Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Keterampilan Menari Ditinjau Dari Minat Menari Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Semarapura Tahun Pelajaran 2012/2013 ., NI GUSTI AYU MADE MURNI MAHERDI; ., Prof. Dr. Sukadi, M.Pd, M.Ed.; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.583 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v3i1.891

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis; (1) pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan minat menari terhadap keterampilan menari siswa, (2) perbedaan keterampilan menari antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD dan model Konvensional, (3) perbedaan keterampilan menari keterampilan menari antara siswa yang difasilitasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang difasilitasi dengan model pembelajaran konvensional pada kelompok siswa yang memiliki minat menari tinggi, dan (4) perbedaan keterampilan menari keterampilan menari antara siswa yang difasilitasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang difasilitasi dengan model pembelajaran konvensional pada kelompok siswa yang memiliki minat menari rendah. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan the posttest only nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Semarapura pada tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 177 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 orang siswa yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Data dalam penelitian ini berupa keterampilan menari siswa yang dikumpulkan dengan lembar observasi unjuk kerja keterampilan menari. Pengujian hipotesis menggunakan uji ANAVA dua jalur dan dilanjutkan dengan uji Tukey untuk menguji komparasi pasangan nilai rata-rata tiap kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan minat belajar terhadap keterampilan menari siswa , (2) terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menari kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD dan model Konvensional, (3) terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menari kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD dan model Konvensional untuk kelompok siswa yang memiliki minat menari tinggi, dan (4) tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menari kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD dan model Konvensional untuk kelompok siswa yang memiliki minat menari rendah. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif STAD, Keterampilan Menari, Minat Menari This study is aimed at analyzing ; (1) the effect of the interaction between the model of learning and the dancing interest toward dancing sill of the students, (2) the differences of dancing skills between groups of students who study with STAD cooperative learning model and conventional models, (3) the differences in dancing skills between students who are facilitated by STAD cooperative learning model and the students who were facilitated by conventional learning model in the group of students who have a high interest in dancing, and (4) the differences in dancing skills between students who are facilitated by STAD cooperative learning model and the students who were facilitated by conventional learning model in the group of students who have a lower interest in dancing. The study belongs to quasi-experimental research design with the posttest only nonequivalent control group design. The population of this study was the tenth grade students of SMA Negeri 2 Semarapura in the academic year 2012/2013, consisted of 177 students. The number of samples in this study were 64 students who were selected by simple random sampling technique. The data in this study are dancing skills of students who are gathered with observation sheet performance dancing skills. Hypothesis were analyzed by using two-ay ANOVA and followed by Tukey's test to test the comparative value pairs on average each treatment group. Results showed (1) there was interaction between the model of learning and interest in learning the dancing skills of students, (2) there was a significant difference between the group of dancing skills students who were facilitated by STAD cooperative learning model and the model conventional, (3) there were significant differences in dancing skills between the group of students who were facilitated with cooperative learning STAD model and conventional models for groups of students who have a high interest in dancing, and (4) there was no significant differences in dancing skills between the group of students who were facilitated with cooperative learning STAD model and conventional models for groups of students who have a lower interest in dancing.keyword : STAD Cooperative Learning Model, Dancing Skills, Interest Dancing
PENGEMBANGAN MODUL IPA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK KELAS V SD NEGERI 2 SEMARAPURA TENGAH ., I GUSTI AYU RUSMIATI; ., Prof. Dr. I Wayan Santyasa,M.Si; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.19 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v3i1.899

Abstract

Penelitian Pengembangan ini bertujuan menghasilkan produk berupa modul IPA dengan pendekatan kontekstual untuk siswa kelas V semester 2 di SD Negeri 2 Semarapura Tengah yang teruji kelayakan dan keunggulannya untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA. Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda penelitian pengembangan(research and development), dengan desain pengembangan yang dipilih adalah menggunakan model pengembangan Santyasa. Hasil review dari ahli isi, media dan ahli desain menyatakan bahwa modul IPA kontekstual yang dikembangkan sudah valid. Sebanyak 30 siswa klas V SD N 2 Semarapura Tengah dijadikan sampel penelitian dalam uji lapangan terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar sebagai produk pengembangan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t memberikan hasil t hitung (13,3718) lebih besar dari nilai t tabel (1,899) menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest peserta didik. Nilai rata-rata posttest (81,67) lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pretest (52,33).Kata Kunci : pengembangan, santyasa model, pendekatan kontekstual. This development research aimed at producing a science module using contextual approach for class V in semester 2 students of SD N 2 Semarapura Tengah in which the feasibility and advantages had been tested to improve learning achievements in learning Science. The research method used was the research and development method. The chosen of the design development was Santyasa model. The results of the expert review of content, media and design stated that science module using contextual approach had been developed accordingly. Thirty student cllas V of SD N 2 Semarapura Tengah be participated as samples in restricted field test. The results of research was shown that learning material product could improvement of student’s achievement.The results of calculations using the t-test, this shows that H0 is rejected and H1 accepted. It can be said that there were differences in the average value of study of students before and after learning. The average value after learning (mean) = 81,67, was higher than before the study (mean) = 52,33.keyword : development, santyasa model, contextual approach.
