Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PENGARUH KOMBINASI BIOCHAR DAN AMELIORAN LUMPUR LAUT TERHADAP KETERSEDIAAN UNSUR HARA N, P, K DAN PERTUMBUHAN TANAMAN MELON (Cucumis melo) PADA TANAH GAMBUT Bagus Ajimukti Kepry; Sutarman Gafur; Asrifin Aspan
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i3.34224

Abstract

ABSTRAK            Melon merupakan satu diantara komoditas buah-buahan yang banyak digemari oleh masyarakat karena memiliki berbagai keunggulan rasa yang manis dan warna daging buah yang bervariasai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biochar dan amelioran lumpur laut terhadap ketersediaan unsur hara N, P, K dan pertumbuhan tanaman melon pada tanah gambut. Penelitian ini merupakan eksperimen polybag dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 7 perlakuan dengan 3 ulangan, dilakukan 2 unit (set) tanaman sehingga jumlah tanaman sebanyak 42 tanaman. Tanah yang dijadikan bahan penelitian ini adalah tanah gambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi biochar dan amelioran lumpur laut berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan pH tanah, N - total, P - tersedia, K dapat dipertukarkan dan tinggi tanaman (cm). Berdasarkan hasil analisis, dapat dilihat bahwa pH tanah pada sebelum perlakuan yaitu 3,26 (sangat masam), setelah diberikan perlakuan rata-rata pH tanah meningkat berkisar 3,74 (sangat masam) - 4,25 (Masam). N - total tanah sebelum perlakuan yaitu 1,94% (sangat tinggi), setelah diberikan perlakuan meningkat menjadi 1,95% – 1,99 % (sangat tinggi). P- tersedia tanah sebelum perlakuan yaitu 151,43 ppm (sangat tinggi), setelah perlakuan meningkat menjadi 161,74 ppm - 337,07 ppm (sangat tinggi). Kalsium dapat dipertukarkan sebelum perlakuan yaitu 0,28 cmol(+) kg-1 (tinggi), setelah diberikan perlakuan meningkat menjadi 0,41 cmol(+)kg-1 (tinggi) - 1,04  cmol(+) kg-1 (sangat tinggi). Tinggi tanaman (cm) 2 MST 10,57  - 12,15, untuk 3 MST 15,51 - 42,65, sedangkan untuk tinggi tanaman 4 MST tidak dapat dilakukan dikarenakan tanaman pada minggu ke-4 mengalami kematian yang disebabkan oleh rendahnya pH pada tanah sehingga unsur hara pada tanah tidak dapat diserap oleh tanaman. Kata kunci : Biochar, Lumpur Laut, Tanah Gambut, Tanaman Melon,
KETERSEDIAAN HARA PADA LAHAN PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI DESA LAMOANAK KECAMATAN MENJALIN KABUPATEN LANDAK RIDO JUNIARTO; Sutarman Gafur; Asrifin Aspan
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 5, No 3 (2016): Desember 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v5i3.18009

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui ketersediaan hara pada perkebunan karet rakyat, dan memberikan rekomendasi pemupukan guna meningkatkan produksi tanaman karet. Penelitian ini dilakukan di Desa Lamoanak Kecamatan, Menjalin, Kabupaten Landak dengan luas tanaman kebun karet 5 ha. Status hara diperoleh dari analisis di laboratorium. Sampel tanah diambil dari 5 Dusun yang ada di Desa Lamoanak, dalam satu Dusun diambil 1 titik sampel dengan luas 1 ha, dari satu titik sampel diambil 5 titik sub sampel dengan kedalaman 0-30 cm  dan 30-60 cm secara diagonal dan dikompositkan. Hasil analisis kimia menunjukan ketersediaan hara di Desa Lamoanak termasuk dalam kriteria sangat rendah sampai tinggi. Pada masing-masing lokasi penelitian unsur hara yang tersedia sangat rendah sampai tinggi terutama unsur N, P dan K sehingga perlu dilakukannya pemupukan pada masing-masing Dusun, untuk Dusun Layakng (589 gr Urea/tan, 163 kg SP-36/tan dan 761 gr KCl/tan), Dusun Payok (588 gr Urea/tan, 124 gr SP-36/tan dan 828 gr KCl/tan), Dusun Rangitant (588 gr Urea/tan, 174 gr SP-36/tan, dan 861 gr KCl/tan), Dusun Baweng (588 gr Urea/tan, 125 gr SP-36/tan dan 792 gr KCl/tan), dan Dusun Tiang Aji (593 gr Urea/tan, 82 gr SP-36/tan dan 763 gr KCl/tan). Dosis rekomendasi Urea, SP-36 dan KCl diberikan dua kali dalam satu tahun, dan digunakan untuk meningkatkan produksi tanaman karet. Kata kunci : Ketersediaan  Hara, Tanaman Karet, dan Rekomendasi Pemupukan
THE EFFECT OF RICE STRAW COMPOST TYPES STIMULATED WITH TRICHODERMA AND MANURE ON AVAILABLE-P AND GROWTH OF CORN PLANT (Zea mays L.) ON ULTISOLS SUTRISNO SUTRISNO; Sutarman Gafur; Ismahan Umran
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 3 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v7i3.25310

