Claim Missing Document
Check
Articles

Sosialisasi Pembelajaran Berbasis Cara Kerja Otak dan Implikasinya dalam Pembelajaran di SD Kabupaten Lombok Timur Baiq Sri Handayani; Agil Al Idrus; Nur Lestari; Putu Artayasa; Kusmiyati Kusmiyati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains Indonesia Vol. 2 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.116 KB) | DOI: 10.29303/jpmsi.v2i1.33

Abstract

Abstrak: Guru sebagai penentu keberhasilan proses pembelajaran dirasa pelu untuk diberikan pemaham tentang kaitan antara ilmu neurosains dengan pembelajaran. Oleh karena itu Program Pengabdian Kepada Masyarakat Kemitraan dalam bentuk sosialisasi tentang pembelajaran berbasis cara kerja otak dan implikasinya dalam pembelajaran merupakan satu hal yang penting untuk dilakukan. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu ceramah interaktif atau diskusi informasi, dan tanya-jawab. Keberhasilan kegiatan sosialisasi dapat di ukur dengan melihat adanya peningkatan rata-rata skor pre test dan post test yang diperoleh peserta, nilai N-Gain. Selanjutnya data tersebut didukung oleh hasil quesioner tingkat kepuasan peserta terhadap pelaksanaan sosialisasi. Materi sosialisasinya meliputi: struktur otak dan fungsi setiap bagian otak dalam belajar (materi I), cara otak mengolah informasi (materi II), sistem pembelajaran alamiah otak (materi III), dan model-model pembelajaran berbasis cara kerja otak (materi IV). Peserta yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah guru-guru SD di Kabupaten Lombok Timur-NTB, berjumlah 50 orang (masing-masing kecamatan diwakili 5 orang guru). Kegiatan sosialiasi dilaksanakan di Gedung Aula Dikbud Kabupaten Lombok Timur-NTB, yakni pada tanggal 18 Juli 2019. Hasil kegiatan menunjukkan terdapat peningkatan pemahaman peserta dari pre tes ke posttes sebesar 0,59 pada materi I (kategori sedang), 0,65 pada Materi II (kategori sedang), 0,67 pada materi III (kategori sedang) dan 0,75 pada materi IV (kategori tinggi). Selain itu juga tingkat kepuasan peserta terhadap pelaksanaan kegiatan sosialisasi  rata-rata berkategori baik. 
Sosialisasi Berbagai Jenis Kupu-Kupu Indah Sebagai Materi Pengayaan Keanekaragaman Hayati di SMPN Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Suranadi M. Liwa Ilhamdi; Agil Al Idrus; Didik Santoso; Lalu Zulkifli; I Wayan Mertha
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains Indonesia Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.914 KB) | DOI: 10.29303/jpmsi.v2i2.79

Abstract

Pembelajaran materi keanekaragaman hayati yang kontekstual di sekolah sekitar Taman Wisata Alam Suranadi belum dilakukan karena tidak ada buku dan media VCD pembelajaran kontekstual yang menyajikan keanekaragaman hayati di sekitar sekolah. Faktor ini yang menjadi permasalahan utama mitra dan tawaran penyelesaiannya adalah dengan mensosialisasikan keanekaragaman hayati khususnya kupu-kupu yang ada di sekitar sekolah. Pembelajaran yang menyenangkan  berbasis lingkungan sekitar atau CTL (Contextual Teaching and Learning) karena siswa dapat  melihat secara nyata, mengalami sendiri materi pelajaran  yang ada di sekitar lingkungannya.  selanjutnya dengan CTL dapat meningkatkan hasil belajar  Siswa dibelajarkan dengan buku dan VCD yang berisi materi pelajaran yang ada di sekitar siswa. Hasil belajar siswa di SMPN sekitar taman wisata Suranadi masih di bawah standar KKM 75. Metode kegiatan ini adalah sosialisasi dengan penjelasan, penyajian isi buku dan penayangan VCD Pembelajaran, tanya jawab dan diskusi.   Tujuan dari kegiatan  ini untuk mensosialisasikan berbagai jenis kupu-kupu indah sebagai materi pengayaan keanekaragaman hayati di SMPN sekitar kawasan Taman Wisata Alam Suranadi. Setelah selesainya pelaksanaan kegiatan ini juga akan dilaksanakan  pendampingan pembelajaran yang dilakukan guru untuk melaksanakan pembelajaran berbasis lingkungan. Hasil pengabdian sebagai berikut 1) telah dilakukan sosialisasi berbagai jenis kupu-kupu indah sebagai materi pengayaan keanekaragaman hayati di SMPN sekitar kawasan Taman Wisata Alam Suranadi 2) peserta kegiatan pengabdian 100% mengikuti, menanggapi dan memahami materi sosialisasi.  Kesimpulan sosialisasi berbagai jenis kupu-kupu indah sebagai materi pengayaan keanekaragaman hayati di  SMPN sekitar TWA Suranadi dalam kegiatan pengabdian ini terlaksana dengan baik dengan antusiasme peserta kegiatan yang tinggi.Kata Kunci : Sosialisasi, Keanekaragaman hayati, Kupu-kupu, Suranadi
Analysis of student scientific literacy: study on learning using ethnoscience integrated science teaching materials based on guided inquiry Sakila Wati; Agil Al Idrus; Abdul Syukur
Jurnal Pijar Mipa Vol. 16 No. 5 (2021): November 2021
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.486 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v16i5.2292

