Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Geowisata Kecamatan Suka Jaya, Kota Sabang, Provinsi Aceh Febrian, Muhammad Siddiq; Muhni*, Akmal
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 1 (2024): March 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i1.36736

Abstract

Pemetaan Geologi ini dilaksanakan pada kawasan Desa Jaboi, Kecamatan Suka Jaya, Kota Sabang, dengan koordinat 54700N - 54900N dan 951700E - 952000E. Untuk mendapatkan data awal, yang diamati selama pemetaan geologi ini berlangsung ialah pesebaran batuan, kondisi bentang alam, dan rute tracking yang akan digunakan nantinya. Data yang telah terkumpul nantinya akan diolah dengan menggunakan software berbasis Geographic Information System (GIS). Analisis ini bertujuan untuk pembuatan peta lintasan, peta geologi dan peta geomorfologi. Penelitian ini juga mengenai potensi geowisata di Kota Sabang dengan fokus utama pada penelitian ini ialah untuk memaksimalkan potensi geowisata di wilayah penelitian dengan cara mendata setiap parameter dalam aspek aspek penunjang geowisata. Penelitian ini juga menggunakan metode pemetaan geologi Selain peta lintasan, peta geologi dan peta geomorfologi, peta lain yang dibuat adalah peta geowisata dengan memplot lokasi-lokasi wisata di daerah penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi yang memberikan pemahaman dan wawasan mengenai ilmu geologi kepada masayarakat, turis lokal, maupun mancanegara serta dapat menjadi langkah awal dalam membantu pengembangan wisata oleh pemerintah setempat ataupun pemerintah daerah. Hasil dari penelitian, terdapat sekitar 49 titik singkapan yang dijumpai dan diamati sehingga dapat diketahui kondisi litologi pada daerah ini terdapat 4 satuan batuan yaitu satuan endapan aluvium, satuan lava andesit, satuan batuan piroklastik kompak, dan satuan batuan piroklastik lepas. Berdasarkan hasil analisis petrografi jenis batuan vulkanik yang didapat ialah jenis batuan andesit. Sedangkan kondisi geomorfologi terdapat 2 satuan yaitu dataran perbukitan rendah, dan perbukitan tinggi. Pada lokasi penelitian terdapat empat objek yang menjadi titik geowisata potensial yaitu gunung api Jaboi, pemandian air panas, pesisir pantai Pasi Jaboi dan waduk Payaseunara.Katakunci: Geowisata, Pemetaan Geologi, Geomorfologi
DIAGENETIC STUDY BASED ON PETROGRAPHY: IMPLICATIONS FOR SANDSTONE POROSITY OF THE PEUNASU FORMATION, PULAU NASI, ACEH Dina Gunarsih; Cut Afriyana Sary; Akmal Muhni; Lia Fitria Rahmatillah; Dewi Sartika
Indonesian Physical Review Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ipr.v8i1.357

Abstract

Diagenetic studies observe the process of changing sedimentary deposits into sedimentary rocks. This study is critical because it relates to the quality of rock porosity, which can be filled by fluid.  The analysis of the Peunasu Formation is interesting because previous researchers considered that the Tertiary sedimentary rocks in the Northwest Aceh Basin are equivalent to rock units in the petroleum system in the North Sumatra Basin and Mergui Basin. Meanwhile, studies on the Peunasu Formation, a tertiary sedimentary rock, still need to be completed. Therefore, this study was carried out to determine the characteristics and diagenetic processes in the sandstone of the Peunasu Formation. The method used is petrographic observation, which identifies the composition of rocks along with textures such as grain size, roundness, sorting, grain contact, and porosity. The results are that the Peunasu Formation sandstone is classified as sublitharenite, lithic greywacke, and litharenite. The diagenetic regime is mesogenesis. In the mesogenesis stage, the sandstone of the Peunasu Formation experiences compaction, cementation, and dissolution. The porosity of the Peunasu Formation sandstone, as determined by the percentage of pores, exhibits a range of 0.5% to 16.8%, categorizing it as ranging from negligible to moderate. Compaction reduces the intergranular porosity, while the dissolution of grains contributes to the formation of secondary porosity.
Kajian Etnofarmasi Tumbuhan Obat di Kawasan Geotermal Ie Seum, Aceh Besar: Eksplorasi Pengetahuan Tradisional dan Potensi Farmakologis. Fakri, Fajar; Isnaini , Nadia; Nasution , Muhammad Amin; Bakri , Tedy Kurniawan; Illian , Didi Nurhadi; Muhni , Akmal; Andry , Muhammad
Journal of Pharmaceutical and Sciences JPS Volume 8 Nomor 2 (2025)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v8i2.864

