Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

PELUANG OLEORESIN JAHE SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKU BERKELANJUTAN UNTUK OBAT-OBATAN Jayanudin Jayanudin; Rochmadi Rochmadi; Mohammad Fahrurrozi; Sang Kompiang Wirawan
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 8 NOMOR 2 DESEMBER 2019
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v8i2.6776

Abstract

Jahe oleoresin adalah produk dari rimpang jahe melalui proses ekstraksi menggunakan pelarut organik. Komponen aktif oleoresin jahe adalah sama dengan rimpang jahe seperti gingerol dan zingiberene sementara shogaol diperoleh dari proses dehidrasi selama penyimpanan dan ekstraksi. Bahan aktif seperti gingerol, shogaol, zingiberene dapat digunakan sebagai antioksidan, antiinflamasi, antimikroba, dan antikanker. Jahe oleoresin memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan baku alami dan berkelanjutan untuk industri farmasi
PENGARUH SUHU UDARA PENGERING DAN KONSENTRASI MALTODEKSTRIN TERHADAP LAJU DEPOSISI PARTIKEL DI DINDING RUANG SPRAY DRYER SKALA PILOT Hafid Alwan; Jayanudin Jayanudin; Nicken Ayoe Fajrianto; Artika Sari Septiaziz
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2021
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v10i2.12915

Abstract

Metode spray dryer secara umum banyak digunakan di industri untuk mengeringkan produk makanan dan obat-obatan (farmasi). Dengan menggunakan metode ini waktu kontak antara bahan dengan medium pengering dapat berlangsung singkat. Sehingga dapat mengurangi kerusakan bahan karena terpapar panas medium pengering pada suhu tinggi secara terus menerus dalam waktu yang lama. Maltodekstrin memiliki karakteristik mudah rusak jika terpapar suhu tinggi dan dapat lengket pada kondisi operasi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan investigasi pengaruh kondisi operasi pengeringan terhadap laju deposisi partikel di dinding ruang spray dryer skala pilot. Pada penelitian ini dilakukan uji coba eksperimental untuk mengukur deposisi partikel pada dinding ruang spray dryer. Variabel operasi yang digunakan dalam mengevaluasi laju deposisi partikel pada dinding ruang pengering terhadap konsentrasi umpan, suhu ruang pengering, dan laju alir udara. Konsentrasi umpan yang digunakan pada penelitian ini adalah 10%-b/b, 20%-b/b, dan 30%-b/b; suhu ruang pengering yang digunakan ditetapkan 160oC, 170oC dan 180oC; serta laju alir udara pengering sebesar 410 m3/h, 328 m3/h, dan 246 m3/h. Hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa laju deposit partikel terbesar didapatkan pada konsentrasi umpan yang besar (30%-b/b) dengan suhu pengeringan yang minimum. Suhu udara pengeringan yang minimum didapatkan pada laju udara yang maksimal, dimana pada kondisi ini suhu udara hanya mencapai 80oC. Sedangkan laju deposit partikel maksimum didapatkan pada suhu ruang pengering yang rendah, yaitu 160oC. Pada kondisi ini laju deposit partikel pada dinding ruang spray dryer adalah 397.2 g/h.m2. Deposit partikel banyak terjadi pada dinding top cylinder dekat nosel dan cone section. Karena pada bagian tersebut intensitas partikel bertumbukan dengan dinding terjadi secara massif.
PENGARUH SUHU DAN RASIO PELARUT EKSTRAKSI TERHADAP RENDEMEN DAN VISKOSITAS NATRIUM ALGINAT DARI RUMPUT LAUT COKELAT (Sargassum sp) Jayanudin Jayanudin; Ayu Zakiyah Lestari; Feni Nurbayanti
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 5 NOMOR 1 DESEMBER 2014
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.865 KB) | DOI: 10.36055/jip.v5i1.35

