Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

The use of Android Applications as an Effort to Implement Islamic Education to Overcome Family Disharmony: Penggunaan Aplikasi Android Sebagai Upaya Penerapan Pendidikan Islami Untuk Mengatasi Ketidakharmonisan Keluarga Isroqunnajah; Muttaqin, M. Imamul; Ghaffar, Abdul; Munir, Misbah
Halaqa: Islamic Education Journal Vol. 6 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/halaqa.v6i1.1596

Abstract

The purpose of this study was first to determine the development of an application for early detection of non-medical diseases with the Quran system in the Tumpang Talun Blitar community. Second, knowing the application of non-medical detection applications with the Qur'ani system in cases of household disharmony. This type of research is a qualitative study with a phenomenological approach. Data analysis techniques: data collection stage, data reduction stage, data conclusion stage. Research Results Preparing the object of therapy, namely someone who is suspected of having a non-medical disorder, namely by means of mass filtering ruqyah. Displaying an android application screen that displays calligraphy of certain verses which have been explained in many hadiths and explanations of scholars' can keep Satan's interference away. After seeing the Android application, usually, someone will experience different reactions, there are screaming, crying, vomiting, burping, fainting, sweating, feeling sick in certain parts, and some are possessed. The next step is to sort and select non-medical cases that can affect household disharmony
IMPLEMENTASI ITTIBA’ DALAM USHUL FIQH Nafisah, Jauharotun; Aziza, Fira Ma’unatu; Mardhayani , Frisha Putri; Muttaqin, M. Imamul
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 4 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ilmu Ushul fiqh merupakan disiplin ilmu yang sangat urgen bagi para ahli hukum Islam dalam penetapan produk halal di Indonesia, karena dengan ilmu ini, seorang mujtahid atau ahli hukum Islam, dapat memperoleh kemudahan  untuk mengetahui hukum-hukum kontemporer ekonomi yang tidak terdapat  dalam nash sharîh (dalil pasti) dalam Al-quran maupun Al-Hadis. Selain itu, Ilmu  Ushul Fiqh juga dapat mempermudah untuk memahami dan menguasai  permasalahan furû’iyah atau fiqhiyyah yang terus berkembang dengan laju perkembangan zaman, situasi dan kondisi, dan itu semua tidak terhitung  jumlahnya. Ilmu ushul fiqh dalam bidang ekonomi bisa menjadi sebuah solusi  dalam menjastifikasi dan memberikan legitimasi hukum terhadap seluruh  gerak gerik aktifitas ekonomi dalam berbagai bidang transaksi (muamalah),  yang bilamana semua itu sudah sesuai dengan prinsip halal yakni, tidak bertentangan dengan nash dan maqhasid al-syari’ah.
PENERAPAN AL –AMRU DAN AL NAHYU DALAM KONTEKS FIQIH DAN MEMAHAMI KONSEP MUJMAL, MUBAYYAN, AL –AMM, AL –KHASS, MUTHLAQ DAN MUQAYYAD Nadhiroh, Lutfin; Sari, Amanda Novita; Zuhri, Carel Devaca; Anwar, Silvia Fitria; Muttaqin, M. Imamul
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 3 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas penerapan konsep Al-Amru dan Al-Nahyu dalam Fiqih, yang merujuk pada perintah dan larangan dalam ajaran Islam, serta menyoroti pemahaman konsep Mujmal, Mubayyan, Al-Amm, Al-Khass, Muthlaq, dan Muqayyad yang relevan. Melalui penelusuran mendalam terhadap konsep-konsep ini, artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana hukum Islam diinterpretasikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. Diharapkan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep ini dapat membantu umat Islam dalam menjalankan ajaran agama dengan tepat dan bermakna sesuai dengan prinsip-prinsip Fiqih.
MEMAHAMI MANTUQ DAN MAFHUM DALAM AL-QUR`AN Ahmad, Fauzi; Jauhari , Ahmad; Ula , Saidatul; Muttaqin, M. Imamul
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 3 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam telaah agama Islam, terdapat aspek yang kritis dalam penafsiran teks-teks agama, yang dikenal sebagai mantuq dan mafhum. Dua konsep ini membentuk dasar bagi penalaran hukum dalam ushul fiqih, cabang ilmu yang mempelajari metodologi penafsiran hukum Islam. Sehingga dengan demikian diperlukan adanya pengetahuan untuk mempelajari lebih dalam konsep mantuq dan mafhum di dalam Al qur’an. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca melalui tulisan ini. Adapun metode penulisan artikel ini menggunakan literatur review yang berujukan pada jurnal ataupun website yang berhubungan dengan mantuq dan mafhum. Oleh karena itu nantinya pada tulisan ini dapat memberikan hasil bahwa adanya konsep pemahaman pada mantuq dan mafhum yang ada di dalam Al qur.an.
