Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Komparasi Perubahan Tutupan Lahan di Gili Meno, Gili Trawangan dan Gili Air (Gili Matra): Comparison Land Cover Change in Gili Meno, Gili Trawangan dan Gili Air (Gili Matra) Lalu Arifin Aria Bakti; Siska Ita Selvia; Sukartono Sukartono; Suwardji Suwardji; Bambang Hari Kusumo
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 9 No. 4 (2023): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v9i4.499

Abstract

This research aims to determine changes in land cover on Gili Meno, Gili Trawangan, and Gili Air as small islands in West Nusa Tenggara Province. The method used in this research is a qualitative descriptive method in comparing land cover changes on each island and also spatial analysis using Google Earth satellite image data in 2013 and 2022. The research results show seven land cover classifications consisting of built-up land, open land, stretches of beach sand, water bodies, plantations, bushes, and mangroves. Based on the analysis of land cover changes in Gili Trawangan, Gili Meno, and Gili Air, a trend of increasing built-up land area for ten years from 2013 to 2022. The most significant increase in built-up land occurred on Gili Trawangan, namely 48.14 Ha. It was followed by Gili Air and Gili Meno, respectively 24.86 ha and 23.71 ha. The driving factor for changes in land cover on Gili Matra is policies from the central, provincial, and regional governments regarding the promotion and establishment of Gili Matra as a tourism destination in NTB Province. Furthermore, this policy impacts the growth of tourists and the number of residents. It causes an increase in the need for tourism-supporting facilities. Therefore, there is a change in land cover, which gradually reduces the area of undeveloped land on Gili Matra.
PENETAPAN EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL BERDASARKAN METODE HOLDRIDGE DAN BLANEY-CRIDDLE DI PULAU LOMBOK Shadiqul W , K; Kusumo, Bambang Hari; Sukartono, Sukartono; Fahrudin, Fahrudin
Journal of Soil Quality and Management Vol. 3 No. 1 (2024): Jurnal Soil Quality and Management
Publisher : Department of Soil Science, Faculty of Agriculture, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsqm.v3i1.157

Abstract

Pulau Lombok termasuk kategori pulau kecil dengan luas sekitar 4.738,7 km² (Iskandar, 2008), sehingga tingkat kerentanannya terhadap perubahan iklim lebih besar dibandingkan pulau-pulau besar. Salah satu metode dalam mencari ETo yang sering digunakan adalah metode Blaney Criddle dan Holdridge. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Data penelitian ini merupakan data sekunder, didapatkan melalui WEB Global Solar Atlas yang di peroleh data Suhu, Ketinggian tempat dan Radiasi melalui titik koordinat daerah penelitian yang sudah di tentukan dengan aplikasi ArcGIS. Hasil analisis menunjukkan penetapan ETo menggunakan metode Holdridge lebih rendah sebesar 25% dibanding penetapan menggunakan metode Blaney-Criddle
Pelatihan Pembuatan Jaringan Irigasi Tetes Selang Piping Di Lahan Kering Desa Gumantar Kabupaten Lombok Utara Negara, I Dewa Gede Jaya; Lalu Arifin Aria Bakti; Bambang Hari Kusumo; Suwardji; Sukartono; I Gusti Made Kusnarta; Nurrachman; Isnaniar Rahmatul Azizah; Agus Suroso
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 4 (2024): Oktober-Desember 2024
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i4.9933