Abstract

Manfaat rumput laut coklat adalah sebagai bahan baku natrium alginat yang dihasilkan melalui proses ekstraksi yang digunakan untuk industry farmasi, kosmetik, tekstil dan sebagai superadsorbent. Tujuan penelitian ini adalah menentukan rendemen dan viskositas natrium alginate hasil dari ekstraksi rumput laut coklat. Proses pembuatan natrium alginate dilakukan dengan merendam rumput laut coklat dengan HCl 0,5% selama 30 menit, kemudian netralkan dengan air dan rendam kembali dengan NaOH 0,5% selama 30 menit. Ekstraksi rumput coklat dilakukan menggunakan larutan Na2CO3 2% selama 2 jam pada suhu 50, 60 dan 70oC dengan perbandingan pelarut dan rumput laut coklat adalah 1 : 20, 1 : 25 dan 1 : 30. Filtrate disaring disaring dan didiamkan selama 30 menit dan tambah larutan H2O2 10% sebanyak 2 % dari jumlah filtrate. Langkah selanjutnya adalah menambahkan HCl 15% kemudian diamkan selama 10 menit, saring antara gel dan larutannya, gel yang terbentuk dilarutkan dengan NaOH 10% sampah pH netral. Larutan dimasukan dalam isopropyl alcohol hingga terbentuk natrium alginate dan keringkan dalam oven pada suhu 65oC. Natrium alginate yang dihasilkan dianalisa rendemen dan viskositasnya serta dianalisa menggunakan FTIR. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa rendemen terbesar didapat pada kondisi suhu ekstraksi 60oC dengan rasio pelarut 1 : 20 sebesar 12,88% dan viskositas terbesar didapat dari kondisi suhu ekstraksi 60oC dan rasio pelarut 1 : 30 sebesar 75 cp. Kualitas produk dilakukan menggunakan FTIR dan menunjukan adanya kandungan natrium alginate.
Analisis Kandungan Nitrat, Nitrit , Dan Ammonia Dalam Air Sebagai Medium Release Dari Pupuk Urea Pelepasan Terkendali Untuk Mengindentifikasi Pengaruhnya Terhadap Lingkungan Dandi Irwanto; Rozak Bahaudin; Reyonaldo Langgeng Adi Wardana; Fakhri Muhammad; Muhammad Luthfi; Maulana Suyuti; Indar Kustiningsih; Retno Sulistyo Dhamar Lestari; Jayanudin Jayanudin
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 10 NOMOR 1 JUNI 2021
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v10i1.10066

Abstract

Kandungan nitrat, nitrit, dan ammonia dalam lingkungan hasil dari pelepasan pupuk urea konvensional menjadi parameter terhadap pencemaran lingkungan. Pupuk urea pelepasan terkendali diharapkan mampu mengurangi pencemaran linkungan karena mampu mengurangi kandungan nitrogen disebabkan oleh meningkatnya efisiensi penggunaan nutrisi oleh tanaman. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kandungan nitrat, nitrit, dan ammonia dari release pupuk urea pelepasan terkendali dalam medium air. pembuatan pupuk urea pelepasan terkendali menggunakan metode crosslink emulsi. Pupuk urea pelepasan terkendali yang terbentuk dilakukan uji release dalam medium air (aquadest). Medium release kemudian dianalisis untuk mengetahui kandungan nitrat, nitrit, dan ammonia sebagai parameter pencemaran lingkungan. Hasil analisis menunjukan bahwa kandungan nitrat dan nitrit yang di uji release mulai 1 – 30 hari masih dibawah ambang batas. Sedangkan kandungan ammonia seluruh variabel masih tinggi. Hal ini disebabkan kemungkinan kondisi medium release yang digunakan berupa aquadest dengan pH netral sehingga banyak terbentuk ammonia.
IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DARI WILAYAH ANYER BANTEN Jayanudin .; Endang Suhendi
Jurnal Agroekoteknologi Vol 4, No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.226 KB) | DOI: 10.33512/j.agrtek.v4i1.619