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS PROYEK UNTUK PELAJARAN KEJURUAN JARINGAN DASAR DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA ., NI NYOMAN TIRTA; ., Prof. Dr. I Wayan Santyasa,M.Si; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 5, No 1 (2015):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.221 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v5i1.1119

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan multimedia interaktif berbasis proyek. Pengembangan media menggunakan model Borg And Gall. Subyek coba dilakukan oleh seorang ahli isi mata pelajaran, ahli media isi, ahli media komputer, ahli desain pembelajaran, guru dan siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan test. Data dianalisis secara deskriptif dengan paired sample T test. Hasil penelitian menunjukkan: (1) aspek isi yang dikembangkan sudah sesuai, (2) aspek media isi sangat baik dengan persentase 94,64%, (3) aspek media komputer pada kategori baik dengan persentase 82,50%, (4) aspek desain pembelajaran sangat baik dengan persentase 94,11%, (5) respon siswa sangat baik dengan persentase 98,13%, (6) respon kelompok kecil sangat baik dengan persentase 93%, (7) respons guru sangat baik dengan persentase 100%, (8) respon siswa untuk uji lapangan sangat baik dengan persentase sebesar 93,11%. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t untuk membandingkan prestasi belajar sebelum dan sesudah menggunakan multimedia interaktif berbasis proyek memberikan hasil Thitung= 0,001 (< α= 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan media sangat signifikan. Hasil hitung gain score adalah 0,84, menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif berbasis proyek dalam pelajaran Jaringan Dasar sangat efektif terhadap tingkat penguasaan pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural pada pelajaran kejuruan jaringan dasar.Kata Kunci : pengembangan, multimedia interaktif, pembelajaran berbasis proyek The aim of this research is to develop a project based interactive multimedia. This media was developed using Borg and Gall’s model. Subjects exercised by a subject matter content expert, a content media expert, a computer media expert, an instructional design expert, teachers and students. Data was collected by questionnaire and test. Data was analyzed descriptively by paired sample t test. The results showed: (1) the content aspect is appropriate, (2) the media content aspect is very good (94.64%), (3) aspects of the computer media aspect is good (82.50%), (4 ) the instructional design aspect is very good (94.11%), (5) individual student response is very good (98.13%), (6) a small group responses is very good (93%), (7) response of teachers is very good (100%), (8) the response of students is very good (93.11%). The t-test to compare the learning achievement before and after the use of Project based interactive multimedia shows t = 0.001 (< 0.05). The gain score is 0,84, shows that the use of project based interactive multimedia on Basic Networking lessons gives positive and significant effect on the level of mastery of factual knowledge, concepts, and procedural learning of vocational basic network.keyword : development, multimedia interactive, project based learning
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VII SISWA SMP NEGERI 3 SIDEMEN ., DEWA AYU MADE MAHAYUNI; ., PROF.DR. NASWAN SUHARSONO, M.Pd.; ., DR. I WAYAN SUKRA WARPALA, S.PD.,M.Sc
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.721 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v7i2.1913

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan: 1) motivasi belajar dan hasil belajar IPA secara bersama-sama antara siswa yang belajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation berbantuan Video (GIV), Group Investigation (GI) dan Konvensional (PK). 2) motivasi belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif GIV, GI dan PK, 3) hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif GIV, GI dan PK. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperimen dengan rancangan Non Equivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah empat kelas siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sidemen. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik Group Random Sampling dan terpilih tiga kelas sebagai sampel. Sampel yang terpilih adalah kelas VIIA sebagai kelompok eksprimen yang belajar menggunakan model pembelajaran GIV, kelas VIIB sebagai kelompok eksperimen yang belajar menggunakan model GI dan kelas VIIC sebagai kelompok eksperimen yang belajar dengan model PK. Pengumpulan data menggunakan 2 jenis tes, yaitu tes motivasi belajar dikumpulkan dengan kuisioner motivasi belajar yang sudah divalidasi dan tes hasil belajar IPA dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar yang telah divalidasi. Data dkumpulkan pada akhir perlakuan untuk selanjutnya dianalisis dengan statistik deskriptif dan Uji MANCOVA dengan skor pre-tes motivasi belajar dan hasil belajar awal sebagai kovariat kemudian dilanjutan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GIV, GI dan PK. (2) terdapat perbedaan motivasi belajar yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model GIv, GI dan PK. (3) terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe GIV, GI dan PK.Kata Kunci : model pembelajaran, motivasi belajar, hasil belajar IPA. The aim of the research was to describe and analyze the differences of: 1) learning motivation and learning achievement of natural science altogether between students who learned with Group Investigation Model added with Video (GIV), Group Investigation only (GI) and students who learned by Conventional Model (PK); 2) learning motivation between student who learned with Group Investigation Model added with Video (GIV), Group Investigation only (GI) and students who learned by Conventional Model (PK); 3) learning achievement of natural science between students who learned with Group Investigation Model added with Video (GIV), Group Investigation only (GI) and students who learned by Conventional Model (PK).This research was belonged to quasi experiment with pretest-post test only control design research. The research population were four classes of 7th grade Junior High School of SMP Negeri 3 Sidemen in the academic 2015/2016. By using Group Random Rampling, there were three classes taken as the samples of the study. The sample was class VIIA which was treated as the experimental group using GIV. Class VIIB as experimental group using GI only. Whereas class VIIC as control group treated with PK. The data were collected using two types of tests: learning motivation test collected through the students learning motivation questionnaire that was already validated and achievement test of natural science which was collected through validated achievement test. The data was collected at the end of treatment and then it was analyzed descriptively and with MANCOVA test with the pre-test learning achievement scores and pre-learning achievement as covariat and then continued with LSD test. The test of null hypothesis was carried out with the significance of 5%. The result of research indicated that: 1) There was a significant difference of learning motivation and the achievement of natural science between the students who learned using GIV, GI only and PK; 2) There was a significance difference of learning motivation between the group of students taught with GIV, GI only and PK; 3) There was a significance difference of learning achievement of natural science between the students taught with GIV, GI only and PK.keyword : Learning Model, Learning Motivation, Natural Science Achievement.
Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity dan Kecerdasan Linguistik terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Bahasa Inggris pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Abang. ., I GUSTI AYU ARINI WIADNYANI; ., PROF. DR. I WAYAN SANTYASA, M.Si.; ., DR. I WAYAN SUKRA WARPALA, S.PD.,M.Sc
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 7, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.093 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v7i3.2239

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh strategi directed reading thinking activity (DRTA) dan kecerdasan linguistik terhadap kemampuan membaca pemahaman bahasa Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan menggunakan rancangan the non equivalent pretest posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah 8 (delapan) kelas siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Abang Tahun Pelajaran 2016/2017. Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini sebanyak 4 (empat) kelas yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan tes kemampuan membaca pemahaman sebanyak 40 butir dan tes kecerdasan linguistik sebanyak 40 butir. Instrumen penelitian diuji validitas isi, konsistensi internal, dan reliabilitas tes sebelum digunakan dalam penelitian. Uji asumsi yang dilakukan sebelum pengujian hipotesis yaitu uji normalitas sebaran data, uji homogenitas varians, dan uji linieritas. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kovarian (ANACOVA) dua jalan. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa (1) setelah perlakuan dikontrol dengan kemampuan membaca pemahaman awal, terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara strategi pembelajaran. Skor hasil belajar yang diperoleh oleh siswa yang belajar dengan DRTA lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional, (2) setelah perlakuan dikontrol dengan kemampuan membaca pemahaman awal, terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi dengan siswa yang memiliki kecerdasan linguistik rendah. Kemampuan membaca pemahaman siswa yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kecerdasan linguistik rendah, (3) setelah perlakuan dikontrol dengan kemampuan membaca pemahaman awal, terdapat pengaruh interaktif antara strategi pembelajaran dan kecerdasan linguistik terhadap kemampuan membaca pemahaman bahasa Inggris siswa.Kata Kunci : DRTA, kecerdasan linguistik, membaca pemahaman This research aimed at finding out the effect of directed reading thinking activity strategy and linguistic intelligence toward English reading comprehension at 8 classes of the eighth grade students of SMP Negeri 2 Abang. This research was a quasi-experimental research using the non-equivalent pretest posttest control group designed. Population of this research was all of the eight grade students of SMP Negeri 2 Abang in the academic year of 2016/2017. The sample used here were 4 classes which taken by random sampling technique. The data were collected by using an English reading comprehension test which consist of 40 questions and a linguistic intelligence test which also consist of 40 questions. The content validity, internal consistency, and reliability of instruments were examined before administered to the research sample. Normality, homogeneity and linearity were examined. The two ways analysis of covariance (ANACOVA) was conducted to test the hypothesis. The results of this hypothesis test were (1) after treatment was controlled by prior achievement of students as a covariable, there was a significant difference of students’ reading comprehension between the learning strategies. The students who treated by DRTA got higher scores than students who treated by conventional learning strategy, (2) after treatment was controlled by prior achievement of students as a covariable, there was a significant difference of the students’ reading comprehension between with higher linguistic intelligence students and the lower linguistic intelligence students. The higher linguistic intelligence students got higher score in reading comprehension than the lower linguistic intelligence students, (3) after treatment was controlled by prior achievement of students as a covariable, there was an interactive effect between the learning strategy and linguistic intelligence on the students’ reading comprehension. keyword : DRTA, linguistic intelligence, reading comprehension.
