Juang Gema Kartika
Department Of Agronomy And Horticulture, Faculty Of Agriculture, IPB University Jl. Meranti, IPB Darmaga Campus, Bogor 16680, Indonesia

Published : 43 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Panen dan Pascapanen Kelor (Moringa oleifera Lam.) Organik di Kebun Organik Kelorina, Blora, Jawa Tengah Chandi Tri Akbar; Ketty Suketi; Juang Gema Kartika
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 3 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.792 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v7i3.30171

Abstract

Penelitian kelor di Blora ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbedaan teknik panen terhadap produksi daun dan mempelajari metode pascapanen dan pengolahan kelor yang tepat untuk menghasilkan kelor berkualitas. Pengawasan dan sosialisasi yang berkelanjutan terkait standar operasional prosedur penting dilakukan kepada petani mitra untuk menjamin kualitas bahan baku yang tetap. Kriteria daun kelor yang dapat dipanen yaitu tangkai daun sudah memiliki sudut tangkai daun antara 45o-90o, sudah muncul sedikit bakal daun di ketiak daunnya dan daun berwarna hijau tua. Panen kelor dengan teknik pangkas cabang lebih cocok digunakan untuk produksi pakan ternak. Kelor yang dipanen dengan teknik petik daun lebih cocok digunakan untuk tujuan produksi pangan. Pengeringan merupakan kunci terpenting dalam produksi kelor. Suhu ruang pengering dipertahankan 30-35 oC dengan kelembapan dibuat hingga 46% RH selama dua hari. Perlakuan pra pengeringan dan tanpa pra pengeringan tidak mempengaruhi persentase rendemen daun kelor.
Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) pada Budidaya Paprika Kerucut Mini (Capsicum annuum var. Tribeli) dalam Greenhouse di V.O.F M&W Van Paassen, Belanda Fina Oktavianti; Juang Gema Kartika
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 3 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.409 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v7i3.30172

Abstract

Greenhouse adalah bangunan budidaya tanaman yang digunakan untuk membudidayakan paprika kerucut mini di Belanda. Kegiatan budidaya pertanian yang dilakukan secara terus menerus dapat menyebabkan kerusakan lingkungan jika tidak menerapkan good agricultural practices (GAP). Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah memperoleh pengalaman manajerial pada budidaya tanaman hortikultura dalam greenhouse dan tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai penerapan GAP di V.O.F M&W Van Paassen berdasarkan standar kriteria yang diterbitkan oleh GLOBAL G.A.P. Kegiatan magang ini dilakukan di perusahaan V.O.F M&W Van Paassen mulai tanggal 30 April hingga 28 Juli 2018 di Belanda. Data yang didapat selama magang dianalisis secara deskriptif, kemudian dilakukan skoring. Kegiatan budidaya yang dilakukan oleh perusahaan V.O.F M&W Van Paassen termasuk dalam kategori good agricultural practices, hal ini dapat dilihat dari terpenuhinya kriteria mayor, minor dan rekomendasi yang ditetapkan oleh badan resmi sertifikasi GLOBAL G.A.P. Perusahaan harus memenuhi 100% dari total kriteria mayor dan minimal 95% dari kriteria minor yang ditetapkan untuk dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang telah menerapkan good agricultural practices. Kriteria rekomendasi dimaksudkan sebagai solusi untuk langkah yang dapat diambil perusahaan agar lebih baik dalam menerapkan GAP namun tidak mempengaruhi penilaian kriteria.
Aplikasi 1-Methylcyclopropene untuk Meningkatkan Vase life Bunga Potong Zingiber spectabile Griff. Silvana Juang Gema Kartika; Tiara Adyantari
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 2 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.678 KB) | DOI: 10.29244/jhi.5.2.128-136