Abstract

Desa Gumantar merupakan wilayah lahan kering yang potensinya cukup luas, dimana di daerah ini banyak dibangunkan sumur pompa air tanah dalam oleh pertintah untuk penyediaan air irigasi daerah dari masyarakat. Pemberian air pompa dilakukan secara bergiliran antara petani satu dengan yang lainnya kemudian dilakukan pengaturan oleh kelompok tani dan Juru Pengairan dimasing-masing sumur pompa yang disesuaikan dengan kemampuan pompa tersebut. Dalam rangka untuk mendorong agar mahasiswa bisa mengenal sistem irigasi lahan kering yang ada dilapangan dan juga untuk bisa mengenal lebih dekat sistem irigasi hemat air yang perlu disebar luaskan kemasyarakat, perlu diberikan pelatihan irigasi hemat air seperti sistem tetes agar efisiensi air penggunaan air tanah dapat dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat lahan kering dimasa mendatang. Pelatihan ini dilakukan pada lahan kering Desa Gumantar pada lokasi JIAT yang sudah ada, pada luas lahan 3 are – 5 are yang menggunakan air tangki. Jaringan irigasi menggunakan pipa pvc diameter ½” dan ¾” sedangkan untuk pipa lateral di atas bedengan digunaka pipa plastik hitam yang bisa kembang dan kempes dan pipa tetes menggunakan selang piping. Pelatihan terdiri dari kegiatan penyiapan lahan lahan oleh petani setempat, penyiapan bahan irigasi oleh tim Unram, Pelatihan pembuatan jaringan irigasi, pelatihan pemasangan pipa lateral tetes, pelatihan pemasangan selang piping dan pengujian irigasi. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa telah berhasil melakukan pelatihan pada 5 orang mahasiswa teknik Sipil dan 4 orang mahasiswa Fakultas Pertanian dalam pembuatan jaringan irigasi tetes di lahan kering Desa Gumantar. Mahasiswa telah memperoleh pengetahuan irigasi di lahan kering dan keterampilan dalam membuat irigasi tetes dengan selang piping di sekitar JIAT yang ada. Diharapkan nantinya mahasiswa dapat mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh persiapan menggapai dunia kerja jika menemui potensi penerapan yang terkait.
ESTIMASI EMISI GAS RUMAH KACA BERDASARKAN PENIMBUNAN SAMPAH DI TPA GILI TRAWANGAN Selvia, Siska Ita; Bakti, Lalu Arifin Aria; Sukartono, .; Kusumo, Bambang Hari; Surardji, .
Ekologia: Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Vol 25, No 1 (2025): Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/ekologia.v25i1.11515

Abstract

Gili Trawangan, one of the small island clusters in West Nusa Tenggara Province, faces serious problems in managing waste piled up in landfills with the open dumping method by only piling up without any backfilling or other processing. As a result, the Gili Trawangan TPA often experiences fires and explosions, indicating that the waste piles contain gas. This study aims to measure the potential gas stored in the piles of waste at the Gili Trawangan TPA Landfill and determine a strategy for developing methane gas potential as an alternative renewable energy for small islands. GHG emissions from landfills cannot be reduced even with technological advances, but the release of methane into the atmosphere can be significantly reduced by collecting methane gas. The methane gas content of waste at the Gili Trawangan TPA can be concluded that the peak of total methane gas production will occur in 2024, reaching a maximum of 192.23 MWh/year in the form of electrical energy and the form of gas as much as 216 kg of LPG/day. The potential energy figures obtained come from the potential of methane gas deposits in the same year of 172,100 m3/year based on modeling results using LandGEM software. Therefore, the potential of methane gas stored in waste piles can be used as an alternative energy source or as a starting point for policy-making for managing organic waste that triggers the formation of methane gas.
Pendampingan Legalitas Usaha Olahan Pangan KWT Rasa Saling Sayang Desa Kuta Lombok Tengah Zuhdiyah Matienatul Iemaaniah; Lolita Endang Susilowati; Bambang Hari Kusumo; Sukartono; Andre Rachmat Scabra; Sitti Hilyana; Sadikin Amir; Heldy Sardianto
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v6i2.2291

Abstract

Activities that can improve the community's economy can be carried out through the development of MSEs micro and small entreprises. This activity encourages the home industry to become increasingly developed. Kuta Village has become a Special Economic Zone that develops tourism activities. Tourism areas require food supplies for various activities carried out around the Mandalika Circuit. The development of processed home industrial food can later provide benefits to improve the community's economy. Service activities will be carried out for 6 months from July 2023 to December 2023 in Kuta Village with the target group KWT Rasa Saling Sayang which is a KWT assisted by the University of Mataram in 2022. Activities are carried out using socialization and participation methods by involving community participation in managing the legality of MSEs micro and small entreprises businesses so that obtain distribution permits on the market. The aim of this service activity is to help groups of women farmers to obtain the legality of home industrial food processing businesses. The results of this service activity include obtaining NIB, halal certificates for processed food products and also arranging PIRT MSEs KWT Rasa Saling Sayang
KOLABORASI SEBAGAI STRATEGI ADAPTASI MASYARAKAT DI PULAU-PULAU KECIL TERHADAP PERUBAHAN IKLIM Bakti, Lalu Arifin Aria; Sukartono; Kusumo, Bambang Hari; Atnurlaeli; Royani, Ida; Quro, Mariatul
Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppi.v2i1.506

