Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)

BUDIKDAMBER SEBAGAI AKTUALISASI KEMANDIRIAN PANGAN RUMAH TANGGA BAGI IBU-IBU MAJELIS TA’LIM Nurul Fajeriana; Ponisri Ponisri; Akhmad Ali; Muhammad Ali; Muzna Ardin Abdul Gafur
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i1.11780

Abstract

Abstrak: Modal, keterampilan, dan lahan menjadi kendala utama masyarakat dalam hal bercocok tanam sehingga dilakukan penyuluhan dan pelatihan budikdamber dengan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan ibu-ibu tentang budidaya tanpa tanah (budidaya air) dengan integrasi 2 komoditi dalam satu wadah sebagai bentuk aktualisasi kemandirian pangan rumah tangga. Metode pelaksanaan terdiri dari penyuluhan, demonstrasi praktek, dan pendampingan pada peserta dalam mempraktekkan tahapan budikdamber. Peserta kegiatan ini adalah masyarakat non produktif (ibu rumah tangga) yakni ibu-ibu Majelis Ta’lim Nurul Huda Distrik Aimas, Kabupaten Sorong yang berjumlah 23 orang. Pre-test dan post-test menjadi metode evaluasi Tim. Hasil dari kegiatan ini telah memberikan peningkatan pengetahuan peserta akan adanya budidaya air dengan 2 komoditi dalam satu wadah sebesar 80,26% dan peningkatan keterampilan bercocok tanam rumahan dengan budikdamber sebesar 75,57% sehingga untuk menunjang ketersediaan pasokan sayur dan lauk pauk dengan aktifitas produktif ibu-ibu di rumah maka pengeluaran belanja kebutuhan pokok bisa dihemat, dan juga berkorelasi positif terhadap kelestarian lingkungan dengan pemanfaatan barang bekas menjadi wadah tanam akuaponik.Abstract: The fund, skills, and land are the main obstacles for the community in terms of farming so education and training for the budikdamber are carried out to increase the understanding and skills of mothers about landless cultivation (water cultivation) by integrating 2 commodities in one container as a form of actualization of food independence household. The implementation method consists of counseling, practical demonstrations, and assistance to participants in practicing the budikdamber stages. The participants of this activity are non-productive people (housewives), namely the women of the Ta'lim Nurul Huda Council, Aimas District, Sorong Regency, totaling 23 people. Pre-test and post-test became the team's evaluation methods. The results of this activity have provided an increase in participants' knowledge of the existence of aquaculture with 2 commodities in one container by 80.26% and an increase in home farming skills with budikdamber by 75.57% to support the availability of supply of vegetables and side dishes with productive activities of mothers. If a mother is at home, spending on basic needs can be saved, and it is also positively correlated to environmental sustainability by using used goods as aquaponics planting containers. 
BRIKET AMPAS SAGU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR RAMAH LINGKUNGAN Nur Abu; Ponisri Ponisri; Anif Farida; Bertha Mangallo; Muhammad Fadli Hasa; La Ibal
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.20470

Abstract

Abstrak: Masyarakat kampung Baingkete belum memanfaatkan ampas sagu sebagai bahan bakar briket karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Ampas sagu hanya di biarkan terbuang ke rawa - rawa dan sungai sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Terdapat dua mitra dalam kegiatan ini antara lain Kelompok Tani Kampung Baingkete dan Kelompok Persekutuan Wanita Kampung Baingkete dengan jumlah peserta 20 orang. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pembuatan briket dari ampas sagu adalah untuk memberikan pemahaman dan keterampilan dalam pembuatan briket sehingga di harapkan kontribusi positif dengan memanfaatkan limbah ampas sagu untuk menciptakan produk yang bernilai ekonomi dan sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini terdiri dari beberapa tahap yakni sosialisasi, praktek pembuatan briket, dan pendampingan. Hasil yang dicapai adalah kegiatan sosialisasi dan pembuatan briket ampas sagu di kampung Baingkete, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong memberikan peningkatan pengetahuan dari 25% menjadi 75 % dan keterampilan dari 20% menjadi 65%.Kegiatan ini dapat berdampak secara ekonomi yaitu masyarakat Kampung Baingkete dapat mengurangi pengeluaran harian untuk membeli minyak tanah untuk keperluan sehari-hari.Abstract: The people of Baingkete village have not yet used sago dregs as fuel for briquettes due to limited community knowledge and skills. Sago dregs are simply allowed to be thrown into swamps and rivers, causing environmental pollution. The aim of community service activities regarding making briquettes from sago dregs is to provide understanding and skills in making briquettes so that positive contributions are expected by utilizing sago dregs waste to create products that have economic value and at the same time reduce negative impacts on the environment. The method for implementing this service activity consists of several stages, namely socialization, practice of making briquettes, and mentoring. The results achieved were socialization activities and making sago dregs briquettes in Baingkete village, Makbon District, Sorong Regency, providing an increase in knowledge and skills to the community by 45%. This activity can have an economic impact, namely that the people of Baingkete Village can reduce their daily expenses for buying kerosene for their daily needs.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK TANI MELALUI SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN PENYEMAIAN BENIH SAYURAN Fajeriana, Nurul; Ponisri, Ponisri; Sukmawati, Sukmawati; Mangallo, Bertha; Musaad, Ishak; Lestari, Agnes Dyah Novitasari
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 6 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i6.27474

Abstract

Abstrak: Produktivitas pertanian yang optimal merupakan tantangan besar bagi petani. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan hardskill dan softskill kelompok tani "Malawo Sejahtera" di Kelurahan Jamaimo, Distrik Mariat, Kabupaten Sorong melalui sosialisasi dan pendampingan penyemaian benih sayuran. Kegiatan ini melibatkan 22 peserta dari kelompok tani "Malawo Sejahtera" dan difokuskan pada budidaya sayuran seperti terong, sawi, dan bayam yang dinilai mudah dibudidayakan serta memiliki nilai ekonomi tinggi. Sosialisasi dilakukan untuk memberikan pemahaman dasar tentang teknik penyemaian yang efektif, diikuti dengan pendampingan langsung untuk memastikan praktik di lapangan sesuai dengan teori. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta, serta observasi langsung terhadap hasil praktik di lapangan. Hasil menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta dari 61,18% menjadi 85,56% dengan bibit yang lebih sehat dan siap tanam sebagai indicator keberhasilan. Dengan pendekatan partisipatif dan pendampingan yang intensif, diharapkan produktivitas kelompok tani "Malawo Sejahtera" dapat meningkat secara berkelanjutan.Abstract: Optimal agricultural productivity remains a significant challenge for farmers. This community service program aims to enhance both the hardskills and softskills of the "Malawo Sejahtera" farmer group in Jamaimo Village, Mariat District, Sorong Regency, through socialization and mentoring on vegetable seedling techniques. The activity involved 22 participants from the "Malawo Sejahtera" farmer group and focused on cultivating vegetables such as eggplant, mustard greens, and spinach, which are considered easy to grow and have high economic value. The socialization provided a basic understanding of effective seedling techniques, followed by direct mentoring to ensure field practices aligned with the theoretical knowledge. Evaluation was conducted using pre-test and post-test assessments to measure participants' knowledge and skill improvement, along with direct observation of field practices. Results showed an increase in participants' knowledge and skills from 61.18% to 85.56%, with healthier and more transplant-ready seedlings as an indicator of success. With a participatory approach and intensive mentoring, the productivity of the "Malawo Sejahtera" farmer group is expected to improve sustainably.