Abstract

ABSTRACTThe freshness of  Zingiber  spectabile  Griff Silvana (bihip) as cut flowers must be maintained by the appropriate  post-harvest treatment. One of the post-harvest technologies that is commonly used is the use of chemical 1-Methylcyclopropene (1-MCP). This study was aimed to extend the vase life of bihip flowers using 1-MCP to gain optimum concentration of 1-MCP that can extend the vase life of bihip flowers, and to find the best application technique of 1-MCP  for longest vase life of bihip flowers. This study used a completely randomized design (CRD) factorial with two factors. The first factor was the concentration of 1-MCP that consists of five levels; 0 ppm (A0), 0.001 ppm (A1), 0.002 ppm (A2), 0.003 ppm (A3), and 0.004 ppm (A4). The second factor was  application technique of 1-MCP : sprayed (B1) and soaked (B2). The results showed that 1-MCP significantly extended the vase life of cut flowers bihip flowers up to 11.30 day compared to control which  was  only 9.55 day. Concentration 0.004 ppm of 1-MCP was able to extend optimum vase life of cut flowers bihip until 11.30  day.  Method  of  1-MCP  application  to efficiently  extend  bihip  flowers  until  11.10  day  was soaking in a solution of 1-MCP. The combination treatment of 1-MCP to extend the vase life of bihip flowers was 1-MCP treatment concentration of 0.004 ppm and soaking treatment. Treatment with 1-MCP at 0.004 ppm extended bihip flowers vase life.Key words: 1-Methylcyclopropene, bihip flowers, vase life, Zingiber spectabile Griff. Silvana ABSTRAKBunga  potong  Zingiber  spectabile  Griff.  Silvana  (bihip)  perlu dipertahankan kesegarannya dengan cara perlakuan pasca panen yang tepat. Salah satu teknologi pasca panen adalah penggunaan bahan  kimia  1-Methylcyclopropene (1-MCP).  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  memperpanjang  vase life  bunga bihip dengan menggunakan 1-MCP,  mendapatkan  konsentrasi  1-MCP optimum yang dapat  memperpanjang  vase  life  bunga  bihip,  dan  mencari cara aplikasi  yang  efisien  untuk memperpanjang  vase life  bunga bihip. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor yaitu konsentrasi 1-MCP dan metoda aplikasi 1-MCP. Konsentrasi 1-MCP terdiri dari lima  taraf: 0 ppm (A0),  0.001  ppm  (A1),  0.002  ppm  (A2), 0.003  ppm (A3), dan 0.004ppm  (A4).  Caraaplikasi  1-MCP  terdiri  atas  dua  taraf: disemprot  (B1)  dan  direndam  (B2).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1-MCP secara  nyata  dapat memperpanjang  vase life  bunga potong bihip hingga mencapai 11.30 hari dibandingkan dengan tanpa perlakuan 1-MCP yaitu hanya 9.55 hari. Konsentrasi 1-MCP yang optimum untuk memperpanjang vase life bunga potong bihip hingga 11.30  hari  yaitu  dengan  konsentrasi  0.004  ppm. Cara  aplikasi  1-MCP  yang  efisien  untuk memperpanjang bunga bihip hingga 11.10 hari yaitu dengan cara merendam bunga dalam larutan 1-MCP. Kombinasi perlakuan  1-MCP  yang  dapat  memperpanjang  vase  life  bunga  bihip yaitu perlakuan 1-MCP konsentrasi 0.004 ppm dengan cara aplikasi direndam.Kata kunci: 1-Methylcyclopropene, bihip, vase life, Zingiber spectabile Griff. Silvana
SELECTION AND CHARACTERIZATION OF SIDEROPHORE-PRODUCING RHIZOBACTERIA AND POTENTIAL ANTAGONISTIC ACTIVITY TOWARD Ralstonia solanacearum Abdjad Asih Nawangsih; Ida Parida; Suryo Wiyono; Juang Gema Kartika
BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Vol. 24 No. 2 (2017)
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1186.787 KB) | DOI: 10.11598/btb.2017.24.2.406

Abstract

Ralstonia solanacearum is an important disease of tomato.  An alternative method to control the disease is the application of biocontrol agents.  Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR) could be used as potential biocontrol agents.  PGPR with siderophores is among compounds having important role in disease suppression.  This experiment was conducted to select and characterize the siderophore-producing rhizobacteria from tomato and to determine their potential as antagonistic agents for R. solanacearum.  Candidates of the PGPR were isolated from tomato grown in West Java Province, Indonesia. The isolates were detected as siderophore-producing bacteria using CAS medium. Among 29 isolates producing siderophore and having negative result on hypersensitivity reaction, two isolates provided the widest diameter of inhibition zone toward R. solanacearum.  Both isolates were CP1C and CP2D with diameter of inhibition zone up to 3.6 and 7.0 mm, respectively.  Based on the sequence of 16S rDNA, isolate CP1C was identified as Brevundimonas sp., while isolate CP2D was identified as Enterobacter sp.  Both bacteria did not cause negative effect on the increasing plant height and dry weight of the plants, compared with control.
Substitusi Batang Lunak Pada Produksi Pelet Katuk Depolarisasi Untuk Perbaikan Produktifitas Domba Agik Suprayogi; Juang Gema Kartika; Edi Santosa; Arya Widura Ritonga
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 27 No. 4 (2022): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.27.4.497

