian masalah dan pencegahan anemia remaja melalui “Gerakan Remaja SeTiA”. Kegiatan ini merupakan suatu bentuk intervensi pencegahan dan penyelesaian masalah anemia pada remaja di SMP X Kota Depok Jawa Barat. Gerakan Remaja SeTiA memberikan hasil yang positif dengan bukti dapat meningkatkan rata-rata kadar hemoglobin pada remaja dengan nilai rata-rata hemoglobin pemeriksaan awal 11.42 dan akhir adalah 15.15, nilai p = 0,019. Nilai ini lebih kecil dari 5%, sehingga disimpulkan terjadi kenaikan hemoglobin. Intervensi “Gerakan Remaja SeTiA” diharapkan dapat diterapkan di berbagai sekolah.
Does Self-Stigma Affect Self-Efficacy on Treatment Compliance of Tuberculosis Clients? Nur Akbar; Astuti Yuni Nursasi; Wiwin Wiarsih
Indonesian Contemporary Nursing Journal Volume 5 No. 1 Agustus 2020
Publisher : Faculty of Nursing, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/icon.v5i1.9645

Abstract

Introduction. TB is a contagious infectious disease that still threatens globally. One of the problems in TB control management is related to the issue of low treatment compliance. Low adherence to medication can be influenced by psychological factors, one of which is self-stigma. Method. This study aims to describe the self-stigma of TB clients and their relationship with self-efficacy in TB treatment compliance. This study used a cross-sectional method. The total sample was 157 people taken by purposive sampling technique at 18 community health centers (Puskesmas) in Jeneponto Regency. Data collection techniques used self-stigma and self-efficacy of TB treatment compliance questionnaires which were given directly to respondents. Then, the researcher used univariate and bivariate analysis in analyzing data. Result. The result of this study shows that 52.4% of respondents with high self-stigma had low self-efficacy of medication adherence. Among respondents with low self-stigma, 23.3% of respondents indicated low self-efficacy of treatment compliance. It means that there is a correlation between self-stigma and self-efficacy of treatmen compliance with p-value 0.001 * (<0.05). TB adult clients who have high self-stigma are 3 times more likely to have low self-efficacy of treatment compliance than TB adult clients who have low self-stigma. Conclusion. The results of this study indicate the need to consider self-stigma factors for TB clients in TB control management regimens, especially in providing informational and emotional support to increase self-efficacy in TB treatment compliance.
Pengalaman Keluarga dalam Praktik Pemberian Makan Pendamping ASI pada Balita Gizi Kurang Dwi Cahya Rahmadiyah; Astuti Yuni Nursasi
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 11 No 2 (2021): Supp April 2021
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v11i2.1422

Abstract

Pemberian makanan pendamping yang tidak tepat menjadi salah satu penyebab langsung terjadinya gizi kurang pada balita. Pemberian makan pendamping ASI (MPASI) merupakan periode penting untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak. Hal ini dikarenakan kekurangan gizi selama seribu hari pertama kehidupan dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan yang merugikan. Desain kualitatif fenomenologi digunakan untuk mengeksplorasi pengalaman keluarga terutama Ibu sebagai pengasuh utama balita dalam praktik pemberian MPASI pada balita gizi kurang. Peneliti menggunakan wawancara mendalam kepada keluarga yang memiliki balita gizi kurang. Temuan penelitian ini menggambarkan bahwa praktik pemberian MPASI masih belum sesuai dengan prinsip pemberian MPASI yang direkomendasikan WHO. Hal tersebut dikarenakan pengetahuan ibu dalam mengakses informasi nutrisi balita dan terdapat hambatan baik internal maupun eksternal keluarga yang mempengaruhi dalam pemberian MPASI pada balita. Selain itu dukungan anggota keluarga juga berperan dalam pemberian MPASI pada balita seperti; membantu menyuapi anak, mengajak anak makan bersama ketika jam makan keluarga, membelikan bahan makanan bergizi untuk balita, mertua/orang tua membantu memasak MPASI, memberikan dukungan emosional, memberikan saran dan masukan untuk jenis-jenis MPASI. Hasil penelitian ini dapat menjadi perhatian pada keluarga yang memiliki balita, bahwa dukungan anggota keluarga juga berperan dalam pemberian MPASI pada balita.
DIABETES SELF-CARE EXPERIENCE ON ELDERLY WITHOUT MEDICATION Niko Dima Kristianingrum; Wiwin Wiarsih; Astuti Yuni Nursasi
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 6 No. 2 (2018)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6394.778 KB) | DOI: 10.21776/ub.jik.2018.006.02.3

Abstract

Increasing of the number of elderly contributes to the increasing of prevalence of chronic degenerative diseases such as diabetes mellitus. Diabetes mellitus requires long-term care through self-care. Theaims of this study to find out the experience of elderly on diabetes self-care. The study used qualitative method of descriptive phenomenology with in-depth interviews on nine participants. Interview results were analyzed using the Colaizzi method. The results of the study identified a variety of self-care diabetes, were regulates food, exercise, and blood sugar checking. Self-care has not been done consistently so it needs diabetes self-care guidelines, diabetes self-care education, and a community health nurse program that can foster elderly with diabetes mellitus.
Co-Authors Adi Brando M Sagala Adiatman Adiatman Agung Waluyo Agung Waluyo Agus Setiawan Agustina Rahmawati Amirudin, Ikhwan Andi Pranata Arman Harahap Arnindya Kanti Prasasti Asep Abdurrahman Hidayah Astuti, Verra Widhi Azwar Azwar Cahyani, Kadek Dewi Clara Caroline Dewi Gayatri Diah Ratnawati Dian Ayubi Dwi Budi Prastiani Dwi Cahya Rahmadiyah Dwi Cahya Rahmadiyah Elfi Syahreni Ella Nurlaella Hadi Elly Nurachmah Enie Novieastari Etty Rekawati Etty Rekawaty, Etty Fahri Gunawan Fonny Veronika Runtulalo Henny Permatasari Herni Rejeki Indah Permata Sari Junaiti Sahar Kadek Dewi Cahyani Kristianingrum, Niko Dima Kristina Lisum Kristina Lisum Lola Illona Elfani Kausar, Lola Illona Elfani M Sagala, Adi Brando Martiningsih Martiningsih, Martiningsih Marwah Marwah Matanari, Tety Nikasia Mega Hasanul Huda Mu'in, Muhammad Muhamad Jauhar Mulyana, Rezky Nadya Tiara Sabila Ni Wayan Putriana Dewi Agustina Nita Yunita Sri Ayu Nur Akbar Pasaribu, Jesika Poppy Fitriyani Prasasti, Arnindya Kanti Putri, Rini Pratiwi Rachmawati, Utami Rahmasari, Syifa Widya Ratnawati, Diah Rita Ismail Rohayati, Rohayati Roma Tao Toba MR S., Chiyar Edison Saras Anindya Nurhafid Sartika Sartika Sigit Mulyono Siregar, Tatiana Sri Ayu Rahayu S. Paneo Sri Yona Sri Yona Subekti, Kusdiah Edy Subekti, Kusdiah Edy Sudibyo Supardi Sukihananto Sukihananto Sukihananto Sukihananto Sukihananto, Sukihananto Syifa Widya Rahmasari Tressia, Tressia Febrianti Tri Budiati Tris Eryando Verra Widhi Astuti Vesdiana Vesdiana Wahyudi, Chandra Tri Widyatuti Widyatuti Widyatuti Wirawati, Desmon Wiwin Wiarsih Yeni Rustina