Raden Ario
Department Of Marine Science, Faculty Of Fisheries And Marine Science, Diponegoro University

Published : 60 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Perbedaan Metode Mutilasi Terhadap Lama Waktu Molting Scylla serrata Raden Ario; Ali Djunaedi; Ibnu Pratikto; Petrus Subardjo; Fauzia Farida
Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 2 (2019): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.558 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v8i2.24886

Abstract

Kepiting bakau (Scylla serrata) memiliki nilai ekonomis tinggi. Kebutuhan kepiting bakau selalu meningkat sehingga perlu diupayakan budidaya kepiting bakau secara intensif. Salah satu perkembangan teknologi dalam budidaya perikanan untuk meningkatkan produksi kepiting bakau adalah produksi kepiting cangkang lunak. Kepiting cangkang lunak merupakan kepiting fase ganti kulit (molting) yang mempunyai keunggulan cangkangnya lunak sehingga dapat dikonsumsi secara utuh. Untuk mempercepat kepiting molting diperlukan berbagai rangsangan yang salah satunya adalah menggunakan metode mutilasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan lama waktu molting dan pertumbuhan berat kepiting bakau dengan menggunakan metode mutilasi pada kaki jalan dan capit. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan, yaitu mutilasi kaki jalan dan capit, semua kaki jalan, capit, dan alami. Biota yang digunakan berjumlah 40 ekor dengan 10 kali ulangan tiap perlakuan. Data yang diperoleh berupa lama waktu molting serta pertambahan berat mutlak kepiting bakau yang dianalisis menggunakan uji statistik parametrik. Hasil penelitian menunjukkan metode mutilasi berpengaruh terhadap lama waktu molting dengan waktu molting tercepat pada perlakuan mutilasi kaki jalan dan capit rata-rata 13 hari. Metode mutilasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan berat mutlak dengan nilai tertinggi pada kepiting perlakuan alami sebesar 53,30 gram. Mud crabs (Scylla serrata) are known to have a high economic value. The increasing demand of mud crabs for consumption rxcequires higher production. Therefore, mud crabs need to be cultivated intensively. One of the methods to improve the values of mud crabs’ aquaculture is by producing soft-shell crabs. Soft-shell crabs are produced during molting phase in which the crab shed it’s exoskeleton in order to grow. In the fisheries industry, the soft-shell crabs are considered to be more valuable as it can be consumed as a whole. Accelerating the production of molting crabs, requires stimulus. One of the methods is mutilation. The aim of this study is to estimate the periods required for molting under different treatments, as well as calculating the increase of total weight of molting crabs.. The method used was an experimental method which contained four treatments. The treatments are mutilation of walking legs and claws, all of walking legs, claws, and no mutilation. The number of crabs used was 40 with 10 replications per treatment. The data obtained in the period of molting and the increase of total weight of the mud crabs were analyzed using ANOVA. The result shows that mutilation affects the period of crab’s molting in which the fastest molting (13 days on average) occurred after mutilation of walking legs and claws. This mutilation method does not influence the increase of total weight and the highest value is showed in non-treated group with the increase of 53,30 grams in weight. 
Analisis Kelayakan Investasi Pada Budidaya Karamba Jala Apung (KJA) Ikan Kerapu Di Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara Suryono Suryono; Ria Azizah; Edi Wibowo Kushartono; Raden Ario; Gentur Handoyo
Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 2 (2017): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.461 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v6i2.16558

