Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Jenis dan Tingkat Parasitasi Parasitoid Telur Spodoptera frugiperda pada Fase Vegetatif Tanaman Jagung Solihin, Angry Pratama; Suwatan, Silvany; Husain, Indriati
Jurnal Proteksi Tanaman (Journal of Plant Protection) Vol. 9 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpt.9.1.38-47.2025

Abstract

The fall armyworm (Spodoptera frugiperda, Lepidoptera: Noctuidae) is an invasive pest that threatens maize production in Indonesia, particularly during the vegetative stage. This study aimed to identify egg parasitoid species and assess their parasitism levels on S. frugiperda during this critical growth phase in Gorontalo, Indonesia. Field sampling was conducted from February to April 2021 using random sampling of egg masses at three maize fields in Suwawa District. The collected eggs were incubated in the laboratory to observe emergence and identify parasitoids. This study revealed the significant contribution of egg parasitoids—particularly Telenomus sp.—in suppressing S. frugiperda populations during the vegetative stage of maize in Gorontalo, Indonesia. Parasitism rates were remarkably high across all observation periods, ranging from 83.82% to 92.54%, and the emergence of Telenomus sp. consistently exceeded that of Trichogramma sp. These findings demonstrate that native egg parasitoids are already actively controlling S. frugiperda in the field and should be preserved through ecologically sensitive pest management. Avoiding insecticide use during early maize growth stages is essential to maintaining the activity of beneficial parasitoids.
Budidaya Pisang (Musa acuminata L.) Varietas Barangan dari Anakan yang Direndam dengan Ekstrak Bawang Merah Husain, Indriati; Ismail, Fatmawati; Pembengo, Wawan
Produksi Tanaman Vol. 12 No. 11 (2024): November
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Ekstrak bawang merah mengandung zat pengatur tumbuh (ZPT). Bawang merah dapat dijadikan alternatif sumber ZPT alami yang murah dan mudah diperoleh menggantikan ZPT sintetik yang relatif mahal.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui pengaruh ekstrak bawang merah, dan (2) mengetahui konsentrasi ekstrak bawang merah yang sesuai terhadap pertumbuhan anakan pisang varietas Barangan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Agustus 2022, bertempat di Desa Huluduotamo, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 taraf perlakuan konsentrasi ekstrak bawang merah yaitu 0, 10, 20 dan 30 g/L. Umbi bawang merah direndam selama 2 jam pada setiap masing-masing taraf perlakuan. Setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali sehingga terdapat 16 unit percobaan. Variabel yang diamati yaitu tinggi anakan, jumlah daun dan lingkar batang. Hasil analisis ragam pada taraf 5% menunjukkan bahwa ekstrak bawang merah berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi dan lingkar batang anakan pisang, pengaruh tidak nyata pada jumlah daun. Ekstrak bawang merah mempengaruhi pertumbuhan anakan pisang Barangan dan konsentrasi ekstrak bawang merah yang terbaik untuk pertumbuhan anakan pisang Barangan adalah 30 g/L.
A In Vitro Callus Induction from (Antidesma bunius L.) Leaves Adju, Fitria Y.Hs.; Ahmad, Jusna; pagalla, Devi Bunga; Kandowangko, Novri Youla; Husain, Indriati; Isima , Lindawaty
BIOVALENTIA: Biological Research Journal Vol. 11 No. 1 (2025)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24233/biov.11.1.2025.451

Abstract

Antidesma bunius L. is a tree species that has ecological and economic benefits, and has many bioactivities. Propagation of this tree can be done in several ways, one of which is callus induction. Callus is a collection of undifferentiated cells that can develop into new plants with the help of ZPT. The purpose of this study was to determine the effect and optimum combination of ZPT 2,4-D and BAP on the induction of leaf callus of A. bunius L. The research design was a non-factorial Completely Randomised Design (CRD) with 4 treatments namely P0: MS without the addition of zpt; P1: MS + 1 ppm BAP + 3 ppm 2,4-D; P2: MS + 2 ppm BAP + 2 ppm 2,4-D; P3: MS + 3 ppm BAP + 1 ppm 2,4-D. Parameters observed included callus emergence time, percentage of callus explants, and callus morphology. The results showed that P2 is the best concentration for callus induction, by looking at the observed effect on callus emergence time of 6 HST, percentage of callus explants 56% and callus morphology which is white with crumb texture, which can develop into embryogenic callus
Sterilisasi Optimal untuk Kultur Jaringan Bambu Kuning (Bambusa Vulgaris) Secara in Vitro Miftahul Fikriyah Adudu; Novri Youla Kandowangko; Devi Bunga Pagalla; Jusna Ahmad; Indriati Husain; Lindawaty Isima
Al-Hayat: Natural Sciences, Health & Environment Journal Vol. 3 No. 1 (2025): Al-Hayat: Natural Sciences, Health & Environment Journal 
Publisher : Institut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/alhayat.v3i1.6255

Abstract

Yellow bamboo has great potential in various fields, but its conventional propagation has several obstacles. Tissue culture offers a solution to overcome these problems. The focus of this research is the use of appropriate sterilization for in vitro culture. Effective sterilization is a crucial first step in the success of tissue culture. In this study using sterilization in the form of using Nordox 56 WP, without using Nordox 56WP, using Antracol 5 gr solution, and using HgCl2. The parameters observed were the appearance of contaminants in the form of fungi and bacteria and the time of death of the explants. The results showed that the use of HgCl2 can inhibit contaminants and the time of explant death in yellow bamboo plants in vitro.
Pengaruh Mikroorganisme Lokal (MOL) Limbah Kulit Pisang Kepok terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) silvana apriliani; Husain, Indriati; Silviana Arsyad; Hasna Dama
Berkala Ilmiah Pertanian Vol. 8 No. 3 (2025): Agustus 2025
Publisher : Jember University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bip.v8i3.53717

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak digunakan sebagai bumbu dasar masakan, sehingga penelitian peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah perlu ditingkatkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dari mikroorganisme lokal limbah kulit pisang kapok terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah dan mengetahui dosis yang terbaik dari mikroorganisme lokal limbah kulit pisang kapok terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan dilahan milik petani Desa Pulubala, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo. Percobaan dilakukan pada bulan November 2024 hingga Januari 2025. penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Produksi Tanaman Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat taraf setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga total satuan percobaan didapatkan 12 satuan percobaan, adapun taraf perlakuan yang digunakan yaitu P0: 0 ml L-1 , P1: 50 ml L-1 , P2: 100 ml L-1, P3: 150 ml L-1 . variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, bobot basah tajuk, bobot basah umbi, bobot basah akar, jumlah umbi, Panjang akar dan jumlah akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroorganisme lokal limbah kulit pisang kapok tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, bobot basah tajuk, bobot basah umbi, bobot basah akar, dan jumlah akar. Tetapi dapat memengaruhi variabel jumlah umbi dan Panjang akar. Dosis 100 mL L-1 menghasilkan jumlah umbi tertinggi, sedangkan perlakuan dosis 50 ml L-1 menghasilkan parameter panjang akar lebih tinggi.