Abstract

Liquid smoke is the vinegar of biomass pyrolysis process. Cellulose, hemicelluloses and lignin would be degraded into phenol compounds, carbonyls and organic acids that serves as a flavor enhancer and as an antifungal and antibacterial. The purpose of this study was to determine the chemical components in the liquid smoke from Anyer Banten region. This study is divided into two phases, namely phase pyrolysis of coconut shells at 300oC, 400oC and 500oC, pyrolysis time is 2, 3 and 4 hours, and coconut shell size 6-10 mm, 4-6 mm, and 1.6 - 4 mm. This stage produces dark red liquid, so do the second stage distillations process to obtain a pure liquid smoke. Liquid smoke with the greatest yield was analyzed using gas chromatography mass spectrometry (GCMS) QP.2010S Shimadzu. Based on the results of the study there were 11 chemical components were identified, the largest component is 46.56% acetic acid and phenol at 12.93%.Keywords: Liquid smoke, coconut shell, pyrolysis, acetic acid, phenol
Pemutihan Daun Nanas Menggunakan Hidrogen Peroksida Jayanudin Jayanudin
Jurnal Rekayasa Proses Vol 3, No 1 (2009)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.560

Abstract

Daun nanas mengandung selulosa sekitar 69,5% - 71,5%, sehingga dapat dijadikan bahan baku alternatif pembuatan kertas. Kualitas kertas dapat ditingkatkan dengan melakukan proses pemutihan mengunakan H2O2 karena senyawa ini lebih ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum yaitu waktu dan suhu pemutihan. Tahapan penelitian ini adalah daun nanas kering dihidrolisis memakai larutan NaOH dengan konsentrasi 0,1, 0,2, 0,3 dan 0,35 N sebanyak 400 mL dalam labu leher tiga yang dilengkapi dengan pendingin balik pada suhu 100°C. Proses pemutihan menggunakan H2O2 konsentrasi 2% pada suhu 40°C, 60°C dan 80°C selama 1, 1,5 dan 2 jam. Pulp hasil pemutihan dianalisis menggunakan Colorgard System 2000 Colorimeter Byk Garder dengan parameter L*, a* dan b*. Kondisi optimum proses pemutihan pada suhu 60°C dan waktu perendaman selama 1,5 jam. Parameter yang didapat yaitu L* = 95,14%; a* = -2,15 dan b* = 5,42 yang memenuhi syarat derajad putih industri.Kata kunci: daun nanas, hidrolisis, hydrogen peroksida, pemutihan, selulosa A pineapple leaf contains approximately 69.5% - 71.5% cellulose, which makes it a good alternative raw material in paper production. The quality of paper produced can be enhanced by bleaching process with the use of hydrogen peroxide (H2O2) as an environmentally friendly bleaching agent. The purpose of this study was to determine the optimum temperature and duration of the soaking or bleaching process of pineapple leaves. Dried pineapple leaves were hydrolyzed in a solution of NaOH with a varying concentration of 0.1, 0.2, 0.3 and 0.35 N at 100°C in a 400 ml three-neck flask equipped with a cooler. The bleaching process was conducted in the presence of 2% H2O2 at 40C, 60C and 80C for a varying time duration of 1, 1.5 and 2 hours. The resulting pulp was analyzed by the Colorgard System 2000 Colorimeter Byk Garder using parameters L*, a* and b*. The optimum bleaching process was achieved at 60C with a soaking time of 1.5 hours where the values of parameter L*, a* and b* were 95.14%, -2.15 and 5.42, respectively. Keywords: pineapple leaf, hydrolysis, hydrogen peroxide, bleaching, cellulose
Enkapsulasi dan Karakterisasi Pelepasan Terkendali Pupuk NPK Menggunakan Kitosan Yang Ditaut Silang Dengan Glutaraldehida Jayanudin Jayanudin; Retno Sulistyo D Lestari
ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia Vol 16, No 1 (2020): March
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.802 KB) | DOI: 10.20961/alchemy.16.1.34711.110-125

