Juang Gema Kartika
Department Of Agronomy And Horticulture, Faculty Of Agriculture, IPB University Jl. Meranti, IPB Darmaga Campus, Bogor 16680, Indonesia

Published : 43 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Produksi Tanaman Cabai Tumpangsari dengan Tanaman Famili Brassicaceae di Cianjur, Jawa Barat Visasti , Khurul; Kartika, Juang Gema; Sri Rahayu , Megayani
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 3 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i3.54026

Abstract

Tumpang sari merupakan salah satu program intensifikasi pertanian yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan. Tumpangsari dapat meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan pendapatan petani, dan membagi risiko. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi tentang produksi cabai tumpang sari dengan tanaman dari keluarga Brassicaceae. Penelitian dilakukan di lahan petani di Cianjur, Jawa Barat, dari Januari hingga April 2020. Tumpangsari merupakan praktik yang mudah dilakukan oleh petani dengan menggunakan cabai dan tanaman Brassicaceae. Penelitian dilaksanakan mulai dari persiapan lahan hingga pasca panen tanaman cabai, kubis dan sawi putih. Pengamatan meliputi waktu panen (MST), bobot hasil (kg), luas lahan (m²), dan analisis usaha tani. Data dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman cabai yang ditumpangsarikan dengan sawi putih memiliki bobot panen akhir yang lebih tinggi sebesar 16.458 ton ha-1 dibandingkan dengan cabai yang ditumpangsarikan dengan kubis yaitu sebesar 15.885 ton ha-1. Cabai yang ditumpangsarikan dengan sawi putih memiliki rasio R/C sebesar 3.20, sedangkan tanaman cabai yang ditumpangsarikan dengan kubis memiliki rasio R/C sebesar 3.21. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kelayakan usaha tani di antara keduanya menguntungkan dan layak karena rasio R/C keduanya >1. Kata kunci: analisis usaha tani, evaluasi, hasil panen, R/C ratio
Study of Morphology and Growth of Alocasia spp. from Papua, Indonesia Daawia, Daawia; Kartika, Juang Gema; krisantini, krisantini; Rahayu, Megayani Sri; Asih, Ni Putu Sri; Matra, Deden D.; Suhartawan, Bambang
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 32 No. 2 (2025): March 2025
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.32.2.367-373

Abstract

Alocasia is a genus of perennial, flowering plants from Araceae, native to tropical and subtropical Asia and eastern Australia. The corms of some Alocasia species are edible, but many Alocasia species are cultivated as ornamentals. Despite the rich biodiversity of Alocasia, there have been limited studies on the morphology and anatomy of these genera. Our study aimed to describe the morphology and growth patterns of two Alocasia species found in Papua, one of the remote regions in Indonesia, A. brancifolia and A. lauterbachiana. The existence of A. lauterbachiana in Papua has never been reported before. The two Alocasia species can be distinguished by their distinct leaf shapes and colors. Alocasia brancifolia has pinnatifid leaves, while A. lauterbachiana has serrated leaves. The leaf of A. brancifolia is thin and predominantly green with faint spots, while the petioles exhibit stripes of brown and green, whereas A. lauterbachiana leaves are thicker and have darker green and reddish color. Due to their attractive leaf shape and colors, both species have the potential to be developed as ornamental potted plants. In terms of growth, A. lauterbachiana exhibited faster growth than A. brancifolia. However, A. brancifolia demonstrated a 50% increase in multiplication over the 16-week study period, while A. lauterbachiana primarily grew taller and larger. This information could prove valuable for future studies to optimize the growth and cultivation techniques of the two Alocasia species for commercial purposes, particularly ornamental foliage plants.
Pengaruh Pengaplikasian Pupuk Magnesium Sulfat terhadap Pertumbuhan serta Hasil Panen Jagung Manis (Zea mays L. saccharata) Firmansyah, Eriyanto; Kartika, Juang Gema; Amarillis, Shandra
Buletin Agrohorti Vol. 13 No. 1 (2025): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v13i1.55029

