Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

MENGGUGAT FENOMENA EKSPLOITASI IKAN HIU DENGAN PENDEKATAN LITERASI KRITIS DI SEKOLAH DASAR Rengganis, Ira; Ibrahim, Teguh; Darmayanti, Mela; Juwita, Winda Marlina
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 11, No 1: Januari 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v11i1.14179

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to provide an understanding of how critical literacy-based learning practices can be implemented in elementary schools by raising the issue of exploitation of nature. The practice of critical literacy-based learning in this study uses an educational model with problems whose philosophical basis derives from the critical pedagogic of Paulo Freire. The concept of education seeks to deal with humans on problematic phenomena that disturb the balance of life to be addressed critically. The phenomenon that will be sued is "massive exploitation of shark fins by humans". The research method used is qualitative with an auto-ethnographic narrative approach which aims to chronologically describe the experiences of researchers when implementing critical literacy-based learning in elementary schools. The results showed that critical literacy learning using education with problems can be implemented through three stages, namely 1) pre-reading (problematization), 2) reading stage (critical discourse discussions), and 3) post-reading stage (social action) transformative). The implication of critical literacy based learning is the rise of critical awareness of students characterized by several indicators, namely: 1) students are able to name and decipher the core of the problem of exploitation of nature and its causal relationship with greedy and vile human nature; 2) students are able to create illustrated images that represent ideal situations that should occur; 3) students are able to write critical arguments that represent suggestions, criticisms, and hopes for fishermen to be able to maintain marine ecosystems by not exploiting sharks. This research has the significance of enriching pedagogical literacy science, especially critical literacy-based learning in elementary schools.Keywords: Critical Pedagogic, Critical Literacy, Nature Exploitation, Illustration Figure. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan pemahaman tentang bagaimana praktik pembelajaran berbasis literasi kritis dapat diimplemantisakan di sekolah dasar dengan mengangkat isu eksploitasi alam. Praktik pembelajaran berbasis literasi kritis pada penelitian ini menggunakan model pendidikan hadap masalah yang dasar filosofisnya berasal dari pedagogik kritis Paulo Freire. Konsep pendidikan ini mengupayakan penghadapan manusia pada fenomena problematik yang menganggu keseimbangan kehidupan untuk disikapi secara kritis. Fenomena yang akan digugat adalah “eksploitasi sirip ikan hiu secara masif oleh manusia”. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan naratif type auto-etnografi yang bertujuan untuk menceritakan secara kronologis pengalaman peneliti ketika mengimplementasikan pembelajaran berbasis literasi kritis di sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran literasi kritis dengan menggunakan pendidikan hadap masalah dapat diimplementasikan melalui tiga tahap yaitu 1) tahap pra-baca (problematisasi), 2) tahap membaca (diskusi-analisis wacana kritis), dan 3) tahap pasca-baca (tindakan sosial transformatif). Implikasi dari pembelajaran berbasis literasi kritis adalah bangkitnya kesadaran kritis siswa yang ditandai oleh beberapa indikator yaitu : 1) siswa mampu menamai dan mengurai inti dari problematika eksploitasi alam dan hubungan kausalitasnya dengan sifat manusia yang serakah dan keji ; 2) siswa mampu mengkreasikan gambar ilustrasi yang merepresentasikan situasi ideal yang seharusnya terjadi; 3) siswa mampu menulis karangan argumentasi kritis yang merepresentasikan saran, kritik, dan harapan pada para nelayan agar mampu menjaga ekosistem laut dengan tidak melakukan eksploitasi ikan hiu. Penelitian ini memiliki signifikansi memperkaya keilmuan pedagogik mulitiliterasi khususnya pembelajaran berbasis literasi kritis di sekolah dasar. Kata Kunci : Pedagogik Kritis, Literasi Kritis, Eksploitasi Alam, Gambar Ilustrasi.
FENOMENA LABELLING DAN SELF-CONCEPT SISWA SEKOLAH DASAR Nugrahaeni, Sri Devi Eka; Permana, Sidik; Hilmia, Rahma Sayyida; Darmayanti, Mela
EDUTECH Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v18i3.17546

