Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH VARIASI WAKTU PROSES ANODIZING TERHADAP KARAKTERISTIK VELG RACING MERK SPRINT Rachman Satya Pamungkas; Xander Salahudin; Nani Mulyaningsih
Journal of Mechanical Engineering Vol 1, No 1 (2017): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v1i1.374

Abstract

Minat masyarakat untuk melakukan modifikasi kendaraan, terutama pada penggantian velg ruji ke velg racing memicu munculnya berbagai merk velg racing non OEM (Original Equipment Manufacturer). Sprint adalah salah satu merek roda non-OEM yang memiliki tampilan kurang atraktif dan mendapat berbagai keluhan karena resistannya yang buruk. Anodizing adalah teknik pelapisan yang sesuai untuk bahan berbasis aluminium. Proses ini akan memperbaiki sifat fisik material karena lapisan aluminium oksida yang terbentuk selama proses anodisasi. Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis meneliti efek proses anodizing pada karakteristik velg racing merek Sprint dengan variasi waktu yang digunakan 5 menit, 10 menit dan 15 menit. Spesimen yang diambil dari roda balap Sprint setelah uji komposisi kimia, sampel termasuk seri aluminium 4xx.x dengan elemen Si dominan 8,41% yang mendekati spesifikasi aluminium seri 408.2 (x). Nilai rata-rata kekerasan Vickers (VHN) meningkat dengan proses anodisasi dengan waktu anodisasi sebesar 70,2 VHN, waktu anodisasi 5 menit sebesar 75,16 VHN, waktu anodisasi 10 menit sebesar 86,49 VHN, dan waktu anodisasi 15 menit sebesar 100,82 VHN. Nilai rata-rata ketebalan lapisan oksida yang terbentuk meningkat dengan proses anodisasi dengan waktu anodisasi 5 menit menghasilkan ketebalan 30,6 mikron, waktu anodisasi 10 menit menghasilkan ketebalan 39 mikron, dan waktu anodisasi 15 menit menghasilkan ketebalan 43,41 mikron.Kata kunci: anodisasi, velg merek Sprint, waktu, ketebalan, kekerasan
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN INHIBITOR MINYAK BIJI KAPAS TERHADAP LAJU KOROSI PIPA RADIATOR MOBIL Mudabbirul Hakim; Nani Mulyaningsih; Kun Suharno; Ikhwan Taufik
Journal of Mechanical Engineering Vol 4, No 1 (2020): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v4i1.3401

Abstract

Korosi merupakan proses alami dari suatu logam untuk kembali menuju keadaan semula melalui proses elektrokimia karena reaksi dengan lingkungan sekitarnya. Pipa radiator merupakan bagian radiator yang berfungsi sebagai saluran cairan radiator saat proses pendinginan cairan. Pipa radiator mengalami korosi karena terjadinya kontak dengan cairan radiator yang bersuhu tinggi. Salah satu metode penurunan laju korosi adalah dengan penggunaan inhibitor. Minyak biji kapas mengandung trigleserida, fosfolipid, asam lemak bebas sterol, asam oleat, asam linoleat, asam palmitat, serta asam stearat yang bisa digunakan sebagai inhibitor. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimental, yaitu dengan membandingkan antara spesimen tanpa inhibitor dengan spesimen yang diberi inhibitor dengan variasi konsentrasi 10%, 15%, serta 20%, yang selanjutnya akan diuji ketahanan korosinya dengan media cairan radiator. Hasil pengujian laju korosi terbaik didapat pada spesimen yang telah diberi inhibitor dengan konsentrasi 20% yaitu sebesar 0,226 mmpy (58,98%).
PENGARUH PENAMBAHAN POMPA DAN FILTER AIR PADA ALAT (ELEKTROPLATING) TERHADAP NILAI KEKERASAN Nani Mulyaningsih; Faisal Arif Riza Majid; Kun Suharno; Ikhwan Taufik
Journal of Mechanical Engineering Vol 3, No 2 (2019): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v3i2.3372

Abstract

Perkembangan pelapisan logam banyak dibutuhkan dalam bidang industri. Elektroplating merupakan salah satu metode dari pelapisan logam, yaitu suatu proses pengendapan logam pelindung di atas logam lain dengan cara elektrolisa. Pada penelitian sebelumnya telah dibuat alat elektroplating oleh (M.Khamim,2019), hasil pelapisan yang dihasilkan alat tersebut sering terjadi kecacatan, disebabkan karena larutan yang kotor dan mengendap. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis melakukan penelitian dengan menambahkan pompa dan filter air pada alat elektroplating, sebagai bentuk penyempurnaan alat sebelumnya, dengan harapan hasil pelapisannya lebih baik. Pengambilan data dilakukan dengan variasi waktu pelapisan 40,50 dan 60 menit menggunakan benda uji baja karbon. Hasil kekerasan paling optimal terjadi pada waktu 60 menit dengan penambahan pompa dan filter air yaitu sebesar 649,55 Kgf/mm2.
ANALISIS QUENCHING MATERIAL DISC BRAKE DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN TERHADAP KEAUSAN SPESIFIK Gilang Fitra Sanubari; Xander Salahudin; Nani Mulyaningsih
Journal of Mechanical Engineering Vol 3, No 1 (2019): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v3i1.1524

