Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pengaruh Konsorsium Bakteri (Bacillus subtilis, B. pumilus, B. circulans, Nitrosomonas sp. dan Paenibacillus amyloliticus) dalam Berbagai Bahan Pembawa (alginat-susu skim, alginat-gelatin dan serbuk baglog-serbuk talek) Serta Waktu Kontak Terhadap Kemampuan Bioremediasi Perairan Asal Sungai Cimuka R. Ninda Naufal Utami; Ratu Safitri; Nia Rossiana; Bambang Priadie
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 12, No 1 (2014): BIOTIKA JUNI 2014
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bjib.v12i1.10072

Abstract

Dekolorisasi Zat Warna Remazol Biru Menggunakan Isolat Jamur Indigenous Asal Limbah Batik Ina Darliana; Nia Rossiana; Mia Miranti
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijas.v1i2.1859

Abstract

Research on decolorization of remazol blue dye by using indigenous fungi isolate from batik waste water has been conducted from February to June 2011. This research was objected to analyze the efficiency of decolorization process of remazol blue dye that used in batik industry by using Aspergillus sp., an indigenous fungi, that isolated from batik waste water. Descriptive and experimental methods were used in this research.. The waste used was simulated from a mixture of remazol blue dye with concentrations of 50 mg/L, 100 mg/L and 200 mg/L. Decolorization process was done under submerged fermentation (SmF) on a rotary shaker at 100rpm for 7 days incubation. The result showed that the efficiency decreased level of color, BOD (biochemical oxygen demand) and COD (chemical oxygen demand) were 80-90%.****Penelitian tentang dekolorisasi  zat  warna  remazol biru menggunakan isolat jamur indigenous asal limbah batik telah dilakukan pada bulan Februari - Juni 2011. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efisiensi dekolorisasi zat warna remazol biru yang digunakan pada industri batik menggunakan Aspergillus sp., yaitu jamur indigenous hasil isolasi dari limbah batik. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dan eksperimental. Limbah yang digunakan adalah limbah buatan dari campuran zat warna remazol biru dengan konsentrasi 50 mg/L,100 mg/L dan 200 mg/L. Proses dekolorisasi dilakukan dengan teknik fermentasi terendam (submerged fermentation) pada rotary shaker dengan kecepatan 100 rpm selama 7 hari inkubasi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penurunan kadar warna, BOD (biochemical oxygen demand) dan COD (chemical oxygen demand) mencapai 80–90%.
RESPON LIMA AKSESI PEGAGAN TERHADAP Septoria centellae, PENYEBAB BERCAK DAUN Dono Wahyuno; Nisa Amalia; Nia Rossiana; Nurliani Bermawie
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 2 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n2.2010.%p

