Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

KEMAMPUAN ISOLAT TRICHODERMA SEBAGAI PELARUT FOSFAT ASAL RHIZOSFER BAMBU, PISANG, DAN PEPAYA TERHADAP SERAPAN P TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) DI TANAH ULTISOL Cindy, Claudya; Yulies, Urai Suci; Gafur, Sutarman
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i3.70702

Abstract

Tanah Ultisol adalah jenis tanah yang memiliki tingkat kesuburan dan ketersediaan hara yang rendah. Unsur hara P merupakan salah satunya yang menjadi kendala untuk budidaya tanaman kacang hijau di Indonesia termasuk di Kalimantan Barat. Dengan demikian, dibutuhkan input tambahan dengan memanfaatkan mikroba tanah jenis fungi Trichoderma sp. dari rhizosfer tanaman bambu (bm), pisang (ps) dan pepaya (py) sebagai pemacu pertumbuhan tanaman yang dibantu oleh asam-asam organik untuk pelepasan ion fosfor yang tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolat Trichoderma sebagai pelarut fosfat terhadap serapan hara P tanaman kacang hijau di tanah Ultisol dan membandingkan kemampuan isolat Trichoderma melarutkan fosfat dari rhizosfer bambu, pisang dan pepaya. Penelitian ini menerapkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial,yaitu : P0 (Kontrol), P1 (bm.sp1), P2 (bm.sp2), P3 (bm.sp3), P4 (bm.sp4), P5 (ps.sp1), P6 (ps.sp3), P7 (py.sp1), dan P8 (py.sp2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan isolat Trichoderma berpengaruh nyata terhadap kemampuan isolat Trichoderma melarutkan fosfat, tinggi tanaman, berat kering bagian atas tanaman, dan serapan hara P. Kemampuan isolat Trichoderma pada perlakuan P8 (py.sp2) asal rhizosfer pepaya dapat meningkatkan berat kering dan serapan hara P tanaman. Kemampuan Trichoderma pada perlakuan isolat P1 (bm.sp1) asal rhizosfer bambu mampu melarutkan fosfat lebih tinggi.
PENERAPAN LISTRIK BERBAHAN BAKAR BIOGAS DAN BUDIDAYA JAGUNG MENGGUNAKAN LIMBAH BIOGAS PADA KELOMPOK TANI SRI BERDIRI BARU DAN BANGUN TANI DI DESA PINANG LUAR Gafur, Sutarman; Hayati, Rita; Saleh, Muhammad
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. 1 OKTOBER 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4i1.5281

Abstract

Tujuan kegiatan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk menerapkan teknologi mengatasi mahalnya listrik, kelangkaan pupuk untuk tanaman jagung serta meningkatkan nilai ekonomis limbah.  Metode dari pengabdian masyarakat ini adalah survei lapangan dan wawancara, demplot, pembimbingan dan pendampingan ilmu dan teknologi tepat guna pada kelompok tani sri Berdiri Baru dan Bangun Tani di desa Pinang Luar Kabupaten Kubu Raya.  Pada pelaksanaan pengabdian masyarakat ini, mitra telah diberikan alat genset dan dilakukan pendampingan pemanfaatan listrik berbahan bakar biogas, pendampingan budidaya jagung dengan menggunakan limbah biogas serta pelatihan pelebelan dan pengemasan pupuk organik. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pelaksanaan kegiatan berlangsung dengan lancar dan terjadi diskusi dua arah dari peserta yang aktif dengan pertanyaan dan respon terhadap topik.  Kegiatan ini sangat berguna bagi masyarakat di desa.  Jadi kegiatan yang sama perlu dilakukan di desa-desa lain yang memiliki komoditas pertanian yang sama. Kata kunci: biogas, listrik, jagung, pupuk organik
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANI DENGAN INTEGRATED FARMING SYSTEM DI DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Gafur, Sutarman; Hayati, Rita; Tribudi, Yuli Arief
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 No. 2 (2019): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. 2 MEI 2019
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4i2.7414

Abstract

Kecamatan Sungai kakap selama ini dikenal sebagai sentra produksi sapi dan padi dan mensuplai hasilnya bagi masyarakat kota Pontianak. Masing masing sektor ini masih diusahakan secara konvensional sehingga sumberdaya lokal berupa limbah belum dimanfaatkan secara maksimal. Metode pelaksanaan di lapangan terdiri dari sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan, praktek dan pendampingan serta evaluasi kegiatan. Tujuan kegiatan adalah memberikan teknologi integrated farming system kepada masyarakat. Melalui kegiatan KKN PPM ini masyarakat telah diberikan seperangkat alat instalasi biogas, pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan alat instalasi biogas dan cara penggunaannya, demplot budidaya tanaman padi dan rumput gajah menggunakan pupuk organik, pembuatan pakan ternak dari limbah pertanian serta pengemasan pupuk organik padat dan cair. Bagi mahasiswa kegiatan ini mampu meningkatkan kemampuan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, softskills dan empati terhadap masyarakat.Kata kunci: Integrated farming system, Sungai kakap, biogas, padi
PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI JAGUNG LAHAN GAMBUT DI DESA ARANG LIMBUNG KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA Hayati, Rita; Junaidi, Junaidi; Alhaddad, Abdul Mujib; Gafur, Sutarman
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 10 No. 4 (2025): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 10 NO. 4 JULI 2025
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v10i4.32571