Abstract

Disc brakes are part of disc brakes which are generally circular in diameter and usually have small holes as heat release. Braking occurs because of the friction produced between the disc brake and the pad. Therefore, along with the usage time and distance of motorcycle disc brake, the wear will gradually experience wear due to the poor material properties. The purpose of the quenching process is to minimize wear that often occurs with disc brake material with analyze wear values disc brake before and after quenching treatment. This treatment is also solely used to obtain better wear-resistant properties. The wear resistance that can be achieved depends on the carbon content in the steel, the heating temperature, and the cooling media. The method used in this study is quenching at a temperature of 800°C and then held for 15 minutes and cooled using a variety of well water cooling media, salt solution and SAE 20 oil. The stages of the method include: research preparation, equipment and materials needed , testing process, data analysis. From the results of the wear test with a load of 2.12 kg for 60 seconds for each sample the results were obtained salt solutions have an average specific wear value decrease of 0.73 %.
EFEKTIVITAS PERBANDINGAN JENIS DAN KETEBALAN MATERIAL DINDING ALAT PENGERING SEPATU TERHADAP LAJU PENGERINGAN Kun Suharno; Nani Mulyaningsih; Nur Kholis; Sri Hastuti
Journal of Mechanical Engineering Vol 4, No 1 (2020): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v4i1.3402

Abstract

Alat pengering merupakan alat yang digunakan untuk menurunkan kadar air bahan sampai mencapai kadar air tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan produk akibat aktivitas biologi dan kimia. Dari penelitian sebelumnya, alat pengering sepatu dengan menggunakan kayu sebagai material dinding didapati kehilangan kalor (heat loss) yang cukup tinggi, sehingga menaikkan temperatur lingkungan. Banyaknya panas yang hilang ini tergantung pada banyak faktor, tapi material dan ketebalan dinding merupakan faktor yang sangat dominan. Untuk mengurangi besarnya kehilangan panas tersebut penelitian ini melakukan pengujian dengan memvariasikan material  dan ketebalan yaitu plat aluminium, plat besi dengan masing-masing variasi ketebalan adalah 0,5 mm dan 1 mm. Pengujian yang telah dilakukan mendapatkan nilai laju pengeringan. Dari penelitian didapat nilai laju pengeringan yang paling besar adalah pada material plat aluminium  dengan ketebalan 1 mm sebesar 0,0010 kg/menit.
ANALISIS MESIN MIXER HORIZONTAL DENGAN VARIASI PUTARAN DAN WAKTU PENGADUKAN Abdul Rahman Wahid; Nani Mulyaningsih; Xander Salahudin
Journal of Mechanical Engineering Vol 1, No 1 (2017): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v1i1.361

Abstract

Saat ini banyak di jumpai pembuat kerupuk pangsit yang umumnya dikerjakan di rumah-rumah sebagai industri rumahan. Pada umumnya mereka masih menggunakan tenaga manusia untuk membuat adonan kerupuk pangsit, sehingga dalam membuat adonan kerupuk pangsit dibutuhkan tenaga yang besar, waktu yang cukup lama dan memerlukan biaya yang cukup mahal. Tujuan penelitian ini adalah membuat mesin pengaduk adonan kerupuk pangsit dengan variasi kecepatan putar pengaduk 64 rpm, 97 rpm, dan 195 rpm serta variasi waktu pengadukan 4 menit, 6 menit, dan 8 menit dengan motor listrik ¼ HP. Hal yang perlu dianalisis dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kecepatan putar dan waktu pengadukan terhadap hasil adonan. Hasil massa rata-rata yang di peroleh berupa adonan kerupuk pangsit yang tercampur dengan waktu pengadukan 4 menit dan kecepatan putar 64 rpm menghasilkan 3542,3 gram (88,5%), dengan kecepatan putar 97 rpm menghasilkan 3308,2 gram (82,7%) dan kecepatan putar 195 rpm menghasilkan 3178,2 gram (79,5%), sedangkan dengan waktu pengadukan 6 menit dan kecepatan putar 64 rpm menghasilkan 3610,0 gram (90,2%), dengan kecepatan putar 97 rpm menghasilkan 3417,3 gram (85,4%), dan dengan kecepatan putar 195 rpm menghasilkan 3236,8 gram (80,9%), dan dengan waktu pengadukan 8 menit dan kecepatan putar 64 rpm menghasilkan 3773,9 gram (94,3%), dengan kecepatan putar 97 rpm menghasilkan 3572,0 gram (89,3%) dan dengan kecepatan putar 195 rpm menghasilkan 3316,9 gram (82,9%).Kata kunci : kerupuk pangsit, mesin mixer horizontal, pulley, waktu
PEMANFAATAN TEH SEBAGAI BIOINHIBITOR KOROSI PEGAS DAUN Nani Mulyaningsih; Sigit Mujiarto; Gyani Ubaydillah
Journal of Mechanical Engineering Vol 2, No 2 (2018): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v2i2.1436

