Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan Peran Pendamping Teman Sebaya Dengan Penurunan Lost Follow Up Penderita HIV/AIDS Di Klinik VCT RSUD dr.Haryoto Lumajang Cahyo Purnomo; Achmad Kusyairi; Mariani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 3 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i3.1657

Abstract

Infeksi HIV merupakan spektrum penyakit yang menyerang sel imun yang meliputi infeksi primer, dengan atau tanpa sindrom akut, pada stadium asimtomatik sampai stadium lanjut. AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi HIV. Pengobatan HIV diperlukan secara terus menerus. Penderita HIV/AIDS harus mengonsumsi Antiretro Viral (ARV) setiap hari dan kontrol rutin setiap bulan untuk minum ARV di Rumah Sakit. Kondisi tersebut membuat penderita memiliki risiko sikap Lost Follow Up. Untuk mengurangi perilaku tersebut diperlukan pendampingan sosial yang disebut Peer Companion. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara peran Peer Companion dengan penurunan tindak lanjut penderita HIV/AIDS di Klinik VCT RSUD dr.Haryoto Lumajang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Dimana data diambil dari rekam medis pasien yang berkunjung ke klinik VCT Puskesmas dr.Haryoto Lumajang pada bulan April – Juni 2024 dengan jumlah populasi 135 pasien HIV/AIDS Lost Follow Up sedangkan sampel yang diperiksa sebanyak 100 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan diambil secara Purposive Sampling. Pengumpulan data meliputi coding, editing, dan tabulating kemudian data dianalisis secara manual dan otomatis komputer dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pendampingan teman sebaya yang baik sebesar 82% (64 responden) dan Lost Follow Up sebesar 19% (8 responden) analisis hasil penelitian menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p : 0,001 dengan taraf signifikansi 0,05 (p value 0,01 α 0,05) sehingga terdapat hubungan antara peran pendampingan teman sebaya dengan penurunan angka Lost Follow Up pada pasien HIV/AIDS di Klinik VCT Puskesmas dr.Haryoto Lumajang. Oleh karena itu diperlukan kerjasama yang baik antara pembimbing sebaya dan petugas Klinik VCT untuk meningkatkan pelayanan HIV/AIDS.
Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Peningkatan Asam Urat Di Desa Alassumur Lor Kecataman Besuk Kabupaten Probolinggo Ramadhani Alvan Hidayatullah; Achmad Kusyairi; Dodik Hartono
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 4 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i4.1683

Abstract

Salah satu perubahan yang memiliki dampak terhadap kesehatan manusia yaitu terjadi perubahan pola makan dan gaya hidup. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan kesehatan salah satunya yaitu asam urat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan peningkatan asam urat di desa Alassumur Lor Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. Jenis penelitian ini analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi semua penderita asam urat sebanyak 82 responden, penentuan sampel menggunakan tekhnik purposive sampling sebanyak 68 responden. Instrumen yang digunakan menggunakan lembar kuesioner dan observasi. Selanjutnya dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan pola makan pada penderita asam urat yaitu baik sebanyak 51 responden (75%), aktivitas fisik pada penderita asam urat yaitu baik sebanyak 49 responden (72,1%), kadar asam urat pada penderita asam urat yaitu normal sebanyak 48 responden (70,6%). Hasil uji analisis menggunakan chi-square, ada hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan peningkatan kadar asam urat di Desa Alalassumur kecamatan besuk kabupaten probolinggo didapatkan nilai r = 0,001 < α = 0,05. Tenaga kesehatan perlu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga dalam menjaga pola makan, melakukan aktivitas fisik untuk menjaga stabilitas kadar asam urat penderita asam urat. Selain itu perlu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit asam urat dalam kegiatan posbindu
Efektivitas Self Help Book Dan Sleep Hygiene Terhadap Insomnia Di Pondok Mahasiswi Hafshawaty Ani Yuliati; Achmad Kusyairi; Erna Handayani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 10 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i10.1981

