Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Konjac Glucomannan: A Functional Dietary Fiber for Gut Health, Metabolic Regulation, and Clinical Applications – A Comprehensive Review Rustan M, Nurchalisah; Wahyuni, Sri; Baihaqi, Baihaqi; Massinai, Rustan; Pagala, Febryansyah
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 7, No 1 (2025): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jtpp.v7i1.12080

Abstract

This study aims to review the potential of Konjac Glucomannan (KGM) as a functional dietary fiber in improving digestive health, regulating metabolism, and its clinical applications. The focus is on KGM's benefits in weight management, glycemic control, and modulation of gut microbiota. A comprehensive literature review was conducted to examine various studies on KGM's extraction methods, structural composition, physiological effects, and clinical uses. The review also addresses KGM’s regulatory status and safety to ensure appropriate dosing standards and long-term efficacy. Results demonstrate that KGM forms a gel matrix in the gastrointestinal tract, promoting satiety, reducing glucose absorption, and influencing lipid metabolism. Additionally, KGM exhibits prebiotic properties that support beneficial gut microbiota and enhance gut barrier integrity through the production of short-chain fatty acids (SCFAs). KGM's role in improving metabolic health and digestive function highlights its potential as a promising dietary fiber. Future research should focus on optimizing KGM formulations, exploring its role in personalized nutrition based on microbiome composition, and investigating its impact on neurological and metabolic disorders. This review emphasizes the need for further clinical trials to better understand KGM's therapeutic applications and long-term effects in promoting health and preventing disease.
Analisis Tren Konsumsi Ikan di Kalangan Generasi Z dan Milenial sebagai Dasar Pengembangan Program Edukasi Pangan Sehat Agustin, Venny; Wijayanti, Willy; Pamungkas, Ilham Wahyu; Horisanto, Abraham; Dahlan, Andi; Baihaqi, Baihaqi
Jurnal Minfo Polgan Vol. 14 No. 1 (2025): Artikel Penelitian
Publisher : Politeknik Ganesha Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33395/jmp.v14i1.14925

Abstract

Ikan merupakan salah satu sumber protein utama yang memiliki kontribusi besar sebagai sumber pangan bagi masyarakat indonesia. Hal ini dikarenakan harga yang murah serta memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Meskipun ikan memliki banyak manfaat akan tetapi berbanding terbalik dengan minat konsumsi ikan oleh masyarakat terutama Generasi Z dan Milenial yang masih cukup rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat minat konsumsi ikan pada kedua generasi tersebut sehingga dapat menjadi dasar dalam merancang program edukasi pangan sehat yang tepat sasaran. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan kuesioner terhadap 104 responden dari Generasi Z dan Milenial. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 78,8 % responden dari Generasi Z dan Milenial menyukai ikan dengan frekuensi konsumsi aktual masih rendah, yaitu sebesar 52,9% responden yang mengkonsumsi ikan 1–2 kali per minggu. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa sebagian besar responden yang menyukai ikan didominasi Generasi Z dengan mayoritas oleh perempuan yang berstatus sebagai pekerja. Faktor penghambat utama konsumsi ikan meliputi aroma amis, kepraktisan pengolahan, dan keterbatasan informasi gizi. Di sisi lain, mayoritas responden memiliki persepsi positif terhadap nilai gizi ikan dan menunjukkan minat tinggi terhadap produk olahan ikan. Media sosial seperti Instagram dan TikTok memiliki potensi besar dalam membentuk persepsi makanan di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, strategi edukasi yang interaktif, berbasis visual, dan sesuai dengan gaya hidup digital dinilai efektif dalam meningkatkan literasi gizi dan minat konsumsi ikan.
Review Artikel : Mikroba, Tanaman dan Teknologi sebagai Integrasi Bioteknologi Mikrobial dalam Pertanian Modern Basoka, Sri Wahyuni; Johan, Eko Aprianto; Rustan M, Nurchalisah; Baihaqi, Baihaqi
Jurnal Minfo Polgan Vol. 14 No. 1 (2025): Artikel Penelitian
Publisher : Politeknik Ganesha Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33395/jmp.v14i1.15137

Abstract

Pertanian modern menghadapi tantangan serius seperti penurunan kesuburan tanah, ketergantungan pada bahan kimia sintetis, dan dampak perubahan iklim terhadap produktivitas dan ketahanan pangan. Dalam upaya mencari solusi berkelanjutan, bioteknologi mikrobial muncul sebagai pendekatan potensial melalui pemanfaatan mikroorganisme yang bermanfaat dalam sistem pertanian. Mikroba seperti bakteri penambat nitrogen, pelarut fosfat, dan fungi mikoriza berperan dalam meningkatkan efisiensi pemupukan, pertumbuhan tanaman, dan kesuburan tanah. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pupuk kimia dan mikroba tertentu dapat mengurangi kebutuhan input sintetis tanpa menurunkan hasil panen. Selain itu, mikroorganisme seperti Plant Growth Promoting Bacteria (PGPR) berkontribusi pada ketersediaan hara dan kesehatan tanaman. Kemajuan bioteknologi juga mempermudah proses inokulasi serta identifikasi mikroorganisme unggul yang efektif sebagai pupuk hayati. Dengan pendekatan ini, pertanian berpotensi bergerak menuju sistem yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Stabilitas pH dan Kualitas Sensoris Permen Fungsional Berbasis Serai dan Ekstrak Daun Kelor Wahid Wirawan; Muhammad Iqbal Kusumabaka Rianse; Baihaqi
MUDABBIR Journal Research and Education Studies Vol. 5 No. 2 (2025): In Process
Publisher : Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/mudabbir.v5i2.1545