Abstract

Leaf springs, especially in cars, are one of the metal components that must get attention because their location under the vehicle causes susceptibility to corrosion due to environmental conditions. Corrosion is an absolute phenomenon that occurs in metals, but corrosion can be controlled by speed with certain techniques. One of them is the use of environmentally friendly corrosion inhibitors (bioinhibitors). Tea is known to have high antioxidant compounds, but its use is only limited as a drink ingredient. Starting from these problems, a study was conducted on the use of tea as a bioinhibitor in leaf pegs. This study use variations in inhibitor concentration (15%, 20%, 25%). To determine the corrosion rate a corrosion test was carried out. The test results showed that tea proved to be able to reduce the highest corrosion rate at concentration  25% in the amount of .37%. Corrosion rate before being given an inhibitor of 3.8195 mm / y and after being given inibitor decreased to 3.4614 mm / y.
PEMANFAATAN SAKARIN SEBAGAI ALTERNATIF PENGENDALI KOROSI BALING-BALING KAPAL Nani Mulyaningsih; Hadyan Hadyan
Journal of Mechanical Engineering Vol 2, No 1 (2018): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v2i1.811

Abstract

Corrosion is a metallic interaction with the environment that causes damage to the metal. Corrosion can also occur in fishing vessels, which are generally made of low carbon steel. This happens because the propeller works in a corrosive environment. Then the need for an alternative corrosion control so that the component is durable. The purpose of this study was to find out how much corrosion rate the ship propellers produced after the addition of saccharin on the nickel electroplating process. This study was conducted by specimen electroplating nickel with the addition of saccharin variation of (0.6 gram; 0.8 gram; and 1 gram). Then the results in corrosion test using sea water media. The corrosion rate is calculated using the weight loss method. After the calculated corrosion rate, then the effectiveness of saccharin is calculated. The results showed that nickel electroplating specimens with addition of 0.6 gram saccharin variation resulted in a corrosion rate of 75 mpy, 0.8 gram saccharin yielded a corrosion rate of 83.14 mpy, saccharin 1 gram of corrosion rate of 90.56 mpy, while raw material corrosion rate of 117.73 mpy.
Perbaikan Kualitas Permukaan Komponen Kendaraan dengan Pelapisan Nani Mulyaningsih Mulyaningsih; Yusuf Nuruk Nuruk
Journal of Mechanical Engineering Vol 5, No 2 (2021): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v5i2.5314

Abstract

PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK KULIT MANGGIS PADA PROSES PEWARNAAN ANODIZING TERHADAP UJI KEKERASAN PADA TABUNG SHOCK LUAR SEPEDA MOTOR Nani Mulyaningsih; Kun Suharno; Ayub Adi Darmawan; Arif Rahman Saleh
Journal of Mechanical Engineering Vol 4, No 1 (2020): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v4i1.3403

Abstract

Pada zaman yang semakin maju kebutuhan akan material aluminium sangat diperlukan oleh masyarakat contohnya untuk pembuatan alat dan komponen otomotif, industri pabrik, pembangunan rumah bahkan hingga peralatan rumah tangga pun sudah banyak yang menggunakan aluminium. Oleh karana itu banyak industri berlomba-lomba untuk mengolah dan mengembangkan aluminium menjadi produk siap pakai. Salah satu industri tersebut adalah industri elektroplating yang menggunakan bahan kimia sebagai pewarna aluminium yang banyak merusak lingkungan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis meneliti tentang penggunaan ekstrak kulit manggis pada proses pewarnaan anodizing terhadap uji kekerasan pada tabung shock sepeda motor. Spesimen material tabung shock luar sepeda motor termasuk dalam aluminium seri 4xx.x dengan unsur Si yang dominan yaitu sebesar 6,85% mendekati spesifikasi aluminium seri 408.2(X). Hasil pengujian kekerasan vickers pada material tabung shock luar tersebut dapat dilihat bahwa nilai awal material tabung shock yang diuji tanpa anodizing memiliki nilai VHN sebesar 88,4 kgf/mm2. Kemudian nilai VHN mengalami peningkatan setelah di anodizing selama 20 menit, 25 menit, dan 30 menit menghasilkan masing-masing nilai kekerasan sebesar 91,1 kgf/mm2, 106,0 kgf/mm2 dan 137,4 kgf/mm2. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa semakin lama proses anodizing maka nilai kekerasan pun akan semakin meningkat dimana nilai rata-rata kekerasan tertinggi terdapat pada waktu anodizing 30 menit dengan waktu pewarnaan 20 menit sebesar 137,4 kgf/mm2.