Abstract

Moral crisis among the students in the elementary school has been a concerned phenomenon of education nowadays. One of the moral crisis which has been happening a lots around the educational environment is bullying. Verbal bullying called then as “labelling” is the continuously growing trouble around the elementary environment. Labelling is “imaging” toward someone. The educators’ role is quite important as key person in preventing and solving this labelling case happened among students. This research raised the phenomenon of labelling reviewed by descriptive qualitative method and used three instruments; interviewing students, teachers, and observation at the field. This phenomenon of labelling is a treat and challenge for students’ future. Because in the fact, labelling would disturb the students’ self-concept forming process, that how they concept themselves for their own future. The result of this research could be beneficial as the image of reality for the educators to concern the problem in social interaction among students in the school.Krisis moral para siswa sekolah dasar menjadi fenomena pendidikan hari ini yang memperihatinkan. Salah satu dari krisis moral yang masih marak terjadi di lingkungan pendidikan adalah gejala “bullying”. Bullying verbal yang kemudian disebut juga dengan istilah “labeling” adalah masalah yang terus menerus berkembang di lingkungan anak sekolah dasar. Labeling merupakan pemberian julukan terhadap seseorang. Peran para pendidik sangat penting sebagai key person dalam upaya pencegahan dan penyelesaian kasus labelling yang terjadi pada para peserta didik. Penelitian ini mengangkat fenomena labeling yang akan diulas dengan metode kualitatif deskriptif dan menggunakan tiga instrumen, yaitu wawancara dengan beberapa siswa, guru, dan observasi lapangan. Fenomena labeling ini merupakan ancaman, rintangan, serta tantangan bagi masa depan para siswa. Karena faktanya, labeling akan mengganggu proses pembentukan self-concept siswa, yaitu bagaimana ia mengkonseptualisasi dirinya untuk masa depan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran realitas lapangan bagi para pendidik untuk lebih memperhatikan masalah interaksi sosial peserta didik di sekolah.
ANALISIS BUKU SISWA KELAS SATU DITINJAU DARI MATERI PEMBELAJARAN DAN PENGALAMAN PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Sendi Fauzi Giwangsa; Tatang Syaripudin; Mela Darmayanti; Mubarok Somantri
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 8 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.326 KB) | DOI: 10.31949/jcp.v8i1.1914

Abstract

Pada kurikulum 2013 materi IPS di kelas rendah di integrasikan dalam Kompentensi Dasar (KD) bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis buku siswa kelas 1 dari aspek materi dan pengalaman belajar IPS. Dari aspek materi akan dilihat bagaimana kesesuaian materi dengan KD yang bermuatan IPS serta bagaimana keakuratan materi yang disajikan dalam buku siswa kelas 1. Pada aspek pengalaman belajar akan dilihat bagaimana kesesuaian materi dengan aktivitas belajar siswa, pembelajaran yang berpusat pada siswa, bagiamana buku tersebuat dapat mendorong pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa. Metode penelitian ini menggunakan metode analisis isi dimana objek yang menjadi penelitian ini yaitu buku siswa kelas 1 kurikulum 2013. Berdasarkan hasil analisis, dari aspek materi buku siswa sudah memenuhi aspek kesesuaian KD dengan materi dan juga aspek keakuratan materi. Sedangkan dari aspek pengalaman belajar buku siswa sudah sesuai antara materi dengan aktivitas dan sudah mendorong pembelajran yang berpusat pada siswa serta mendorong aspek pengatahuan siswa. Namun pada aspek mendorong sikap dan ketermapilan masih dirasa kurang terutama dari sisi praksis pengembangan nilai dan sikap yang masih bersifat teoritis yaitu dengan mencontohkan dan mengisi soal-soal terkait sikap dan keterampilan belum sampai pada pengimplementasian sikap dan nilai dalam kehidupan sehari-hari.
Profil Awal Kompetensi Profesional Mata Pelajaran IPS Peserta Program Profesi Guru SD Mela Darmayanti
EDUCARE Vol. 17 No. 1, Juni 2019
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.103 KB)