Abstract

Kajian Investasi budidaya ikan kerapu di Karimunjawa adalah salah satu usaha guna menumbuhkan promosi investasi di wilayah studi. Kajian ini akan membuat peluang investasi menjadi lebih fokus dan tajam baik dari segi sektor maupun lokasinya, sehingga akan memudahkan investor guna merealisasikan rencana bisnisnya. Studi ini akan memberikan detail informasi kepada investor tentang peluang bisnis pada budidaya ikan kerapu yang sangat layak dilakukan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir dan wilayah kabupaten Jepara pada umumnya. Metode yang digunakan adalah metode survei. Peluang Investasi dianalisa secara deskriptif. Hasil kajian menunjukan bahwa berdasakan potensi alam, fasilitas infrastruktur produksi, nilai ekonomi serta aspek financial maka kelayakan investasi adalah sangat prospektif dan berpeluang untuk sukses. Analisis financial menunjukan bahwa investasi pada budidaya ikan kerapu di Karimunjawa adalah sangat layak untukdirealisasikan bagi investor. Budidaya ikan kerapu Tikus (Cromileptis altivelis)adalah paling prospektif, dimana nilai Net Present Value (NPV)> 0,yaitu  1,772,764,729,  dan  Profitability Index  (PI) lebih besar dari  1, yaitu 5,543291036.  Payback Periodadalah  2.82 tahun, jika tidak mempertimbangkan nilai uang (Discount Factors) dan 3.65 tahun  jika mempertimbangkan nilai uang. Sedangkan untuk budidaya ikan kerapu bebek(Ephinephelus fuscoguttatus), Net Present Value (NPV)> 0 yaitu  69,938,924, - dan Profitability Index (PI) lebih besar dari 1, yaitu 1,20558783.  (Pay Back Period) adalah  4,13tahun apabila tidak mempertimbangkan nilai uang (Discount Factor), sedangkan apabila mempertimbangkan nilai uang maka menjadi  and 4.64 tahun. Dari analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa meskipun kedua spesies ikan kerapu layak investasi, tetapi ikan kerapu tikuspaling layak investasi, sedangkan ikan kerapu macansebagai produk sampingan investasi, yaitu dengan memanfaatkan sisa pakan yang tidak digunakan dalam budidaya ikan kerapu tikus, sehingga hasilnya akan dapat maksimal. Keseluruhan aspek yang dikaji menunjukan bahwa budiddaya ikan kerapu di Kepulauan Karimunjawa adalah layak investasi. The study of feasibility floating cage culture of grouper fish investment in Karimunjawa is one of the efforts for investment promotion in the studied region. This study will make the investment opportunities become more focus and sharp, both sectoral and location, so it will be easier for investors to execute their investment interest. The purpose of this study, is to provide initial information for investors about business opportunities of grouper fish farming as a very feasible investment opportunities so that can boost the economy of the region and the society of Jepara Regency. The method used in this study was survey  method, descriptive analysiswas conducted to see a of investment opportunities. Based on potential natural resources, location, infrastructure facilities, production, economy value, and financial aspect, the  results of study concluded  that the overall investment is highly prospective and has a fairly high chance to success. The financial analysis showed that investment in grouper fish cultivation in jepara regency is very feasible as a business investment for the investors. Humpback or Polka dot grouper (Cromileptis altivelis) culture is highly prospective and has a fairly high chance. This can be seen from the Net Present Value (NPV) > 0 is equal to 1,772,764,729,  and Profitability Index  (PI) value greater than 1, which is 5,543291036.  While the longer the period the funds invested will return (Payback Period) is 2.82 years if the without considering the time value of money (Discount Factors) and 3.65 years when considering the time value of money. Whereas,  for Brown marbled grouper (Ephinephelus fuscoguttatus), the Net Present Value (NPV) > 0 is equal to  69,938,924, - and Profitability Index (PI) greater than 1, which is 1,20558783. While the longer  period the funds invested will return (Pay Back Period) are 4,13 year if without considering the time value of money (Discount Factors) and 4.64 years when considering the time value of money. From the analysis it can be concluded that all these choices on the investment plan is feasible to run and prospective advantageous. While the best option is an investment plan on investments Humback or Polka Dot grouper (Cromileptis altivelis) cultivation, Brown marbled grouper (Ephinephelus fuscoguttatus) culture whereas it is only a sideline activity and only utilize food wastes are left, so the whole will be able to deliver optimal results in grouper culture.All examined aspects of Grouper cultivation in karimunjawa  gave results that investment activity  is able to be executed. The financial analysis shows that investment in grouper fish cultivation in jepara regency is very feasible to be a business investment for the investors.
Estimasi Kandungan Biomassa dan Karbon di Hutan Mangrove Perancak Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali Suryono Suryono; Nirwani Soenardjo; Edi Wibowo; Raden Ario; Edi Fahrur Rozy
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.309 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19036