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Pemahaman Konsep IPA dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Negeri 4 Bebandem. ., NI MADE AYU RATNA PARWATHI; ., PROF. DR. I WAYAN SANTYASA, M.Si.; ., DR. I WAYAN SUKRA WARPALA, S.PD.,M.Sc
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.545 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v9i1.2276

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perbedaan pemahaman konsep (PK) IPA dan keterampilan berpikir kritis (KBK) siswa antara yang belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah (MPBM) dengan yang belajar dengan model pembelajaran konvensional (MPK). Penelitian eksperimen semu ini melibatkan 5 kelas siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bebandem Karangasem Tahun Pelajaran 2015/2016 sebagai populasi. Dua sampel ditentukan dengan teknik acak kelas, yaitu kelas VIIA menggunakan model PBM dan Kelas VIID dengan Model PK. Data PK IPA dan KBK dikumpulkan dengan tes. Data dianalisis secara deskriptif dan MANCOVA satu jalan dengan PK dan KBK awal berperan sebagai kovariabel. Setelah perlakuan dikontrol dengan PK dan KBK awal, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan PK IPA dan KBK siswa antara yang belajar dengan MPBMdanMPK.Baik PK IPA maupun KBK siswa yang belajar dengan MPBM lebih baik dibandingkan dengan yang belajar dengan MPK. Kata Kunci : pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL), pemahaman konsep IPA, keterampilan berpikir kritis. This study aims to describe the differences of conceptual understanding (CU) in science and students’ critical thinking skills (CTS) between them learned in problem-based learning model (PBLM) and conventional learning model (CLM). Thisquasi-experimental in volved 5 classes student of the 7 grade of students in SMP Negeri 4 Bebandem Karangasem in the year 2015/2016 asa population. Two classes as samples were determined by group random sampling technique, namely class VIIa used PBL and Class VIID utilized conventional learning models (CL). The data of CU inscience and CTS of students were collected by tests. Data were analyzed descriptive and one way of MANCOVA with prior of CU as well as CTS a cts as covariates. After the treatment was controlled by prior of CU and CBC, there were significant differences in CU and CTS of students between them learned in the PBLM and CLM. Neither CU in scine and students’ CTS who learned in the PBLM were better than CLM.keyword : problem-based learning ( PBL), undertanding of science concepts, critical thinking skill.
PENGARUH MODEL DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KEMAMPUAN DASAR SENAM LANTAI PADA MAHASISWA JURUSAN PENJASKESREK FOK UNDIKSHA* ., KADEK YOGI PARTA LESMANA; ., Prof. Dr. I Wayan Santyasa,M.Si; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.594 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v3i1.893

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) menjelaskan perbedaan hasil belajar kemampuan dasar senam lantai yang signifikan antara model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dengan model pembelajaran Student Teams-Achievement Devision (STAD). (2) menjelaskan perbedaan hasil belajar kemampuan dasar senam lantai antara mahasiswa yang belajar dengan media VCD dan media gambar. (3) menjelaskan pengaruh interaktif antara model dan media pembelajaran terhadap hasil belajar. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) menggunakan pretest-posttest non-equivalent control group design. Populasi penelitian berjumlah 6 kelas yang terdiri dari 156 mahasiswa. Sampel diambil 4 kelas dengan cara simple random sampling. Data dikumpulkan dengan tes hasil belajar dan dianalisis dengan ANACOVA faktorial 2×2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) terdapat perbedaan hasil belajar kemampuan dasar senam lantai yang signifikan antara model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dengan model pembelajaran Student Teams-Achievement Devision (STAD) (F = 64.805; p
PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERMUATAN PERUBAHAN KONSEPTUAL UNTUK SISWA KELAS X SEMESTER 2 DI SMA NEGERI 2 SINGARAJA ., KOMANG ANIK SUGIANI; ., Prof. Dr. I Wayan Santyasa,M.Si; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 5, No 1 (2015):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.953 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v5i1.1161

Abstract

Penelitian pengembangan ini bertujuan menghasilkan produk berupa modul biologi bermuatan perubahan konseptual untuk siswa kelas X semester 2 di SMA Negeri 2 Singaraja yang teruji kelayakan dan keunggulannya untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran biologi. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (research and development), dengan model pengembangan yang dipilih adalah model pengembangan Degeng. Langkah-langkah pengembangannya adalah 1) analisis tujuan dan karakteristik bidang studi; 2) analisis sumber belajar; 3) analisis karakteristik pebelajar; 4) menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran; 5) menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran; 6) menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran; 7) menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran; dan 8) pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Validasi prototipe modul mencakup 1) uji ahli isi dan media pembelajaran; 2) uji ahli desain pembelajaran; 3) uji siswa perorangan; 4) uji siswa kelompok kecil; dan 4) uji lapangan. Hasil review dari ahli isi dan ahli media menyatakan bahwa modul biologi bermuatan perubahan konseptual yang dikembangkan sudah sesuai. Hasil uji ahli desain pembelajaran dengan persentase 80% terletak pada kualifikasi baik. Hasil uji siswa perorangan sebesar 88,99% terletak pada kualifikasi baik. Hasil uji kelompok kecil sebesar 91,91% terletak pada kualifikasi sangat baik. Hasil tanggapan pendidik untuk uji lapangan dengan persentase 93,39% terletak pada kualifikasi sangat baik. Hasil persentase keseluruhan peserta didik untuk uji lapangan sebesar 87,40% terletak pada kualifikasi baik.Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t memberikan hasil sig sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05. Nilai rata-rata pretest (Mean=41,500).) lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata posttest (Mean = 88,071). Kata Kunci : pengembangan, modul biologi bermuatan perubahan konseptual This development research aimed to produce the development of biology module by using conceptual change in tenth grade of second semester students at SMA negeri 2 singaraja in which the feasibility and advantages had been tested to improve learning achievements in learning biology. The research of design used was the research and development method. The chosen of the design development was Degeng model. The Development steps were as follows.1) analysis goals and characteristics of the study area, 2) analysis of learning resources, 3) analysis of the characteristics of learners; 4) establish learning objectives and content of learning; 5) determine the organization of learning content strategy; 6) establish a strategy delivery of learning content; 7) determine the learning management strategies, and 8) the development of learning outcomes measurement procedures. Validation module prototipe covered : 1) the content expert test and learning media, 2) the instructional design experts test, 3) individual student test, 4) a small group of students test, and 4) field test.The results of the expert review of content and media stated that biology module by using conceptual change had been developed accordingly. The results of design experts the percentage of 80% is located in a good qualification. The results to individual students by 88,99% is located in a good qualification. The results to small groups of 91,91% is located in a very good qualification. The results of the response of educators to the percentage of 94,52% is located in a very good qualification. The result of the overall percentage of students for field testing by 87,40% is located in a good qualification. The results of calculations using the t-test sig yield of 0.001 is smaller than 0.05. The average value after learning (mean = 41,500) was higher than before the study (mean =88,071).keyword : development, conceptual change biology module