Abstract

Pelepasan terkendali pupuk NPK bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan unsur hara tanaman dan juga untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh konsentrasi larutan kitosan dan glutaraldehida terhadap yield dan daya serap mikrokapsul pupuk NPK. Tujuan lain adalah menentukan karakterisasi dan analisis release pupuk NPK dari mikrokapsul dan juga menghitung kinetika release. Mikrokapsul pupuk NPK dipreparasi dengan mencampurkan pupuk NPK cair ke dalam larutan kitosan, kemudian campuran tersebutkan diteteskan ke dalam larutan glutaraldehida sambil diaduk. Mikrokapsul pupuk NPK yang terbentuk dicuci menggunakan petroleum eter dilanjutkan dengan heksana dan dikeringkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi larutan kitosan dan glutaraldehida menghasilkan peningkatan yield, menurunkan daya serap air, dan menurunkan pupuk NPK yang release dari mikrokapsul pupuk NPK. Model kinetika release yang sesuai berdasarkan tingginya nilai R2 adalah model order satu dan model Higuchi didapat dari mikrokapsul pupuk NPK yang dipreparasi dengan 1% (b/v) larutan kitosan dan 5% (v/v) larutan glutaraldehida. Encapsulation and Characterization of Controlled Release of NPK Fertilizer Using Glutaraldehyde-Crosslinked Chitosan. Controlled release NPK fertilizer aims to improve the nutrient use efficiency (NUE) of plants and also to reduce environmental pollution. This study aims to determine the effect of the concentration of chitosan and glutaraldehyde solutions on the yield and absorptive ability of NPK fertilizer microcapsules. Another objective was to determine the characterization and analysis of NPK fertilizer releases from microcapsules and also to calculate the release kinetics. NPK fertilizer microcapsules were prepared by mixing liquid NPK fertilizer into a chitosan solution, and then the mixture was dripped into a glutaraldehyde solution while stirring.  NPK fertilizer microcapsules formed were washed using petroleum ether, followed by hexane and dried. The results showed that an increase inthe concentration of chitosan and glutaraldehyde solutions resulted in an increase in yield, decreased water absorbency, and lower NPK fertilizer released from microcapsules. The appropriate release kinetics models based on the higher R2 value were the first-order model and the Higuchi model obtained from microcapsules of NPK fertilizer that was prepared with 1% (w/v) chitosan solution and 5% (v/v) glutaraldehyde solution.
Persamaan Empiris Sederhana untuk Memprediksikan Ukuran Partikel dari Enkapsulasi Oleoresin Jahe Merah Jayanudin Jayanudin; Rochmadi Rochmadi; Moh. Fahrurrozi; Sang Kompiang Wirawan
ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia Vol 14, No 2 (2018): September
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/alchemy.14.2.17076.178-192

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menentukan persamaan empiris dari bilangan tak berdimensi untuk memprediksikan ukuran mikrokapsul oleoresin jahe merah. Metode enkapsulasi yang digunakan adalah crosslink emulsi dengan kitosan sebagai penyalut dan glutaraldehyde saturated toluene (GST) sebagai agen crosslink. Oleoresin jahe merah dan kitosan dengan konsentrasi 1, 2, 3 dan 4% (w/v) diaduk dengan kecepatan 10.000 rpm untuk membentuk emulsi, kemudian dimasukan dalam minyak jagung dan diaduk kembali untuk membentuk emulsi kedua. Sebanyak 10 mL glutaraldehyde saturated toluene (GST) sebagai agen crosslink ditambahkan secara bertahap. Setelah itu, ditambahkan larutan glutaraldehida 25% dan terus diaduk selama 2 jam. Mikrokapsul dipisahkan dan dicuci dengan petroleum eter dan heksan, kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 70 °C. Dengan cara yang sama digunakan untuk membuat mikrokapsul pada kecepatan pengadukan 5.000, 8.000 dan 15.000 rpm. Ukuran diameter mikrokapsul dianalisis menggunakan mikroskop digital. Persamaan empiris dari bilangan tak berdimensi Reynolds (Re) dan Ohnesorge (Oh) dibuat untuk memprediksikan diameter mikrokapsul. Data dari variabel perubahan konsentrasi kitosan dan kecepatan pengadukan dapat menghasilkan persamaan empiris dari bilangan Reynolds (Re) dan Ohnesorge (Oh). Konstanta yang dihasilkan adalah  = 422,06,  = 0,37 dan  = -0,18. Berdasarkan perbandingan antara data diameter penelitian dan hasil perhitungan didapat % kesalahan sebesar 8,05% untuk pengaruh konsentrasi kitosan dan 7,52% untuk pengaruh kecepatan pengadukan.A Simple Empirical Equation for Predicting Particle Size from Encapsulation of Red Ginger Oleoresin. This study aims to determine the empirical equations of the dimensionless number to predict the diameter size of red ginger oleoresin microcapsules. The encapsulation method used is crosslinking emulsion with chitosan as coating and glutaraldehyde saturated toluene (GST) as a crosslinking agent. Red ginger oleoresin and chitosan with concentrations of 1, 2, 3 and 4% (w/v) were stirred at 10,000 rpm to form emulsions, and then added to the corn oil and stirred again to form a second emulsion. The 10 mL of glutaraldehyde saturated toluene (GST) as a crosslinking agent was added gradually. After that, a 25% glutaraldehyde solution was added and stirred for 2 hour. Microcapsules were separated and washed with petroleum ether and hexane, then dried in an oven at a temperature 70 °C. The same step, the microcapsules were made at stirring speed of 5,000; 8,000; and 15,000 rpm. The size of the microcapsule diameter was analyzed using a digital microscope. The empirical equations of the dimensionless numbers Reynolds (Re) and Ohnesorge (Oh) are made to predict the microcapsule diameter. The data from the chitosan concentration change and stirring speeds could produce the empirical equations of the Reynolds and Ohnesorge numbers. The resulting constants were  = 422.06,  = 0.37 dan  = -0.18. By comparing the data diameter of the research and calculation results obtained % error of 8.05% for the influence of chitosan concentration and 7.52% for the effect of stirring speed. 
Modifikasi Pupuk Urea Pelepasan Terkendali dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan: Modification of Controlled Release Urea Fertilizer and Its Effect on the Environment Jayanudin Jayanudin; Retno S.D. Lestari; Muhammad Luthfi; Maulana Suyuti
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 23 No. 2 (2022)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1306.618 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v23i2.5262