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Mangrove menyerap CO2 pada saat proses fotosintesis, kemudian mengubahnya menjadi karbohidrat dengan menyimpannya dalam bentuk biomassa pada akar ,pohon, serta daun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui total above ground biomass, belowground biomass, simpanan karbon atas, simpanan karbon bawah, dan karbon organik pada sedimen dasar  di Hutan Mangrove Perancak, Jembrana, Bali. Sampling dilakukan dengan  metode purposive sampling dengan dasar pertimbangan berupa jenis, kerapatan serta diameter pohon mangrove. Estimasi biomassa digunakan  metode tanpa pemanenan dengan mengukur diameter at breast height (DBH, 1.3 m) mangrove. Simpanan karbon diestimasi dari 46% biomasa. Kandungan karbon organik pada sedimen diukur dengan  menggunakan metode lost on ignition (LOI). Hasil penelitian menunjukkan total above ground biomass sebesar 187,21 ton/ha, below ground biomass sebesar 125,43 ton/ha, simpanan karbon atas sebesar 86,11 ton/ha, simpanan karbon bawah sebesar 57,69 ton/ha, sedangkan  karbon organik sedimen sebesar 359,24 ton/ha. The mangrove ecosystem has ecological functions as an absorber and carbon storage. Mangrove absorbs CO2 during the process of photosynthesis, then changes it into carbohydrates bystoring it in the form of tree biomass. The aim of this research is to know the total of above ground biomass, below ground biomass, upper carbon storage, lower carbon storage, and sediment organic carbon in Perancak Mangrove Forest, Jembrana, Bali. The selection of sampling location using purposive sampling method with consideration of type, density and diameter of mangrove. The estimatorion of biomass using the method without harvesting by measuring diameter at breast height (DBH, 1.3 m) mangrove. Carbon deposits are estimated from46% of biomass. The organic carbon content of sediment was measured using the lost on ignition (LOI) method. The results showedthat  the total of above ground biomass of 187.21 ton / ha, below ground biomass 125,43 ton / ha, upper carbon store of 86,11 ton / ha, lower carbon store of 57,69 ton / ha, and organic carbon sedimen to 359.24 tons / ha.
Sebaran Mangrove di Desa Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara Suryono Suryono; Nur Taufiq-SPJ; Ibnu Pratikto; Raden Ario
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v9i2.29067

Abstract

Kabupaten Jepara memiliki potensi wilayah pesisir dengan panjang garis pantai 81,6 km. Mangrove sebagai sabuk pantai hijau memiliki sebaran di setiap kecamatan pesisir. Salah satu lokasi sebaran mangrove di pesisir Jepara berada di desa Bumiharjo Kecamatan Keling. Identifikasi potensi luasan lahan serta sebaran mangrove adalah salah upaya mengetahui potensi sumberdaya pesisir. Metode penelitian yang digunakan adalah overlay peta RBI dan peta satelit landsat 8 guna mengetahui lokasi serta luasan sebaran mangrove di lokasi penelitian.Selanjutnya dilakukan investigasi ekologi mangrove dengan Survei Lapang guna mengetahui distribusi dan kelimpahan mangrove. Hasil penelitian menunjukan bahwa hutan mangrove dilokasi penelitian adalah seluas 4,75 Ha. Hasil identifikasi komposisi jenis mangrove ditemukan sebanyak 6 spesies mangrove yaitu: Avicennia marina, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronata, Soneratia alba, serta Soneratia muconata. Kerapatan rata-rata vegetasi mangrove berkisar antara 4000 – 10.000 individu/ha. Tegakan mangrove memiliki tinggi batang 5-6 meter, diameter batang berkisara antara 4,3- 5,0 cm. Kerapatan mangrove didominasi oleh Rhizophora mucronata. dengan kerapatan paling dominan adalah semai (Sapling). Hal ini menunjukan bahwa mangrove yang ada di desa Bumiharjo Kecamatan Keling kabupaten Jepara adalah dominan mangrove hasil replant. Jepara Regency has a potential coastal area with a coastline length of 81.6 km. Mangroves as coastal green belts have distribution in each coastal district. One of the mangrove distribution locations on the coast of Jepara is in the village of Bumiharjo, Keling district. Identification of the potential land area and the distribution of mangroves is an effort to determine the potential of coastal resources. The research method used is an overlay RBI map and satellite map Landsat 8 to determine the location and extent of the distribution of mangroves in research locations. Subsequently carried out an investigation of mangrove ecology with a Field Survey (Ground Truth) to determine the distribution and abundance of mangroves. The results showed that the mangrove forest in the study area was 4.75 Ha. The results of the identification of the composition of mangrove species were found as many as 6 species of mangroves, namely: Avicennia marina, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronata, Soneratia alba, and Soneratia muconata. the average density of mangrove vegetation ranges between 4000 - 10,000 individuals/ha. Mangrove stand has a stem height of 5-6 meters. the diameter of the stem is between 4.3 - 5.0 cm. Mangrove density is dominated by Rizophora mucronata. with the most dominant density is the seedling (Sapling). This shows that the mangroves on the coast of the Jepara district are replanted mangrove species. (rehabilitation).
Penyebaran Limbah Air Panas PLTU Di Kolam Pelabuhan Semarang Petrus Subardjo; Raden Ario
Jurnal Kelautan Tropis Vol 18, No 3 (2015): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.401 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v18i3.531