Abstract

Makalah ini mendiskusikan hasil kajian kualitatif peran kolaborasi dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim di pulau-pulau kecil. Ketergantungan pulau-pulau kecil seperti Gili Trawangan (GT) pada industri pariwisata telah menyebabkan tekanan (stress) dan gangguan (perturbation) yang berdampak pada keseimbangan sistim sosial-ekologi di GT. Jika ekosistim pulau-pulau kecil terus mengalami degradasi maka kemampuannya untuk menyerap karbon semakin rendah sehingga tidak mampu mengurangi gas rumah kaca (GRK) yang terakumulasi di atmosfer. Upaya pengurangan emisi GRK dapat dilakukan dengan mempertahankan stok karbon yang ada di dalam tanah maupun di atas permukaan tanah dengan meningkatkan serapan melalui berbagai program reforestrasi. Kegiatan Pengabdian Masyarakat, yang dilaksanakan selama bulan Juli dan Agustus 2021, ditujukan untuk meningkatkan kapasitas kelompok kolaboratif masyarakat dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim di pulau-pulau kecil, khususnya GT. Sedangkan secara khusus kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya penguatan kelompok kolaboratif melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, teknologi quantifikasi cadangan karbon di dalam tanah maupun di permukaan tanah, dengan memberdayakan sumberdaya lokal sehingga diharapkan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim. Proses penguatan kapasitas kolaborasi masyarakat GT dilakukan dengan pendekatan action learning untuk memastikan luaran yang direncanakan bisa dicapai:Pengetahuan kelompok kolaboratif masyakarat GT tentang konsep dan prinsip sekuestrasi karbon dan dampaknya terhadap kerusakan lingkungan semakin meningkat; ketrampilan tehnik mengestimasi jumlah cadangan karbon dalam tanah dan permukaan tanah meningkat; dan demplot sebagai laboratorium pelatihan lapangan bagi kelompok masyarakat dari desa-desa lain di KLU dapat diberdayakan.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bimbingan Teknis (BIMTEK) Pemupukan Organik untuk Peningkatan Produksi Cabai Merah di Sembalun Lombok Timur Siska Ita Selvia; Lalu Arifin Aria Bakti; Sukartono; Suwardji; Bambang Hari Kusumo; Firda Salzabilla Syehan; Nopiana Fitri
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v5i2.149

Abstract

Usaha tani cabai merah di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur layak untuk dikembangkan lebih lanjut dari segi finansial. Lombok Timur juga menjadi sentra aktivitas cabai Indonesia, karena memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional (Syahrul, 2023). Dibanding tanaman lain, cabai sangat menjanjikan karena dari hasil panen 60 ton per ha dapat menghasilkan Rp30 juta per panen. Selain itu cabai bisa ditanam dan dipanen empat kali dalam satu tahun. Selain itu, Pemerintah juga telah bermitra dengan 11 Champion Cabai yang tersebar di 10 kabupaten di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Lombok Timur. Komitmen Champion Cabai pada tahun 2023 untuk Kabupaten Lombok Timur agar dapat menyediakan lahan kurang lebih 200 hektar. Tentunya komitmen ini mendapat sambutan baik dari Ditjen Hortikultura untuk memfasilitasi saprodi berupa pupuk. Untuk meningkatkan produktivitas produk dapat memanfaatkan teknologi pemupukan dalam budidaya cabai yang ramah lingkungan. Pupuk organik merupakan pupuk yang ramah lingkungan dan dapat mengembalikan kesuburan tanah yang telah menurun. Menurut (Musnawar, 2007), pupuk organik menjadi pilihan untuk memaksimalkan produksi pertanian dan juga menjadikan lahan pertanian sehat. Permasalahan dan kendala yang sering dialami masyarakat di produktivitas tanaman cabai per hektarnya masih dibawah standar. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya kemampuan petani dalam melakukan evaluasi dari setiap kendala yang dihadapi khususnya pada saat melakukan budidaya cabai merah. Target yang ingin dicapai dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatnya kemampuan dari petani untuk melakukan budidaya cabai merah melalui pemupukan organik.
DISEMINASI PEMBENAH ORGANIK BERBASIS BIOCHAR UNTUK TANAMAN HORTIKULTURA DI KELOMPOK TANI SUGIH HATI DESA KAWO - LOMBOK TENGAH Selvia, Siska Ita; Sukartono, Sukartono; Bakti, Lalu Arifin Aria; Fahrudin, Fahrudin; Kusumo, Bambang Hari; Hopiana, Nida
Jurnal Abdi Insani Vol 11 No 4 (2024): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v11i4.1830

