Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Berkala Penelitian Agronomi

KAJIAN TEKNIK BIO-INVIGORASI BENIH DAN LEISA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN PADI GOGO LOKAL PADA SKALA RUMAH KASA Wangadi, Sri; Kade Sutariati, Gusti Ayu; Khaeruni, Andi
Berkala Penelitian Agronomi Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.802 KB) | DOI: 10.33772/bpa.v6i2.7061

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas bio-invigorasi benih dan LEISA terhadap peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo lokal. Penelitian di laksanakan di Laboratorium Agroteknologi dan di Rumah Kasa Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo mulai Bulan Juli 2015 sampai Bulan Februari 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial yang terdiri dua faktor. Faktor pertama yaitu bio-invigorasi  yang terdiri dari kontrol (tanpa aplikasi bio-invigorasi), serbuk bata merah + Bacillus sp. CKD061 dan serbuk arang sekam + Bacillus sp. CKD061. Sementara faktor kedua adalah LEISA yang terdiri dari kontrol (tanpa aplikasi pupuk organik plus dan anorganik), pupuk organik plus dosis  full, pupuk anorganik dosis full, pupuk organik plus dosis full + pupuk anorganik dosis full, pupuk organik plus dosis full + ½ dosis pupuk anorganik serta pupuk organik plus dosis full + ¼ dosis pupuk anorganik. Perlakuan yang diuji sebanyak 18 kombinasi percobaan dan setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat  54 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdapat 5 polibeg sehingga keseluruhan terdapat 270 polibeg. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan metode analisis ragam  dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan jika perlakuan berpengaruh nyata pada α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan bio-invigorasi  benih dan LEISA menggunakan serbuk bata merah atau arang sekam yang dikombinasikan dengan pupuk organik plus dosis 2 ton ha-1 +  pupuk anorganik dengan dosis 200 kg ha-1 Urea, 150 kg ha-1 SP36 dan 100 kg ha-1KCL memberikan peningkatan tinggi tanaman umur  6 dan 12 MST, jumlah daun 8-14 MST, luas daun 6-12 MST dan jumlah anakan 6 dan 10 MST, yang lebih baik namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya kecuali dengan kontrol, sementara itu, untuk pengaruhnya secara mandiri,  bio-invigorasi  benih serbuk bata merah + Bacillus sp. CKD061 atau serbuk arang sekam + Bacillus sp. CKD061 memberikan hasil  yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol, dan untuk LEISA, (semua perlakuan yang diuji kecuali kontrol) memberikan efek yang sama dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi gogo. Kata Kunci: Rizobakteri, Bio-Invigorasi benih, LEISA, Padi gogo
PERAN CENDAWAN ENDOFIT DAN PUPUK ANORGANIK DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KETAHANAN PADI GOGO TERHADAP PENYAKIT BLAS (Pyricularia oryzae) Sainul, Ahmad; Taufik, Muhammad; HS, Gusnawaty; Khaeruni, Andi; Hasid, Rachmawati; Santiaji Bande, La Ode; Botek, Muhammad
Berkala Penelitian Agronomi Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.622 KB) | DOI: 10.33772/bpa.v7i1.6970

Abstract

Penelitian  bertujuan mengevaluasi pengaruh cendawan endofit dan dosis pupuk  anorganik dalam meningkatkan produksi dan ketahanan padi gogo terhadap penyakit blas (P. oryzae). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam pola faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor pertama adalah pemupukan yang terdiri dari: tanpa pupuk anorganik (P0), pemupukan dengan pupuk anorganik 25% dari rekomendasi (P1), pemupukan dengan pupuk anorganik 50% dari rekomendasi (P2), pemupukan dengan pupuk anorganik 75% dari rekomendasi (P3), pemupukan dengan pupuk anorganik 100% sesuai rekomendasi (P4) dan faktor kedua adalah penggunaan cendawan endofit yang terdiri dari: tanpa aplikasi cendawan endofit (C0), aplikasi T. asperellium (C1) dan aplikasi  Paecilomyces sp. (C2). Data  hasil pengamatan dianalisis menggunakan metode sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi pemupukan dengan pupuk anorganik dan cendawan endofit pada variabel tinggi tanaman, jumlah anakan, waktu muncul malai, bobot 1000 bulir, hasil gabah kering dan keparahan penyakit. Kombinasi perlakuan pupuk anorganik 75% sesuai rekomendasi dengan cendawan endofit Trichoderma sp. (P3C1) dan Perlakuan pupuk anorganik 75% denganPaecilomyces sp. (P3C2) memberikan respon terbaik dalam meningkatkan produksi dan ketahanan padi gogo terhadap penyakit blas.
Efektivitas Kombinasi Pupuk Hayati Biofresh Plus Dengan Dosis Pupuk Anorganik NPK Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Vegetatif Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L. Merrill) Di Lahan Ultisol Anwar, Anwar; Khaeruni, Andi; Wijayanto, Teguh
Berkala Penelitian Agronomi Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.391 KB) | DOI: 10.33772/bpa.v7i1.7506

