Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Jurisprudence

DIVORCE IN KANGEAN ISLANDS: The Study on Judge's Legal Reasoning of Kangean Religious Court, 2020-2022 Zuhdi, Syaifuddin; Dimyati, Khudzaifah; Absori, Absori; Wardiono, Kelik; Syafirah, Filzah Ilda
Jurnal Jurisprudence Vol. 12, No. 2, December 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurisprudence.v12i2.1229

Abstract

Purpose of the study: This article aims to find out how the divorce conditions in the Kangean Islands are and to see how the factors that influence it and the legal reasoning used by the judge in deciding the divorce case. Methods: the method used in this study is a normative juridical method with a decision approach, the data used is secondary data, namely the decisions of the religious courts in 2020-2022, which every year 30% of the decisions are taken, the data are analyzed descriptively Results: From the research conducted, it was found that the majority of divorces in Kangean Island were carried out by a contested divorce mechanism, while the factors behind the majority were due to disputes, then followed by economic factors, legal reasoning judges were divided into empathy, namely the use of legal norms, conformity between facts and norms. , interpretation of problems and norms, as well as the use of the rules of Islamic law in its legal opinion Applications of this study: This article is useful to support research on divorce and legal opinions, especially on Kangean Island and Indonesia in general Novelty: The novelty of this research is that there are still very few people doing research on the Kangean Islands, as well as the discovery of several legal reasoning concepts for judges at the Kangean Religious Court.   ABSTRAK   Tujuan Penelitian: Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi perceraian di Kepulauan Kangean dan melihat bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhinya serta alasan hukum yang digunakan hakim dalam memutus perkara perceraian. Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif dengan pendekatan putusan, data yang digunakan adalah data sekunder yaitu putusan pengadilan agama tahun 2020-2022 yang setiap tahun diambil 30% putusannya, data tersebut dianalisis secara deskriptif Hasil: Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas perceraian di Pulau Kangean dilakukan dengan mekanisme cerai gugat, sedangkan faktor penyebab mayoritas adalah karena perselisihan, kemudian disusul faktor ekonomi, pertimbangan hukum hakim terbagi menjadi empati, yaitu penggunaan norma hukum, kesesuaian antara fakta dan norma. , interpretasi masalah dan norma, serta penggunaan aturan hukum Islam dalam opini hukumnya Aplikasi penelitian ini: Artikel ini bermanfaat untuk mendukung penelitian tentang perceraian dan opini hukum khususnya di Pulau Kangean dan Indonesia pada umumnya Kebaruan: Kebaruan dari penelitian ini adalah masih sedikitnya orang yang melakukan penelitian di Kepulauan Kangean, serta ditemukannya beberapa konsep penalaran hukum bagi hakim di Pengadilan Agama Kangean.
The Judicial Reasoning Behind Decision No. 262/Pid.B/2018/Pn.Skt on a Case of Mass Violence: The Perspective of Human Aggressiveness and the Ashobiyah Terminology Purwadi Wahyu Anggoro; Khudzaifah Dimyati; Absori; Kelik Wardiono; Waljinah, Sri
Jurnal Jurisprudence Vol. 12, No. 2, December 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurisprudence.v12i2.1314

Abstract

ABSTRACT Purpose of the study: This research aimed to analyze the judicial rationing behind Decision No. 262/Pid.B/2018/Pn.Skt. According to Article 170 of the Indonesian Criminal Code in the legal event of a mass violence crime that occurred in Surakarta City.  Methodology: This was normative legal research that used the case approach. It emphasized the legal consideration of judges in deciding and giving a verdict upon a case. Results: This research analyzed Decision No. 262/Pid.B/2018/Pn.Skt. Judges considered that the actions committed by the group of perpetrators originated from the aggressive nature of humans due to their animal power that can cause law-violating actions. This aggressive human nature in a group caused a sense of affection and bond creates similarities in desires, goals, and ideas. It resulted in a sense of solidarity in the group according to the ashobiyah terminology. Applications of this study: to provide knowledge on: (1) the judicial analysis based on the factors that influence the occurrence of mass violence; and (2) the judicial consideration in deciding upon a case of mass violence in Surakarta City based on the judicial rationing in Decision No. 262/Pid.B/2018/PN.Skt. Novelty/Originality of this study: This paper provided new information on the action of mass violence on Decision No. 262/Pid.B/2018/PN.Skt correlated with Ibnu Khaldun’s ashobiyah terminology. Keywords: judicial reasoning, mass violence, aggressivity, ashobiyah    ABSTRAK  Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertimbangan yuridis di balik Putusan Nomor 262/Pid.B/2018/Pn.Skt. Menurut Pasal 170 KUHP dalam peristiwa hukum tersebut, tindak pidana kekerasan massal terjadi di Kota Surakarta.  Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang menggunakan pendekatan kasus. Ditekankan pada pertimbangan hukum hakim dalam memutus dan memberikan putusan atas suatu perkara.  Hasil: Penelitian ini menganalisis Keputusan No. 262/Pid.B/2018/Pn.Skt. Hakim menilai bahwa perbuatan yang dilakukan oleh kelompok pelaku tersebut berawal dari sifat agresif manusia karena animal power yang dapat menimbulkan perbuatan melanggar hukum. Sifat agresif manusia dalam suatu kelompok menimbulkan rasa kasih sayang dan ikatan yang menimbulkan kesamaan keinginan, tujuan, dan gagasan. Hal itu mengakibatkan rasa solidaritas dalam kelompok menurut terminologi ashobiyah.  Aplikasi penelitian ini: memberikan pengetahuan tentang (1)analisis yuridis berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan massal, (2)pertimbangan yuridis dalam memutus perkara kekerasan massal di Kota Surakarta berdasarkan yuridis rationing dalam Putusan No. 262/Pid.B/2018/PN.Skt.  Kebaruan/Orisinalitas: Tulisan ini memberikan informasi baru tentang aksi kekerasan massal pada Putusan No. 262/Pid.B/2018/PN.Skt yang berkorelasi dengan terminologi ashobiyah Ibnu Khaldun.  Kata kunci: penalaran yudisial, kekerasan massal, agresivitas, ashobiyah
Comparison Of Legal Reasoning Models In Consideration Of Decision No. 064/G/2014/PTUN SMG, NO. 135/B/2015/PT.TUN.SBY, And No. 99/PK/TUN/2016 In The Case Of Pt Semen Gresik (Persero) Tbk Environmental Permit In Rembang Regency, Central Java Dwi Utomo, Hery; Absori, Absori; Kachippa Suvirat; Khudzaifah Dimyati; Wardiono, Kelik; Rochman, Saepul
Jurnal Jurisprudence Vol. 13, No. 1, June 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurisprudence.v13i1.1707