Abstract

Community service activities were carried out at the Sugih Hati Farmers Group which develops various seasonal horticultural crops (i.e. chili, tomato, watermelon and melon) on Vertisols land in Kawo Village, Pujut District, Central Lombok. This activity aims to popularize appropriate technology in the form of biochar-based organic fertilizers to increase soil fertility and horticultural crop productivity. The use of biochar in this agricultural land is an alternative solution to improve soil quality, namely by increasing the organic matter content of the soil, water and nutrient efficiency, and reducing soil acidity due to the use of high-analysis inorganic fertilizers. Dissemination activities have been carried out using participatory methods by involving members of the farmer groups and agricultural entrepreneurs in focused discussion activities. The results of the dissemination process reported that farmers played an active role in expressing various problems and challenges faced in farming, namely land management problems, especially fertilizer management, management of planting systems/cropping patterns and control of plant pests and diseases. Thus, they agreed to utilize biochar in the planting system. The discussion also discussed the phenomenon of climate change as one of the obstacles to horticultural crop cultivation, especially drought. Farmers are very enthusiastic in understanding the business prospects of horticultural crops, especially to meet the demand of hotels, restaurants and other tourism activities particularly in the Mandalika Special Economic Zone (MSEZ), well known as KEK Mandalika.
The Nutrient Uptake Efficiency, Crop Productivity and Quality of Rice Bean in Dry Land Susilowati, Lolita Endang; Yakop, Uyek Malik; Ujianto, Lestari; Kusumo, Bambang Hari
JOURNAL OF TROPICAL SOILS Vol. 20 No. 1: January 2015
Publisher : UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5400/jts.2015.v20i1.1-9

Abstract

Rice bean is a group of beans that are rich in carbohydrates, proteins and fats. This plant is resistant to pests and diseases, as well as the broad adaptability. This study aims to obtain an efficient fertilization pattern on rice bean cultivation in dry land. The treatments consisted of 9 fertilization patterns which were RP0: no fertilizer (control); RP1: 100% recommendation fertilizer (50 kg Urea and 100 kg SP-36 ha-1); RP2: 5 Mg ha-1 manure plus 50% recommendation fertilizer; RP3: RP2 plus MVA; RP4: 5 Mg ha-1 Crotalaria sp compost plus 50% recommendation fertilizer; RP5: RP4 plus VAM; RP6: 2.5 t ha-1 manure, 2.5 Mg ha-1 Crotalaria sp compost plus 50% recommendation fertilizer; RP7: 1.5 Mg ha-1 manure, 1 Mg ha-1 Crotalaria sp compost plus 50% recommendation fertilizer; RP8: RP7 plus MVA. Fertilization treatments were arranged in RCBD and each treatment was repeated 3 times. The fertilization treatments had no significant effect on NUE. Productivity of rice bean in RP3 and RP5 reached 3.75 Mg ha-1, in RP2 and RP4 achieved 2.64 Mg ha-1, and in the control treatment reached 1.94 Mg ha-1. Carbohydrate content in seeds increased by 20% in the fertilization treatments compared to the control. Protein and anthocyanin content in all treatments were not significantly different. The combination of 5 Mg organic fertilizer (manure and / or Crotalaria compost), 50% recommendation fertilizer plus MVA was an efficient fertilization pattern to improve P fertilizer uptake efficiency (PUE), productivity and quality of rice bean crop in dry land. [How to Cite: Lolita ES, UM Yakop, L Ujianto, and B Hari Kusumo. 2015. The Nutrient Uptake Efficiency, Crop Productivity and Quality of Rice Bean in Dry Land. J Trop Soils 19: 1-9. Doi: 10.5400/jts.2015.20.1.1][Permalink/DOI: www.dx.doi.org/10.5400/jts.2015.20.1.1]
Study of Soil Carbon Reserves in Conservation Area in Gili Meno, North Lombok Akbar, Sandi; Sukartono, Sukartono; Kusumo, Bambang Hari
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 2 (2023): Special Issue
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v23i2.6307

Abstract

Gili Meno is a small island located to the north of Lombok Island which is included in a conservation area with high potential as a tourist destination. As a tourist destination, there has been a conversion of green land into hotels and other tourist facilities which has led to changes in land use patterns. In order to reduce the increase in earth's surface temperature due to green house gas (GHG) emissions, especially CO2, CO2 mitigation efforts are needed by squesting carbon into the soil. Research on soil carbon stocks on Gili Meno has been carried out using descriptive methods with survey techniques, namely by taking soil samples in several types of land cover at two depths, namely 0-10 cm and 10-20 cm. The soil samples taken were used for analysis of C-Organic and some physical characteristics of the soil. Based on the data obtained, mangrove land cover has the largest potential carbon reserves, namely 89.36 tons.ha-1, then followed by shrub land cover, then coconut plantations, and finally open land and settlements with values respectively 57.50 ton.ha-1, 44.11 ton.ha-1, and 36.15 ton.ha-1. The high soil carbon reserves in the mangrove ecosystem compared to other land covers reflect that the carbon storage potential of mangrove land covers is better compared to other land cover types. Thus, for long-term land management, the sustainability of mengrove plants must be maintained.