Abstract

Pegagan (Centella asiatica) merupakan tanaman obat yang berguna untuk meningkatkan vitalitas tubuh dan kinerja syaraf otak. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) telah mengumpul-kan pegagan dari berbagai lokasi di Indonesia. Beberapa diantaranya telah dikarakterisasi morfologi dan produktivitas-nya. Di Bogor dan sekitarnya, daun tanaman pegagan menunjukkan gejala bercak daun dan belum pernah dilaporkan jenis patogen penyebabnya. Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi patogen penyebab bercak daun dan mengetahui ketahanan aksesi pegagan yang potensial untuk dilepas sebagai varietas. Penelitian dilakukan sejak Januari 2007 sampai Mei 2008 di Balittro, Bogor. Identifikasi dilaku-kan dengan isolasi konidia tunggal, menumbuhkan isolat pada media agar kentang  dektrose (AKD), melakukan pos-tulat Koch, pengamatan morfologi di bawah mikroskop untuk identifikasi, diser-tai pengamatan proses infeksi. Pengujian ketahanan aksesi pegagan dilakukan di rumah kaca dengan inokulasi buatan. Sus-pensi konidia (106 per ml) isolat cendawan yang berhasil diisolasi disemprotkan pada lima aksesi pegagan. Parameter ketahanan yang diamati adalah luas serangan, inten-sitas serangan, dan kecepatan munculnya gejala dihitung dengan rumus Area Under Disease Progress Curve (AUDPC). Hasil pengamatan menunjukkan cendawan penyebab bercak daun pegagan adalah Septoria centellae, yang dapat masuk ke dalam jaringan tanaman melalui lubang stomata maupun penetrasi langsung. Hasil uji ketahanan menunjukkan, aksesi Bengkulu dan Ciwidey mempunyai keta-hanan yang lebih baik dibanding aksesi Gunung Putri, Majalengka, dan Ungaran. 
PENGGUNAAN OIL BACTER, ENDOMIKORIZA DALAM FITOREMEDIASI OILY SLUDGE DENGAN TANAMAN SENGON (PARASERIANTHES FALCATARIA L. NIELSEN) TERHADAP BIOSURFAKTAN DAN TOTAL PETROLEUM HYDROCARBON (TPH) Nia Rossiana; Titin Supriatun; Dadan Sumiarsa
JURNAL ISTEK Vol 6, No 1-2 (2012): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research have been done onusingwild-typebacteriaand endomycchorhiza; oil bacter1 (Pseudomonas sp., Alcaligenessp., Flavobacteriumsp.,), Oilbacter2 (Bacillus megaterium, Alcaligenessp., Flavobacteriumsp.)and endomycchorhiza biounpadin oily sludge phytoremediationdose30%, 35%withplantsengon(Paraserianthes falcatariaL.Nielsen). The study was conductedwithan experimental methoduse a Completely RandomizedDesign(CRD) with 4combinationbetween the consortiumof bacteriain different doses with 3replications.The mediumused is amixture ofoily sludgewith soilandsandin the ratio2:1. Mediumiscompostedfor 1month, then plantedsengoninoculated endomycchorhiza aged1 monthand leftfor 8months. The parametersanalyzedwere:biosurfactantproduction, oil content/TPH(Total Petroleumhydrocarbon(%),the population of bacteria/TPC(Total PlateCount) (CFU /colonyformingunits), pH, humidity(%), infectionendomyccorhizapercentage(%). The resultsupto 8monthsshowedthat thecombination of consortiumof oilbacter 1(Pseudomonas sp., Alcaligenessp., Flavobacteriumsp.,)dose of35% oily sludgeproducedbiosurfactant0.332g/L, decrease ofTPH 37.09%, endomyccorhizainfectionin plantssengon26.67% -36.67%, population of bacteria 2.67x 106CFU, pH ofthe mediumfrom 5.1 to 6.3and70-83% humidity of medium.
Toksisitas Oil Sludge Hasil Fitoremediasi Long Term Pada Hitologis Hati Mencit (Mus Musculus) Nana Media; Nia Rossiana; Desak Made Malini
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v12i2.2621

Abstract

Lumpur minyak bumi atau Oil sludge merupakan limbah yang berasal dari kegiatan pengolahan, penyaluran dan penampungan minyak bumi, yang dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia. Salah satu upaya penanganan limbah oil sludge adalah dengan metode bioremediasi, yang dapat   dilakukan oleh mikroorganisme dan menggunakan tumbuhan (fitoremediasi). Penelitian Hasil fitoremediasi oil sludge dengan menggunakan konsorsium bakteri (Bacillus sphaericus, Pseudomonas sp) dan sengon (Paraserianthes falcataria) selama 30 bulan dilakukan untuk mengetahui tingkat toksisitas yang terjadi dengan menggunakan mencit (Mus musculus l) betina sebagai hewan uji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai LD50 dan toksisitas dari ekstrak medium Oil Sludge pertumbuhan sengon yang telah di fitoremediasi dan mengetahui toksisitas terhadap histologis hati mencit. Pengujian toksisitas akut mengacu pada OECD 425 tahun 2001 dengan batas bawah dosis sebesar 5000 mg/kg BB. Substansi uji diberikan secara oral pada hewan uji berupa mencit (Mus musculus l) betina dengan dosis tunggal 5.500, 6.500, 7.300, 8.200, 9.100, 1.000, 12.000, 12.600 dan 17000 mg/kg BB. Parameter pengamatan meliputi gejala toksisitas, perubahan berat badan, dan jumlah hewan uji yang mati diamati selama 14 hari, sedangkan histopatologi pada organ hati diamati pada hewan uji yang mati dan yang hidup setelah periode uji selesai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak medium oil sludge sengon hasil fitoremediasi 30 bulan menimbulkan gejala toksisitas dan penurunan berat badan. Berdasarkan hasil analisis Probit, nilai LD50 dari ekstrak medium oil sludge hasil fitoremediasi 30 bulan terhadap mencit diprediksi mencapai 16.982 mg/kg BB, sehingga termasuk ke dalam kategori praktis tidak toksik.
RESPON LIMA AKSESI PEGAGAN TERHADAP Septoria centellae, PENYEBAB BERCAK DAUN Dono Wahyuno; Nisa Amalia; Nia Rossiana; Nurliani Bermawie
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 2 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n2.2010.%p