Abstract

Jagung manis (Zea mays L. saccharata) merupakan salah satu komoditas pangan yang sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Pertumbuhan dan produksinya sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara, terutama magnesium (Mg) dan sulfur (S). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian pupuk magnesium sulfat yang optimal bagi pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Juni 2023 dan dilakukan dalam percobaan lapangan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 1 faktor perlakuan yaitu dosis pupuk MgSO4-. Penelitian dilakukan dengan 6 taraf perlakuan dengan 4 ulangan setiap taraf perlakuan. Perlakuan yang digunakan yaitu: kontrol (tanpa pupuk), pupuk standar (300 kg ha-1 Urea, 200 kg ha-1 SP-36, 200 kg ha-1 KCl), pupuk standar + 30 kg ha-1 MgSO4-, pupuk standar + 45 kg ha-1 MgSO4-, pupuk standar + 60 kg ha-1 MgSO4-, dan pupuk standar + 90 kg.ha-1 MgSO4-. Secara umum, dosis pupuk standar + MgSO4- cenderung meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen jagung manis. Perlakuan dosis pupuk standar + 45 MgSO4- memiliki tinggi tanaman, bobot daun, dan luas daun nilai berturut-turut sebesar 140.84 cm; 35.12 g; dan 4292.44 cm2 yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tidak mendapat pemupukan (kontrol). Perlakuan dosis pupuk standar + 45 MgSO4- cenderung mampu meningkatkan indeks luas daun, jumlah biji per tongkol dan bobot biji per tongkol dengan nilai beturut-turut sebesar 18.40; 320.15; dan 71.57 g. Kata kunci: anorganik, dosis pemupukan, hara makro sekunder, magnesium sulfat, produksi
Aplikasi Pupuk Mikro Boron dan Molibdenum pada Kualitas Buah Stroberi (Fragaria x ananassa Duch.) Aditama, Ravi; Santosa, Edi; Kartika, Juang Gema; Nindita, Anggi; Rosyad, Astyani
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 16 No. 2 (2025): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI)
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.16.2.108-116

Abstract

 Indonesian strawberry quality is generally still low leading to high strawberry imports. Research aimed to evaluate the effect of Boron (B) and Molybdenum (Mo) applications on the production and quality of strawberries. The research was conducted at a farmer’s field in Rancabali-Bandung, Indonesia, from July to August 2024. Formulated foliar fertilizer containing 500 ppm B and 5 ppm Mo was applied with different concentrations (0%, 0.5%, 0.6%, 0.8%). It was applied at different fruit stages (5 and 12 days after anthesis). Data were evaluated for the number of fruits, fruit size and weight, and fruit quality. Results showed that application time at different fruit ages had no significant effect on all variables. Fertilizer concentration did not affect fruit production, but it affected fruit firmness, TTA, and TSS levels. The concentration of 0.8% resulted in the highest level of firmness, the lowest TAA level (0.32%), and the highest TSS (12.40 oBrix). Thus, the B and Mo applications enhanced some indicators of fruit quality in strawberries. It is important to evaluate the effect of B and Mo applications at the farmer’s level to enhance strawberry quality.  Keywords: Acidity, Brix, foliar fertilizer, production, vitamin C
Analysis of the Morphology and Secondary Metabolite Content of Several Katuk (Sauropus androgynus) Accessions Hakiki, Firdha Annisa; Masruroh, Qibtiyatul; Kartika, Juang Gema; Susila, Anas Dinurrohman; Kyoung, Cheong Min; Rahmah, Yulia
Journal of Tropical Crop Science Vol. 12 No. 03 (2025): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jtcs.12.03.639-646