Abstract

ABSTRACT  Purpose of the study: This study aims to understand the lawsuit of the Samin Community in Rembang Regency against Governor's Decree No. 660.1/17/2012, which permits the development and exploitation of natural resources in the Kendeng Mountains. This dispute not only shows a lawsuit but, more broadly, is the counter-hegemonic movement between local law and national law, which is marked by the victory of the Samin Community at the level of Judicial Review at the Supreme Court. Methodology: The research was carried out through observation, interview, and literature review to explain local and national legal disputes, which were analyzed qualitatively using legislation, unwritten law, and the Gramsci Counter Hegemony approach. Results: The study revealed that: first, local law disputes against national law in Rembang Regency occurred because of the dominance of national law over local law, which recognizes indigenous people only when stated in the law. Second, the Samin Indigenous people still adhere to traditions, myths, and ecological principles called Saminism, which only allow them to farm and serve as a cultural identity. Therefore, they may not be able to survive if they have another profession. Third, the judge's decision in the form of a caliph on earth is influenced by the soul of the mother earth community of the Samin Community and forms a new norm so that it becomes a new hegemony against national law. Application of the study: This research can be used by law enforcers so that their legal decisions rely on not only legal positivism values but also transcendental local legal concepts. Novelty/Originality of research: No previous research has linked the dispute over permits for constructing a cement factory in the Rembang Regency and Decision No. 99/PK/TUN/2016 with a counter-hegemonic approach and transcendental-based local laws. Keywords: legal comparison, legal reasoning, environmental law, court judgment   ABSTRAK  Tujuan Kajian: Kajian ini bertujuan untuk memahami gugatan masyarakat Samin di Kabupaten Rembang terhadap Keputusan Gubernur No. 660.1/17/2012 yang mengizinkan pembangunan dan ekspolitasi sumber daya alam di pegunungan Kendeng. Sengketa ini tidak hanya menunjukan gugatan hukum namun yang lebih luas adalah gerakan kontra hegemoni antara hukum lokal dengan hukum nasional yang ditandai dengan kemenangan masyarakat Samin pada tingkat Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung. Metodologi: Penelitian dilaksanakan dengan melakukan observasi, wawancara, dan kajian literatur yang dimaksudkan untuk menjelaskan sengketa hukum lokal dan nasional yang dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan perundang-undangan, hukum tidak tertulis dan pendekatan Kontra Hegemoni Gramsci. Hasil-hasil: Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa pertama, Sengketa hukum lokal melawan hukum nasional di Kabupaten Rembang terjadi karena adanya dominasi hukum nasional atas hukum lokal yang hanya mengakui masyarakat adat hanya jika disebutkan oleh Undang-Undang. Kedua, masyarakat Adat Samin masih berpegang pada tradisi, mitos dan prinsip-prinsip ekologis yang disebut Saminisme yang yang hanya mengizinkan mereka untuk bertani saja dan sebagai identitas budaya, sebab itu mereka tidak mungkin mampu bertahan hidup apabila berprofesi lain; dan Ketiga, Amar putusan hakim berupa khalifah di muka bumi dipengaruhi oleh jiwa masyarakat ibu bumi masyarakat Samin dan membentuk norma baru sehingga menjadi hegemoni baru melawan hukum nasional. Aplikasi Kajian: Penelitian ini dapat digunakan bagi penegak hukum agar putusan hukumnya tidak hanya bersandar pada nilai-nilai positivisme hukum, namun juga konsep hukum lokal yang bersifat transendental. Kebaruan/Originalitas Penelitian: Belum ada penelitian sebelumnya yang menghubungkan sengketa izin pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten Rembang dan putusan No. 99/PK/TUN/2016 dengan pendekatan kontra hegemoni dan hukum local berbasis transendental. Katakunci : Perbandingan Hukum, Penalaran Hukum, Hukum Lingkungan, Putusan Pengadilan