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas kombinasi pupuk hayati Biofresh plus dengan dosis pupuk anorganik NPK yang berbeda dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif beberapa varietas kedelai di lahan Ultisol. Dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman Unit Fitopatolgi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo dan di Desa Lamomea Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan dari bulan Juli sampai bulan November 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Petak utama adalah beberapa varietas kedelai terdiri dari 4 jenis yaitu varietas Argomulyo (V1), varietas Anjasmoro (V2), varietas Dering-1 (V3) dan varietas Dena-1 (V4). Anak petak adalah paket bioteknologi berbasis mikroba lokal yang terdiri 4 taraf  yaitu penggunaan pupuk hayati Biofresh plus (B1), pupuk hayati Biofresh plus dengan pupuk anorganik 25% dosis rekomendasi (B2), pupuk hayati Biofresh plus dengan pupuk anorganik 50% dosis rekomendasi (B3) dan tehnik budidaya konvensional (pupuk anorganik 100%) sebagai kontrol (B4). Sehingga terdapat 16 kombinasi perlakuan, setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 48 unit percobaan. Data hasil pengamatan di uji menggunakan  metode sisik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun. Hasil penelitian menujukkan bahwa pengaplikasian pupuk hayati Biofresh plus dengan dosis pupuk anorganik NPK yang berbeda pada beberapa varietas kedelai memberikan pengaruh interaksi terhadap jumlah daun pada 6 dan 8 MST. Pengaplikasian mandiri beberapa varietas atau kombinasi pupuk hayati Biofresh plus dengan dosis pupuk NPK yang berbeda memberikan pengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun pada 2 dan 4 MST. Varietas Argomulyo yang diaplikasikan pupuk hayati Biofresh plus dengan dosis pupuk anorganik NPK 50% rekomendasi memiliki respon pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian dosis pupuk anorganik NPK 100% (kontrol).Kata kunci: Pupuk hayati Biofresh, Varietas kedelai, pupuk anorganik NPK
Insidensi Penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) dan Kepadatan Populasi Serangga Vektor Diaphorina citri pada Tanaman Jeruk di Pulau Siompu Kabupaten Buton Selatan Ratu, Serli; Taufik, Muhammad; Khaeruni, Andi
Berkala Penelitian Agronomi Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v8i1.13854

Abstract

Jeruk keprok siompu merupakan salah satu tanaman unggulan Sulawesi Tenggara. Produktivitas jeruk keproksiompu semakin menurun karena adanya gangguan penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) yang disebabkanLiberobacter asiaticum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat insidensi penyakit CVPD dan populasiserangga vektor Diaphorina citri di Pulau Siompu Kabupaten Buton Selatan Propinsi Sulawesi Tenggara. Pengamatandilakukan di empat desa lokasi pertanaman jeruk keprok Siompu, yaitu Desa Kaimbulawa, Waindawula, Batu Awu danTongali. Variabel yang diamati adalah kondisi pertanaman jeruk, gejala penyakit CVPD, insidensi penyakit CVPD danpopulasi serangga vektor D. citri. Data yang diperoleh dianalisis dengan tabulasi sederhana. Rata-rata kejadianpenyakit CVPD di Desa Kaimbulawa sebesar 74,45%, di Desa Waindawula sebesar 56,52%, di Desa Batu Awu sebesar4,45% dan di Desa Tongali sebesar 6,65%. Serangga vektor D. citri ditemukan di dua lokasi pengamatan yakni di DesaKaembulawa dengan rata-rata populasi 4,11 ekor/pohon dan di Desa Waindawula dengan rata-rata populasi 1,06ekor/pohon.Kata kunci :CVPD, Diaphorina citri, Liberobacter asiaticum, Jeruk Keprok Siompu
Evaluasi Perkembangan Penyakit Hawar Daun (Helminthosporium maydis) sebagai Penyakit Utama Tanaman Jagung Hibrida pada Tiga Sistim Pemupukan yang Berbeda Basoka, Sri Wahyuni; Khaeruni, Andi; Taufik, Muhammad
Berkala Penelitian Agronomi Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v9i1.19259

