Claim Missing Document
Check
Articles

Comparison between Use of Antibiotics and Argentum (Ag) in Infected Wound Healing Ismiarto, Yoyos Dias; Husain, Fadlyansyah Farid; Farry, Farry
Majalah Kedokteran Bandung Vol 51, No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5307.8 KB) | DOI: 10.15395/mkb.v51n1.1429

Abstract

Infected wound is a common problem encountered in the field of Orthopedics. Various procedures have been applied in order to achieve the effective treatment for wound infection. However, until recently, the biomolecular responses to those remain unclear. This study aimed to compare the effectiveness of antibiotics and argentum in infected wound healing by analyzing the FGF-2 and FGF-7 expressions; fibroblasts; bacteria colonization; and wound contraction rate during the proliferation phase of wound healing. This study was performed from May to September 2016 at the Pharmacology Research Laboratory, Faculty of Medicine, Padjadjaran  University. A randomized clinical laboratory experimental trial with repetitive measures was performed in male rabbits that had been wounded and inoculated by 0.5 MF Staphylococcus aureus. Sample was collected before(Day 6) and after (Day 14) the application of antibiotics and argentum. The consecutive sampling method was used to determine the two treatment groups: (I) antibiotic group and (II) argentum group.  The argentum group showed higher FGF-2 protein level, FGF-7 protein level, fibroblast count, and wound contraction rate with p<0.05 when compared to the antibiotic group. The use of argentum gave excellent responses to wound repair as indicated by elevated FGF-2 and FGF-7 levels; fibroblast counts; and wound contraction rate. The combination of both treatments might give synergistic responses and  better results in healing infected wound. Argentum is more effective than antibiotics to increase the FGF-2 and FGF-7 levels; fibroblasts count; and wound contraction rate in the proliferative phase of infected wound healing. Antibiotics are more effective than argentum to decrease bacteria colonization.Key words: Bacteria colonization, FGF-2 protein, FGF-7 protein, fibroblast count, wound contraction rate Perbandingan antara Penggunaan Antibiotik dan Argentum (Ag) dalam Penyembuhan Luka Terinfeksi Luka terinfeksi sering kali kita temui dalam permasalahan di bidang orthopedi. Berbagai jenis prosedur ditemukan untuk mengurangi angka kejadian infeksi, namun belum sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan efektivitas antibiotik dengan argentum dengan menilai ekspresi dari FGF-2, FGF-7, fibroblasts dan rerata kotraksi luka saat fase proliferasi penyembuhan luka. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni hingga September 2017 di Laboratorium Penelitian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Dilakukan pada kelinci jantan yang telah terluka dan diinokulasi oleh Staphylococcus aureus sebanyak 0,5 MF. Sampel diambil hari ke-6 dan ke-14 aplikasi antibiotik dan argentum. Dengan metode sampling berurutan di tiap-tiap kelompok perlakuan: (I) kelompok antibiotik; dan (II) kelompok argentum. Kelompok Argentum menunjukkan tingkat protein FGF-2, protein FGF-7, jumlah fibroblas dan tingkat kontraksi luka yang lebih tinggi dengan p <0,05 dibanding dengan kelompok Ab. Penggunaan argentum memberikan respons yang sangat baik terhadap perbaikan luka seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan kadar FGF-2, FGF-7, jumlah fibroblast, dan tingkat kontraksi luka. Kombinasi kedua pengobatan mungkin memberikan respons sinergis dan memberikan hasil yang lebih baik dalam penyembuhan luka yang terinfeksi. Argentum lebih efektif daripada antibiotik untuk meningkatkan kadar FGF-2 dan FGF-7, jumlah fibroblas, dan tingkat kontraksi luka dalam fase proliferatif dari penyembuhan luka yang terinfeksi. Antibiotik lebih efektif daripada argentum untuk menurunkan kolonisasi bakteri.Kata kunci : FGF-2 protein, FGF-7 protein, jumlah fibroblast, kolonisasi bakteri , rata-rata penyembuhan luka
Ethnobotanical Knowledge of Plant Ingredients Among Sellers of Jamu Ngadirgo Semarang Husain, Fadly; Sary, Dian Puspita; Fajar, Fajar; Iswari, Rini; Wahidah, Baiq Farhatul
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 12, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v12i2.25440