Abstract

Pegagan (Centella asiatica) merupakan tanaman obat yang berguna untuk meningkatkan vitalitas tubuh dan kinerja syaraf otak. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) telah mengumpul-kan pegagan dari berbagai lokasi di Indonesia. Beberapa diantaranya telah dikarakterisasi morfologi dan produktivitas-nya. Di Bogor dan sekitarnya, daun tanaman pegagan menunjukkan gejala bercak daun dan belum pernah dilaporkan jenis patogen penyebabnya. Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi patogen penyebab bercak daun dan mengetahui ketahanan aksesi pegagan yang potensial untuk dilepas sebagai varietas. Penelitian dilakukan sejak Januari 2007 sampai Mei 2008 di Balittro, Bogor. Identifikasi dilaku-kan dengan isolasi konidia tunggal, menumbuhkan isolat pada media agar kentang  dektrose (AKD), melakukan pos-tulat Koch, pengamatan morfologi di bawah mikroskop untuk identifikasi, diser-tai pengamatan proses infeksi. Pengujian ketahanan aksesi pegagan dilakukan di rumah kaca dengan inokulasi buatan. Sus-pensi konidia (106 per ml) isolat cendawan yang berhasil diisolasi disemprotkan pada lima aksesi pegagan. Parameter ketahanan yang diamati adalah luas serangan, inten-sitas serangan, dan kecepatan munculnya gejala dihitung dengan rumus Area Under Disease Progress Curve (AUDPC). Hasil pengamatan menunjukkan cendawan penyebab bercak daun pegagan adalah Septoria centellae, yang dapat masuk ke dalam jaringan tanaman melalui lubang stomata maupun penetrasi langsung. Hasil uji ketahanan menunjukkan, aksesi Bengkulu dan Ciwidey mempunyai keta-hanan yang lebih baik dibanding aksesi Gunung Putri, Majalengka, dan Ungaran. 
PENGETAHUAN MASYARAKAT LOKAL TERHADAP TINGKAT KESUBURAN TANAH “LENGKOB” DAN “PASIR” DI DESA KARANGWANGI CIANJUR agus widana; Nia Rossiana; Johan Iskandar
Jurnal BIOEDUIN : Program Studi Pendidikan Biologi Vol 7, No 1 (2017): Bioeduin Februari
Publisher : Department of Biology Education UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/bioeduin.v7i1.2749

Abstract

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan. Produktifitas lahan pertanian diperlukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi terutama masyarakat pedesaan. Kurangnya sosialisasi pemerintah dan terbatasnya pengetahuan masyarakat lokal terhadap tingkat keseburuan tanah membuat begitu banyak lahan pertanian yang mengalami penurunan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah “lengkob” dan “pasir” menurut masyarakat lokal Desa Karangwangi Cianjur serta kesesuaian dengan uji laboratorium kandungan unsur makro Nitrogen, Posphat dan Kalium. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut masyarakat lokal Desa Karangwangi Cianjur tanah “lengkob” memiliki tingkat kesuburan lebih tinggi dibanding tanah “Pasir”, hal ini sesuai dengan uji laboratorium kandungan unsur makro tanah “lengkob” Nitrogen sebesar 0,17%, Phospat Sebesar 1,62% dan Kalium sebesar 8,31 mg/100g, sedangkan tanah “pasir” Nitrogen sebesar 0,12%, Phospat sebesar 0,17% dan Kalium sebesar 5,68 mg/100g.
PENGETAHUAN MASYARAKAT LOKAL TERHADAP TINGKAT KESUBURAN TANAH “LENGKOB” DAN “PASIR” DI DESA KARANGWANGI CIANJUR Agus Widana; Nia Rossiana; Johan iskandar
Jurnal BIOEDUIN : Program Studi Pendidikan Biologi Vol 7, No 1 (2017): Bioeduin Februari
Publisher : Department of Biology Education UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/bioeduin.v7i1.2452