Abstract

ABSTRACTRice straw is one of agricultural waste that has the potential to add nutrients in the soil. to accelerate the composting process is treated the role of microorganisms such as trichoderma sp and manure. the aim of this research is to know the effect of giving straw compost types with Trichoderma Stimulator and manure to P-available and growth of corn plant (Zea mays L.) on Ultisol soil. This research was conducted from February 25, 2017 to August 13, 2017. Complete Random Design (RAL) design consists of 4 treatments with 5 replications, 2 sets of plants so that the number of plants as many as 40 plants, this research was conducted in the experimental garden of Mount Meliau Garden Four Afdeling Meliau Sub-district, Sanggau District. the treatment is coded K0 (without compost), K1 (compost (straw + tricoderma)), K2 (compost (straw + tricoderma + manure)), K3 (compost (straw + manure)). The results showed that the effect of several straw compost with Trichoderma Stimulator and manure differed significantly on the growth of corn plant (Zea mays L.), but had no significant effect on the availability of P-soil in maize. Keywords: Ultisol, Rice Straw Compost, Trichoderma sp., Corn
ANALISIS SIFAT KIMIA TANAH PADA TIGA TIPE PEMANFAATAN LAHAN PERTANIAN DI DUSUN BULUH DESA MERUBONG KECAMATAN TEKARANG KABUPATEN SAMBAS RIKO RIKO; Sutarman Gafur; Rossie Wiedya Nusantara
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v6i1.19267

Abstract

ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis sifat kimia, tingkat kesuburan tanah dan merekomendasikan dosis pemupukan pada tiga tipe pemanfaatan lahan padi, karet dan kelapa dalam. Pengambilan sampel dilakukan di Dusun Buluh Desa Merubong Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Parameter yang diamati adalah reaksi tanah (pH), N-total, P-total, K-total, kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB), C-organik, Na-dd, Ca-dd, Mg-dd, kejenuhan Al, tekstur, bobot isi (BI), kedalaman lapisan pirit dan kedalaman muka air tanah. Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan. Reaksi tanah (pH) berkisar antara 3,98 hingga 4,58 dengan kriteria masam hingga sangat masam. N-total berkisar antara 0,46 % hingga 0,76 % dengan kriteria sedang hingga sangat tinggi. P-total berkisar antara 1,97 mg/100g hingga 4,83 mg/100g dengan kriteria sangat rendah. K-total berkisar antara 27,56 mg/100g hingga 40,92 mg/100g dengan kriteria sedang. kapasitas tukar kation (KTK) berkisar antara 18,12 cmol/kg hingga 33,82 cmol/kg dengan kriteria sedang hingga tinggi. kejenuhan basa (KB) berkisar antara 5,26 % hingga 20,31 % dengan kriteria sangat rendah. C-Organik berkisar antara 4,20 %, hingga 7,85% dengan kriteria tinggi hingga sangat tinggi. Na-dd berkisar antara 0,44 cmol/kg hingga 1,12 cmol/kg dengan kriteria sedang hingga tinggi. Ca-dd berkisar antara 0,67 cmol/kg hingga 1,28 cmol/kg dengan kriteria sangat rendah. Mg-dd berkisar antara 0,31 cmol/kg hingga 0,71 cmol/kg dengan kriteria sangat rendah hingga rendah. kejenuhan Al berkisar antara 5,04 % hingga 19,39 % dengan kriteria sangat rendah hingga rendah. tekstur tanah termasuk dalam kriteria liat berdebu. bobot isi (BI) berkisar antara 0,75 g/cm3 hingga 1,13 g/cm3. kedalaman lapisan pirit lahan padi, karet dan kelapa dalam kedalaman 60-90 cm dengan kriteria dalam dan kedalaman muka air tanah lahan padi dan karet kedalaman 10 cm lahan kelapa dalam kedalaman 20 cm dengan kriteria sangat dangkal. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata kebutuhan pupuk di lahan padi, kebutuhan pupuk urea 411 kg/ha, pupuk SP-36 145 kg/ha dan pupuk KCl 50 kg/ha, lahan karet pupuk urea 313 g/tanaman, pupuk SP-36 182 g/tanaman dan pupuk KCl 519 g/tanaman, dan lahan kelapa dalam pupuk urea 1493 g/tanaman, pupuk SP-36 163 g/tanaman dan pupuk KCl sebanyak 949 g/tanaman.       Kata kunci: Sifat kimia tanah, tiga tipe pemanfaatan lahan pertanian dan rekomendasi pemupukan.
IDENTIFIKASI SIFAT KIMIA TANAH PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MATANG SEGANTAR KECAMATAN TELUK KERAMAT KABUPATEN SAMBAS Yanie Arianie; Sutarman Gafur; Rossie Wiedya Nusantara
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v6i1.19004