Abstract

Kolam Pelabuhan Tambak Lorok Semarang yang terletak di pantai utara Pulau Jawa telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam menunjang aktivitas bidang industri. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tambak Lorok merupakan salah satu industri yang membuang limbah panas ke perairan sekitarnya. Pembuangan limbah air panas ini berpengaruh langsung terhadap suhu lingkungan perairan. Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Agustus – Oktober 2012 ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran panas akibat limbah panas dari PLTU di Kolam Pelabuhan Tambak Lorok Semarang. Metode samplng purposif dilakukan dengan menetapkan sejumlah stasiun dengan pertimbangan yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Pengambilan sampel dilakukan di delapan titik lokasi penelitian dengan pengumpulan data berupa suhu yang merupakan variabel kontrol. Data sebaran suhu dari kanal pendingin yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan program Surface Water Modeling System (SMS) sehingga menghasilkan peta sebaran panas. Hasil pemetaan sebaran menunjukkan bahwa pola sebaran panas di Kolam Pelabuhan Tambak Lorok Semarang menuju ke arah timur pada bulan Agustus 2012, kemudian ke arah barat laut di bulan September 2012, dan ke arah timur laut pada bulan Oktober 2012. Pola sebaran panas paling tinggi hanya terjadi pada daerah outlet dan semakin turun ketika menjauhi outlet karena pengaruh arus dan semakin bertambahnya kedalaman perairan. Kata kunci: Limbah, Panas, PLTU, Pelabuhan
Pelestarian Habitat Penyu Dari Ancaman Kepunahan Di Turtle Conservation And Education Center (TCEC), Bali Raden Ario; Edi Wibowo; Ibnu Pratikto; Surya Fajar
Jurnal Kelautan Tropis Vol 19, No 1 (2016): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.312 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v19i1.602