Abstract

Setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2004 tentang Guru dan Dosen, guru memiliki kedudukan sebagai tenaga profesional. Sebagai tenaga profesional, guru diharuskan memperoleh sertifikat pendidik yang didapatkan melalui program PPG. Penyelenggaraan program PPG diselenggarakan setelah program sarjana oleh LPTK yang ditetapkan oleh mentri. Diharapkan setelah mengikuti PPG, guru dapat memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap profil awal kompetensi profesional mata pelajaran IPS peserta PPG sebelum mengikuti program tersebut. Teknik pengumpulan data melalui tes dan wawancara. Berdasarkan penelitian ini, peserta PPG telah menguasai materi IPS pada tingkat SD, konsep kebhinekaan serta konsep ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, peserta PPG belum memahami perbedaan IPS dan Ilmu Sosial, nilai yang dikembangkan IPS, lingkup keterampilan IPS, stuktur materi IPS dan konsep keilmuan IPS.
Pendampingan Pengembangan Pembelajaran Seni Tari di SD Mela Darmayanti; Non Dwishiera C.A; Pupun Nuryani; Dwi Heryanto; Ani Hendriani
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2022): Vol.8, No.1(2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/abdi.v8i1.11164

Abstract

Pembelajaran seni tari turut mengembang tugas dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Kegiatan dalam pembelajaran seni tari hakikatnya dapat mengembangkan kreativitas siswa, dan menjadi media pengekspresian diri dalam rangka mengembangkan kemampuan intelektual siswa. Peran pendidikan seni tari tersebut harus difahami oleh setiap guru SD, sehingga guru SD harus memiliki kesiapan dalam pembelajaran seni tari. Namun berdasarkan hasil kuisioner, 46% guru SD di Jawa Barat menyatakan kondisi pembelajaran seni tari yang dilakukan kurang optimal, karena guru kurang memahami model pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas siswa melalui pembelajaran seni tari, terlebih di dalam kondisi pembelajaran jarak Jauh saat ini. Sebagai salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut, maka tim PkM melaksanakan kegiatan PkM dengan metode workshop (pelatihan) dan pendampingan tentang model pembelajaran tari pendidikan serta pembuatan media digital dalam pembelajaran seni tari pada guru-guru SD di Jawa barat. Hasil kegiatan menunjukan, peserta pelatihan (guru) merasa sangat puas dengan kegiatan yang telah dilaksanakan, dan sebagian besar peserta pelatihan memahami materi terkait model pembelajaran tari pendidikan dan memahami pembuatan media digital untuk pembelajaran seni tari.
UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU MELALUI PENDAMPINGAN PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS Mela Darmayanti; Non Dwishiera Cahya Anasta; Arie Rakmat Riyadi; Effy Mulyasari
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 12, No 2: July 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v12i2.21035

Abstract

Classroom Action Research (CAR) is a report of the teacher's real activities in solving problems that occur in teaching and learning activities in the classroom while improving the quality of learning in accordance with the teacher's professional development goals. In fact, UPI PGSD Primary School teachers still encounter difficulties in making PTK proposals as an initial step in fulfilling their professional competencies. Based on this, this study aims to improve the competency of SD PGSD UPI Partner teachers in preparing PTK proposals. The form of activities carried out is assistance with the deductive training model. This research is a quantitative research in the form of a descriptive approach. Data collection was obtained through a questionnaire distributed to 18 PGSD UPI Partner school teachers as mentoring participants. The study began with an identification of the needs of UPI PGSD Primary School SD teachers, followed by assistance in the preparation of the CAR proposal. Assistance materials include CAR in the development of the teaching profession, CAR credit report figures, exploring research problems, and preparing CAR proposals. The results showed an increase in the ability of understanding teachers in preparing PTK proposals.
DEVELOPMENT OF A CONCRETE-PICTORIAL-ABSTRACT (CPA) TEACHING MODULE TO IMPROVE NUMERATION LITERACY FOR ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS Faza Shafira; Andhin Dyas Fitriani; Mela Darmayanti
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 15, No 1: January 2023
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v15i1.49720

Abstract

This study aims to describe the design of the hypothesis and the feasibility of the Concrete-Pictorial-Abstract (CPA)-based multiplication teaching module to improve the numeracy literacy of elementary school students. The research method used is Design and Development (DD). This research procedure is Planning, Production, and Evaluation (PPE). This research result is a Concrete-Pictorial-Abstract (CPA) based teaching module on multiplication material in grade II Elementary School. The teaching modules have been validated by three experts: material experts, design experts, and linguists. The validation results from material experts get a percentage of 95%, design experts get a percentage of 89%, and linguists get a percentage of 92.5%. All validation results are included in the excellent criteria. The product was tested on students through a literacy ability test which was carried out through a pretest and post-test. The average result of the students' pretest scores is 50, and the average post-test results are 83. Thus, this teaching module is feasible and can improve students' numeracy literacy.
Sosialisasi Pembelajaran Paradigma Baru dalam Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Faisal Sadam Murron; Dwi Heryanto; Mubarok Somantri; Mela Darmayanti; Ani Hendriyani; Ruswandi Hermawan
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.756 KB) | DOI: 10.31949/jb.v4i1.4411

