Claim Missing Document
Check
Articles

PENYISIHAN BESI-MANGAN, KEKERUHAN DAN WARNA MENGGUNAKAN SARINGAN PASIR LAMBAT DUA TINGKAT PADA KONDISI ALIRAN TAK JENUH STUDI KASUS: AIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Makhmudah, Nisaul; Notodarmodjo, Suprihanto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 16, No 2 (2010)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.357 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2010.16.2.5

Abstract

Abstrak: Sistem penyaringan pasir lambat merupakan salah satu proses paling awal yang digunakan untuk menghilangkan kontaminan dari permukaan air untuk menghasilkan air minum. Karena kesederhanaan, efisiensi dan keekonomisannya, menjadikan saringan pasir lambat sebagai sarana pengolahan air yang tepat, khususnya bagi pemenuhan kebutuhan air masyarakat di negara-negara berkembang. Saringan pasir lambat (SPL) beroperasi pada tingkat filtrasi sangat rendah (0,1 mL jam-1) dan menggunakan pasir yang sangat halus (0,2 mm). Pada Saringan Pasir Lambat, proses pemisahan kotoran dari air baku terjadi melalui kombinasi beberapa proses yang berbeda seperti (1) mechanical straining, (2) adsorpsi, (3) sedimentasi dan (4) aktivitas biologis serta bio-kimia pada lapisan schmutzdecke. Pada penelitian ini air baku dialirkan menuju saringan pasir lambat dua tingkat dengan kondisi aliran tak jenuh. Kondisi tak jenuh dapat meningkatkan proses aerasi dan biologis yang terjadi pada proses filtrasi.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui performansi kinerja dari saringan pasir lambat dua tingkat dalam menyisihkan parameter Besi, Mangan, kekeruhan dan warna yang terkandung dalam air Sungai Cikapundung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saringan pasir lambat ini memiliki efisiensi penyisihan Fe sebesar 77,08 %, Mn sebesar 89,3 %, kekeruhan sebesar 78,96 %, dan warna sebesar 52 %.Absctract : A slow sand filtration system is one of the earliest processes used for removing contaminants from surface waters to produce drinking water. Slow sand filters because of their simplicity, efficiency and economy are appropriate means of water treatment, particularly for community water supply in developing countries. Slow sand filters (SSF) operate at very low filtration rates (0.1 mL h?1) and using very fine sand (0.2 mm). The overall removal of impurities associated with the process of filtration, is brought by a combination of different processes. The most important of which are (1) mechanical straining, (2) adsorbtion, (3) sedimentation, (4) chemical and biological activities in schmutzdecke layer. In this research, double stage slow sand filtration was operated in unsaturated flow condition. The objective of this research  is to determine the performance of double stage slow sand filter during unsaturated flow condition in reducing iron, manganese, turbidity and color  that contained in Cikapundung river water.The results showed that slow sand filter has a removal efficiency: 77.08% of Fe, 89.3 % of Mn, 78.96% of  turbidity, and 52 %  of color. Keyword: Slow Sand Filtration, ,double stage, drinking water, schmutzdecke, unsaturated flow, Cikapundung river, removal efficiency
DEGRADASI ZAT WARNA PADA AIR GAMBUT MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI KOAGULASI DAN FOTOKATALITIK ZNO Juhra, Fatimah; Notodarmodjo, Suprihanto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 22, No 1 (2016)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (955.572 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2016.22.1.5