Abstract

Traditional medicine is a medical resource that can be accessed easily by communities. Utilization of plants as herbal concoction such as jamu is one of the medical resource. There are some variations of plants species utilized in herbal medicine of jamu. Therefore, it is necessary to do a lot of studies on knowledge of jamu types and the variety of plants used in it. The research was conducted in Ngadirgo, Semarang City, where many residents work as jamu seller. By using qualitative research method and applying interview and observation technique, this research examines the ethnobotanical knowledge of jamu as herbal medicine and identifies various of plant species used in the concoction. The findings of this research show that the ethnobotanical knowledge of jamu sellers is generally obtained from older family. There are 17 types of jamu usually produced which can be distinguished as daily jamu and special jamu made by adjusting to customer order. In producing various types of jamu, the sellers use about 50 plants species as ingredients in jamu concoction. They obtain the plants by buying from the local market, and taking from their house yard or garden. This research can contribute in the conservation of community knowledge on herbal jamu and the plants used in it, as a unique identity of Javanese traditional medicine.
ORGANISASI DAN HUBUNGAN KERJA NELAYAN LUNGKAK TANJUNG LUAR DI LOMBOK TIMUR NTB Husain, Fadly
Forum Ilmu Sosial Vol 37, No 2 (2010): December 2010
Publisher : Faculty of Social Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/fis.v37i2.1516

Abstract

Lungkak fi shing community is a type of catcher and hunter fi sh. They use this strategy to get morefi sh. This type is a conventional type of fi shing communities in general. Lungkak Fishermen use a varietyof technology systems to capture and hunt fi sh. As for using various kinds and types of boats and fi shinggear. With this type of fi shing is catching and hunting fi sh Lungkak fi shing communities and organizationscreate a strong working relationship fi shermen to take advantage of marine fi sheries resources. Traditionalsocial organization found in almost the same Lungkak fi shermen fi shing communities in Indonesia thatis familiar with the concept of patron client. In fi shing communities Lungkak known Ponggawe (boss)and Sabi (men / labor). In addition there is also the division of tasks between the owners / bosses andsubordinates. This division of tasks ranging from before the sea or the preparation, execution of fi shingactivities and the activities after the return from the sea. In fi shing communities Lungkak a Ponggaweusually recruit a Sabi because of family relation. A punggawe recruit their own relatives as Sabi. Sharingsystem on the Tanjung Luar Lungkak fi shing communities also called Sadoh. Sadoh is a calculation rulefor the outcome of any fi shermen after fi shing.Key words: Charities, employment, patron-Client
Jaringan dan Sistem Sosial dalam Distribusi Komoditas Pertanian Lahan Kering Husain, Fadly; Gunawan, Gunawan; Arsal, Thriwaty; Luthfi, Asma; Rini, Hartati Sulistyo
JSW (Jurnal Sosiologi Walisongo) Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jsw.2018.2.2.2893

