Claim Missing Document
Check
Articles

PEMANFAATAN DATA SPASIAL DAN DATA KERAWANAN BENCANA SEBAGAI EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (STUDI KASUS PASCA TSUNAMI DI BANTEN) Yuli Ardianto Wibowo, Westi Utami,
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Vol 1, No 1 (2019): Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.553 KB)

Abstract

Rencana Tata Ruang Wilayah menjadi kunci bagi ketepatan penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahan. Kajian ini bertujuan untuk memetakan kondisi tata ruang terhadap ancaman bencana yang ada di Banten. Penelitian dilakukan melalui analisis spasial dengan melakukan overlay peta tata ruang dengan peta kerawanan bencana dan peta dampak kerusakan pasca bencana. Hasil kajian menunjukkan bahwa rencana tata ruang wilayah di Banten pada beberapa lokasi belum memasukkan unsur kerawanan bencana, sehingga lokasi-lokasi yang memiliki ancaman bencana sangat tinggi masih digunakan sebagai pemukiman. Kondisi ini berdampak terhadap tingginya jumlah korban, tingginya tingkat kerusakan dan kerugian pasca bencana tsunami. Hasil kajian ini diharapkan menjadi salah satu bahan evaluasi bagi perubahan tata ruang khususnya di Banten, sehingga rencana tata ruang wilayah yang disusun menjadi perangkat kendali dalam pengurangan risiko bencana.Kata Kunci : Banten, Bencana, Pengurangan Risiko Bencana, Rencana tata Ruang WilayahSpatial Planning Regulation or locally known as RTRW is the key to the accuracy of land use and land utilization in accordance with the ability and suitability of the land. This paper aims to map spatial conditions to the threats of disasters in Banten. This research was conducted based on spatial analysis by overlaying spatial maps with disaster hazard maps and maps of post -disaster damage. The results of the study indicate that the spatial planing regulation in Banten in several locations has not included the element of disaster vulnerability, so that locations that have a very high threat of disaster are still used as settlements. This condition has an impact on the high number of victims, the high level of damage and losses after the tsunami. The results of this study are expected to be one of the evaluation materials for spatial change, especially in Banten, so that regional spatial planning regulation are compiled as a control device in disaster risk reduction.Keywords: Banten, Disasters, Disaster Risk Reduction, Spatial Planning Regional
PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM IDENTIFIKASI BATAS BIDANG TANAH GUNA MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN Utami, Westi
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 4 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.837 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i4.4687

Abstract

Abstrak: Pendaftaran tanah secara lengkap (PTSL) menjadi salah satu program strategis Presiden Joko Widodo agar semua bidang tanah terpetakan dan terdaftarkan.  Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan bertujuan untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam mengidentifikasi batas bidang tanah melalui deliniasi Foto Udara Format Kecil (FUFK) dan pendampingan dalam pemasangan patok batas bidang tanah. Metode pengabdian dilakukan melalui sosialisasi, pelatihan, pendampingan, serta pemetaan partisipatif. Hasil pengabdian menunjukkan bahwasanya masyarakat mampu melakukan identifikasi bidang-bidang tanah khususnya terhadap bidang tanah berupa sawah maupun permukiman, akan tetapi untuk identifikasi batas bidang tanah pada kawasan perkebunan cukup sulit dilakukan dikarenakan adanya tutupan vegetasi.  Hasil Pengabdian juga menghasilkan terpasangnya patok batas bidang tanah dengan menerapkan asas kontradiktur delimitasi. Melalui kegiatan pengabdian ini maka peta kerja yang berisi peta batas administrasi dan peta bidang tanah, serta pematokan batas bidang dapat membantu Badan Pertanahan Nasional (BPN) dalam mempercepat proses sertipikasi tanah.   Abstract:  Complete land registration (PTSL) is one of President Joko Widodo's strategic programs so that all land parcels are mapped and registered. The community service activities carried out aim to provide assistance to the community in identifying land parcel boundaries through delineation of Small Format Aerial Photos (FUFK) and assistance in installing land parcel boundary stakes. Service methods are carried out through outreach, training, mentoring, and participatory mapping. The results of this dedication show that the community is able to easily identify land parcels, especially for land parcels in the form of rice fields and settlements, however, identifying the boundaries of land parcels in plantation areas is quite difficult due to vegetation cover. The Community Service result also resulted in the installation of land parcel boundary pegs by applying the principle of deliminative contradiction. Through this service activity, a work map containing an administrative boundary map and a map of land parcels as well as plot boundaries can assist the National Land Agency (BPN) in accelerating the process of land certification.
DAMPAK PENGADAAN TANAH TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT D. Tantja, Nurul Azmy; Utami, Westi; Mujiati, Mujiati
GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 9, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/geography.v9i2.5867