Abstract

IDENTIFIKASI SIFAT KIMIA TANAH PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MATANG SEGANTAR KECAMATAN TELUK KERAMAT KABUPATEN SAMBAS Yanie Arianie(1), Sutarman Gafur(2), dan Rossie Wiedya Nusantara(2) (1)Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura (2)Dosen  Ilmu Tanah  Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi sifat kimia tanah dan merekomendasikan pemupukan N, P dan K di lahan sawah tadah hujan pada tanaman padi. Pengambilan sampel penelitian di Desa Matang Segantar Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas. Parameter dalam penelitian ini adalah pH tanah, C-organik, N-total, P-tersedia, K-tersedia, kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, tekstur dan bobot isi. Hasil analisis menunjukkan bahwa pH tanah antara 4,41-4,88 dengan kriteria masam hingga sangat masam. C-organik antara 2,45-4,78 % dengan kriteria sedang hingga tinggi. Kandungan N-total antara 0,28-0,48 % dengan kriteria sedang. P-Tersedia antara 29,44-50,70 ppm dengan kriteria sedang hingga tinggi. K-tersedia antara 0,21-0,29 cmol (+)Kg1 dengan kriteria rendah.  Kapasitas tukar kation antara 14,68-21,40 cmol (+)Kg1 dengan kriteria rendah hingga sedang. Kejenuhan basa antara 11,49-15,19 % dengan kriteria sangat rendah.  Tekstur tanah termasuk dalam kelas liat berdebu.  Bobot isi tanah antara 0,99-1,15 g/cm3. Dosis rekomendasi pemupukan yang digunakan untuk uji coba di lapangan adalah L1 sebesar 183 kg/ha Urea dan 56 kg/ha KCl. L2 sebesar 180 kg/ha Urea, 48 kg/ha SP-36 dan 81 kg/ha KCl. L3 sebesar 175 kg/ha Urea, 41 kg/ha SP-36 dan 320 kg/ha KCl. L4 174 kg/ha Urea, 52 kg/ha SP-36 dan 340 kg/ha KCl.     Kata kunci : Sifat kimia tanah, lahan sawah tadah hujan dan rekomendasi pemupukan
IDENTIFIKASI SIFAT FISIKA TANAH ULTISOLS PADA DUA TIPE PENGGUNAAN LAHAN DI DESA BETENUNG KECAMATAN NANGA TAYAP KABUPATEN KETAPANG VEROMIKA MELI; SAERI SAGIMAN; SUTARMAN GAFUR
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v7i1.23149