Abstract

Abstrak: Telah dilakukan penelitian tentang degradasi intensitas zat warna air gambut dengan fotokatalis ZnO. Penelitian ini meliputi proses pre-treatment dengan koagulasi dan post treatment dengan penentuan jumlah optimum fotokatalis ZnO, pH optimum dan konstanta laju reaksi (k). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pre-treatment menggunakan koagulasi dengan koagulan aluminium sulfat pada dosis 110 ppm dan pH 6,5 dengan persentase penyisihan kekeruhan, warna dan TSS, masing-masing 89%, 78% dan 98%. Pada proses fotokatalis menunjukkan bahwa kondisi optimum proses degradasi intensitas zat warna pada air gambut memerlukan 0,5 g/L katalis ZnO, pH 4 dan wakti radiasi sinar UV selama 120 menit. Konstanta laju fotodegrdasi intensitas zat warna sebesar 0,0209 menit-1 dengan persentase degradasi sebesar 20,54 %. Air gambut sebelum perlakuan memiliki konsentrasi intensitas zat warna sebesar 527 Pt.Co dapat disisihkan menjadi 10 Pt.Co dengan kombinasi koagulasi dan fotokatalis ZnO.  Kata kunci: Air Gambut, Aluminium Sulfat, Fotokatalis, Koagulasi, ZnO Abstract : Has done research on the degradation of color substances in peat water with photocatalysts ZnO. This study includes pretreatment process with coagulation and post treatment to determine the optimum dose of ZnO photocatalyst, optimum pH and the reaction rate constant (k). The result showed that the pretreatment process using coagulation with Al2SO4 at 110 ppm dose, and pH 6,5 with the percentage of removal for turbidity, color and TSS are 89%, 78%, and 98%, respectively. Photocatalysts process showed that the optimum condition of color substance degradation in peat water requires 0,5 g/L ZnO, pH 4 and UV radiation for 120 minutes. Photodegradation rate constant of 0,0209 min-1 and the percentage of degradation is 20,54%. The peat water before treatment has color substance concentration can be set aside for 527 Pt.Co to 10 Pt.Co with the combination of coagulation and ZnO photocatalyts process. Key words: Aluminum Sulfate, Coagulation, Peat Water , Photocatalyst,  ZnO
DEGRADASI SURFAKTAN DALAM LIMBAH LAUNDRY SECARA FOTOKATALIS MENGGUNAKAN ZNO DAN IMPREGNASI ZNO/ZEOLIT Nicelia, Minda; Notodarmojo, Suprihanto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.174 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.2.7

Abstract

Abstrak: Usaha laundry  merupakan usaha yang sedang menjamur di kota Bandung. Usaha ini membawa manfaat untuk kondisi ekonomi masyarakat, tetapi disamping itu juga mempunyai dampak negatif bagi lingkungan karena adanya timbulan limbah. Limbah deterjen termasuk polutan lingkungan karena didalamnya terdapat Linear Alkylbenzene Sulphonate (LAS) yang bersifat toksik dan dapat mencemari badan air. Metode alternatif yang dapat digunakan adalah fotokatalis dengan menggunakan katalis semikonduktor ZnO dan impregnasi ZnO/zeolite dengan proses oksidatif menggunakan spesi radikal OH yang menghasilkan CO2 dan H2O. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja fotokatalis dan efektivitasnya menggunakan ZnO dan impregnasi ZnO/zeolite serta menentukan pH optimum, dosis optimum, dan kinetika laju reaksi yang terjadi. Limbah yang digunakan adalah artifisial surfaktan jenis LAS dalam reaktor fotokatalis yang dilengkapi dengan UV A (? = 365 nm). Parameter yang diuji adalah degradasi surfaktan dengan metoda MBAS. Pada perolehan data awal didapat karakteristik awal limbah sebesar 32.06 mg/L. Proses fotokatalis dengan ZnO dan ZnO/zeolit pada variasi pH menghasilkan efisiensi penyisihan yang baik pada kondisi asam sebesar 93.66% dan 47.03%. Sementara dosis optimum yang didapat untuk ZnO sebesar 0.5 g/L dan 0.25 g/L untuk impregnasi ZnO/zeolit. Penyisihan menggunakan ZnO lebih baik dari pada penggunaan hasil impregnasi ZnO dengan zeolit dengan penyisihan hingga 90% dengan mengikuti laju reaksi orde 1 atau sama dengan kinetika reaksi Langmuir-Hinshelwood. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode impregnasi ZnO/zeolit tidak efisien digunakan sebagai untuk mendegradasi senyawa LAS dan mungkin perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendegradasi senyawa LAS dengan menggunakan metoda impregnasi. Kata kunci: limbah laundry, LAS, fotokatalis, ZnO, impregnasi ZnO/zeolite. Abstract : Laundry is a booming business in Bandung. This venture brings substantial benefits to economic conditions, but in addition it also has a negative impact on the environment due to the waste product. Detergent?s wastewater including environmental pollutant that has Linear Alkylbenzene Sulphonate (LAS) which is toxic and can contaminate the water body. Some treatment can be used is photocatalyst using a Zinc Oxide (ZnO) and impregnation of ZnO/zeolite with oxidative processes using OH radical spesies that produce CO2 and H2O. This study aim to determine the working principle of photocatalyst and effectiveness using ZnO and impregnation of ZnO/zeolite, determine the optimum pH, optimum dose, and the kinetics model of reaction. The waste used is an artificial surfactant (LAS type)on the reactor photocatalyst with UV A lights (? = 365 nm). The parameters were measured the surfactant degradation with MBAS method. On the acquisition of preliminary data obtained initial characteristics of waste by 32.06 mg/L. Photocatalyst process with ZnO at pH variation has good removal efficiency under acidic conditions with initial concentration of 31.45 mg/L with an efficiency of 93.66% and 47.03% for impregnating ZnO/zeolite. The optimum doses for ZnO catalyst about 0.5 g/L and 0.25 g/L for ZnO/zeolite impregnating. LAS degradation using ZnO can degrade the organic compound of LAS is better than ZnO/zeolite with degradation result reach 90%  following the first order reaction or Langmuir-Hinshelwood kinetics. So from this experiment, we can conclude that the impregnation of ZnO/zeolite not efficient for degrade LAS compound within surfactant and need to do the next experiment of LAS degradation with impregnation method. Keywords: Laundry wastewater, LAS, photocatalyst, ZnO, impregnation ZnO/ zeolite
PENGGUNAAN LEMPUNG SEBAGAI ADSORBEN DAN COAGULANT AID DALAM PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR TEKSTIL Dwipayani, Andita Rachmania; Notodarmodjo, Suprihanto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 19, No 2 (2013)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.043 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2013.19.2.3