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan dan kondisi sosial masyarakat yang terjadi akibat pengadaan tanah untuk pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana kereta api di Kecamatan Tanete Rilau. Penelitian dilakukan melalui metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui dampak sosial masyarakat, sementara analisis spasial untuk memetakan perubahan penggunaan lahan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada responden kunci, observasi serta interpretasi citra Sentinel tahun 2015 dan 2021. Pemetaan perubahan penggunaan lahan dilakukan melalui analisis overlay peta penggunaan lahan tahun 2015 dengan 2021. Hasil penelitian menunjukkan pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana kereta api berdampak pada berkurangnya lahan pertanian yakni sawah seluas 37,77 Ha maupun tegalan seluas 12,40 Ha. Pembangunan juga berimplikasi terhadap menurunnya kualitas lingkungan bahkan memunculkan bencana banjir. Selain itu, pembangunan juga merubah kondisi sosial masyarakat diantaranya terjadi alih fungsi pekerjaan, menurunnya lahan garapan petani serta terbatasnya jaringan transportasi karena pembangunan rel kereta. Pembangunan juga mengakibatkan perubahan morfologi serta terganggunya sistem irigasi yang berimplikasi pada terkumpul air/genangan pada lahan pertanian, kondisi inilah yang menyebabkan petani mengalami gagal panen. Mitigasi dampak yang kurang terencana sejak awal pembangunan berimplikasi pada menurunnya kondisi sosial masyarakat serta degradasi lingkungan.   Abstract: This study aims to analyze changes in land use and social conditions of the community that occur due to land acquisition for the construction of railway facilities and infrastructure in Tanete Rilau District. The research was conducted using descriptive qualitative methods to determine the social impact of the community, while spatial analysis was to map changes in land use. Data collection was carried out through interviews with key respondents, observation and interpretation of Sentinel imagery in 2015 and 2021. Overlay analysis of land use maps from 2015 to 2021 was carried out to map land use changes. The results showed that the construction of railway facilities and infrastructure had an impact on the reduction of agricultural land, namely 37.77 hectares of rice fields and 12.40 hectares of dry fields. The development also has implications for the declining quality of the environment, even causing floods. The impact of the development also changes the social conditions of the community, including the change of job functions, the decline in farmers' arable land and the limited transportation network due to the construction of railroads. The development also results in changes in morphology and disruption of the irrigation system which has implications for the accumulation of water/puddles on agricultural land. This condition causes farmers to experience crop failure. Unplanned impact mitigation since the beginning of development has implications for the decline in social conditions of the community and environmental degradation.Keywords: Land Acquisition; Development; Land Use Change
Pemanfaatan Pleiades untuk Penyusunan Sistem Informasi Penggunaan Tanah Berbasis Bidang Nugraha, Feris Adisca; Utami, Westi
Media Komunikasi Geografi Vol 22, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i2.31264