Abstract

There are still few teachers who develop their teaching materials independently. There is also no continuity in science learning between scientific knowledge with real-life problems and local wisdom. As a result, learning is less meaningful, and students' scientific literacy skills remain low. This study aims to develop ethnoscience integrated science teaching materials based on guided inquiry that are appropriate and effective in improving students' scientific literacy. This study is development research that refers to the 4D development model. In addition to developing ethnoscience integrated science teaching materials based on guided inquiry, the researchers also developed syllabus, lesson plan, and students' scientific literacy instrument. The data collection technique used a validation sheet by three expert lecturers who are competent in their fields to measure the feasibility of the teaching materials. The scientific literacy instrument used multiple-choice questions. The data analysis technique used the validation percent index and the N-gain test to determine the increase in scientific literacy. Thi study obtained: 1) ethnoscience integrated science teaching materials (90); 2) syllabus (93); 3) lesson plan (90); and 4) scientific literacy instrument (90) with very valid and valid criteria; and revealed that 5) ethnoscience integrated science teaching materials can improve students' scientific literacy, as evidenced by the average score obtained by three schools with high improvement criteria. To summarize, this ethnoscience integrated science teaching materials based on guided inquiry are feasible and effective to be applied and implemented in learning to improve students' scientific literacy.
Phytoplankton Diversity as Bioindicator of Pandanduri Dam Waters, East Lombok Regency Lalu Hasan Nasirudin Zohri; Agil Al Idrus; Lalu Japa
Jurnal Biologi Tropis Vol. 20 No. 3 (2020): September - Desember
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v20i3.2024

Abstract

Pandanduri Dam waters has an essential function for the community made the activities of the surrounding community inseparable from the Pandanduri Dam that made potentially quality change of the Pandanduri Dam waters. Good water quality is an important requirement for humans that made water quality research is essential to be done. Human activities will affect environmental factors such as biological parameters, especially phytoplankton, which are indicators of water quality. The aim of this study was to analyzed water quality of Pandanduri Dam through study of phytoplankton community and diversity. Sample sites were determined based on haphazard sampling method and phytoplankton data were analyzed based on the shannon-weiner diversity index. The results showed that the phytoplankton community identified in Pandanduri Dam consisted of 5 classes, 13 orders, and 31 species with  species diversity index of 2,659. Based on fitoplankton diversity index value the water of  Pandanduri Dam was in lightly polluted category. It is suggested to more detailed studies should be undertaken especially on species that produce toxins over a longer time scale.
The Biological Parameters as an Indicators of Water Quality for a Tourism Area Spot in Jurang Sate Primary Canal Central of Lombok, Indonesia Baiq Dini Najia Dzurrahmi; Agil Al Idrus; Lalu Japa
Jurnal Biologi Tropis Vol. 21 No. 3 (2021): September - Desember
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v21i3.2900