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya pemahaman guru-guru SD di lingkungan Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran terkait Paradigma Pembelajaran Baru dalam Kurikulum Merdeka. Dengan jumlah responden sebanyak 172 orang guru-guru SD di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Berdasarkan hasil wawancara, hal ini dikarenakan masih mininnya sosialisasi dan workshop yang mengkaji paradigm pembelajaran baru dalam kurikulum merdeka di kecamatan Parigi. Disamping itu sosialisasi yang dilakukan di daerah tersebut terkait Kurikulum Merdeka masih belum dilakukan secara masif. Hasil kuisiner (uji kompetensi awal) terhadap pemahaman guru-guru SD di Kecamatan Parigi masih pada kategori belum paham sebanyak 62%. Tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan literasi guru-guru SD di Kecamatan Parigi terkait Paradigma Pembelajaran Baru sesuai Kurikulum Merdeka untuk diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tahapan pra Tindakan, Tindakan dan pasca tindakan terhadap subjek penelitian yakni guru-guru SD di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Intrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yakni kuisioner dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian (uji kompetensi akhir) pemahaman guru-guru SD di lingkungan Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran terkait Paradigma Pembelajaran Baru dalam Kurikulum Merdeka menunjukkan peningkatan yaitu sangat paham sebesar 64%. Kegiatan sosialisasi workshop seperti ini harus terus dilaksanakan supaya kpengetahuan dan pemahaman guru terus terupgrade.
Teachers’ Perception and Readiness Toward IPAS Learning Implementation of the Merdeka Curriculum Izzah Muyassaroh; Aprilia Eki Saputri; Asep Saefudin; Nana Djumhana; Ira Rengganis; Mela Darmayanti
DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik Vol 7, No 3 (2023): December 2023
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jdc.v7i3.80728

Abstract

This qualitative descriptive research aims to explore teachers’ perceptions and preparedness for implementing the IPAS learning approach in the context of the MC. The subjects of this study were 87 elementary school teachers in Bekasi District who were selected through a purposive random sampling technique. Data collection was carried out through observation, interviews, and questionnaires. The collected data were then analyzed using interactive qualitative data analysis techniques, including data collection, presentation, and conclusions drawing. The results show that teacher readiness in the curriculum structure understanding is 24% in the high category, 69% medium, and 7% low. In lesson plan aspect, 27% are in the high category, 67% medium, and 6% low category. In the aspect of understanding of differentiated learning, 32% are in the high category, 55% medium, and 13% low. In terms of understanding of P5, 24% are in the high category, 63% medium, and 13% low. Regarding understanding of the Merdeka Mengajar platform, 18% in high category, 44% medium, and 38% low. Teachers' understanding regarding the IPAS assessment are 55% in the high category, 42% medium, and 3% low. Teachers are quite ready to organize science learning in MC implementation and show positive perception. 
Development of Teaching Materials Based on Differentiated Learning to Improve Critical Thinking Dimensions of The Pancasila Learner Profile Farhania Maulida; Andhin Dyas Fitriani; Mela Darmayanti
Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran Vol 10, No 1 (2024): March
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jk.v10i1.10420

Abstract

This research aims to develop teaching materials based on differentiated learning to improve critical thinking dimensions of the Pancasila Learner Profile for students in elementary schools. This research uses the Design and Development (D&D) method using the ADDIE model, which consists of five stages, i.e., analysis, design, development, implementation, and evaluation. The research participants comprised grade 3 elementary school students, material experts, media experts, and learning experts. The data collection techniques used in this study were filling out work logs, testing expert validation, and learner assessments. The analysis used in this research is qualitative and quantitative data analysis. The results of this study are teaching materials in three series, namely visual series, audio series, and kinesthetic series. The study results were teaching materials obtained a validation assessment with an outstanding category. Then, to test the effectiveness of N-Gain, the results showed effectiveness in the moderate category. Thus, Teachers can utilize this differentiated teaching material to teach the material and develop students' critical thinking skills in learning IPAS in elementary school.