Abstract

Indonesia is recognised as one of the world's megadiverse countries, possessing extraordinary biological wealth, including the medicinal plant potential in the geothermal area of Ie Seum, Ie Seum Village, Mesjid Raya Subdistrict, Aceh Besar District. This study aimed to explore and document local communities' traditional knowledge regarding using medicinal plants through an ethnopharmaceutical approach. A descriptive qualitative method was employed, with data collected via semi-structured interviews and participatory observation involving purposively selected informants. The findings identified nine medicinal plant species, with Eupatorium inulifolium and Vitex pinnata demonstrating the highest use value (UV) scores of 0.750 and 0.438, respectively, indicating their dominant usage in traditional healing practices. Leaves were the most frequently utilised plant parts, with standard preparation methods including boiling and pounding. These plants have traditionally been used to treat various health conditions, including fever, wounds, skin infections, and digestive disorders. The findings highlight the richness of traditional knowledge in Ie Seum and its potential as a foundation for developing natural product-based medicines. The extreme environmental conditions of the geothermal area are believed to influence the bioactive metabolite composition of the plants, potentially enhancing their pharmacological properties. This study underscores the importance of preserving local knowledge and encourages further scientific exploration to support the sustainable use of medicinal plants in developing traditional medicines.
Analisis pencemaran airtanah terhadap kandungan hidrokarbon di daerah Peusangan dan sekitarnya, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh Adila, Nur; Muhni*, Akmal; Sartika, Dewi; Gunarsih, Dina; Rahmatillah, Lia Fitria; Rangkuti, Nazla Syafitri; Karmel, Moehammad Ediyan Raza; Fadhly, Ahmad
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 4, No 2 (2025): June 2025 (In Progress)
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v4i2.43767

Abstract

Daerah penelitian terletak di Kecamatan Peusangan dan sekitarnya di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Daerah tersebut yang memiliki prospek kandungan hidrokarbon ditandai dengan terdapatnya beberapa sumur produksi minyak bumi milik warga yang masih berproduksi, namun tidak adanya pengolahan limbah yang baik sehingga kemungkinan adanya pencemaran airtanah disekitar sumur minyak tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian, dan untuk mengetahui kondisi hidrogeologi daerah penelitian meliputi kedalaman muka airtanah, arah aliran airtanah, kondisi akuifer, dan pencemaran airtanah terhadap kandungan hidrokarbon pada daerah penelitian. Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) metode yaitu metode pemetaan geologi, metode pemetaan hidrogeologi dan metode analisis minyak dan lemak terhadap sampel airtanah pada daerah penelitian. Kondisi bentang alam pada daerah penelitian terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu: Satuan Dataran Rendah, Satuan Dataran Rendah Pedalaman dan Satuan Perbukitan Rendah. Kondisi litologi pada daerah penelitian terbagi menjadi 4 (empat) satuan batuan yaitu: satuan endapan lempung, satuan batupasir, satuan batupasir karbonatan dan satuan batupasir gunungapi klastika. Hasil yang didapatkan dari analisis pencemaran airtanah terhadap kandungan hidrokarbon dari 5 (lima) sampel airtanah bahwa sampel airtanah dengan kode sumur 3 merupakan airtanah yang paling tercemar dengan hasil analisis minyak dan lemak sebesar 271.254,0 g/L dan telah melewati baku mutu airtanah yang telah ditentukan, sedangkan untuk sampel airtanah dengan kode sumur 1, sumur 2, sumur 4 dan sumur 5 masih berada dibawah baku mutu airtanah yaitu 1000 g/L.
Evaluasi kinerja struktur bangunan terhadap beban gempa setelah masa layan 24 tahun pada endapan aluvium Muzhaffar, Imam; Iskandar*, Juellyan; Saidi, Taufiq; Sungkar, Munira; Yunita, Halida; Muhni, Akmal
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 4, No 2 (2025): June 2025 (In Progress)
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v4i2.48791