Abstract

IDENTIFIKASI SIFAT FISIKA TANAH ULTISOLSPADA DUA TIPE PENGGUNAAN LAHAN DI DESA BETENUNG KECAMATAN NANGA TAYAP KABUPATEN KETAPANGVeromika Meli (1) , Saeri Sagiman (2) , Sutarman Gafur (2)Mahasiswa (1) dan Staf Pengajar (2)Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura PontianakABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk membandingkan sifat fisika tanah pada kebun karet dan kelapa sawit di Desa Betenung Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten Ketapang. Pengambilan sampel tanah dilakukan secara diagonal pada dua vegetasi yang berbeda dengan cara tiga pengambilan sampel tanah yaitu pengambilan sampel tanah utuh, sampel tanah agregat utuh dan contoh tanah terganggu. Titik pengamatan sampel tanah di ambil pada kebun karet dan kelapa sawit dengan kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm.Hasil penelitan menunjukan profil warna tanah pada kebun karet terdapat dua lapisan warna tanah yaitu 7,5YR 3/3 coklat gelap dan 7,5YR 6/8 kuning kemerahan, sedangkan pengamatan profil warna tanah pada perkebun kelapa sawit terdapat dua lapisan warna tanah yang berbeda juga, lapisan pertama 7,5YR 4/6 coklat gelap, lapisan kedua 7,5YR 6/8 kuning kemerahan. Struktur tanah kebun karet dengan kedalaman lapisan I struktur tanahnya remah, lapisan II dan III dengan struktur gumpal membulat sedangkan pada kebun kelapa sawit dengan kedalaman lapisan I berstruktur remah, lapisan II berstruktur gumpal bersudut dan lapisan ke III struktur tanahnya gumpal membulat. Tekstur tanah pada kebun karet kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm termaksuk lempung dan lempung berliat sedangkan tekstur tanah pada kebun kelapa sawit dengan kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm memiliki persamaan yaitu termasuk lempung liat berdebu.Hasil uji t bobot isi tanah pada kebun karet dan kelapa sawit pada kedalaman 0-30cm menunjukan berbeda tidak nyata sedangkan kedalaman 30-60 cm, berbeda nyata sementara hasil uji t kadar air kapasitas lapangan pada kebun karet dan kelapa sawit dengan kedalaman 0-30 cm dan 30-60cm menunjukan berbeda tidak nyata. Hasil uji t porositas tanah kebun karet dan kelapa sawit kedalaman 0-30 dan 30-60 cm menunjukan berbeda tidak nyata. Sementara hasil uji t permeabilitas tanah pada kebun karet dan kelapa sawit dengan kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm berbeda tidak nyata. Kemantapan agregat tanah lebih tinggi pada kebun kelapa sawit dibandingkan dengan hutan karet baik itu kedalaman 0-30 cm maupun 30-60 cm. Sementara hasil analisis bahan organik pada kebun karet dan kelapa sawit tergolong rendah baik itu pada kedalaman 0-30 cm maupun 30-60 cm, N-total rendah, dan C/N rasio rendah serta reaksi tanah (pH) masam.Kata kunci : Ultisols, Sifat Fisika Tanah, Kebun Karet dan Kelapa Sawit.
STUDI STATUS HARA N, P DAN K UNTUK TANAMAN PADI DI DUSUN SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK cempin cempin; sutarman gafur; asmahan akhmad
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 5, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v5i2.15578

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status hara N, P dan K pada tanah, rekomendasi umum hara N, P dan K  untuk  menunjang produksi padi yang baik. Penelitian ini dilakukan di Dusun Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak dengan luas Persawahan Desa Saham 500 Ha. Metode yang digunakan dengan mengambil sampel langsung dilapangan dan wawancara dengan petani, pengambilan sampel tanah diambil dari 5 petak sawah yang berbeda-beda, dalam satu petak sawah di ambil 5 titik sampel tanah dengan pengambilan sistem diagonal dan dikompositkan. Parameter pengamatan Reaksi Tanah (pH), N-Total Tanah, P tersedia, K dapat dipertukarkan, C-Organik Tanah, Kapasitas Tukar Kation. Hasil analisis pH tanah pada lokasi penelitian tergolong masam, Kadar nitrogen (N) total tanah pada lokasi penelitian tergolong sangat rendah sampai rendah, kadar fosfor (P) tersedia tanah pada lokasi penelitian tergolong sangat rendah, kadar kalium (K) dapat dipertukarkan tanah pada lokasi penelitian tergolong sedang sampai tinggi, C-Organik pada lokasi penelitian tergolong sangat rendah sampai rendah, Kapasitas Tukar Kation pada lokasi penelitian tergolong rendah Kata kunci : Status Hara, N, P dan K, Padi .
Potensi Bakteri Indigenous pada Tanah Tailing Kecamatan Mandor dalam Remediasi Metil Merkuri Rezekikasari Rezekikasari; Sutarman Gafur; Rini Susana
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.319 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i1.29786