Abstract

Penyu merupakan salah satu fauna yang dilindungi karena populasinya yang terancam punah. Reptil laut ini mampu bermigrasi dalam jarak yang sangat jauh di sepanjang kawasan Samudera Hindia, Samudera Pasifik, dan Asia Tenggara. Di dunia ada 7 jenis penyu dan 6 diantaranya terdapat di Indonesia. Konservasi merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mencegah punahnya habitat penyu karena predator alami maupun manusia. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 4 - 24 Agustus 2014 dan bertempat di Turtle Conservation and Education Center (TCEC), Denpasar Selatan, Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik konservasi dan persentase keberhasilan penetasan telur penyu di TCEC, Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi atau pengamatan secara langsung yang dilakukan di lapangan, dan metode pengukuran suhu sarang semi alami. Pengukuran suhu dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin dari tukik yang menetas. Hasil penelitian menunjukan bahwa lokasi penangkaran penyu berada di kawasan yang kurang strategis karena letaknya terlalu jauh dari air laut sehingga suhu serta kelembabannya tidak dapat stabil. Kadar air merupakan faktor penting dalam pertumbuhan embrio dan penetasan telur. Hal ini akan menyebabkan penurunan persentase penetasan telur penyu. TCEC didirikan sebagai tempat edukasi konservasi penyu, pelestarian penyu, dan penyedia penyu untuk upacara adat di Bali serta mengurangi perdagangan baik daging, cangkang ataupun telur penyu.  
Analisis Kerusakan Mangrove Di Pusat Restorasi Dan Pembelajaran Mangrove (PRPM), Kota Pekalongan Raden Ario; Petrus Subardjo; Gentur Handoyo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 18, No 2 (2015): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.565 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v18i2.516

Abstract

Mangrove merupakan vegetasi pantai yang terlindungi. Kerusakan mangrove dapat terjadi secara alami ataupun adanya tekanan masyarakat pantai sekitar. Tekanan kerusakan ulah masyarakat disekitar pantai Kota Pekalongan, Jawa Tengah berakibat adanya perubahan karakteristik fisik dan kimiawi lingkungan. Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 ini bertujuan untuk menganalisis penyebab kerusakan mangrove di pantai Kota Pekalongan. Metode Survey dilakukan di Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM) dengan sampling data pada 4 lokasi dengan 3 kali pengulangan. Analisis data dilakukan dengan pendekatan metode Deskriptip Komparatip untuk membandingkan kondisi ekosistem mangrove. Hasil yang didapat adalah mangrove dari jenis Rhyzophora sp., Bruguiera sp., Avicennia sp., Sonneratia sp., dan Xylocarpus. Sedangkan jenis mangrove yang tumbuh dominan adalah jenis Rhyzophora, Bruguiera, dan Avicennia, serta jenis Rhyzophora yang paling dominan. Jenis Rhyzophora merupakan vegetasi perintis dengan tingkat kerapatan relatip tinggi dan dapat tumbuh pada tanah berlumpur.Kata kunci : Analisis, Kerusakan, Mangrove.
Studi Morfometri dan Tingkat Kematangan Telur Kepiting Bakau (Scylla sp.) di Kawasan Perairan Demak Edi Wibowo; Suryono Suryono; Raden Ario; Ali Ridlo; Dodik S. Wicaksono
Jurnal Kelautan Tropis Vol 20, No 2 (2017): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.038 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v20i2.1743