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RENDANG ., NI MADE RUMITHI; ., PROF. DR. I WAYAN SANTYASA, M.Si.; ., DR. I WAYAN SUKRA WARPALA, S.PD.,M.Sc
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.789 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v7i2.1994

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar biologi. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen menggunakan desain non equivalence pretest-posttest control group designe. Variabel bebas dalam penelitian ini model pembelajaran, yang dipilah menjadi dua level, yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvensional. Motivasi berprestasi sebagai variabel moderator, juga dipilah menjadi dua level, yaitu motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah. Sebagai variabel terikat dalam penelitian ini berupa prestasi belajar biologi. Kuisioner motivasi berprestasi digunakan untuk mengukur tingkat motivasi berprestasi siswa, sedangkan tes prestasi belajar biologi digunakan untuk mengukur prestasi belajar biologi siswa. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kovarians (ANACOVA) faktorial 2×2 dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing berbeda secara signifikan dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Model inkuiri terbimbing lebih unggul dibandingkan dengan model konvensional. (2) Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar biologi pada siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dengan prestasi belajar biologi siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi lebih unggul dibandingkan dengan siswa motivasi berprestasi rendah. (3) Terdapat pengaruh interaktif yang signifikan antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa. Interaksi baik model inkuiri terbimbing maupun model konvensional berinteraksi kuat dengan motivasi berprestasi tinggi terhadap pencapaian prestasi belajar . I.PENDAHULUAN Memasuki abad ke 21 Sistem Pendidikan Nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu bersaing di era global. Salah satu harapan besar bagi negeri ini agar bisa bangkit dari keterpurukan kualitas pendidik dalam semua aspek dan jenjang pendidikan adalah Lembaga pendidikan. Kualitas pendidikan tersebut sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan terampil agar bisa bersaing secara terbuka di era global. Dalam era informasi dan globalisasi saat ini persaingan untuk memperoleh kesempatan terbaik dalam berbagai hal, tidak hanya terjadi secara lokal maupun nasional, melainkan juga dalam sekala yang lebih luas dan terbuka hingga menembus batas teritorial negara. Persaingan tersebut sudah tentu berbasis pada SDM yang baik. Dengan demikian upaya untuk meningkatkan mutu SDM Indonesia agar memiliki kemampuan untuk memenangkan berbagai persaingan perlu terus ditumbuh kembangkan. SDM yang diperkirakan mampu memenuhi tantangan di atas yakni mereka yang antara lain memiliki kemampuan berpikir secara kritis, logis, sistematis, dan kreatif sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan secara mandiri dengan penuh rasa percaya diri. Pembelajaran sains atau IPA pada jenjang pendidikan menengah dalam kaitannya dengan penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bertujuan agar siswa menguasai kompetensi sains (IPA). Kompetensi merupakan pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai dasar yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. Sains (IPA) sebagai ilmu memiliki dua demensi yaitu sains sebagai produk dan sains sebagai proses. Tujuan pembelajaran IPA atau sains di sekolah (SMA) adalah untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 melalui proses inkuiri ilmiah (BSNP, 2006). Biologi merupakan salah satu cabang ilmu sains mengkaji segala sesuatu tentang makhluk hidup.Kegiatan pembelajaran biologi selain sebagai suatu proses penemuan, diharapkan juga dapat mengubah tingkah laku, baik tingkah laku yang berkenaan dengan aspek afektif, kognitif, dan psikomotor (Trianto, 2011: 135). Dalam praktik pelaksanaan pembelajaran biologi pada tingkat SMA, masih banyak adanya kendala-kendala. Motivasi belajar dan prestasi belajar masih dibawah standar. Sebagian besar siswa cenderung beranggapan bahwa belajar biologi semata-mata hanya merupakan hapalan dan tidak bermakna sehingga siswa tidak termotivasi dalam belajar (Trisna Dewi, 2015: 2). Hasil observasi empirik di lapangan mengidentifikasikan pembelajaran Biologi melalui penemuan konsep kurang melibatkan peran aktif siswa, karena proses pembelajaran Biologi kurang memberdayakan siswa. Pelaksanaan pembelajaran masih cenderung bersifat konvensional yang didominasi dengan metode ceramah dan tanya jawab. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional sebagai satu-satunya model pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Biologi. Model yang biasa digunakan adalah metode ceramah, sehingga mengalami kesulitan dalam proses pengorganisasian terhadap pemecahan permasalahan yang ada dan sebagian besar siswa belajar hanya dengan hafalan yang berakibat belajar kurang bermakna dan hasil belajar Biologi yang rendah (dibawah batas KKM mata pelajaran Biologi). Oleh karena itu pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan IPA. Untuk meningkatkan proses pembelajaran guru seyognya berwawasan luas, mempunyai kreatifitas tinggi, ketrampilan metodelogi yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, mau melakukan inovasi pembelajaran, mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik guru seyognya terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh guru dalam pembelajaran adalah mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif, bermakna dan menyenangkan. Pembelajaran Biologi merupakan suatu proses penemuan dan menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung dengan mengembangkan keterampilan proses sains. Berpijak pada kenyataan tersebut, perlu dicari alternatif pembelajaran Biologi berbasis keterampilan proses sains. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains, yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student centered learning). Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran Biologi sangat efektif untuk mengkonstruksi pengetahuan siswa melalui kegiatan penemuan. Keaktifan siswa untuk belajar ini mengakibatkan siswa mendapatkan pemahaman yang lebih baik akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan penelitian Rahmatsyah dan Simamora (2011) yang menyimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara pengguasaan ketrampilan proses sains melalui pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal adalah model pembelajaran yang digunakan, sedangkan salah satu internal yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran adalah motivasi berprestasi dalam diri siswa. Adanya motivasi berprestasi memberikan dorongan pada diri siswa untuk mencapai sukses dan menghindari kegagalan yang menimbulkan kecenderungan perilaku dengan berpedoman pada standar keunggulan yang telah ditetapkan (Nasir, et al., 2015). Pembelajaran yang berpusat pada siswa salah satu cirinya adalah pembelajaran yang dirancang guru dengan menciptakan situasi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa, sehingga siswa memperoleh banyak pengalaman dari hasil temuannya sendiri maka dapat berakibat ingatan siswa mengenai apa yang dipelajarinya akan bertahan lebih lama dan pengetahuan akan lebih luas, di samping itu juga menumbuhkan sifat kreatif pada diri siswa. Prestasi belajar dapat dipandang sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat diukur dan hasil pengukurannya berupa skor atau angka yang merupakan gambaran dari hasil proses pembelajaran. Seseorang dikatakan belajar apabila dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang menyebabkan suatu perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penelitian sebelumnya yang telah membuktikan keefektifan inkuiri terbimbing dalam pembelajaran Biologi dilaporkan oleh Surkirmarwati et al (2013), bahwa inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi berprestasi siswa. Susanti (2014) melaporkan bahwa inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar biologi, dan Suardiantini (2014) menyatakan inkuiri terbimbing dapat meningkatkan minat belajar biologi siswa. Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan dalam latar belakang, maka peneliti mengajukan beberapa permasalahan yang menyangkut bagaimanapengauh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rendang. Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut. 1) Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional? 2) Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah? 3) Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar biologi sebagai akibat pengaruh interaktif antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar biologi siswa? Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1) Mendeskrifsikan perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. 2) Mendeskrifsikan perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. 3) Mendeskrifsikan perbedaan prestasi belajar sebagai akibat dari pengaruh interaktif antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar biologi. Penelitian ini mempunyai manfaat secara teoretis untuk mengkaji model pembelajaran inkuiri terbimbing dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa, sehingga diharapkan hasil penelitian ini memperkaya kasanah pengetahuan di bidang pembelajaran. Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam hal prestasi belajar, khususnya mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Rendang. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran bagi guru-guru bilogi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains. Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan pengeatahuan secara bermakna sehingga dapat dijadikan bekal dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. II. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan adalah non-equivaence pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah 8 kelas X SMA Negeri 1 Rendang Tahun Pelajaran 2015/2016, pada masing-masing kelas terdapat 30 orang siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sederhana, untuk memilih 4 kelas sampel. Empat kelas yang terpilih sebagai sampel dirandom kembali untuk menetapkan dua kelas sebagai kelompok eksperimen yaitu kelas XC dan XG, dua kelas sebgai kelompok kontrol yaitu kelas XF dan XG. Di awal penelitian sampel penelitian diberikan pretest secara keseluruhan setelah itu baru diberkan perlakuan bagi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selanjutnya baru diadakan posttest untuk mengukur prestasi belajar biologi siswa. Penelitian ini menyelidiki pengaruh dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan satu variabel moderator. Variabel bebas dalam peneltian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvensional. Sebagai variabel moderator adalah motivasi berprestasi, yang dipilah menjadi dua level yaitu motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah.Variabel terikat yang diteliti dalam penelitian ini adalah prestasi belajar biologi siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan rincian kegiatan pada setiap tahap sebgai berikut. 1) Orientasi dan observasi terhadap rancangan danpelaksanaan belajar mengajar dikelas. 2) Menyusun instrumen berupa tes prestasi belajar. 3) Melakukan uji coba instrumen yang meliputi uji daya beda butir, tingkat kesukaran butir, dan reliabilitas tes. 4) Menyusun perangkat pembelajaran ( menyusun RPP dengan model inkuiri terbimbing dilengkapi dengan LKS dan model pembelajaran konvensional). 5) Implementasi perangkata pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvensional pada masing-masing kelompok kelas sampel yang terpilih dalam penelitian ini. 6) Evaluasi terhadap prestasi belajar biologi baik untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini, perlakuan diberikan oleh peneliti sendiri (guru bidang studi biologi) yang memiliki kualifikasi pendidikan sarjana S1 biologi. Perlakuan antara kelompok esperimen dan kelompok kontrol sama, kecuali model pembelajaran yang digunakan berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada akhir penelitian kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan tes akhir (posttest) yang sama, yaitu tes pilihan ganda diperluas untuk mengukur prestasi belajar biologi siswa. Instrumen penelitian berupa tes motivasi berprestasi dan tes prestasi belajar dikembangkan oleh peneliti. Sebelum instrumen ini digunakan maka dilakukan uji instrumen untuk mengetahui kualitas dari instrumen tersebut. uji instrumen yang dilakukan antara lain: uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Pada penelitian ini diajukan tiga hipotesis yang diklasifikasikan menjadi hipotesis pengaruh utama meurut model pembelajaran dan hipotesis pengaruh interaktif antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi. Pengujian hipotesis dijabarkan menjadi pengujian hipotesis nol (H0) melawan hipotesis alternative (H1). Untuk pengujian hipotesis digunakan uji F melalui ANACOVA dua jalur. Kriteria pengujian adalah jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak berarti signifikan. III.