Abstract

Depolarized katuk pellets (Sauropus androgynus) as a growth trigger in ruminants have been produced, but are constrained by the adequacy of leaf raw materials. This study aims to utilize the soft stems (BL) of the katuk plant as a substitute for leaf raw materials (D) as much as 15%, and its effect on the productvitas of rams growing. Katuk leaf pellets (100%) and pellets mixed between D (85%) and BL (15%) or DBL, were prepared through a depolarization process. The male rams (21) were divided into 7 groups, 3 heads each, with different pellet-giving treatments. The treatment was the control group, leaf pellets 5 g (D-5), 10 g (D-10), and 15 g (D-15), and also the DBL pellet group 5 g (DBL-5), 10 g (DBL-10), and 15 g (DBL-15) per head daily. Each sheep gets adequate treatment and feed for 3 months. TheDBL-15 and D-15 sheep group showed an improvement in the average percentage of growth in sheep body weight and carcass (p<0.05), which were 54% and 43%, respectively, as well as 74% and 43%, compared to the control group, which was only 46% and 40%. The application of DBL-15 pellets showed a greater percentage of fat deposits, which was 3.4% (p<0.05) than the administration of D-15 pellets, which was only 2.4% and the control group (2.1%). It was concluded that the 15% soft stem to the pellets is still very good as a substitute for the raw material of katuk leaves for the production of depolarized pellets. Keywords: carcass, depolarization, katuk, pellet, sheep
Efisiensi Penggunaan Pupuk Majemuk Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Baby Kailan (Brassica oleracea L.) dengan Hidroponik Sistem Sumbu I Gusti Ngurah Galang Aditya; Ni Made Armini Wiendi; Juang Gema Kartika
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 1 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46586

Abstract

Teknik hidroponik sistem sumbu sangat cocok dikembangkan dan diusahakan terutama di kota-kota besar. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh aplikasi jenis pupuk majemuk dan konsentrasi electrical conductivity (EC) terhadap pertumbuhan dan produksi baby kailan varietas Nova dengan hidroponik sistem sumbu. Percobaan ini dilaksanakan di greenhouse Kebun Percobaan Cikabayan dan Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor, pada bulan Agustus 2017 sampai Oktober 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dua faktor yang disusun secara faktorial. Faktor pertama yaitu jenis pupuk majemuk (AB Mix, Growmore, dan Gandasil D) dan faktor kedua yaitu konsentrasi EC (1.5 mS cm-1; 2.0 mS cm-1; dan 2.5 mS cm-1). Setiap perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 27 satuan percobaan. Kombinasi pupuk AB Mix dengan konsentrasi EC 1.5 mS cm-1 pada budidaya baby kailan dengan hidroponik sistem sumbu menghasilkan tinggi tanaman pada 3 MST, jumlah daun pada 3 MST, panjang tangkai daun pada 2 dan 3 MST, dan panjang daun pada 1 MST yang nyata lebih tinggi dibandingkan kombinasi lainnya. Pupuk AB Mix dan konsentrasi EC 1.5 mS cm-1 merupakan perlakuan terbaik untuk budidaya baby kailan dengan hidroponik sistem sumbu. Kata kunci: baby kailan, electrical conductivity, hidroponik sistem sumbu, pupuk majemuk
Pengaruh Pemangkasan Daun terhadap Produktivitas Tiga Varietas Kacang Tunggak (Vigna unguiculata L. Walp) Thresna Suci Riyandhini; Heni Purnamawati; Juang Gema Kartika
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 1 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46589