Abstract

Tanah sebagai aset krusial memerlukan pengelolaan yang transparan, berkelanjutan, dan terintegrasi. Untuk mendukung pengelolaan tersebut dibutuhkan sistem informasi agar memberikan kemudahan dalam mengelola basis data pertanahan. Penelitian ini bertujuan menyusun sistem informasi penggunaan tanah berbasis bidang sebagai salah satu unsur penting dalam tata pengelolaan guna perencanaan, perancangan dan pengambilan keputusan. Metode penelitian dilakukan secara spasial untuk memetakan bidang tanah dan penggunaan tanah, sementara research and development digunakan untuk membangun Sistem Informasi penggunaan tanah berbasis bidang. Data bidang tanah diperoleh melalui Geo-KKP dan data persil PBB, sementara data penggunaan tanah diperoleh melalui interpretasi citra Pleiades. Hasil penelitian menunjukkan citra Pleiades mampu memberikan kemudahan dalam menyajikan peta bidang tanah secara lengkap, menjadi basemap/kontrol dalam menyusun peta bidang tanah dan menyediakan informasi penggunaan tanah secara detail.  Hasil kajian juga menunjukkan sistem informasi yang dibangun mampu mempermudah penyajian data penggunaan tanah berbasis bidang serta informasi lain terkait obyek dan subyek tanah. Sistem informasi ini dapat dimanfaatakan sebagai dasar dalam menyusun kebijakan berbasis persil seperti penyusunan Zona Nilai Tanah berbasis bidang, penyusunan Rencana Detail Tata Ruang maupun penyusunan Lahan Pertanian Berkelanjutan (LP2B).
The impact of mangrove damage on tidal flooding in the subdistrict of Tugu, Semarang, Central Java Westi Utami; Yuli Ardianto Wibowo; Ahmad Haris Hadi; Fajar Buyung Permadi
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2021.091.3093

Abstract

Expansion of industrial areas, aquaculture, settlements, and limited knowledge of the community about the function of mangroves allegedly led to the conversion of mangrove functions in the early 1990s. This study aimed to map the condition of mangroves from 1988, 1990, 1995, 2008, to 2021 and their effect on the widespread of tidal flooding in three villages (Mangkang Kulon, Mangunharjo, Mangkang Wetan) in Tugu subdistrict, Semarang City. The research method was carried out by using spatiotemporal analysis of Landsat 5 and Landsat 8 imagery through the supervised approach (Maximum Likelihood algorithm). In order to map the correlation of mangrove damage with the widespread impact of tidal flooding, an overlay analysis of land use maps was carried out in 1988, 1990, 1995, 2008 and 2021. The results of the study showed that mangrove damage is correlated with the widespread of tidal flooding that drowns settlements, ponds, and agricultural land. Data analysis showed that the mangrove area in three villages has decreased from 1988 to 2021, covering an area of 242.66 ha. This condition is one of the triggers for the increase in tidal flooding area from 1988 to 2021, covering an area of 253.135 ha. As a natural barrier to prevent abrasion and tidal flooding, mangrove conservation is very necessary, considering the impact of tidal flooding on the coast of Semarang City is increasingly widespread.
Pemanfaatan Pleiades untuk Penyusunan Sistem Informasi Penggunaan Tanah Berbasis Bidang Feris Adisca Nugraha; Westi Utami
Media Komunikasi Geografi Vol. 22 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i2.31264