HUKUM JUAL BELI KULIT HEWAN KURBAN MENURUT ULAMA’ KLASIK DAN ULAMA’ KONTEMPORER Lailasari, Nadia; Jaisuddin, Muhammad; Muttaqin, M. Imamul
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 3 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menyembelih hewan yang dilakukan pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik guna mendekatkan diri kepada Allah SWT dikenal sebagai kurban. Terkait dengan jual beli kulit hewan kurban menjadi perhatian utama dalam pandangan ulama’ klasik dan ulama’ kontemporer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari tinjauan hukum islam tentang akad yang berkaitan dengan jual beli kulit hewan kurban. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan penelitian pustaka atau library research. Penelitian pustaka ini dilakukan dengan mengakses berbagai referensi seperti buku, jurnal ilmiah, artikel, dan buku-buku lainnya. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pendapat antar ulama’ klasik dengan ulama’ kontemporer mengenai jual beli kulit hewan kurban. Sebagian besar ulama madzab, termasuk Imam Maliki, Imam Syafi'i, dan Imam Hambali, setuju bahwa kulit hewan kurban yang dijualbelikan adalah haram secara hukum karena merujuk pada Al-Qur'an dan Hadits. Namun, ulama Madzab Hanafi membolehkan menukar kulit hewan kurban dengan sesuatu yang lain dengan tujuan yang bermanfaat, tetapi mereka tidak menggunakan istilah "menjual" secara eksplisit. Sedangkan menurut ulama’ kontemporer, ada yang melarang dan ada yang mengizinkan penjualan kulit hewan kurban dengan syarat bahwa hasil penjualannya disedekahkan sepenuhnya untuk kepentingan sosial yang lebih luas.
Metodologi Ushul Fiqih Dalam Mengartikan Lafaz-Lafaz: Analisis Terhadap Konsep Dzahir, Takwil, Muraddif, dan Musytarak Mayrizki, Rivaldy Agnas; Sa’adah, Sheila Nafilah; Al Musyawa, M. Refa Mundzir; Fikry, Ahmad Rayhan; Haq, Mohammad Ziya’ul; Muttaqin, M. Imamul
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 3 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh ilmu ushul fiqih, khususnya dalam metodologi penafsiran, terhadap pemahaman lafaz Al-Qur'an. Melalui analisis kualitatif, artikel ini mengeksplorasi konsep-konsep utama dalam ilmu ushul fiqih seperti dzahir, takwil, muraddif, dan musytarak serta implikasinya dalam memahami ayat-ayat Al-Qur'an. Dalam konteks dzahir, artikel ini menyajikan definisi dan rumusan dari berbagai ulama ushul fiqih mengenai konsep tersebut. Dzahir didefinisikan sebagai makna yang jelas atau tersirat dalam lafaz Al-Qur'an yang dapat dipahami dengan mudah tanpa memerlukan pemahaman mendalam. Selanjutnya, penelitian membahas takwil, yang merupakan proses penafsiran untuk memindahkan makna dari dzahir ke makna yang lebih dalam atau kompleks. Konsep ini dianalisis dengan merujuk pada persyaratan dan metodologi dalam melakukan takwil, termasuk pentingnya berpegang pada dalil-dalil yang sahih dan menjaga konsistensi dengan nash qath‟iy. Selain itu, artikel juga mengeksplorasi konsep muraddif dan musytarak dalam ilmu balaghah, yang menjadi kajian penting dalam metodologi ushul fiqih. Muraddif merujuk pada kata-kata yang memiliki makna serupa atau sama, sementara musytarak adalah kata-kata dengan satu lafaz tetapi memiliki banyak makna. Dengan menggunakan metode analisis kualitatif, artikel ini menyimpulkan bahwa pemahaman konsep-konsep utama dalam ilmu ushul fiqih sangat penting dalam menafsirkan lafaz-lafaz Al-Qur'an secara tepat. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap dzahir, takwil, muraddif, dan musytarak, umat Islam dapat mendekati pemahaman yang lebih holistik dan mendalam terhadap ajaran Al-Qur'an.
HAK ASASI MANUSIA DALAM AT-TAARUDH AL-ADILLAH: MENCARI TITIK TEMU ANTARA SYARIAH DENGAN KEADILAN UNIVERSAL Fandiyah, Fina; Andrianti, Elma Suci; Muttaqin, M. Imamul
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 3 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/relinesia.v3i3.1985