Abstract

Controlled release urea fertilizer is one solution to increase the efficiency of nutrient absorption by plants and is more environmentally friendly. The aims of this study was to determine the yield and water absorption of controlled release urea fertilizer and analyze the content of nitrate, nitrite, and ammonia as environmental pollution parameters. Controlled release urea fertilizer was prepared using the emulsion crosslinking method with chitosan as the matrix. Urea was dissolved in chitosan then added in oil and stirred to form an emulsion. Next, glutaraldehyde saturated toluene (GST) as a crosslinker was dripped slowly and then continuously stirred for 2 hours. Urea loaded-chitosan microspheres (controlled release urea fertilizer) were dried and analyzed. Furthermore, the yield, water absorption, and analysis of nitrate, nitrite, and ammonia from the released urea was determined. Controlled release urea fertilizer obtained yield was 91.3–97.28%, water absorption of 78.87–91.61%. Analysis of nitrate, nitrite, and ammonia from the study concluded that urea fertilizer contained in chitosan microspheres is more environmentally friendly. Keywords: Controlled release urea, Chitosan, Environmentally friendly, Emulsion crosslinking, Fertilizer ABSTRAK Pupuk urea pelepasan terkendali merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi oleh tanaman dan lebih ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan yield dan daya serap air dari pupuk urea pelepasan terkendali dan analisis kandungan nitrat, nitrit, dan amonia sebagai parameter pencemaran lingkungan. Pupuk urea pelepasan lambat dibuat menggunakan metode crosslink emulsi dengan kitosan sebagai matriksnya. Urea dilarutkan dalam larutan kitosan kemudian dimasukkan ke dalam minyak dan diaduk untuk membentuk emulsi. Selanjutnya, glutaraldehyde saturated toluene (GST) sebagai crosslinker diteteskan secara perlahan dan terus diaduk selama 2 jam. Kitosan mikrosfer berisi urea (pupuk urea pelepasan terkendali) dikeringkan dan dianalisis. Selanjutnya, menentukan yield, daya serap air, dan menganalisis nitrat, nitrit, dan amonia dari hasil urea yang rilis. Pupuk urea pelepasan terkendali diperoleh yield sebesar 91,3–97,28%, daya serap air sebesar 78,87–91,61% . Analisis nitrat, nitrit, dan amonia dari pupuk menyimpulkan bahwa pupuk urea pelepasan terkendali lebih ramah lingkungan. Kata kunci: Urea pelepasan terkendali, Kitosan, Ramah lingkungan, Crosslink emulsi, Pupuk
Effect of Alum Dose in the Coagulation Process for Decreasing the Pollutant in the Palm Oil Mill Effluent: Experimental and Kinetic Analysis Iqbal Syaichurrozi; Jayanudin Jayanudin; Listiyani Nurwindya Sari; Anellysha Putri Apriantika
Eksergi Vol 19, No 3 (2022)
Publisher : Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/e.v19i3.7405