Abstract

Maturity of Mangrove Crab (Scylla sp)is a decisive factor in the life cycle of mangrove crab (Scylla sp). Human activities such as over-fishing of mangrove crab to meet market needs regardless the size is one of the causes of the reduced number of individuals in the wild. This study aims to determine the correlation between morphometric of maturity stage of mangrove crab (Scylla sp) in Kedungmutih Waters, Demak District. The study used exploratory descriptive method which site determination using purposive sampling methods. The research consisted of female mangrove crab sampling and field water quality measurement (DO, temperature, salinity, and pH), morphometric measurements and weighing body weight of female mangrove crab samples, and observation of maturity stage in the laboratory.Thematerial used in this study were female mud crab (Scylla sp) obtained from Kedungmutih Waters, Demak District. The results of this study showed that 94 female mangrove crabs crabs were found to have a carapace width ranging from 77.50 mm - 126.45 mm, for body weight ranging from 87 grams to 359.78 grams. While the fecundity stage were obtained from the stage of I - IV and on the size of 200 grams - 300 grams has an optimal fecundity stage on the stage II and III. There is correlation between morphometry and maturity stage of mangrove crab (Scyla sp) because when the weight of crabs increases, so does the addition of the number of eggs and also improvement of egg (gonads).  Kematangan telur pada Kepiting Bakau betina (Scylla sp) adalah faktor yang menentukan pada siklus hidup Kepiting Bakau (Scylla sp). Kegiatan manusia seperti penangkapan kepiting bakau yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar tanpa melihat ukuran yang ditangkap merupakan salah satu penyebab berkurangnya jumlah individu yang berada di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan morfometrik terhadap tingkat kematangan tekur Kepiting Bakau Betina (Scylla sp) di kawasan perairan Kedungmutih,Kabupaten Demak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptf eksploratif dengan penentuan lokasi menggunakan purposive sampling methods. Penelitian ini terdiri dari sampling kepiting bakau betina dan pengukuran kulaitas perairan di lapangan (DO, suhu , salinitas , dan pH), pengukuran morfometri dan penimbangan berat tubuh sampel kepiting bakau betina, dan pengamatan tingkat kematangan telur di laboratorium. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepiting bakau betina (Scylla sp) yang diperoleh dari perairan Kedungmutih, Kadbupaten Demak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari 94 ekor kepiting bakau betina yang didapatkan memiliki lebar karapas berkisar 77,50 mm – 126,45 mm, untuk berat tubuhnya berkisar 87 gram – 359,78 gram. Sedangkan pada tingkat kematangan telur didapatkan dari tingkat I – IV dan pada ukuran 200 gram – 300 gram memiliki tingkat kemmatangan telur yang optimal pada tingkat kematangan telur II dan III. Morfometri dan tingkat kematangan telur pada kepiting bakau betina (Scyla sp) memiliki hubungan dikarenakan jika pada bobot kepiting mengalami pembesaran maka pada telur mengalami penambahan jumlah dan mengalami peningkatan telur(gonad).  
Prevalensi Penyakit Karang di Pulau Menjangan Besar Karimunjawa Nining Nursalim; Agus Trianto; Muhammad Syaifudien Bahry; Dwi Haryanti; Raden Ario; Raja Aditia Sahala Siagian; Akhmad Tri Prasetyo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 1 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i1.13208

Abstract

Coral disease can cause coral damage on Menjangan Besar Island, Karimunjawa. Floating net cages adjacent to coral reefs can affect coral health. Floating net cages can affect water quality by adding nutrients, such as nitrate (205.6 and phosphate 39.2/ton fish production). Nutrients and environmental factors can trigger and cause coral disease. The purpose of this study was to determine the effect of the existence of floating net cages on the prevalence of coral disease on Menjangan Besar Island, Karimunjawa. The research was conducted using a survey method, data collection using a proportional method, the results of the data will be analyzed descriptively. The results of the study found Black Band Disease, Brown Band Disease, Ulcerative White Pox, White syndrome, Yellow Bloch Disease, Pigmentation responses, White Plague and White Band Disease. Water parameters such as temperature ranged from 30.71-30.750C, salinity 32.7-33.20/00, current velocity 0.03-0.06 m/s, nitrate 0.586-1,128 mg/L and phosphate 0.064-0.133 mg/ L. The most common disease is Ulcerative White Pox. The prevalence of coral disease is influenced by the presence of floating net cages, it can be seen in A1, A2 and A3 with prevalence values (39.85, 43.61 and 33.14) which are higher than B1 and B2 (14.41 and 10,6).  Penyakit karang dapat menyebabkan kerusakan karang di Pulau Menjangan Besar Karimunjawa. Karamba jaring apung yang berdampingan dengan terumbu karang dapat mempengaruhi kesehatan karang. Karamba jaring apung dapat mempengaruhi kualitas air dengan menambah nutrien, seperti Nitrat (205,6 dan fosfat 39,2/ton produksi ikan. Nutrien dan faktor lingkungan dapat menjadi pemicu dan penyebab penyakit karang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh keberadaan karamba jaring apung terhadap prevelensi penyakit karang di Pulau Menjangan Besar Karimunjawa. Penelitian dilakukan dengan metode survei, pengambilan data dengan metode porposif, hasil data akan disanalisis secara deskiptif. Hasil penelitian ditemukan penyakit Black Band Disease, Brown Band Disease, Ulcerative White Pox, White syndrome, Yellow Bloch Disease, Pigmentation responses, White Plague dan White Band Disease. Parameter perairan  seperti temperatur berkisar 30,71-30,750C, salinitas 32,7-33,20/00, kecepatan arus 0,03-0,06 m/s, nitrat  0,586-1,128 mg/L dan fosfat 0,064-0,133 mg/L. Penyakit paling banyak ditemukan adalah Ulcerative White Pox. Prevelensi penyakit karang dipengaruhi oleh keberadaan karamba jaring apung, dapat terlihat pada A1, A2 dan A3 dengan nilai prevalensi (39,85, 43,61 dan 33,14) yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan B1 dan B2 (14,41 dan 10,6).
Genangan Banjir Pasang Pada Kawasan Pemukiman di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak – Provinsi Jawa Tengah Petrus Subardjo; Raden Ario
Jurnal Kelautan Tropis Vol 18, No 1 (2015): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3042.394 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v18i1.506