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh kombinasi minyak atsiri serai (Cymbopogon citratus) dan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L.) terhadap karakteristik pH dan mutu sensoris produk hard candy. Minyak atsiri diperoleh melalui proses maserasi menggunakan etanol 98% dan diuapkan dengan rotary evaporator, sedangkan sari daun kelor diperoleh melalui proses blansing, blending, dan penyaringan. Formulasi hard candy dibuat dengan lima perlakuan berdasarkan variasi konsentrasi minyak atsiri serai (0,2–1,8%) dan ekstrak daun kelor (10–40 mL). Analisis meliputi pengukuran pH dan uji organoleptik atribut warna, aroma, rasa, dan kelengketan oleh 30 panelis semi-terlatih menggunakan skala hedonik 1–5. Data dianalisis menggunakan One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan F3 (1,2% minyak atsiri, 35 mL ekstrak kelor) memiliki nilai pH tertinggi (12,42), sedangkan F5 (1,8% minyak atsiri, 10 mL ekstrak kelor) memiliki nilai pH terendah (5,18). Analisis sensoris menunjukkan bahwa atribut warna dan kelengketan menunjukkan perbedaan yang signifikan antar perlakuan, sedangkan atribut aroma dan rasa tidak menunjukkan perbedaan nyata (p>0,05). Formulasi F4 menunjukkan nilai kesukaan tertinggi pada warna dan kelengketan, sedangkan F5 menunjukkan tingkat kesukaan terendah pada atribut kelengketan. Penambahan minyak atsiri serai dan ekstrak daun kelor dapat memengaruhi karakteristik kimia dan sensoris hard candy, dengan potensi sebagai produk fungsional yang disukai konsumen.
Pengaruh Umur Panen Terhadap Kualitas dan Rendemen Oleoresin Pala (Myristica Fragrans) Menggunakan Metode Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) Baihaqi
PEMA Vol. 5 No. 3 (2025): In Process
Publisher : Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/pema.v5i3.1611

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh umur panen terhadap kualitas dan rendemen oleoresin pala yang diekstraksi menggunakan metode maserasi. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksana dengan variasi rasio bahan terhadap pelarut dan waktu ekstraksi. Analisis komposisi kimia oleoresin dilakukan menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah pala yang dipanen pada umur 7-9 bulan menghasilkan rendemen oleoresin yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah pala muda (4-6 bulan). Selain itu, kualitas oleoresin, yang diukur berdasarkan kandungan senyawa bioaktif utama seperti Myristic acid, Safrole, dan ?-Terpineol, juga lebih baik pada buah pala yang lebih tua. Peningkatan rendemen dan kualitas ini dipengaruhi oleh umur panen yang lebih matang, yang memungkinkan ekstraksi senyawa bioaktif lebih efisien. Data GC-MS menunjukkan bahwa buah pala yang dipanen pada umur 7-9 bulan memiliki konsentrasi Myristic acid yang lebih tinggi (21,86%) dibandingkan dengan buah pala muda (1,08%). Penelitian ini memberikan pemahaman penting mengenai waktu panen optimal untuk menghasilkan oleoresin pala dengan kualitas dan kuantitas terbaik.
THE INFLUENCE OF SOCIAL AND ECONOMIC ASPECTS ON FISH CONSUMPTION TRENDS AMONG GENERATION Z INKENDARI CITY: PENGARUH ASPEK SOSIAL EKONOMI TERHADAP TRENKONSUMSI IKAN PADA GENERASI Z DI KOTA KENDARI Baihaqi; Ika Rezvani Aprita; Sri Agustina; Windayani; Harmiaty Bahar; Fatahu; Andi Laila Nugrawati M
ROCE : Jurnal Pertanian Terapan Vol. 2 No. 2 (2025): JPT ROCE 4, 2025
Publisher : PT. ROCE WISDOM ACEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71275/roce.v2i2.131

Abstract

This study aims to analyze fish consumption trends among Generation Z in Kendari, focusing on the social and economic factors that influence these trends. Generation Z, born between 1997 and 2012, shows diverse consumption preferences. Factors affecting fish consumption patterns in this group include frequency, motivation, preference for fish types, knowledge of fish benefits, as well as social, cultural, and economic influences such as fish prices. The study found that most respondents consume fish at least once a week, with a preference for marine fish over freshwater fish. Health benefits are the primary motivation for fish consumption, although knowledge about the health benefits of fish remains limited. The influence of family, peers, and social media plays a dominant role in shaping fish-eating habits. Additionally, the price of fish is a significant barrier in consumption decisionsamong Gen Z. These findings are expected to contribute to policies aimed at increasing the consumption of nutritious fish among the younger generation.