Abstract

Pemangkasan daun menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kacang tunggak. Penelitian ini bertujuan mengetahui waktu terbaik pemangkasan daun dalam memperoleh produktivitas paling optimal. Penelitian dilaksanakan di Desa Tangkil, Kecamatan Citeureup, Bogor, dari bulan April hingga Juli 2017. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan dua faktor yaitu varietas (petak utama) dan waktu pemangkasan (anak petak) yang disusun pada petak terbagi (split plot) dengan empat ulangan. Petak utama adalah tiga varietas tanaman kacang tunggak, yaitu KT-2, KT-6, dan KT-8. Anak petak adalah waktu pemangkasan daun, yaitu 4 MST (minggu setelah tanam), 6 MST, 8 MST, dan 10 MST. Hasil penelitian menunjukkan pemangkasan daun berpengaruh nyata terhadap peningkatan jumlah polong, bobot kering polong, dan bobot biji kacang tunggak. Komponen hasil paling optimal didapatkan pada tanaman dengan perlakuan pemangkasan tua, yaitu minggu ke 8 dan 10. Pemangkasan minggu ke 8 menunjukkan hasil paling optimal dalam peubah umur berbunga, jumlah tandan bunga, jumlah bunga, jumlah polong, bobot kering polong, dan bobot biji. Pemangkasan pada minggu ke 10 menunjukkan hasil paling optimal dalam peubah jumlah daun, bobot 100 biji, dan indeks panen. Varietas KT-8 menunjukkan hasil paling optimal pada peubah jumlah daun, jumlah tandan bunga, jumlah bunga, jumlah polong, bobot kering polong, bobot biji, dan indeks panen. Kata kunci: indeks panen, split plot, optimal, jumlah tandan bunga, bobot 100 biji
Manajemen Pemanenan Terong (Solanum melongena L.) di Rumah Kaca Kebun Steenbergen, Belanda Dwi Mei Setiawan; sofyan zaman; Juang Gema Kartika
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 2 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i2.46844

Abstract

Produktivitas terong di daerah subtropis terkhusus Belanda mencapai 400 ton ha-1 sedangkan produktivitas terong di dunia hanya mencapai angka 28 ton ha-1. Produktivitas tinggi pertanaman terong di Belanda didapatkan melalui budidaya terong di dalam rumah kaca. Kegiatan penelitian di Kebun Steenbergen, Belanda bertujuan mempelajari manajemen pemanenan terong di rumah kaca untuk mengurangi kehilangan hasil panen (losses). Kegiatan dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2018 di rumah kaca kebun Steenbergen, Belanda. Percobaan disusun menggunakan uji t-student dengan membandingkan terong yang di tanam pada rumah kaca dengan ketinggian yang berbeda. Manajemen pemanenan yang dilakukan oleh perusahaan meliputi perencanaan panen, proses panen, hingga pascapanen sangat baik. Perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar dengan persentase produksi terong kelas 1 yang mencapai 98.3% dengan menekan produksi panen terong kelas 2 (losses) yang tidak lebih dari 2%. Kata kunci: kehilangan panen, perencanaan panen, proses pemanenan
Aspek Hortikultura dan Usaha Tani Budidaya Tanaman Hias Asteraceae dan Violaceae di Cianjur, Jawa Barat Annisa Fadila; Juang Gema Kartika; Didy Sopandie
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 2 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i2.46845

Abstract

Produk tanaman hias dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu tanaman hias hamparan, tanaman hias gantung, dan tanaman hias pot. Marigold (Tagetes erecta L.), Pansy (Viola tricolor L.), dan Viola (Viola odorata L.) merupakan jenis tanaman hias hamparan. Tanaman hias hamparan umumnya merupakan tanaman semusim yang ditanam di hamparan tanah atau menggunakan polybag. Tanaman hias hamparan paling umum diperuntukkan sebagai tanaman lanskap atau tanaman dekorasi. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari aspek hortikultura dan kelayakan ekonomi usaha tanaman hias Asteraceae dan Violaceae. Penelitian dilaksanakan di Cianjur, Jawa Barat dari Januari hingga April 2020. Percobaan dilakukan secara pararel pada komoditas Marigold, Pansy dan Viola. Pada komoditas Marigold percobaan disusun menggunakan uji-t berpasangan terhadap varietas dalam spesies yang sama. Pada percobaan kedua percobaan disusun menggunakan uji-t berpasangan membandingkan spesies yang berbeda pada genus yang sama yaitu Pansy dan Viola. Pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah kuntum bunga dalam satu tanaman, diameter bunga dan analisis usaha tani. Kriteria panen hasil pengamatan menunjukkan hasil yang sesuai dengan kriteria perusahaan maupun literatur, kecuali untuk tinggi tanaman marigold kuning yang sedikit di bawah standar perusahaan. Nilai R/C rasio pada marigold, pansy, dan viola yaitu 1.65 dan 2.47. Hasil analisis usahatani pada seluruh komoditas memiliki nilai R/C rasio >1 yang menunjukkan bahwa usaha layak dijalankan dan bersifat menguntungkan. Kata kunci: kriteria panen, marigold, pansy, viola
Increasing Production of Chilli (Capsicum annuum L.) through Foliar Fertilizer Application Sugiyanta Sugiyanta; Juang Gema Kartika
Journal of Tropical Crop Science Vol. 5 No. 1 (2018): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.905 KB) | DOI: 10.29244/jtcs.5.1.18-24