Abstract

Katuk (Sauropus androgynus) is a species valued for its nutritional and medicinal properties, as well as its potential applications in food, herbal medicine, livestock feed, and cosmetics. This study aimed to evaluate the morphological diversity and secondary metabolite profiles of four katuk accessions. Two analyses were conducted: (1) morphological characterization using cluster analysis and (2) qualitative and quantitative assessment of secondary metabolites. Cluster analysis revealed that all accessions showed high similarity with the “Paris”, an accession widely grown in West Java, Indonesia (similarity coefficient = 1.00), and moderate similarity with accessions “K1”, “K2”, “K4”, “Bastar”, and “Zanzibar” (distance coefficient = 0.68). Metabolite profiling indicated variations in compound abundance among accessions. “Ciaruteun Ilir 1” exhibited the highest vitamin E content; “Ciaruteun Ilir 2” had the highest fatty acid and phenolic content; “Pager Jangkung 1” accumulated the most flavonoids, while “Pager Jangkung 2” contained the most terpenoids and carboxylic acids. The leaves of katuk accessions in this study contains 14-17% squalene; this is an important finding for the pharmaceutical and health industries.
Pengaruh Cekaman Air dan Interval Pemupukan Daun terhadap Pertumbuhan Tanaman Katuk (Sauropus androgynous (L.) Merr.): Effect of Water Stress and Leaf Fertilization Interval on the Growth of Katuk (Sauropus androgynous (L.) Merr.) Aris Aprilianto; Kartika, Juang Gema; Anas Dinurrohman Susila
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.14.3.133-140

Abstract

Katuk merupakan sayuran indigenous tahunan yang banyak ditanam di berbagai agroekologi. Tanaman yang mengalami cekaman air memerlukan tambahan unsur hara dalam proses pertumbuhan, yaitu dengan cara pemupukan. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh cekaman air dan interval pemupukan daun terhadap pertumbuhan tanaman katuk. Penelitian dilakukan pada Agustus hingga November tahun 2021 di rumah kaca Kebun Percobaan Leuwikopo, IPB Dramaga, Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan split-plot dalam rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) yang terdiri atas dua faktor yaitu interval pemupukan daun sebagai petak utama dan cekaman air sebagai anak petak. Interval pemupukan daun terdiri dari tiga taraf, yaitu P0 (tanpa pemupukan), P1 (2 minggu sekali), dan P2 (4 minggu sekali). Faktor cekaman air terdiri dari empat taraf, yaitu C1 (40% kapasitas lapang (KL)), C2 (60% KL), C3 (80% KL), dan C4 (100% KL). Penelitian dilakukan dengan tiga ulangan dengan 12 kombinasi perlakuan, sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Hasil menunjukkan bahwa cekaman air tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman katuk hingga umur 6 Minggu Setelah Transplan (MST). Pertumbuhan tanaman yang mendapatkan pengurangan pemberian air hingga 40% kapasistas lapang masih setara dengan tanaman dengan pemberian air kapasitas lapang (100%). Interval pemupukan daun 2 dan 4 minggu sekali meningkatkan jumlah cabang, jumlah daun, dan bobot panen daun katuk. Interaksi antara cekaman air dan pemupukan daun tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman katuk. Kata kunci: bobot panen, interval pemupukan, sayuran indigenous, stres air
Pengaruh Naungan dan Dosis Pemupukan pada Pertumbuhan dan Hasil Katuk (Sauropus androgynus L.) Fitria Andini; Kartika, Juang Gema; Ketty Suketi
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 13 No. 2 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.13.2.97-108

Abstract

Katuk (Sauropus androgynus L.) adalah salah satu jenis sayuran indigenous di Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sayuran alternatif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.Pengembangan tanaman katuk selama ini biasanya dilakukan pada intensitas naungan dengan dosis dan jenis pupuk yang beraneka ragam.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas naungan dan dosis pupuk yang sesuai guna meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi katuk. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor split plot dengan petak utama adalah naungan dan anak petak adalah dosis pemupukan. Intensitas naungan terdiri dari 4 taraf, yaitu N0 (tanpa naungan), N1 (naungan 55%), N2 (naungan 65%), dan N3 (naungan 75%). Dosis pemupukan juga terdiri dari 4 taraf pupuk NPK 15-15-15, yaitu P1 (50 kg NPK ha-1), P2 (100 kg NPK ha-1), P3 (150 kg NPK ha-1), dan P4 (200 kg NPK ha-1). Penelitian dilakukan dengan 3 ulangan sehingga diperoleh 16 kombinasi, dengan 48 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara naungan dan dosis pemupukan. Perlakuan tunggal dosis pemupukan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap seluruh parameter pengamatan. Perlakuan naungan pada tanaman katuk untuk tujuan produksi sayuran daun komersial sebaiknya dilakukan dengan aplikasi naungan 65%. Kata kunci: bobot bagian yang dapat dipasarkan, intensitas cahaya, produktivitas, sayuran daun
Keragaan dan Produksi Empat Aksesi Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) dari Sentra Produksi Sayuran Daun, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor: Performance and Production of Four Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) Accession from Leafy Vegetable Center, Cibungbulang District, Bogor Regency Kartika, Juang Gema; Siti Nabila Nur Safha; Ani Kurniawati
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.13.3.148-155