Abstract

This study explores human rights within the context of ta'arudh al-adillah, focusing on the endeavor to find common ground between Sharia principles and the concept of universal justice. Employing a qualitative approach, the study examines various written sources, including books, journals, articles, and electronic resources. The findings reveal the potential for alignment between Sharia and human rights norms through reinterpreting and contextualizing the fundamental principles of both frameworks. The study argues that an inclusive approach can yield a more just and humane legal framework, one that accommodates religious values while respecting individual rights. The research outcomes are expected to contribute to the development of legal thought capable of bridging the gap between Sharia law and international justice standards, and to support the protection of human rights in pluralistic societies.
QATH’I DAN ZHANNI DALAM ILMU USHUL FIQH Maghfirah , Khairina; Azzah, Ardila Nur Amorita; Muttaqin, M. Imamul
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 4 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Istilah Qati dan Zanni dalam Ushr-Fiqi digunakan untuk menggambarkan Al-Qur'an dan Hadits, teks sumber hukum Islam, dalam dua cara: al-Tubot atau al-Urud dan al-dalala. Para ahli Ushurfik berpendapat, jika suatu dokumen keagamaan hanya memuat makna yang jelas, tidak membuka kemungkinan penafsiran lain, dan tidak menyebutkan angka-angka tertentu, maka dokumen tersebut merupakan dokumen Qati al-Daralah. Naskah agama mengenai hukum waris masuk dalam kategori kati al-dalalah ini. Pendekatan makarsid ini juga harus dilengkapi dengan teori taabdi dan taakri. Berdasarkan hal tersebut, artikel ini berargumentasi bahwa kitab-kitab agama yang berkaitan dengan hukum waris Islam termasuk dalam kategori zanni al-dalala.
AHKAM (HUKUM TAKLIFI DAN HUKUM WADH’I ), AL-HAKIM, MAHKUM FIH DAN MAHKUM ALAIH Farhan, Moh.; Alimudin, Najeh Ahmad; Muttaqin, M. Imamul
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 4 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara bahasa, hukum syara’ merujuk pada tindakan mencegah dan memutuskan. Dalam konteks hukum syara’, ini mengacu pada kitab Allah Swt yang berkaitan dengan perbuatan individu mukallaf (individu yang telah baligh dan berakal). Hukum syara’ mencakup tuntutan, perintah, larangan, penjelasan kebolehan, penentuan sebab, syarat, atau penghalang bagi suatu hukum. Hukum syara’ terbagi menjadi dua bagian, yaitu hukum taklifi dan hukum wadh’i . Hukum taklifi adalah hukum yang menuntut suatu perbuatan dari mukallaf, melarangnya, atau memberikan pilihan antara melaksanakan atau meninggalkannya. Mahkum fih adalah perbuatan seorang mukallaf yang berkaitan dengan taklif/pembebanan. Taklif yang berasal dari Allah ditujukan pada manusia dalam setiap perbuatan-perbuatannya.Mahkum alaih adalah seorang mukallaf yang perbuatannya itu berkaitan dengan hukum dari syari’.
PEMAHAMAN DASAR TENTANG TAKLIF, WADH’I, AL-HAKIM, MAHKUM FIH DAN MAHKUM ALAIH Rahmatullah, Agung; Ali , Abd Adiem Radif; Muttaqin, M. Imamul
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 3 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tentang hukum dalam islam yang melibatkan hukum taklifi, wadh’i, hakim, mafhum fih dan mafhum alaih. Konsep hukum taklifi sebagai kategori hukum yang mengatur kewajiban dan larangan dalam islam. konsep hukum wadh’i hukum yang merujuk pada hukum yang didasarkan pada dalil hukum yang jelas. Peran hakim dalam konteks hukum islam bahwa hakim memiliki kewenangan untuk memberikan putusan yang adil dan sesuai syariat. Lalu konsep mafhum fih melibatkan pemahaman yang diambil dari dalil hukum dengan mempertimbangkan konteks dan tujuan hukum tersebut. Kemudian mafhum alaih hukum yang fokus terhadap individu yang terikat oleh hukum tersebut.