Abstract

Farming systems in the highlands have special typologies, as the development of dryland farming systems in the form of “tegalan” or gardens. This farming system also exists in several regions in Central Java. The aim of the study is to understand the distribution network system of local commodities (coffee, cocoa, and sugar palm at the local level). This study used qualitative research methods. The subjects in this study were the community (farmers) in Medono Village, Boja District, Kendal Regency. The results showed that the coffee and palm sugar distribution network system is carried out by collectors who come from local people and vendors or entrepreneurs from outside the village.
Pemanfaatan Hewan sebagai Obat dalam Pengobatan Tradisional Masyarakat Kalipelus Kabupaten Banjarnegara Prastikawati, Witantri; Husain, Fadly
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 9 No 1 (2020): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya, baik flora maupun fauna. Keragaman hayati ini bisa dilihat pada pemanfaatan binatang sebagai obat dalam pengobatan tradisional pada masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1) mendeskripsikan pengetahuan masyarakat tentang pengobatan tradisional; 2) mengetahui pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan hewan sebagai obat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu masyarakat Desa Kalipelus yang meliputi praktisi pengobatan tradisional, pasien praktisi, dan masyarakat yang mempraktikkan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis dalam penelitian meliputi tahap pra-lapangan dan tahap pekerjaan lapangan. Penelitian ini merupakan studi etnomedicine dan peneliti mengggunakan konsep etnomedicine Foster dan Anderson. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pengobatan tradisional menurut pengetahuan masyarakat Desa Kalipelus terdapat tiga sumber bahan obat yang salah satunya yaitu dari hewan yang berjumlah 24 jenis; 2) Terdapat dua cara pemakaian hewan obat yaitu sebagai obat luar dan dalam.
Pengalaman Menarche dan Perilaku Kesehatan Reproduksi Santriwati Remaja di Pondok Pesantren Mashlahul Anwar Desa Bangunsari Kecamatan Pageruyung Kendal Qudsiana, Dania; Husain, Fadly
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 9 No 2 (2020): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengetahuan seputar menarche oleh santriwati remaja akan menunjukkan pengalaman menarche dan dukungan sosial yang tercipta sebagai perilaku kesehatan pada santriwati remaja di pondok pesantren Mashlahul Anwar. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui perilaku kesehatan santriwati remaja selama menarche, 2) Mengetahui dukungan sosial bagi santriwati remaja selama menarche. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menjukkan bahwa: 1) Pengetahuan santriwati tentang menarche masih sangat terbatas, hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu tidak diperbolehkan membawa handphone, tidak ada informasi kesehatan melalui media sosial, dan tidak ada layanan kesehatan di pondok pesantren. 2) Perilaku kesehatan para santriwati sebagian besar dipengaruhi oleh pengetahuan agama dan perilaku kesehatan santriwati selama menarche baik yang sadar atau tahu yang menguntungkan dan merugikan hampir seimbang. 3) Dukungan sosial bagi santriwati yaitu keluarga, teman sebaya, dan ustadzah ikut serta menjadi pedoman dalam keputusan berperilaku kesehatan yang dilakukan oleh santriwati remaja, bertujuan mencapai kesehatan reproduksi yang lebih baik di masa mendatang.
Kajian Etnobotani Tanaman Obat yang Dijual Di Toko Bahan Jamu Pak Seng Kawasan Pecinan Semarang Alfiani, Yuli; Husain, Fadly
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 10 No 1 (2021): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman obat merupakan berbagai jenis tanaman yang memiliki fungsi serta berkhasiat sebagai obat dan dapat dipergunakan untuk penyembuhan suatu penyakit maupun memelihara kesehatan seseorang. Masyarakat lokal Kota Semarang memanfaatkan tanaman obat tidak hanya sebagai obat tradisional saja, tetapi juga menjadikannya barang komersial yang dapat dipasarkan. Penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi mengenai tanaman obat yang dimanfanfaatkan sebagai komoditas oleh masyarakat di Kawasan Pecinan, Kota Semarang Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui spesies tanaman obat yang dipasarkan, cara penjual memperoleh pasokan bahan baku dan proses penjualannya. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teridentifikasi sejumlah 115 tanaman obat dari 49 famili yang dipasarkan di Kawasan Pecinan. Untuk memperoleh pasokan tanaman obat seringkali penjual akan membeli dari para pemasok dan importer. Proses penjualan tanaman obat tersebut yakni secara grosir dan eceran dalam bentuk kering dan serbuk. Kesimpulan, ada berbagai macam jenis tanaman obat yang dipasarkan di Kawasan Pecinan, namun yang paling banyak diminati yakni dari famili zingiberaceae, seringkali penjual membeli tanaman obat dari pemasok di beberapa kota di Jawa Tengah dan luar pulau Jawa, sementara harga jual tanaman obat tersebut ditentukan oleh ketersediaan bahan baku dan kebutuhan pembeli.