Abstract

Sauropus androgynus (L.) Merr atau katuk merupakan salah satu sayuran indigenous yang terkenal memiliki banyak manfaat, salah satunya pelancar ASI. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keragaan dan tanggap produksi daun katuk berdasarkan aksesi yang berbeda yang berasal dari sentra produksi sayuran daun, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Percobaan dilaksanakan bulan Juli- September 2020 di Kebun Percobaan Leuwikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor perlakuan yaitu aksesi dengan 3 ulangan. Terdapat empat aksesi yang memiliki keragaan morfologi berbeda pada sentra produksi, dan diberi kode aksesi 1, 2, 3 dan 4. Hasil percobaan menunjukkan aksesi 2 dan aksesi 3 memberikan hasil terbaik pada peubah pertumbuhan dan produksi tanaman. Hasil analisis gerombol membagi 4 aksesi menjadi 3 kelompok pada jarak cophentic 0.4. Kelompok pertama yaitu aksesi 1, kelompok kedua yaitu aksesi 2, dan kelompok ketiga yaitu aksesi 3 dan aksesi 4. Kata kunci: analisis gerombol, analisis komponen utama, dendogram, sayuran indigenous, setek
Effects of Gibberellic Acid (GA3) Application on The Plant Growth and Seed Production of Pinto Peanut (Arachis pintoi Krap & Greg) Dani, Robi Rahmat; Kartika, Juang Gema; Sari, Maryati
Journal of Tropical Crop Science Vol. 10 No. 01 (2023): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jtcs.10.1.27-37

Abstract

Pinto peanut (Arachis pintoi Krap & Greg.) is a legume that is usually used as a cover crop, bio mulch in fruit and vegetable plantations, ornamental plants, and animal feed. Pinto peanut has many benefits; through the symbiosis with rhizobacteria they can fix nitrogen, as ground cover can reduce the risk of landslides, inhibit weed growths, and is a source of nectar for bees. Arahcnis pintoi can be propagated vegetatively or generatively, but generative propagation is hard to conduct in the tropics because it takes a long time for the plants to produce seeds. Our study was conducted to determine the effect of GA3 application on seed production of A. pintoi. The experiment was arranged in a single factor randomized complete block design with GA3 concentration of 0, 75, 150, 225, and 300 ppm. An orthogonal polynomial test was conducted to determine the effective concentrations for GA3 on seed formation and seed viability. Harvested seeds were stored for 1 month, then sown on sand medium; the seeds were soaked in 1% KNO3 solution to break seed dormancy prior. Our study showed that the GA3 effective concentration range from 130.69 ppm to 137.16 ppm, indicated by the increase the number of flowers at 105, 120, 135, and 150 DAT up to 28.59% compared to control. GA3 at 126.80 ppm can also increase the number of harvested pods by 18.16%. The effect of GA3 on vegetative growth was shown by the increase in the growth of new individual plants concentration, i.e. 53.25 new individual plant with GA3 application of 141.88 ppm.
Produksi Tanaman Anyelir (Dianthus chinensis L.) sebagai Tanaman Hias Pot dan Hamparan di Cianjur, Jawa Barat Prasetyawati , Adinda; Kartika, Juang Gema; Purwito, Agus
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 1 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i1.48533