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Nilai rata-rata awal dari prestasi belajar siswa yang belajar dengan model inkuiri terbimbing adalah M = 68,150 dengan SD = 8,341, sedangkan siswa yang belajar dengan model konvensional M = 63, 800 dengan SD = 9,533 Nilai rata-rata prestasi belajar akhir eksperimen untuk kelompok inkuiri terbimbing adalah M = 69,400 dengan SD = 8,682, sedangkan siswa yang belajar dengan model konvensional M = 65,750 dengan SD = 9,391. Data motivasi berprestasi siswa untuk kelompok model inkuiri terbimbing adalah M = 67,77 dengan standar deviasi = 3,926, sedangkan untuk kelompok model konvensional M 66,05 dengan SD = 5,03. Uji asumsi yang harus dipenuhi dalam ANACOVA adalah data terdistribusi normal, varian dalam kelompok homogen, dan bemtuk regresi linier. Bertitik tolak dari kriteria pengujian hipotesis yang telah diuraikan diatas, diperoleh hasil uji hipotesis secra keseluruhan dengan menggunakan analisis kovarian faktorial 2×2 seperti yang disajikan pada Tabel 3.2 Tabel 3.2 Rangkuman Hasil Analisis Kovarian ( ANACOVA) faktorial 2× 2 Source Type III Sum of Square Df Mean Square F Sig Corrected Model 6436,895a 4 1609,224 432,734 0,000 Intercept 21,258 1 21,258 5,716 0,019 Z 1673,195 1 1673,195 449,936 0,000 A 40,032 1 40,032 10,765 0,002 B 40,222 1 40,222 10,816 0,002 A * B 17,091 1 17,091 4,596 0,035 Error 278 75 3,719 Total 370676,000 80 Corected Total 6715,800 79 Berdasarkan Tabel 3.2 tampak bahwa nilai tes prestasi belajar awal (pretest) adalah Zhitung = 449,36 dengan p = 0,000 pada taraf signifikan 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel =3,96. Dengan demikian terdapat perbedaan secara signifikan prestasi belajar awal (pretest) siswa dengan prestasi belajar akhir (posttest) siswa. Nilai F(A) hitung = 10,765 dengan p = 0.02 dan Ftabel = 3,96 pada taraf signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel. Oleh karena itu H0 ditolak dan H1 diterima. dengan demikian perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini mengindikasikan terdapat perbedaan secara signifikan prestasi belajar biologi siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh memperlihatkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah M = 69,40 dengan SD 8,682 sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional adalah M = 65,75, dengan SD = 9,391 Dengan demikian prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan prestasi belajar biologi yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran dengan model pembelajaran inquiri terbimbing, siswa diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen, diskusi, mengemukakan gagasan lama atau baru untuk membangun pengetahuan-pengetahuan dalam pikirannya. Siswa belajar diawali melalui pertanyaan-pertanyaan atau hipotesa-hipotesa yang diberikan guru dan untuk menjawab pertanyaan/permasalahan atau juga hipotesa siswa merancang percobaan dan melakukan percobaan dan dari percobaan siswa mendapatkan atau menemukan pengetahuan untuk menguji pengetahuannya, guru memberi petunjuk tentang sumber-sumber belajar atau kajian pustaka dan siswa melakukan analisis sumber-sumber belajar atau kajian pustaka serta menghubungkannya dengan hasil percobaannya tersebut, dan melalui membaca atau melalui kajian pustaka dengan penalarannya siswa menyusun struktur kognitifnya untuk membentuk pengetahuan yang baru. Jadi intinya siswa sendiri menemukan konsepnya sendiri melalui proses bimbingan oleh guru, sehingga konsep yang ditemukan diberikan penguatan sehingga akan tersimpan dalam memori jangka panjang siswa (Trisna Dewi, 2015) Pada model pembelajaran konvensional pemebelajaran lebih berpusat pada guru, dimana guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif, kurang kreatif, dan tidak mampu mengembangkan ide-ide atau gagasan yang dimilikinya (Rarici, 2013). Berdasarkan Tabel 3.2 Tampak bahwa nilai F(B) hitung = 10,8176 dengan p = 0,02 dan Ftabel = 3,96 pada taraf signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukkan Fhitung =10,8176 > Ftabel=3,96, dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima berarti terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar biologi pada siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dengan prestasi belajar biologi pada siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. dapat dilihat dari nilai rata-rata prestasi belajar biologi yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah M = 74,98 dengan SD 4,2205, sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah adalah 60,175 dengan SD = 5,663 Dengan demikian motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi siswa temuan ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukimarwati, et al (2013) yang menyatakan motivasi berprestasi memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan hasil analisis kovarian faktorial 2×2 didapat F AB hitung = 4,596 dan F AB tabel = 3,96. Karena F AB hitung > F AB tabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti ada interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi dalam pencapaian prestasi belajar. Berdasarkan hasil statistik rerata dengan dengan bantuan SPSS 17,0 Windows untuk prestasi belajar biologi diperoleh profil interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi, disajikan pada Gambar 3.1 Esensi dari pembelajaran inkuiri terbimbing adalah pertanyaan-pertanyaan tidak hanya membantu guru dalam menentukan apa ayang sudah diketahui siswa tetapi juga mendorong siswa lebih banyak belajar . Pertanyaan merupakan dasar bagi pembelajaran inkuiri terbimbing atau pembelajaran Kontruktivis (Carin,1997). Berkaitan dengan pertanyaan, Lawson (dalam Trisna Dewi, 2015) menyatakan bahwa agar guru-guru berhasil dalam pembelajaran mereka hendaknya menggunakan model inkuiri untuk membimbing siswa dan memberi arah dalam melakukan investigasi dan berfikir. Penelitian yang dilakukan oleh Marheni, et al (2014) dengan judul Studi komparasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran inkuiri bebas terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa pada pemebelajaran sains SMP. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri bebas. Penelitian yang dilakukan oleh Rizal (2014) dengan judul Pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing dengan multirepresentasi terhadap keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa SMP. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara keterampilan proses sains dan penguasaan konsep IPA siswa dalam pembelajaran inkuiri terbimbing dengan multirepresentasi. Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2014) dengan judul Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar sains biologi siswa kelas VIII SMPN 1 Ngawen. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. IV. PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian hipotesis seperti yang telah diuraikan dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. Pertama, terdapat perbedaan prestasi belajar bilogi siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang mengikuiti model pembelajaran konvensional dengan nilai FA = 10,765 dan taraf signifikansi p < 0,05. Model inkuiri terbimbing lebih unggul dibandingkan dengan model konvensional dalam pencapaian prestasi belajar. Kedua terdapat perbedan prestasi belajar biologi siswa antara sisw yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah yang mengikuti model pembelajaran konvensional dengan nilai FB = 10,816 dan taraf signifikansi p < 0,05. Dalam pencapaian prestasi belajar siswa dengan Motivasi berprestasi tinggi lebih unggul dibandingkan dengan siswa motivasi berprestasi rendah. Ketiga Terdapat pengaruh interkaif antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi dengan nilai F AB = 4,596 dan taraf signifinasi p < 0,05. Interaksi baik model inkuiri terbimbing maupun model konvensional berinteraksi kuat dengan motivasi berprestasi tinggi terhadap pencapaian prestasi belajar . Berdasarkan temuan-temuan dan simpulan dalam penelitian ini dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. 1) Model pembelajaran inkuiri terbimbing perlu diperkenalkan pada guru bidang studi sebagai model alternatif melalui kegiatan-kegiatan seminar, pelatihan-pelatihan maupun dalam pertemuan MGMP. 2) Kepada rekan-rekan guru khususnya yang mengajar bidan studi biologi, disarankan untuk mencoba mengimplementasikan model pembelajaran inkuiri terbimbing, karena berdasarkan hasil penelitian model pembelajaran ini telah terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar biologi menjadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. 