A Perilaku Kesehatan Ibu Hamil Dalam Pemilihan Makanan Di Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati Rofi'ah, Siti Zakyatur; Husain, Fadly; Arsi, Antari Ayuning
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 6 No 2 (2017): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku kesehatan adalah segala bentuk sosialisasi seseorang dengan lingkungannya, yang akan memengaruhi pengetahuan dan tindakan seseorang tentang kesehatan, salah satunya dilakukan oleh ibu hamil, khususnya dalam pemilihan makanan. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Kualitatif. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati. Penelitian ini menggunakan Konsep Pengetahuan dari Blum, Konsep Food and Culture dari Foster dan Anderson dan Konsep Perilaku Kesehatan WHO. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil mengenai makanan dipengaruhi oleh berbagai informasi yang diterima dari luar, yaitu orang tua, bidan dan internet. Perbedaan informasi yang diterima, membuat ibu hamil merasa bingung mengenai makanan sehat yang seharusnya dimakan. Pengetahuan ibu hamil di Pucakwangi tidak sesuai dengan perilaku yang dilakukannya. Ibu hamil di Pucakwangi melakukan pemilihan makanan, karena rasa ingin menghormati orang tua dan menghindari berbagai konflik yang akan timbul ketika ibu hamil tidak melakukan pemilihan makanan sesuai kepercayaan masyarakat setempat. Kepercayaan budaya mengenai makanan sudah mulai luntur, tetapi ibu hamil tetap melakukan pemilihan makanan sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tua. Health behaviour is any socialization form of individual with the environment, which will affect individual health knowledge and action by pregnant women, especially in food selection. This research method used Qualitative Research. The research location is in Pucakwangi District, Pati Regency. This study used the Knowledge Concepts of Blum, Food and Culture Concepts of Foster and Anderson and WHO Health Behaviour Concepts. The results of this study indicated that pregnant women’ knowledge about food is influenced by various information received from outside, like parents, midwives and internet. The difference information received from various perspectives made pregnant women confused, about healthy food that should be eaten. Pregnant women’ knowledge in Pucakwangi are not suitable with behaviour they did. Pregnant women in Pucakwangi do food selection, because they respect their parents and avoid the various conflicts will arise when pregnant women do not make food selection according to local beliefs. Although the cultural beliefs about food have been fade, but pregnant women still make food selection according to parents’ desires.
Dari Tari Nasionalisme Menjadi Komoditas, Komodifikasi Tari Dayakan Di Desa Wisata Panusupan Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga Afianti, Afiat; Gunawan, Gunawan; Husain, Fadly
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 7 No 1 (2018): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tari Dayakan merupakan salah satu pertunjukan tari tradisional masyarakat Desa Panusupan yang mengalami komodifikasi sebagai salah satu tontonan pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pementasan Tari Dayakan dan perubahannya setelah menjadi tontonan wisata di Desa Panusupan, mengetahui proses komodifikasi pada Tari Dayakan, serta mengetahui hubungan sosial masyarakat Desa Panusupan pasca komodifikasi pada Tari Dayakan. Hasil penelitian ini yaitu, (1) Pementasan Tari Dayakan mengalami perubahan setelah menjadi salah satu tontonan wisata baik dalam audiens, waktu, durasi, kompleksitas, dan lokasi pementasan setelah dimodifikasi (2) Proses komodifikasi dilakukan langusung oleh anggota Grup Tari Dayakan dengan cara: membuat merk komoditas, pembagian posisi dalam grup, penambahan alat musik, menciptakan lagu-lagu baru, membuat pola-pola gerakan penari, apropriasi budaya massa dalam pertunjukan, serta massalisasi pertunjukan Tari Dayakan. Proses komodifikasi merubah Tari Dayakan yang awalnya benilai historis menjadi bernilai komersial (3) Proses komodifikasi yang terjadi membentuk identitas baik itu pada anggota grup Tari Dayakan, masyarakat Kali Lutung, serta masyarakat Desa Panusupan pada umunya. Identitas komunitas yang tertanam digunakan sebagai sumber daya yang dimanipulasi untuk tujuan sosial dalam hubungan