Abstract

Jurang Sate primary canal is one of the the main irrigation canal in central Lombok which  supplies water from the main network, namely Jangkok, Sesaot, and Keru Feeder weir to several secondary canal and to irrigated tertiary plots. The local community use the Jurang Sate Primary canal in a variety of daily activities, and nowadays it is used as a means of water tourism. The purpose of this study was to determine the water quality for ectourism area spot of the Jurang Sate primary canal based on biological parameters, namely the total Coliform bacteria, and the diversity of phytoplankton species. Measurement of coliform bacteria parameters and phytoplankton diversity was carried out ex-situ. The results showed that the total Coliform bacteria count in each sample calculated with MPN index was in the range of 170-110000 MPN/100 ml. The phytoplankton identified in this study were 24 species, 15 orders, and 6 classes. Phytoplankton species diversity index value of 1.32 (medium category). The water of the primary channel of Jurang Sate was categorized in moderately polluted. The conclusion of this research is the water of the Jurang Sate primary canal is not ideal for water tourism activity.
Analysis of Cyanide (CN) in Seagrass as a Bioindicator in Sekotong West Lombok Alwani Alwani; Agil Al Idrus; M. Yamin
Jurnal Biologi Tropis Vol. 22 No. 1 (2022): January - March
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v22i1.3271

Abstract

Seagrass is one of the aquatic plants that can be used as a bioindicator in the waters. This research aims to determine the morphological structure of seagrass as bioindicators and the amount of cyanide content in seagrass plants in the waters of Sekotong, West Lombok. This research was conducted in July - August 2021 at Pewaringan Beach, Sekotong, West Lombok. Determination of the sample point is done by purposive sampling. Data were collected using line transect method simple random sampling  at three points. Data analysis was carried out on seagrass plants with complete roots, stems, and leaves using a spectrophotometer at BLKPK NTB Province. The results showed that the characteristics of seagrass in the three research locations had a slightly muddy sandy substrate and slightly sandy muddy, an average leaf  length of 21.5 cm, an average leaf  width of 1.10 cm, an average stem length of 9.4 cm, diameter the average stem is 0.74 cm, the average root length is 7.29 and the average root diameter is 0.25 cm. The ANOVA test showed that the significant value was <0.05, so there was a significant difference in the morphology of the seagrass. The cyanide content in the waters of Pewaringan Beach was found to be on average 12,341 mg/kg or 0.495 mg/L. According to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia No. 57 of 2016 the standard cyanide content in waters is 0.5 mg/L. So that the cyanide content in the waters of Pewaringan Beach is still within safe limits.
Components of Rice Field Ecosystems as a Source of Biology in High School in Dompu District in 2020 Ulfin Juwita; Agil Al Idrus; Mahrus Mahrus
Jurnal Biologi Tropis Vol. 22 No. 2 (2022): April - June
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v22i2.3380

Abstract

Rice fields as an ecosystem have two main components, namely abiotic and biotic with the main function of ensuring the survival of organisms and creating a balanced ecosystem. Ecosystem components in an environment can be used as a source of learning Biology. This study aims to find out what are the components of the rice field ecosystem in Indonesia Dompu Regency and assess the characteristics or criteria of ecosystem components rice fields as a source of high school biology learning in Dompu Regency with refers to the 2013 curriculum. This type of research is descriptive exploratory. This research was conducted in Kempo Village, Dompu Regency at 4 points sampling, namely: transect 1 (North), transect 2 (West), transect 3 (South) and transect 4 (East). The sampling technique uses the method square. Collecting data using observation sheets and documentation. The results showed that the biotic component consisted of 15 species and 20192 individuals and the number of abiotic components as many as 5 environmental factors. Mark the average learning resource criteria ( ) for all transects is 3.4 (Category Very Meets the Criteria (SMK) learning resources). Research result concluded that the biotic component consisted of 15 species including Paddy (Oryza sativa), Bamboo grass (Lophatherum gracile), grinting grass (Cynodon dactylon), Patikan kebo (Euphorbia hirta), Earrings (Acalypha australis), Meniran (Phyllanthus urinaria), Urang-aring (Eclipta prostrata), Beluntas (Pluchea indica), Jotang horse (Synedrella nodiflora L.), Ciplukan (Physalis angulata L.), Cucumber (Coccinia grandis), Purslane (Portulaca oleracecea L.), Basil (Ocimum sanctum), Koksi beetle (Epilachna admirabilis) and earthworms (Lumbricus rubellus), while the components of Abiotic consists of 5 elements including temperature, humidity, pH of water, water and soil. The components of the rice field ecosystem in Dompu Regency can be used as high school biology learning resources in the sub-material component of the curriculum ecosystem 2013 with an average value of 3.4 learning resource criteria.
Validasi Booklet Keanekaragaman Echinodermata yang berasosiasi dengan Lamun untuk siswa SMA di Pesisir Selatan Pulau Lombok Lalu Raftha Patech; Agil Al Idrus; Abdul Syukur
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3.156