Abstract

Struktur bangunan ini selesai pada tahun 1998 dan didirikan di atas endapan aluvium (Qh). Gedung ini telah melewati beberapa gempa besar salah satunya yaitu Gempa dan Tsunami 2004. Oleh karena itu perlu dievaluasi ulang mengikuti standar peraturan gedung terbaru yaitu SNI 1726:2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perilaku struktur bangunan setelah masa layan 24 tahun yaitu berupa perpindahan, gaya geser dasar, dan level kinerja struktur sesuai ASCE 41-17. Gedung ini memiliki panjang 29,4 m, lebar 13 m dan tinggi 14,4 m. Pada penelitian ini digunakan analisis pushover dibarengi pengecekan frekuensi alami gedung existing dengan alat mikrotremor untuk membandingkan perilaku struktur di awal desain dan terhadap kondisinya pada saat ini. Pemodelan menggunakan program ETABS, dari hasil evaluasi didapatkan level kinerja gedung sesuai perencanaan awal berdasarkan push x yaitu immediate occupancy dan push y termasuk ke dalam life safety. Kemudian level kinerja gedung setelah masa layan 24 tahun berdasarkan push x dan push y keduanya termasuk ke dalam kategori life safety. Dari segi kekakuan gedung dalam menahan perpindahan akibat beban pushover juga mengalami penurunan setelah 24 tahun, hal ini bisa diketahui dengan base shear yang sama perpindahan gedung setelah masa layan 24 tahun lebih besar dibandingkan gedung yang sesuai dengan perencanaan awal.
UNSUR TANAH JARANG PADA BATUPASIR: STUDI KASUS PADA BATUPASIR FORMASI RAMPONG DI DESA KETUKAH, GAYO LUES, ACEH Gunarsih, Dina; Rahmatillah, Lia Fitria; Muhni, Akmal; Sartika, Dewi; Hapsari, Tika; Marvita, Yurda
Jurnal Geosaintek Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v11i2.2592

Abstract

Unsur tanah jarang (UTJ) semakin diminati dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya permintaan teknologi kendaraan listrik, industri hijau, dan industri lainnya. Indonesia memiliki potensi UTJ yang berkaitan dengan keberadaan batuan beku dan batuan sedimen. Penelitian pada batupasir Formasi Rampong di Ketukah, Gayo Lues menarik dilakukan karena batuan ini berasal dari pelapukan batuan granit. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui komposisi batupasir Formasi Rampong dan unsur – unsur kimia batuan, termasuk unsur utama dan UTJ. Metode yang digunakan meliputi analisis petrografi dan geokimia menggunakan teknik XRF dan ICP. Enam sampel petrografi diamati terdiri dari empat batupasir quartz arenite dan dua batupasir feldsphatic greywacke. Kedua jenis batupasir tersebut merupakan batuan yang tersusun dari dominan butiran, dengan komposisi matriks 2.5% - 4.5% pada batupasir quartz arenite dan 18.83% - 21.13% pada batupasir feldsphatic greywacke. Quartz arenite tersusun dari mineral kuarsa, sedikit litik dan muskovit, semen silika dan semen oksida besi. Feldsphatic greywacke terdiri dari kuarsa, K-Feldspar, plagioklas, fragmen litik, muskovit, semen silika serta semen oksida besi. Analisis geokimia mengungkapkan bahwa UTJ pada batupasir ini adalah Neodimium (Nd) berkisar antara 19.21 ppm hingga 23.81 ppm dan Praseodimium (Pr) berkisar antara 5.76 ppm hingga 5.89 ppm. Unsur tersebut diinterpretasikan terkonsentrasi dalam mineral lempung dan oksida besi dengan pengkayaan relatif rendah.