Abstract

Palm oil mill effluent (POME) is palm oil processing industrial waste that cannot be discharged directly into water bodies. Therefore, this waste must be treated. One method that can be used to treat it is coagulation. The purpose of this study was to investigate the effect of coagulant doses on the coagulation process for treating the POME through experimental and kinetic analysis. The alum dose was varied to 1, 3, 5, 10, 15 g/L. The volume of treated waste was 1 L. Before adding alum, the pH of POME was adjusted to 7.0 with the addition of technical grade NaOH. The coagulation process was carried out for 180 minutes at room temperature. Every 20 minutes, the pH of the liquid was measured and a fluid sample as much as ±50 mL was taken to be settled for 24 hours. Next, the total suspended solid (TSS) concentration in the supernatant was analyzed. The results showed that the addition of alum could decrease the liquid pH and increase the TSS of the liquid. The coagulation process for 180 minutes resulted in a TSS reduction efficiency of 33.3, 33.3, 37.1, 1.7, -17.8% at alum doses of 1, 3, 5, 10, 15 g/L respectively. The first-order kinetic model provided a better prediction than the second-order kinetic model with R2 values of 0.7876-0.9707 and 0.2746-0.8912, respectively.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abd. Rasyid Syamsuri Adi Winata Ahmad Imanudin Ahmad Suhendi Aldi Fathurohman Ali Hafid Supriatna Alia Badra Pitaloka Anellysha Putri Apriantika Anggoro, Dendy Vito Artika Sari Septiaziz Ayu Zakiyah Lestari Azzahra, Atina Sabila Barleany, Dhena Ria Dandi Irawanto Dandi Irwanto Denni Kartika Lestari Denni Kartika Sari Denni Kartika Sari Devi Nuraini M Dewi, Heny Puspita Diki Suhendar Edi Mikrianto Endang Suhendi Endang Suhendi, Endang Endrian Harzuli Fakhri Muhammad Fakhri Muhammad Feni Nurbayanti Gustiana Awaludin Sobarsah Hafid Alwan Harly Demustila Hary Sulistyo Indar Kustiningsih Iqbal Syaichurrozi Iryanti Fatyasari Nata, Iryanti Fatyasari Jauharotul Uyun Kiky Corneliasari Sembiring Kustiningsih, Indar Lestari, Retno Sulistyo D. Listiyani Nurwindya Sari M. Kemal Renaldi Marta Pramudita Maulana Suyuti Maulana Suyuti Meri Yulvianti Moh. Fahrurrozi Moh. Fahrurrozi Mohammad Fahrurrozi Mohammad Fakhrurozi Muhammad Luthfi Muhammad Luthfi Nicken Ayoe Fajrianto Nuryoto Ofi Shofiah Pangihutan Pangihutan Pitaloka, Alia Badra R Rochmadi Rahmayetti Rahmayetti Reta Pujinia Retno Hadi Winoto Retno S.D. Lestari Retno Sulistyo D Lestari Retno Sulistyo Dhamar Lestari Retno Sulistyo Dhamar Lestari Reyonaldo Langgeng Adi Wardana Reyonaldo Langgeng Adi Wardana Rizkina Ika Aryana Rochmadi Rochmadi Rochmadi Rochmadi Rochmadi Rochmadi Rochmadi Rochmadi Rodiansono Rodiansono Rozak Bahaudin Rozak Rozak Rudi Hartono Ruhiatna, Adam Saepurahman Saepurahman Sang Kompiang Wirawan Selfira Arum Andadari Seta Dewo Sunnardianto, Gagus Ketut Teguh Kurniawan Tri Rina Sari Wahyu Budi Setiawan Yulianto, Amin Yulvianti, Meri