Abstract

Desa Arang Limbung terletak di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya dan berjarak sekitar 15 km dari Pontianak. Budidaya jagung yang diusahakan petani pada tanah gambut menunjukkan produksi yang rendah yakni < 3 ton/ha.  Hal ini disebabkan karena rendahnya kesuburan tanah gambut, rendahnya kemampuan petani dalam memberikan pupuk secara optimal karena mahalnya harga pupuk. Selain itu kurangnya pengetahuan petani dalam pemanfaatan limbah lokal seperti kompos tandan kosong kelapa sawit dan biochar.Tujuan kegiatan PKM adalah memberikan pelatihan pembuatan kompos dan biochar, aplikasi kompos dan biochar pada tanaman jagung. Metode yang digunakan adalah: penyuluhan, pembimbingan dan pendampingan dan evaluasi kegiatan. Rencana target luaran adalah: meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petani dalam pembuatan Kompos TKKS dan biochar sebanyak 80%, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam aplikasi pupuk organik dan anorganik pada tanaman jagung 80%. Setelah dilakukan kegiatan PKM maka pengetahuan petani dalam pengolahan limbah tandan kosong kelapa sawit dan jerami untuk dijadikan sebagai pupuk organik sebelumnya 20,5% yang telah paham cara pembuatan pupuk organik dan setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan meningkat menjadi 70%. Demikian juga halnya dengan menentukan dosis pupuk, sebelum penyuluhan pengetahuan tentang menghitung dosis pupuk 0%, setelah penyuluhan meningkat menjadi 70%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kapasitas  pengetahuan  dan ketrampilan petani pada kelompok mitra setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan. Kata kunci: Gambut, Kompos, Biochar, Jagung. ABSTRACT Arang Limbung Village is located in Sungai Raya District, Kubu Raya Regency and is about 15 km from Pontianak. Corn cultivation carried out by farmers on peat soil shows low production, namely <3 tons/ha. This is due to the low fertility of peat soil, the low ability of farmers to provide optimal fertilizer due to the high price of fertilizer. Apart from that, farmers lack knowledge in utilizing local waste such as empty oil palm fruit bunch compost and biochar. The aim of PKM activities is to provide training in making compost and biochar, applying compost and biochar to corn plants. The methods used are: counseling, guidance and assistance and evaluation of activities. The planned output targets are: increasing farmers' knowledge and skills in making TKKS Compost and biochar by 80%, increasing farmers' knowledge and skills in applying organic and inorganic fertilizers to corn plants by 80%. After PKM activities were carried out, the knowledge of farmers in processing empty oil palm fruit bunches and straw to be used as organic fertilizer was previously 20.5% who understood how to make organic fertilizer and after counseling and training this increased to 70%. Likewise with determining fertilizer doses, before the counseling, knowledge about calculating fertilizer doses was 0%, after counseling increased to 70%. This shows an increase in the knowledge and skills capacity of farmers in the partner group after training and mentoring. Keywords: Peat, Compost, Biochar, Corn.
Upland Rice Growth after Low-Input Amendments on Upland Soil in West Kalimantan, Indonesia Gafur, Sutarman; Umran, Ismahan
JOURNAL OF TROPICAL SOILS Vol. 24 No. 3: September 2019
Publisher : UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5400/jts.2019.v24i3.119-128

Abstract

Upland soils in West Kalimantan used for agricultural activities reach about 483,077 hectares. However, this land potential is not yet optimally exploited due to poor soil fertility. To increase its productivity, there is a need to invent technology packages that are not only effective but also efficient. This research is designed to study the growth of upland rice and the changes in certain soil properties after low-input treatment applications. This research used a Completely Randomized Design. There were 6 treatments and 4 replications. The treatment levels were P0 (no treatment), P1 (7tons of cow manure/ha + 300 kg NPK compound), P2 (15tons of cow manure/ha + 300 kg NPK compound), P3 (7tons of compost/ha + 300 kg NPK compound), P4 (15tons of compost/ha + 300 kg NPK compound), and P5 (600 kg/ha NPK compound). Parameters included plant height and dry weight, NPK absorptions, soil pH, organic C content, and NPK contents after soil treatment. The results showed that upland rice responded well to low-input amendment treatments compared to that of grow-in soil with no input treatments. Both the treatments using 15 tons of cow manure and 15 tons of rice straw compost per hectare, each plus 300 kg of NPK, were suggested to be further research topics for treatments in upland soil of West Kalimantan.
Pengaruh Tipe Penggunaan Lahan dan Cacing Tanah terhadap Kesuburan Tanah: Implikasi untuk Optimasi Pemupukan Padi dan Kelapa Sawit: Kesuburan tanah, tipe penggunaan lahan, unsur hara makro. Flavianus; Sulakhudin; Sutarman Gafur
Jurnal Pertanian Vol. 16 No. 2 (2025): OKTOBER
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jp.v16i2.18802

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ketersediaan unsur hara makro di Desa Gernis Jaya, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, berdasarkan tipe penggunaan lahan, yaitu hutan alami, kebun kelapa sawit, dan ladang. Metode yang digunakan adalah survei lapang dengan analisis sampel tanah untuk menentukan kandungan unsur hara. Hasil menunjukkan bahwa tanah di semua tipe lahan memiliki pH masam (rata-rata 4,38–4,86), dengan kandungan C-organik dan N-total tertinggi di hutan sekunder. Ketersediaan P-total sangat tinggi di semua lahan, sedangkan K-dd, Ca-dd, Mg-dd, dan Na-dd umumnya rendah. Kapasitas Tukar Kation (KTK) tertinggi terdapat pada hutan sekunder. Populasi cacing tanah tertinggi ditemukan di hutan sekunder, berkontribusi pada peningkatan kandungan C-organik dan N-total. Rekomendasi pemupukan untuk padi tadah hujan adalah 235,82 kg/ha Urea dan 6,82 kg/ha SP36, sedangkan untuk kelapa sawit, dosis yang disarankan adalah 3,15 kg/pohon/tahun Urea dan 0,85 kg/pohon/tahun SP36.