Abstract

Wilayah pedesaan di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak merupakan daerah pemukiman yang sering terjadi banjir pasang. Banjir pasang yang menggenangi daerah tersebut karena ketinggian daratan sejajar dan atau lebih rendah dengan muka air laut. Hal ini diduga disebabkan karena terjadinya pasang surut tinggi tertinggi atau HHWL (High Highest Water Level) di wilayah tersebut, sehingga diperlukan suatu tindakan untuk menanggulangi maupun mengurangi dampak yang ditimbukan oleh hal tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kenaikan pasang surut tinggi tertinggi dari setiap tahunnya dari data nilai HHWL tertinggi setiap bulannya dalam satu tahun. Pengolahan data menggunakan metode admiralty dari tahun 2004-2013 dan tipe pasang surut di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, serta pemetaan luas area genangan dan luas kawasan pemukiman pada area genangan banjir pasang di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bersifat eksploratif yaitu bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena. Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang situasi dan kondisi secara lokal dan hasilnya tidak dapat digeneralisasikan untuk waktu dan tempat yang berbeda. Selain itu perlu diketahui faktor-faktor penyebab banjir pasang di wilayah tersebut. Data utama yang dibutuhkan adalah data pasang surut, Digital Elevation Model (DEM), titik verifikasi banjir pasang pada kawasan pemukiman,peta tata guna lahan Kabupaten Demak tahun 2008 dan peta rupabumi tahun 2001. Berdasarkan hasil dari penelitian ini diketahui bahwa luas genangan banjir pasang yang terjadi di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak pada tahun 2013 adalah 1.938, 42 ha dan luas kawasan pemukiman pada area genangan sebesar 140,05 ha.Laju kenaikan Pasang surut tinggi tertinggi (HHWL) High highest Water Level dari tahun 2004 sampai tahun 2013 adalah sebesar 13.63 dan nilai HHWL tertinggi yang digunakan untuk membuat genangan banjir pasang dalam penelitian ini adalah bulan desember tahun 2013 sebesar 235.09 cm. Sedangkan Tipe pasang surut yang ada perairan Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak adalah campuran condong harian tunggal.Kata kunci : Genangan, Banjir, Pasang, Kawasan Pemukiman, Kecamatan Sayung, Kabupaten DemakSubdistrict Sayung, Demak is the frequent flooding in residental areas. Flood tides inunndated areas which have a height of land area equal with the sea surface or lower than the sea surface. The areas thatoften Floods are Sriwulan Village, Purwosari Village, Sidogemah Village,Tugu Village, Surodadi Village, Gemulak Village, Bedono Village and Timbul Sloko Village. This happened because high highest water level at that areas, so that the action nasneccesary to overcome or decrease the impact. The purpose of this research was to determine the highest tidalrise in every year from the highest HHWL data values of each month in a year with admiralty data processing method from 2004-2013 as well as in the sub-type tidal Sayung, Demak and inundation mapping area and extensive residental areas to tidal inundation area in the district Sayung, Demak - Central Java Province. Method used in this research is descriptive explorative method that intoonded to describle the state or