Abstract

Insomnia merupakan gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur. Kondisi ini dapat ditangani melalui pendekatan farmakologis maupun non farmakologis. Salah satu metode non farmakologis yang digunakan adalah melalui intervensi self help book dan sleep hygiene. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas intervensi self help book dan sleep hygiene tersebut dalam mengurangi insomnia.Penelitian ini menggunakan desain pre experimental dengan pendekatan two group pre post test design. Jumlah responden sebanyak 46 orang yang dipilih melalui teknik purposive sampling dari populasi 50 orang. Responden dibagi menjadi dua kelompok: 23 orang diberi intervensi self help book dan 23 lainnya diberikan intervensi sleep hygiene. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Insomnia Rating Scale (KSPBJ-IRS) dan dianalisis dengan uji Wilcoxon.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok self help book, 78,3% responden mengalami insomnia sedang sebelum intervensi dan 82,6% tetap dalam kategori yang sama setelahnya. Sedangkan pada kelompok sleep hygiene, terjadi penurunan insomnia sedang dari 52,2% menjadi 34,8%, dengan peningkatan kategori ringan menjadi 65,2%. Hasil uji statistic uji wilcoxon menunjukkan nilai p-value : 0,011 dan 0,000 < 0,05, maka dinyatakan bahwa sleep hygiene lebih efektif terhadap penurunan skala insomnia di pondok mahasiswi hafshawaty. Sleep hygiene terbukti lebih efektif dibandingkan self-help book dalam menurunkan tingkat insomnia karena intervensi ini secara langsung memodifikasi kebiasaan dan lingkungan tidur yang menjadi faktor utama gangguan tidur. Selain itu, sleep hygiene lebih mudah diterapkan secara konsisten oleh responden, dibandingkan membaca dan memahami isi self-help book yang membutuhkan motivasi dan kemampuan literasi lebih tinggi.
Efektivitas Senam Otak (Brain Gym) Dan Terapi Reminiscence Terhadap Penurunan Resiko Komplikasi Fungsi Kognitif Pada Penderita Hipertensi Di Desa Selogudig Wetan Kab. Probolinggo Eriska Melinda; Achmad Kusyairi; Ainul Yaqin Salam
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 10 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang juga dapat menyebabkan faktor resiko terhadap kejadian iskemik pada otak yang terkait dengan gangguan fungsi kognitif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Efektivitas senam otak (brain gym) dan terapi reminiscence terhadap penurunan resiko komplikasi fungsi kognitif pada penderita hipertensi di Desa Selogudig Wetan Kabupaten Probolinggo.Metode penelitian Quasi experimental dengan pendekatan two group pre- post test design dilakukan di desa selogudig wetan. Populasi pada penelitian ini sebanyak 70 responden dengan besar sampel 60 responden menggunakan purposive sampling yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok 1 mendapatkan terapi senam otak yang dilakukan 2-3 kali sehari selama 10-15 menit dilakukan selama 1-2 minggu. Sedangkan pada kelompok 2 mendapatkan terapi reminiscence dilaksanakan dalam 5 sesi dalam 5 kali pertemuan selama 4 minggu dengan durasi 30-60 menit setiap pertemuan. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner MMSE dan lembar observasi. Selanjutnya dilakukan pengukuran gangguan fungsi kognitif sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Kemudian dianalisis menggunakan uji Wilcoxon signed rank test.Hasil penelitian ini menunjukkan gangguan fungsi kognitif pada penderita hipertensi sebanyak 60 responden yang dibagi menjadi dua kelompok. Pada kelompok 1 mendapatkan terapi senam otak sebanyak 30 responden, dan pada kelompok 2 mendapatkan terapi reminiscence sebanyak 30 responden. Pada kelompok 1 sebelum dan sesudah diberikan terapi senam otak didapatkan nilai (p=0,000; dan nilai Z=-4.835). Sedangkan pada kelompok 2 sebelum dan sesudah diberikan terapi reminiscence didapatkan nilai (p=0,000; dan nilai Z=-4.755). Hasil uji Wilcoxon signed rank test dari kedua intervensi menghasilkan nilai p-value 0,000 ≤ α=0,005. Hal ini menunjukkan bahwa efektif senam otak dan terapi reminiscence dalam menurunkan gangguan fungsi kognitif pada penderita hipertensi.Senam otak lebih efektif dari pada terapi reminiscence dalam menurunkan gangguan fungsi kognitif disebabkan karena senam otak melibatkan koordinasi gerakan motorik, aktivitas fisik, dan stimulasi otak secara simultan, sehingga meningkatktan koneksi antar sel saraf dan memperkuat daya ingat dan konsentrasi.