Abstract

Tanah sebagai aset krusial memerlukan pengelolaan yang transparan, berkelanjutan, dan terintegrasi. Untuk mendukung pengelolaan tersebut dibutuhkan sistem informasi agar memberikan kemudahan dalam mengelola basis data pertanahan. Penelitian ini bertujuan menyusun sistem informasi penggunaan tanah berbasis bidang sebagai salah satu unsur penting dalam tata pengelolaan guna perencanaan, perancangan dan pengambilan keputusan. Metode penelitian dilakukan secara spasial untuk memetakan bidang tanah dan penggunaan tanah, sementara research and development digunakan untuk membangun Sistem Informasi penggunaan tanah berbasis bidang. Data bidang tanah diperoleh melalui Geo-KKP dan data persil PBB, sementara data penggunaan tanah diperoleh melalui interpretasi citra Pleiades. Hasil penelitian menunjukkan citra Pleiades mampu memberikan kemudahan dalam menyajikan peta bidang tanah secara lengkap, menjadi basemap/kontrol dalam menyusun peta bidang tanah dan menyediakan informasi penggunaan tanah secara detail.  Hasil kajian juga menunjukkan sistem informasi yang dibangun mampu mempermudah penyajian data penggunaan tanah berbasis bidang serta informasi lain terkait obyek dan subyek tanah. Sistem informasi ini dapat dimanfaatakan sebagai dasar dalam menyusun kebijakan berbasis persil seperti penyusunan Zona Nilai Tanah berbasis bidang, penyusunan Rencana Detail Tata Ruang maupun penyusunan Lahan Pertanian Berkelanjutan (LP2B).
SPATIAL ANALYSIS OF RESIDENTIAL DEVELOPMENT IN PALU CITY Westi Utami; Abdul Muzil; Deny Andriawan; Maryono Dwi Saputra; Weni Yolanda Ratnasari
Tunas Geografi Vol 9, No 2 (2020): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v9i2.20001

Abstract

The earthquake, tsunami, and liquefaction that hit Palu in 2018 damaged infrastructure and settlements and resulted in 2,101 fatalities. In this context, understanding the level of vulnerability and disaster mitigation is very important, especially in providing directions for spatial use. This study aimed to map the affected areas, map the suitability of land use against spatial planning, and map settlement development in Palu City. Data analysis was carried out spatially through an overlay of spatial pattern maps with disaster-affected areas to map the disaster-affected areas. Next, an overlay was carried out on the land use with the Regional Spatial Plan (RTRW) to map the suitability of land use. Finally, an overlay of disaster-prone space zones was carried out on spatial patterns to map the classification of settlement zones. The results of the analysis show that in Palu City there are locations that are suitable for settlement and development covering an area of 5233.978 Ha or 13%; an area that can be used but conditional for settlement is 26860.36 Ha or 68%; the area that can be used but with certain conditions is 3106,714 Ha or 8%; while the land area of 4057,112 ha or 10% is a forbidden zone. This study is expected to become a consideration for the community in building settlements as well as a consideration in preparing spatial plans to suit disaster mitigation efforts. This effort is made so that the construction of post-disaster settlements is carried out in disaster-safe areas.
Dampak pembangunan Jalan Balige bypass terhadap alih fungsi lahan Kabupaten Toba Dian Pranata Tampubolon; Westi Utami; Sutaryono Sutaryono
Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Vol 27, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um017v27i12022p1-14

Abstract

Infrastructure development often has an impact on land use changes. This study aims to map the impact of Balige bypass road construction on land use changes and analyze its suitability with spatial planning. The research method was carried out through descriptive qualitative with a spatial approach. The data includes Sentinel images for 2017 and 2021, maps of the Regional Spatial Plan (RTRW) and interviews with government officials. Image analysis is carried out visually, while mapping of land use changes is carried out through overlaying land use maps for 2017 and 2021 and to map the suitability of the RTRW, overlaying land use maps with the RTRW. The results of the analysis show that after the road construction there was a change in land use from rice fields to settlements covering an area of 103.27 Ha. Meanwhile, an analysis of the RTRW shows that there is a mismatch in the use of a land area of 47.2 Ha. This study shows that the use of remote sensing through sentinel imagery and spatial analysis can be a tool for monitoring natural resources, this study is also useful as material for developing Geography learning.Pembangunan infrastruktur seringkali berdampak pada perubahan penggunaan tanah. Penelitian ini bertujuan memetakan dampak pembangunan jalan Balige bypass terhadap perubahan penggunaan tanah dan menganalisis kesesuaiannya dengan tata ruang. Metode penelitian dilakukan melalui kualitatif deskriptif dengan pendekatan spasial. Data yang digunakan meliputi citra Sentinel tahun 2017 dan 2021, peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) serta wawancara dengan pejabat pemerintahan. Analisis citra dilakukan secara visual, sementara pemetaan perubahan penggunaan tanah dilakukan melalui overlay peta penggunaan tanah 2017 dengan 2021, dan untuk memetakan kesesuaian RTRW dilakukan overlay peta penggunaan tanah dengan RTRW. Hasil analisis menunjukkan pasca pembangunan jalan terjadi perubahan penggunaan tanah dari sawah menjadi pemukiman seluas 103,27 Ha. Sementara analisis terhadap RTRW menunjukkan terjadi ketidaksesuaian penggunaan lahan seluas 47,2 Ha. Kajian ini menunjukkan pemanfaatan penginderaan jauh melalui citra sentinel serta analisis spasial mampu menjadi alat monitoring sumber daya alam, kajian ini juga bermanfaat sebagai bahan pengembangan pembelajaran ilmu Geografi.
ANALISIS KETERSEDIAAN LOKASI PEMUKIMAN BERBASIS MITIGASI LONGSOR Arif Sudarto; Westi Utami
Jurnal Pengembangan Kota Vol 9, No 2: Desember 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1254.253 KB) | DOI: 10.14710/jpk.9.2.166-179