Abstract

Chili is one of the most important spices in Indonesia; the demand for chili is increasing along with the growth of the population. Chilli is generally grown under intensive culture which includes addition of fertilizers to improve crop growth and increase crop productivity.  A study was conducted to examine seven different rates of an inorganic foliar fertilizer HF at 0.5, 0.75, 1, 1.25 and 1.5 of the recommended rate, with no foliar fertilizer and a standard foliar fertilizer GD as control. The results showed that spraying foliar fertilizer HF generally improved the growth and yield of chilli compared to without fertilizer. Plant height, number of branches and number of fruits per plant, weight per fruit, weight per 10 fruits, yield per plant, yield per plot, and yield per ha of chilli treated with inorganic fertilizers was significantly higher than the without foliar fertilizer. Foliar fertilizer HF at 0.5 of the recommendation rate, or 1 kg.ha-1 foliar fertilizer applied at 4, 6, 8, 10, and 12 week after planting in addition to the basic fertilizers of 400 kg.ha-1 of urea, 200 kg.ha-1 of SP-36, 250 kg.ha-1 of KCl applied to the soil, was effective to obtain the maximum chilli fruit yield.
Co-Authors , Krisantini Abdjad Asih Nawangsih Aditama, Ravi Agik Suprayogi Agus Purwito Anas D Susila Anas D. Susila Anas Dinurrohman Susila Ani Kurniawati Anita Maryam Annisa Fadila Antony Demas Aris Aprilianto Asih, Ni Putu Sri Bambang Suhartawan Benny Rahardian Prawoto Chandi Tri Akbar Daawia, Daawia Dani, Robi Rahmat Delyani, Rista Demas, Antony Dewi Sukma Didy Sopandie Dwi Mei Setiawan Edi Santosa Eneng Fakhrunnisa Fachrul Rohimin Iska Faisal Radjab Munawar Fakhrunnisa, Eneng Faqih Udin Fina Oktavianti Firmansyah, Eriyanto Fitria Andini Hakiki, Firdha Annisa Hardi Satria Tarigan Herdyanti, Tri I Gusti Ngurah Galang Aditya Ida Parida IKA DAMAYANTI Irsyad, Reza Fathianto Isa Salsabilla Isa Salsabilla Iska, Fachrul Rohimin Isnan, Muhammad Karyana, Shinta Wulandari Ketty Suketi Kyoung, Cheong Min Lamawati, Shelvy Luh Putu Ratna Sundari Maryam, Anita Maryati Sari Masruroh, Qibtiyatul Matra, Deden D. Maya Melati Megayani Sri Rahayu Meilya Ramadhiana Safitry Meilya Ramadhiana Safitry Muhammad Arifianto Muhammad Arifianto, Muhammad Muhammad Isnan Munawar, Faisal Radjab Ni Made Armini Wiendi Nindita, Anggi Nurgama, Prama Nurul Fadilah, Nurul Prama Nurgama Prasetyawati , Adinda Prawoto, Benny Rahardian Prima Rahanita Puspita, Gusti Reza Rahanita, Prima Rahmah, Yulia Rahmat Hadi Wibowo Rista Delyani Ritonga, Arya Widura Rosyad, Astyani Shandra Amarillis Shelvy Lamawati Siti Nabila Nur Safha Sofyan Zaman Sudarsono Sugiyanta Suryo Wiyono Tarigan, Hardi Satria Thresna Suci Riyandhini Tiara Adyantari Visasti , Khurul Wahyu Arif Sudarsono Wahyu Arif Sudarsono Wibowo, Rahmat Hadi Yudhi, Joshinjitsu Fatirizqina