3) Sedangkan untuk siswa yang memilki motivasi berprestasi rendah, perlu diadakan pelatihan-pelatihan untuk dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa.. DARTAR PUSTAK Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). 2006. Standar isi dan standar kompetensi lulusan tingkat sekolah menengah atas dan madrasah aliyah (Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 22 dan 23 Tahun 2006). Jakarta: PT Bina Tama Raya Marheni, N. P., Muderawan, I W., & Tika, I N. 2014. Studi komparasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran inkuiri bebas terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran sains SMP. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 4.Tersedia pada download. portalgaruda. org/article.php? Diakses 15 September 2015. Susanti. 2014. Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar sains biologi siswa kelas VIII SMPN 1 Ngawen. Skripsi. (tidak diterbitkan) Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tersedia pada digilib.uin.suka.ac.id/11051/ Diakses 15 September 2015. Suardiantini, N. P. N. 2014. Pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiri) divariasikan dengan media mind mapping terhadap minat belajar biologi siswa kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. Sripsi. (tidak diterbitkan). Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Maha Saraswati Denpasar. Tersedia pada unmas-library.ac.id/ .../skripsi-url.pd... Diakses pada 15 September 2015. Sukimarwati, J., Sunarno, W., & Sugiyarto. 2013. Pembelajaran biologi dengan guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas termodifikasi ditinjau dari kreativitasdan motivasi berprestasi siswa, Jurnal Inkuiri. 2(2): 154-162. Tersedia pada http:// jurna.fkip.uns.ac.id/ index.php/ sains. Diakses 15 September 2015. Simamora, A. H. 2012. Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja. Tesis (tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha Trisna Dewi, I. A. N. 2015. Komparasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation (GI) untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar biologi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Susut Bangli. Tesis (tidak diterbitkan). Program Pascasarjana UNDIKSHA. Kata Kunci : Kata Kunci: Model Pembelajaran, Motivasi Berprestasi, Prestasi Belajar Biologi The aim this research is to describe the influence of learning model and prestated motivation toward biologi learning prestation. This research is experiment research which use non equivalence pretest-posttest control group designe. Free variable in this research is learning model, is classified into two levels, those are consulting inquiry learning model which is treated to the experiment group and convensional learning model which is treated to the control group, how ever prestated motivation as moderator variable, is also classified in to two levels those are high prestated motivation and low prestitation. Quisioneer instreument of prestated motivation is used to measure the students prestated motivation level, but pretest of biologi learning is used to measure prestation of the students biologi learning. This analysis data by using covarians analysis (ANACOVA) factorial 2 ×2 and continued with Tukey examination. The result of the research showed that (1) commonly, the prestation of the student learning biologi who joined consulting inquiry learning model is defferent significantly with the students who joined convensional learning model, (Fobserved = 10,765; p < 0,05. The consulting inquiry model is better than convensional model, (2) the is differentiat significantly between the prestation of the students learning biologi who as high prestated motivation to the prestation of the student learning biologi who has low prestated motivation, with (Fobserved = 10,816; p < 0,05). The students who have high prestated motivation are better than the students who have low prestated motivation, (3) there is interactively influence significantly between learning model and prestated motivation toward the students prestated learning, (FAB observed = 4,596; p < 0,05. So that the interaction occurred between the students who have high prestated motivation by learning on consulting inquiry learning model are better than the student who learn on convensional model. and the interaction occurred between the students who have low prestated motivation by learning on consulting inquiry learning model are better than the student who learn on convensional model.keyword : Key word: Learning model, Prestated Motivation, Biologi Learning Prestation
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PKn KELAS XI SMA NEGERI 1 BANGLI ., I PUTU LIANATA; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc; ., Prof. Dr. Sukadi, M.Pd, M.Ed.
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.4 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v3i1.896

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan aktivitas belajar dan prestasi belajar PKn antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen pretest- posttest control group design. Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling serta teknik analisis deskriptif dan analisis multivariat MANOVA. Hasil penelitian diperoleh kecenderungan aktifitas belajar siswa kelompok STAD Kooperatif dapat dikategorikan sedang. Kecenderungan aktifitas belajar siswa kelompok kontrol dapat dikategorikan sedang. Kecenderungan prestasi belajar siswa kelompok STAD kooperatif dapat dikategorikan baik. Kecenderungan prestasi belajar siswa kelompok konvensional dapat dikategorikan cukup baik. Terdapat perbedaan aktivitas dan prestasi belajar secara bersama-sama antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran konvensional. Terdapat perbedaan aktivitas belajar PKn secara bersama-sama antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran konvensional. Terdapat perbedaan prestasi belajar PKn antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran konvensional.Kata Kunci : model pembelajaran kooperatif tipe STAD, model pembelajaran konvensional, prestasi belajar, Aktivitas Belajar, PKn. The aim of this study was to find out differences in learning activities and learning achievement between the students who were learned with cooperative learning model of STAD type and conventional learning models. This study was used pretest-posttest control group design. Population in random. This study were used probability sampling technique and used descriptive analysis and MANOVA. The result of study showed there was a tendency of the student who was learning activity with the cooperative type STAD can be categorized as moderate. The tendency of learning acitivity of the control group students can be categorized as moderate. Tendency of the student achievement of STAD type cooperative groups can be categorized as good enough. Tendency of the student achievement of conventional groups can be categorized as good enough. There were differences in the activity and achievement learning simultaneously between the students who was studied with STAD type cooperative learning model and conventional learning models. There were differences in learning activity of PKn simultanoeusly between the students who was studied with STAD type cooperative learning model and conventional learning models. There were difference in achievement between the students who were learning of PKn with STAD type cooperative learning with conventional learning models.keyword : Cooperative learning of STAD type, conventional learning model, PKn.