Abstract

Kecamatan Mandor memiliki banyak lahan penambangan emas baik yang aktif digunakan maupun yang telah ditinggalkan. Wilayah-wilayah yang pernah dibuka sebagai tempat usaha penambangan emas tidak pernah diupayakan untuk membersihkan sisa-sisa merkuri yang digunakan sebagai bahan pemisah butiran emas baik oleh pihak pemerintah, swasta maupun perorangan. Akibatnya wilayah ini menjadi lahan kritis yang rawan dampak pencemaran wabah penyakit yang disebabkan oleh paparan metil merkuri. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bakteri yang berasal dari Kecamatan Mandor dan memiliki kemampuan mereduksi metil merkuri secara in vitro.  Isolat yang diperoleh adalah  isolat yang dapat dijadikan sebagai agent yang mampu memulihkan lahan yang tercemar metil merkuri. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium dan diperoleh sebanyak 20 isolat yang tersebar dari beberapa lokasi pengambilan sampel. Isolat bakteri ditumbuhkan dengan menggunakan metode tuang yang menggunakan media nutrien agar. Dari 20 isolat yang ditemukan 6 diantaranya adalah isolat yang memiliki kemampuan hidup pada media yang ditambahkan metil merkuri mulai taraf konsentrasi 5 ppm, 10 ppm dan 15 ppm Hg.Kata kunci : Bakteri Indigenous, Metil Merkuri dan Tailing. 
IDENTIFIKASI SIFAT FISIKA TANAH ULTISOLS PADA DUA TIPE PENGGUNAAN LAHAN DI DESA BETENUNG KECAMATAN NANGA TAYAP KABUPATEN KETAPANG Veromika Meli; Saeri Sagiman; Sutarman Gafur
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.332 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i2.29801

Abstract

Penelitian bertujuan membandingkan sifat fisika tanah pada kebun karet dan kelapa sawit di Desa Betenung Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten Ketapang. Sampel tanah diambil secara diagonal dengan mengambil sampel tanah utuh, sampel tanah agregat utuh dan contoh tanah terganggu. Sampel tanah di ambil pada kebun karet dan kelapa sawit dengan kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm. Hasil penelitan menunjukkan profil warna tanah pada kebun karet terdapat dua lapisan warna tanah yaitu 7,5YR 3/3 coklat gelap dan 7,5YR 6/8 kuning kemerahan. Profil warna tanah pada perkebunan kelapa sawit terdapat dua lapisan warna tanah, lapisan pertama 7,5YR 4/6 coklat gelap, lapisan kedua 7,5YR 6/8 kuning kemerahan. Struktur tanah kebun karet lapisan I remah, lapisan II dan III gumpal membulat. Struktur pada kebun kelapa sawit lapisan I remah, lapisan II gumpal bersudut, lapisan III gumpal membulat. Tekstur tanah kebun karet kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm termasuk lempung dan lempung berliat, pada kebun kelapa sawit kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm termasuk lempung liat berdebu. Hasil uji t bobot isi tanah kebun karet dan kelapa sawit kedalaman 0-30cm berbeda tidak nyata, kedalaman 30-60 cm berbeda nyata. Hasil uji t kadar air kapasitas lapangan kebun karet dan kelapa sawit kedalaman 0-30 cm dan 30-60cm berbeda tidak nyata. Hasil uji t porositas tanah kebun karet dan kelapa sawit kedalaman 0-30 dan 30-60 cm berbeda tidak nyata. Hasil uji t permeabilitas tanah kebun karet dan kelapa sawit kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm berbeda tidak nyata. Kemantapan agregat tanah lebih tinggi pada kebun kelapa sawit dibandingkan hutan karet, baik kedalaman 0-30 cm maupun 30-60 cm. Bahan organik pada kebun karet dan kelapa sawit tergolong rendah, baik pada kedalaman 0-30 cm maupun 30-60 cm, N-total rendah, dan C/N rasio rendah serta reaksi tanah (pH) masamKata kunci : Ultisols, Sifat Fisika Tanah, Kebun Karet dan Kelapa Sawit.
KEEFEKTIFAN PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KHUSUS KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN KETAPANG Heristi, Veny; Sudrajat, Jajat; Gafur, Sutarman
Jurnal Teknologi Pangan dan Industri Perkebunan (LIPIDA) Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58466/lipida.v1i1.1365

Abstract

The effectiveness of the Upsus Program on the national agenda is needed further evaluation on several areas. This study aims to analyze the effectiveness on implementation of the Upsus Program on development of corn commodity in Sungai Melayu Rayak District, Ketapang Regency and the participants’ agricultural products productivity before and after the program. A Survey Method is conducted in this case study by interviewing 40 farmers who participated in the program from four villages. The results showed the process of implementing the program cycle and the use of assistance that had been achived was quite good. Other success indicators could be seen from the socialisazation that reached out most of the the farmers, increased planting area, and an increase in productivity. A weakness was found from the lack of precise implementation during the program which impacted on the planting schedule.