Abstract

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian sebagaisumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan. Produktifitas lahan pertaniandiperlukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi terutama masyarakat pedesaan. Kurangnyasosialisasi pemerintah dan terbatasnya pengetahuan masyarakat lokal terhadap tingkat keseburuantanah membuat begitu banyak lahan pertanian yang mengalami penurunan. Penelitian bertujuanuntuk mengetahui tingkat kesuburan tanah “lengkob” dan “pasir” menurut masyarakat lokal DesaKarangwangi Cianjur serta kesesuaian dengan uji laboratorium kandungan unsur makro Nitrogen,Posphat dan Kalium. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan wawancara semi terstruktur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut masyarakat lokal Desa Karangwangi Cianjur tanah“lengkob” memiliki tingkat kesuburan lebih tinggi dibanding tanah “Pasir”, hal ini sesuai dengan ujilaboratorium kandungan unsur makro tanah “lengkob” Nitrogen sebesar 0,17%, Phospat Sebesar1,62% dan Kalium sebesar 8,31 mg/100g, sedangkan tanah “pasir” Nitrogen sebesar 0,12%, Phospatsebesar 0,17% dan Kalium sebesar 5,68 mg/100g.
Diversitas Mikrofungi Zona Intertidal Dan Subtidal Pantai Barat Pananjung Pangandaran Putri Kumala Dewi; Nia Rossiana; Ida Indrawati
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 4, No 1 (2020): MARCH
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v4i1.795

Abstract

West Coast Pananjung Pangandaran Coastal area is one of the marine areas that have a high level of biodiversity, especially microorganisms. On the west coast of Pananjung Pangandaran Intertidal zone is indicated to have a level of pollution due to the pattern of human activity is much higher than the subtidal zone thus affecting the existence of microorganisms, especially microfungi. The purpose of this research is to isolate and identify the microfungi contained in the intertidal and subtidal waters of the west coast of Pananjung Pangandaran. The method used in this research is descriptive method. Procedures of workmanship include the sampling stage, dilution, planting the sample is done by pour plate technique in petridish on PDA media (Potato Dextrose Agar). Microfungi colonies are purified by the point method and for italics. Microfungi identification is done by Moist Chamber technique. The results showed there are 4 types of microfungi in the intertidal zone Cladosporium sp1, Cladosporium sp2, Aspergillus sp., and Sp1 .. In the subtidal zone there are 2 types of microfungi namely Fusarium sp. and Penicillium sp.Kawasan laut Pantai Barat Pananjung Pangandaran merupakan salah satu kawasan perairan laut yang memiliki tingkat biodiversitas yang tinggi khususnya mikroorganisme. Pada pantai Barat Pananjung Pangandaran Zona intertidal diindikasikan memiliki tingkat pencemaran akibat pola kegiatan manusia jauh lebih tinggi dari pada zona subtidal sehingga mempengaruhi keberadaan mikroorganisme khususnya mikrofungi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan mengidentifikasi mikrofungi yang terdapat pada perairan zona intertidal dan subtidal pantai Barat Pananjung Pangandaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Prosedur pengerjaan meliputi tahap pengambilan sampel, pengenceran, penanaman sampel dilakukan dengan teknik pour plate di cawan petri pada media PDA (Potato Dextrose Agar). Koloni mikrofungi dimurnikan dengan metode titik dan agar miring. Identifikasi mikrofungi dilakukan dengan teknik Moist Chamber. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat 4 jenis mikrofungi pada zona intertidal yaitu Cladosporium sp1., Cladosporium sp2., Aspergillus sp., dan Sp1.. Pada zona subtidal terdapat 2 jenis mikrofungi yaitu Fusarium sp. dan Penicillium sp. 
Prospecting the roles of Trichoderma in sustainable crop production: biotechnological developments and future prospects Rizky Riscahya Pratama Syamsuri; Dwi Astuti Aprilia; Atasya Yasmine Fakhira; Almira Salma Nabilah; Sulistya Ika Akbari; Nia Rossiana; Febri Doni
Bioscience Vol 6, No 2 (2022): Biology
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/0202262119346-0-00

Abstract

The filamentous fungal genus Trichoderma are reported to have a significant impact on the growth and development of various crops. Trichoderma species which are residing in the rhizosphere of crops, and as fungal symbionts living within plant tissues have multiple roles in enhancing crops’ agronomic traits, fitness, growth and yield, and in modulating their tolerance towards biotic and abiotic stresses. This article discusses on the potential and impact of Trichoderma in improving the development and production of crops, as well the mechanism of Trichoderma in improving the development and production of crops. This article also highlights the ability of Trichoderma for improving crops’ tolerance to abiotic and biotic stresses. Prospectively, the use of Trichoderma inoculants offers some new, cost-effective, and more eco-friendly practices for increasing crops’ production.