Co-Authors ., Dewa Ayu Ketut Adi Risma Wardani ., DEWA AYU MADE MAHAYUNI ., Hasby Wahid Harris ., Hema Alini Manihuruk ., I Gede Eka Saputra ., I GUSTI AYU ARINI WIADNYANI ., I KETUT SUARTIKA ., I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. ., I NYOMAN SUARSANA ., I Putu Gede Eka Handrayana Putra ., I Putu Wahyu Iswara ., Ida Ayu Indra Putri Dewangkara ., Iftitah Hanim ., Juni Artawan I Kadek ., Kadek Dedi Santa Putra ., Kadek Pina Destrya Lestari ., Kadek Tirta Yasa ., Komang Desmi Indraswari ., Lailatus Saadah ., Luh Ratna Susanti ., Mairista Oshi Damadi Putu ., Monika Megawati Ferdiana Dara ., NI KOMANG SURYANI ., Ni Luh Gita Cahyani ., Ni Luh Komang Rai Touryantini ., Ni Luh Novi Yuni Ari ., Ni Luh Santi Indrayani ., Ni Luh Sinta Kusuma Wardani ., NI MADE AYU RATNA PARWATHI ., Ni Made Dwi Pradnyani ., NI MADE RUMITHI ., Ni Nyoman Sri Noviantari ., Ni Wayan Ernayanti ., Ni Wayan Lina Astiani ., PROF. DR. I WAYAN SANTYASA, M.Si. ., Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si. ., PUTU AYU PARYAWATI A.A. Ketut Agung Cahyawan W Ajeng Istyorini Asmoning Dewanti . Ajeng Istyorini Asmoning Dewanti ., Ajeng Istyorini Asmoning Dewanti Aniek Suryanti Kusuma Artini, Rai Juni Asri Pratiwi, Ni Putu Yulia Bima Apry Anggara Desak Made Citrawathi Dewa Ayu Ketut Adi Risma Wardani . Dewa Gede Hendra Divayana, Dewa Gede Hendra Dewi, Luh Gede Wulan Kurnia Erlina, Nia EVY MAYA STEFANY . Firda Alani Fitri . Firda Alani Fitri ., Firda Alani Fitri Gusti Putu Arya Arimbawa Hadawiyah, Ruhul Hasby Wahid Harris . Hema Alini Manihuruk . I Gede Eka Saputra . I Gusti Agung Nyoman Setiawan I GUSTI AYU RUSMIATI . I Kadek Suartama I Komang Sudarma I M P Anton Santiasa, S.Pd.,M.Si. . I M. Budiyasa I Made Candiasa I Made Indra Adhi Wikanta I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. . I Made Sutajaya I Made Tegeh I Nyoman Bagus Suweta Nugraha I Nyoman Jampel I Nyoman Kanca I Nyoman Suarsana I Nyoman Widhi Adnyana I Nyoman Wijana I Putu Aditya Widharma Satya Aditya I Putu Gede Eka Handrayana Putra . I PUTU LIANATA . I Putu Tresna Windhu Windhu I Putu Wahyu Iswara . I W. Santyasa I WAYAN MUDAYANTA . I Wayan Santyasa Ida Ayu Indah Udiantari Ida Ayu Indra Putri Dewangkara . Ida Ayu Purnama Bestari Ida Ayu Putu Suryanti Ida Bagus Putu Arnyana Ida Ermiana Iftitah Hanim . IGD Angga Praditya IW Yuliantara Juni Artawan I Kadek . Kadek Dedi Santa Putra . Kadek Pina Destrya Lestari . Kadek Tirta Yasa . Kadek Yogi Parta Lesmana Ketut Agustini Ketut Srie Marhaeni Julyasih KOMANG ANIK SUGIANI . Komang Desmi Indraswari . Lailatus Saadah . LP Ayu Arsih Trisna Dewi Luh Kompyang Sukewati . Luh Kompyang Sukewati ., Luh Kompyang Sukewati Luh Putu Emitha Upadianti . Luh Ratna Susanti . M.Ed. M.Pd Prof. Dr. Sukadi . M.Or. S.Pd. Gede Eka Budi Darmawan . M.Pd S.T. S.Pd. I Gde Wawan Sudatha . MADE AGUS SURYADARMA PRIHANTANA . Made Diah Angendari Made Hery Santosa MADE KARTIKA DEWI . Mairista Oshi Damadi Putu . Marini, Ni Komang Tri Monika Megawati Ferdiana Dara . Mulyadiharja, S Naswan Suharsono NI GUSTI AYU MADE MURNI MAHERDI . Ni Komang Prasinta Nusantari . NI KOMANG SURYANI . Ni Luh Gita Cahyani . Ni Luh Komang Rai Touryantini . Ni Luh Novi Yuni Ari . NI LUH PUTU MANIK WIDIYANTI NI LUH PUTU WIDYA DHARMAYANTHI . Ni Luh Santi Indrayani . Ni Luh Sinta Kusuma Wardani . Ni Made Adi Kencana Wati Tira . Ni Made Dwi Pradnyani . Ni Made Niki Suhardini . Ni Made Nita Setiari Ni Nyoman Parwati Ni Nyoman Sri Noviantari . NI NYOMAN TIRTA . Ni Putu Dian Pertiwi, Ni Putu Dian Ni Putu Ristiati Ni Putu Siska Ayu Safitri . Ni Putu Siska Ayu Safitri ., Ni Putu Siska Ayu Safitri Ni Putu Sri Ratna Dewi Ni Putu Yulia Asri Pratiwi Ni Wayan Ernayanti . Ni Wayan Lina Astiani . Ni Wayan Nursarita Prasistayanti Ni Wayan Septiari . NI WAYAN SUTARMI . Ni Wayan Winasih ., Ni Wayan Winasih Nia Erlina NP Sri Ratna Dewi P. Budi Adnyana P. Budi Adnyana Pambudi, RA Pingky Fitria Syahrani Praditya, IGD Angga Prof. Dr. I Wayan Santyasa,M.Si . Puji Ariyati Putu Budi Adnyana Putu Diah Asparini PUTU NOVI KURNIAWATI . Putu Novi Kurniawati ., Putu Novi Kurniawati Putu Prima Juniartina RA Pambudi Rai Juni Artini Ratna Dewi, NP Sri Ruhul Hadawiyah S Mulyadiharja S Mulyadiharja S.Pd.,M.Si. I M P Anton Santiasa . Sandiase, I Kadek Sanusi Mulyadiharja Setiari, Ni Made Nita Sindu, I Gede Partha Trisna Dewi, LP Ayu Arsih Tutut Widyawati Udiantari, Ida Ayu Indah Vidia, Ratna Mei Wahyu Hidayat Widiartha, Komang Kurniawan Widyawati, Tutut Wilandari, Putu Ayu Desi Yuliandari, Sri Ayu Yuliantara, IW Zhaoqiong W. U.