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan penyakit hawar daun (Helminthosporium maydis) sebagai penyakit utama tanaman jagung hibrida pada tiga sistim pemupukan yang berbeda. Rancangan lingkungan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan sistem pemupukan yang berbeda. Variabel yang diamati adalah keparahan penyakit (KP), Luas Daerah di Bawah Kurva Perkembangan Penyakit (LDBKPP) dan laju tumbuh relatif (LTR). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan metode analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan jika perlakuan berpengaruh nyata pada α 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan Sistem pemupukan yang berbeda berpengaruh terhadap perkembangan penyakit hawar daun (Helminthosporium maydis) dan pertumbuhan tanaman jagung hibrida di lapangan. Sistem pemupukan yang mengkombinasikan 75% pupuk organik plus agens hayati Biofresh dengan 25% pupuk anorganik NPK dari dosis anjuran memberi respon terbaik terhadap ketahananan terhadap penyakit hawar daun dan pertumbuhan tanaman jagung hibrida di lapangan.Kata kunci: bahan organik, pupuk biofresh, pupuk kimia, penyakit hawar daun.
Virulensi Isolat Phytophthora Palmivora Dalam Menimbulkan Penyakit Busuk Akar Pada Pembibitan Kakao Rahmahwati, Rizka; Khaeruni, Andi; Bande, La Ode Santiaji
Berkala Penelitian Agronomi Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v9i2.19063

Abstract

Phytophthora  palmivora adalah salah satu patogen tular tanah yang dapat menyebabkan penyakit busuk akar, busuk buah, busuk tajuk dan hawar daun pada tanaman kakao. Penanganan patogen ini di lapangan relatif sulit karena adanya dugaan patogen ini mengalami perubahan virulensi dari waktu ke waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat virulensi isolat P. palmivora  dari  dua sentra produksi kakao di Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan dua isolat P. palmivora  yaitu isolat PPKT-Koltim dan isolat PPKS-Konsel ditambah kontrol. Inokulum diperbanyak pada buah kakao sehat lalu dicampurkan pada media tanam Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian inokulum P. palmivora pada media tanam berpengaruh nyata terhadap daya tumbuh dan perkembangan penyakit busuk akar pada tanaman kakao di persemaian. Isolat PPKT-Koltim memiliki tingkat virulensi yang lebih tinggi dari isolat PPKS-Konsel dengan masa inkubasi, kejadian penyakit, dan nilai AUDPC masing-masing 20.06 HIS, 92%, dan 609%/minggu.
Uji Daya Hambat Fungisida Nabati terhadap Colletotrichum sp. dan Sclerotium sp. Secara In-Vitro Afrianti, Neli; Taufik, Muhammad; Gusnawaty HS, Gusnawaty HS; Khaeruni, Andi; Asniah, Asniah
Berkala Penelitian Agronomi Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v9i2.21300

Abstract

Buah tomat memiliki kandungan vitamin C, ß-carotene, lycopene yang penting bagi kesehatan. Selain itu nilai ekonomi tomat juga cukup tinggi sehingga menarik banyak petani untuk membudidayakannya. Saat ini petani tomat menghadapi kendala yaitu serangan penyakit bercak daun yang dapat disebabkan oleh beberapa patogen seperti Alternaria sp., Colletotrichum sp., Sclerotium sp., dan Pestaliopsis sp.Kompleks patogen tersebut menyulitkan petani tomat untuk mengendalikannya. Alternatif yang ditawarkan adalah penggunaan pestisida nabati berbahan minyak cengkeh dan ekstrak kulit jambu mete-phymar. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi kemampuan fungisida nabati untuk mengendalikan patogen penyebab bercak daun tomat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh perlakuan yaitu kontrol (N0), pestisida sintetik 2 mL (N1) phymar 10 mL (N2), phymar 20 mL (N3), phymar 30 mL (N4), minyak cengkeh 2,5 mL (N5), minyak cengkeh 5 mL (N6) dan minyak cengkeh 7 mL (N7), setiap perlakuan diulang empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan fungisida nabati phymar dan minyak cengkeh mampu menghambat pertumbuhan cendawan patogen Colletotrichum sp dan Sclerotium sp. Fungisida nabati minyak cengkeh dengan konsentrasi 2,5 ml/L media agar sudah efektif menghambat perkembangan Colletotrichum sp dan Sclerotium sp. secara in-vitro dengan daya hambat masing-masing sebesar 100%.Kata kunci : bercak daun, Colletotrichum., fungisida, Sclerotiu