Abstract

Pertumbuhan penduduk serta keterbatasan lahan untuk permukiman mengakibatkan sebagian masyarakat membangun permukiman pada lokasi rawan bencana. Penelitian ini bertujuan memetakan potensi lokasi permukiman berdasarkan peruntukan ruang serta aman dari ancaman longsor. Metode penelitian dilaksanakan melalui analisis spasial dengan melakukan overlay peta serta pemberian skoring dan pembobotan. Variabel fisik yang digunakan meliputi kemiringan tanah, drainase, erosi, penggunaan lahan, aksesibilitas jalan, aksesibilitas tempat penting dan kerawanan bencana longsor. Prioritas lokasi permukiman ditentukan berdasarkan kesesuaian secara fisik dan ketersediaan lokasi menurut rencana tata ruang wilayah (RTRW). Hasil analisis kesesuaian lokasi secara fisik untuk permukiman di Kecamatan Ngargoyoso menunjukkan terdapat 28,99% area sesuai untuk pemukiman, 38,83% sesuai bersyarat dan 32,18% tidak sesuai.  Sementara berdasarkan ketersediaan lokasi untuk permukiman dan kesesuaian dengan RTRW, lokasi yang tersedia untuk permukiman dikelaskan menjadi lokasi tersedia (I) seluas 788,28 Ha dan lokasi tersedia (II) seluas 351,62 Ha. Pemetaan ketersediaan lokasi pemukiman diharapkan mampu memberikan arahan kepada masyarakat agar dapat bermukim pada wilayah aman dari bencana dan sesuai dengan RTRW. 
COLLABORATION OF THREE STAKEHOLDERS ‘TRISULA’ IN REALIZING THE COMPLETE VILLAGE MAP Westi Utami Utami; Fajar Buyung Permadi; Taufik Nur Rokhman
Jurnal Sosioteknologi Vol. 20 No. 2 (2021): AUGUST 2021
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2021.20.2.7

Abstract

The Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning/National Land Agency (ATR/BPN) is targeting the realization of thevalid complete village map. This strategic program is carried out by mapping all land parcels including physical and juridical data so that an accurate land database can be created. This study aimed to analyze collaborations of three stakeholders: Land Office, City/Regency Government, and Village Government in realizing the complete village map. This study was conducted using a qualitative-descriptive method. Data collection was conducted in three ways: interview, secondary data, and observation field. Data analysis was carried out spatially on the main data and supporting data for the complete village map. The results of the study show that collaboration and data sharing (land registration maps, land value zone map, PBB block map, Regional Spatial Planning (Rencana Tata Ruang Wilayah - RTRW) map, and detailed Village Letter C map) between the three stakeholders are important variables for building the complete village. This study proves that the collaboration of the three stakeholders is able to accelerate the realization of a complete village database with results that match the requirements and criteria set by the Ministry of ATR/BPN. In addition, the data integration that was carried out can be used to create a one data village, which is expected to be able to provide input for the government in formulating policies.