sosial di masyarakat. Dayakan dance is one of the traditional dance performances of Panusupan Village who experienced commodification as one of the tourism spectacle. The purpose of this research is to know the Dayakan dance performance and its change after being a tourist spectacle in Panusupan Village, to know the process of commodification on Dayakan Dance, and to know the social relation of Panusupan Village community after commodification in Dayakan Dance. The result of this research are (1) Dayakan dance performance changed after becoming one of the tourist spectacle in audience, time, duration, complexity, and location of staging after modification (2) commodification process done by member of Dayakan Dayak Group by: making commodity brand, group positioning, adding musical instruments, creating new songs, creating dancers' movement patterns, appropriating mass culture in performances, and massising the Dayakan Dance show. The commodification process transformed the Dayakan Dance which was originally historically valuable to commercial value (3) The process of commodification that occurred formed the good identity of the members of the Dayakan Dance group, the Kali Lutung community, and the people of Panusupan Village in general. The embedded community identity is used as a manipulated resource for social purposes in social relationships in society.
Kesehatan Rumah Tangga di Lingkungan Pesisir (Kajian Antropologi Kesehatan Lingkungan di Tambak Rejo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang Hapsari, Frieda Nur; Husain, Fadly; Iswari, Rini
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 7 No 1 (2018): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi lingkungan Tambak Rejo yang kumuh sehingga perlu adanya kajian tentang PHBS di Lingkungan Tambak Rejo sebagai salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan (1) PHBS dalam rumah tangga di Lingkungan Tambak Rejo belum terlaksana sepenuhnya, karena masih banyak terdapat anggapan masyarakat bahwa lingkungan yang kumuh membuat manusia kebal terhadap berbagai penyakit sehingga PHBS dalam Rumah Tangga di Lingkungan Tambak Rejo kurang diperhatikan (2) Tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat sehubungan dengan kesehatan dan kebersihan lingkungan di Lingkungan Tambak Rejo masih kurang karena budaya masyarakat yang menggunakan tumpukan sampah untuk bahan meninggikan rumah. The background of this research is done for the need of PHBS study at Tambak Rejo as an healthy increasement in that area conducted by the dirty enviromental conditions of Tambak Rejo. Qualitative method is used in this research. data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. The results are showing (1) PHBS of enviromental health at Tambak Rejo has not been fully applied because people still considered that dirty enviromental will make them immune to any disease, so it makes PHBS at Tambak Rejo less attention (2) the level of awareness of behaviour related to the enviromental health of household in Tambak Rejo is lacking because of the culture of the community who use the garbage for the material to make higher the house.
Co-Authors Adi Sutanto Afianti, Afiat Afianti, Afiat Afifah Amalia Rizki Aleyda Zerlina Alfiani, Yuli Alfiyani, Ani Alias, Nizamuddin Antari Ayuning Arsi Apik Budi Santoso Arif Purnomo Ariyanti, Farika Tri Arnia Sari Mukaromah Asma Lutfi, Asma Asma Luthfi Asma Luthfi Atika Wijaya Baiq Farhatul Wahidah Cahyo Budi Utomo Cahyo Budi Utomo Darwis, S Jailany Dewi Liesnoor Setyowati Erni Suharini Eva Banowati Farika Tri Ariyanti Farry, Farry Fauzi, Malik Ridwan Gunawan Gunawan Gunawan Gunawan Hapsari, Frieda Nur Hapsari, Frieda Nur Hartati Sulistyo Rini Harto Wicaksono, Harto Hegar Pramastya Hermawanti, Elita Hulinggi, Mawardi Husain, Fahrisal Imam Nuraryo Juhadi Juhadi Khaerunisa, Rizki Khasanah, Rizkiati Kuncoro Bayu Prasetyo Laras Cempaka Mafaja, Khoirul Mafaja, Khoirul Maharani, Maria Rosa Mahrani, Aura Sutra Mardihani, Putri Wahyu Moh. Solehatul Mustofa Muh. Sholeh Mulyanah, Wiwin Nafisah, Jazilatun Nurul Asiah Nurul Fatimah Nurul Huda Octiva, Ambar Oknarida, Sri Oknarida, Sri Pangestu, Avi Prasetyo Prastikawati, Witantri Putri, Sella Ewinda Qudsiana, Dania Ramadhan, Kurnia Raudya Setya Wismoko Putri Rini Iswari Rini Iswari Rofi'ah, Siti Zakyatur Romadhonia, Fadhila Nurul Laili Rosa Maharani, Maria Salsabila, Annida Sary, Dian Puspita Sella Ewinda Putri Septiani, Endah Setyaningrum, Meilina Sillia, Fadilah Siska Riyatul Jannah Sofiyana, Ardani Dwi Pinkan Sucihatiningsih Dian Wisita P rajanti Sudwiarrum, Diaz Ayu Sylvia, Dina Thriwaty Arsal Tresandya, Noven Tri Atmaja, Hamdan Varrela Salsabila Imawan Wahyudi David Wanti Nur Jadidah Yoyos Dias Ismiarto Yuniati, Eka Zaenal Fathoni, Zaenal Fathoni