Abstract

Pembibitan tanaman hias biasanya menghasilkan banyak varietas anyelir. Keragaman morfologi antar varietas (dalam satu spesies) memberikan keleluasaan bagi konsumen dalam memilih produk yang akan dibeli. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai produksi, kriteria panen komoditas anyelir serta mengevaluasi kelayakan usaha tani dari komoditas tersebut. Penelitian dilakukan di Cianjur, Jawa Barat, Indonesia, pada bulan Januari hingga April 2020. Terdapat 2 percobaan, yaitu (1) mengamati perbedaan 2 varietas anyelir yang diproduksi sebagai tanaman hias pot; varietas anyelir yang diamati memiliki kode DNT 417 dan DNT 917; dan (2) mengamati perbedaan 2 varietas anyelir yang diproduksi dalam polibag untuk digunakan sebagai tanaman hamparan, varietas anyelir yang diamati memiliki kode DNT 103 dan DNT 123. Secara umum keempat varietas yang diamati (untuk anyelir pot dan polibag) yang diproduksi dengan menggunakan prosedur standar perusahaan dapat memenuhi standar mutu yang ditetapkan perusahaan. Nilai R/C ratio pada tanaman anyelir pot dan anyelir polibag yaitu 3.47 dan 2.53. Nilai R/C ratio pada komoditas anyelir pot dan anyelir polibag menunjukkan hasil >1 yang berarti usahatani layak dijalankan dan bersifat menguntungkan. Kata kunci: analisis usaha tani, Caryophyllaceae, kriteria panen, R/C ratio
Co-Authors , Krisantini Abdjad Asih Nawangsih Aditama, Ravi Agik Suprayogi Agus Purwito Anas D Susila Anas D. Susila Anas Dinurrohman Susila Ani Kurniawati Anita Maryam Annisa Fadila Antony Demas Aris Aprilianto Asih, Ni Putu Sri Bambang Suhartawan Benny Rahardian Prawoto Chandi Tri Akbar Daawia, Daawia Dani, Robi Rahmat Delyani, Rista Demas, Antony Dewi Sukma Didy Sopandie Dwi Mei Setiawan Edi Santosa Eneng Fakhrunnisa Fachrul Rohimin Iska Faisal Radjab Munawar Fakhrunnisa, Eneng Faqih Udin Fina Oktavianti Firmansyah, Eriyanto Fitria Andini Hakiki, Firdha Annisa Hardi Satria Tarigan Herdyanti, Tri I Gusti Ngurah Galang Aditya Ida Parida IKA DAMAYANTI Irsyad, Reza Fathianto Isa Salsabilla Isa Salsabilla Iska, Fachrul Rohimin Isnan, Muhammad Karyana, Shinta Wulandari Ketty Suketi Kyoung, Cheong Min Lamawati, Shelvy Luh Putu Ratna Sundari Maryam, Anita Maryati Sari Masruroh, Qibtiyatul Matra, Deden D. Maya Melati Megayani Sri Rahayu Meilya Ramadhiana Safitry Meilya Ramadhiana Safitry Muhammad Arifianto Muhammad Arifianto, Muhammad Muhammad Isnan Munawar, Faisal Radjab Ni Made Armini Wiendi Nindita, Anggi Nurgama, Prama Nurul Fadilah, Nurul Prama Nurgama Prasetyawati , Adinda Prawoto, Benny Rahardian Prima Rahanita Puspita, Gusti Reza Rahanita, Prima Rahmah, Yulia Rahmat Hadi Wibowo Rista Delyani Ritonga, Arya Widura Rosyad, Astyani Shandra Amarillis Shelvy Lamawati Siti Nabila Nur Safha Sofyan Zaman Sudarsono Sugiyanta Suryo Wiyono Tarigan, Hardi Satria Thresna Suci Riyandhini Tiara Adyantari Visasti , Khurul Wahyu Arif Sudarsono Wahyu Arif Sudarsono Wibowo, Rahmat Hadi Yudhi, Joshinjitsu Fatirizqina