Abstract

Bahan ajar berbasis potensi lokal yang dimiliki sebuah daerah merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran, seperti materi invertebrata khususnya echinodermata yang memiliki materi cukup banyak dan kompleks. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mendeskripsikan validitas bahan ajar berbentuk Booklet berdasarkan kelimpahan Echinodermata di perairan pesisir pulau Lombok. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Research and Development (R&D) dengan model 4D yang terdiri dari tahap pendefinisian (Define), perancangan (Design), pengembangan (Develop) dan penyebaran (Disseminate) berdasarkan model Thiagarajan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Booklet yang telah dikembangkan memperoleh kriteria sangat valid berdasarkan hasil validasi ahli dengan rata-rata persentase sebesar 88,48%, 90,67%, dan 90,67% dan guru mitra dengan persentase sebesar 92%, sedangkan berdasarkan uji perorangan buku ilmiah populer ini mendapatkan kriteria sangat valid dengan persentase rata-rata sebesar 91%. Hasil tersebut menggambarkan bahwa booklet yang telah dikembangkan memiliki tingkat validitas yang sangat tinggi karena telah bersifat kontekstual, memiliki bahasa yang mudah dipahami, memiliki tampilan yang menarik, sesuai dengan pembelajaran saintifik. Booklet Echinodermata dapat menjadi buku ajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, hasil belajar dan diharapkan dapat meningkatkan Literasi sains siswa pada materi echinodermata.
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Ekosistem Mangrove Sebagai Media Pembelajaran di Wilayah Pesisir Selatan Lombok Timur Zulhalifah Zulhalifah; Agil Al Idrus; Abdul Syukur
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 2c (2022): Juni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i2c.689

Abstract

Ekologi mangrove memiliki berbagai jasa ekosistem salah satunya dalam aspek pendidikan. Ekologi mangrove dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan lembar kerja peserta didik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan lembar kerja peserta didik berbasis ekosistem mangrove sebagai sumber belajar di wilayah pesisir selatan Lombok Timur. Metode pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan ADDIE (analysis, design, development, implementation, evaluation). Namun, penelitian ini hanya sampai pada tahap development. Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan lembar kerja peserta didik dengan komponen abiotik dan biotik yang ada dalam ekosistem mangrove. Validasi dilakukan oleh tiga validator yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembar kerja peserta didik yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Hasil analisis validitas pada komponen lembar kerja peserta didik sebesar 0.86% dengan kategori sangat valid. Selain itu, reliabilitas lembar kerja peserta didik >75% dengan kategori reliabel.
Sosialisasi Peran dan Fungsi Mangrove Pada Masyarakat di Kawasan Gili Sulat Lombok Timur Agil Al Idrus; M. Liwa Ilhamdi; Gito Hadiprayitno; Gde Mertha
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.066 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v1i1.213

Abstract

Abstrak: Mangrove merupakan salah satu tumbuhan yang sangat baik untuk menjaga keseimbangan ekosistem pantai. Saat ini banyak lokasi pantai yang sudah rusak ekosistem mangrovenya, sehingga perlu rehabilitasi mangrove. Peran dan fungsi mangrove bagi lingkungan perlu disoaialisasikan kepada masyarakat sekitar. Kegiatan pengabdian ini ditujukan untuk mensosialisasikan peran dan fungsi mangrove di masyarakat sekitar Gili Sulat. Metode yang digunakan adalah pelatihan berupa sosialisasi, diskusi, Tanya jawab.  Hasil Pengabdian menunjukkan bahwa semua peserta antusias mengikuti kegiatan pengabdian yaitu sosialisasi, diskusi dan Tanya jawan tentang peran dan fungsi mangrove pada masyarakat di kawasan Gili Sulat Lombok Timur. Serangkaian kegiatan pengabdian pada masyarakat ini telah berlangsung dengan kesimpulan sebagai berikut:  semua peserta yang terdiri dari warga masyarakat yang ada di sekitar Gili Sulat Lombok Timur sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan memberikan respon positif selama kegiatan berlangsung.  Tim Pengabdian memaparkan dan memberikan sosialisasi peran dan fungsi mangrove pada masyarakat di sekitar Gili Sulat dan peserta aktif menanyakan hal-hal yang belum jelas dari materi sosialisasi.  Pada akhir kegiatan pengabdian masyarakat mempunyai pengetahuan yang baik tentang peran dan fungsi mangrove sehingga mereka dapat menjaga dan melestarikan ekosistem mangrove di Gili Sulat. Kata Kunci: Peran, fungsi, Mangrove, Gili Sulat