status of phenomenom. This research can provide an overvieuw of situation and conditions locally and the results may not generalizable to a different time and place. Besides that we need to known the causing factors of flooding in the region the main data we need required tidal flooding data, DEM (Digital Elevation Model), verification point in the settlement area, land use maps Demak in 2008 and 2001 topographical map. Based on the result of this research that widespread inundation flooding that occured in the district Sayung Demak in 2013 is 1.938,42 ha and extensive of residental areas to the inundation area of 140.05 ha. The rate of the highest tidal rise (HHWL) from 2004 to 2013 amounted 13.63 and the highest value of HHWL used to create tidal inundation in the study was desember 2013 amounted to 235.09 cm. While type of tidal waters that exist in the district Sayung, Demak is a mixture of single-learning daily.Keywords : Inundated, Flood Tide, Settlements, Subdistrict Of Sayung, Demak Regency
Co-Authors Abista Ahmad Romadoni Adelia Hilma Sugiarto Adi Santoso Afrina Aysira Agus Indarjo Agus Indarjo Agus Sabdono Agus Trianto Akhmad Tri Prasetyo Aldhian Triatmojo Alfi Satriadi Ali Djunaedi Ali Djunaedi Ali Djunaedi Ali Ridlo Alin Fithor Ambariyanto Ambariyanto Amin Nur Kolis Rela Hidayah Amrullah Rosadi Anantya Setya Perdana Andreas Ricky Hermawan Anindya Wirasatriya Arif Maa’ruf Al Ayyub Arum Wahyuning Prita Bagas Santosa Bagaskara, Widigdo Bagus Bambang Jati Laksono Bambang Sulardiono Bambang Yulianto Bayu Kreshna Adhitya Sumarto Br Ginting, Feny Amelia Chrisna Adhi Suryono Chrisna Adhi Suryono Deftika Mulyawati Denny Nugroho Sugianto Destalino Destalino Diah Permata Wijayanti Dinar Ayu Budi Dodik S. Wicaksono Dwi Haryanti Dzakwan, Ardhatama Zafron Eddy Soekendarsi Edi Fahrur Rozy Edi Wibowo Edi Wibowo Edi Wibowo Kushartono Endang Supriyantini Eva Widayanti Widayanti Fauzia Farida Febriana Banun Fitrianti Feny Amelia Br Ginting Gandang Herdananto Nugroho Gentur Handoyo Hadi Endrawati Hidayah, Amin Nur Kolis Rela Hidayat, Noer Chozin Ibnu Pratikto Ibnu Pratikto Ibnu Pratikto Isdradjad Setyobudiandi Ita Riniatsih Janson Hans Pietersz Justin Cullen Jusup Suprijanto Kassagi, Muhamad Fajar Azmi Kiki Ade Kumala Kumala, Kiki Ade M. Fachrul AS Mardliyah, Riani Muhamamd Helmi Muhammad Adi Saputro Muhammad Adi Saputro Muhammad Syaifudien Bahry Mulyawati, Deftika Nining Nursalim Nirwani Soenardjo nita puspita sari Nita Puspita Sari Noer Chozin Hidayat Nur Taufiq Nur Taufiq SPJ Nur Taufiq-Spj Nurvita Agristiyani Perdana, Anantya Setya Petrus Subardjo Pratiwi Megah Sundari Pribadi, Rudi Radila Widya Shafiya Raja Aditia Sahala Siagian Retno Hartati Ria Azizah Ria Azizah Riani Mardliyah Rikha Widiaratih Rini Pramesti Rizkiyani, Hasna Moraina Rosadi, Amrullah Rudhi Pribadi Rudhi Pribadi Rudi Pribadi Safira Aisha Putri Shafiya, Radila Widya Sri Redjeki Sri Redjeki Sri Redjeki Sri Sedjati Subagiyo Subagiyo Sugiarto, Adelia Hilma Sunaryo Sunaryo Surya Fajar Suryono Suryono Syahrial V. Canavaro Syahrial Varrel Canavaro Tasha Iary Tiara Anggita Tiara Anggita Tiurma S Triatmojo, Aldhian Triono Agung Virda Maya Definta Wibowo Edi Widianingsih Widianingsih Widigdo Bagus Bagaskara Yunika Ayu Setya W Ayu Setya W. Yunika Ayu Setya W Ayu Setya W.