Abstract

Abstrak: Terdapat dua sub penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, yang keduanya dilakukan secara batch pada temperatur kamar. Sub penelitian pertama adalah uji adsorpsi terhadap kemampuan masing-masing lempung dalam menyisihkan parameter COD air limbah. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti antara lain pH air limbah, dosis lempung, dan waktu kontak. Air limbah yang digunakan berasal dari efluen unit produksi tekstil dengan konsentrasi COD pada rentang 230-285 mg/L. Tujuan penelitian adalah memperoleh kondisi optimum penelitian pada kemampuan kedua jenis lempung untuk menyisihkan parameter COD air limbah. Setelah didapat kondisi optimum, dilakukan analisis terhadap kinetika penyisihan COD menggunakan model isoterm Langmuir dan Freundlich. Kondisi optimum pada penggunaan lempung sawah dan coklat antara lain pada pH 7, dosis lempung sebesar 15 gr/L dan 30 mg/L. Penyisihan COD mencapai stagnan ketika waktu kontak mencapai 120 menit. Pada kondisi ini, penyisihan COD yang terjadi pada lempung sawah dan coklat mencapai 48,5% dan 26,65%. Faktor yang mempengaruhi kemampuan adsorben lempung terkait dengan sifat morfologi lempung yang digunakan. Sub penelitian yang kedua adalah studi mengenai potensi lempung sebagai coagulant aid. Variabel penelitian yang dilakukan yaitu variasi dosis lempung dan pH air limbah. Pada penggunaan koagulan alum sebesar 30 mg/L, penambahan dosis lempung sawah sebanyak 30 mg/L mampu meningkatkan efisiensi penyisihan COD dari 12,07% menjadi 13,2%. Namun efisiensi ini belum bisa mengimbangi efisiensi penyisihan COD dengan penggunaan alum sebesar 40 mg/L, yaitu 17,24%.
PENGEMBANGAN KRITERIA PENILAIAN METODE DRASTIC DALAM ANALISIS KERENTANAN PENCEMARAN AIRTANAH DI KOTA BANDUNG Supriatna, Adi Mulyana; Notodarmojo, Suprihanto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 25, No 2 (2019)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Perlindungan terhadap sumber daya airtanah dapat dilakukan dengan membuat peta kerentanan pencemaran airtanah. Informasi yang didapat mengenai sebaran potensi kerentanan pencemaran airtanah di suatu wilayah dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembangunan berkelanjutan. Metode DRASTIC merupakan salah satu instrumen untuk mengevaluasi kerentanan pencemaran airtanah. Metode ini cukup popular dan banyak digunakan oleh para peneliti karena baik digunakan dalam skala regional. Akan tetapi tujuh parameter (kedalaman muka airtanah, curah hujan, media akuifer, media tanah, topografi, zone vadose, konduktivitas hidrolis) yang dijadikan dasar analisa tidak mempertimbangkan parameter penutup lahan. Berdasarkan dari hal tersebut pengembangan kriteria penilaian metode yang dimaksud yaitu dengan memasukan parameter penutup lahan. Selain itu penyesuaian mengenai parameter dan bobot yang dikaitkan dengan kondisi wilayah studi di kota Bandung. Pengembangan kriteria penilaian yang dilakukan mengunakan metode Analisis Hirarki Proses (AHP) dengan penyebaran kuesioner dilberikan kepada stakeholder (akademisi, pemerintahan dan masyarakat) berjumlah 30 sampel. Hasil analisa mengenai pengaruh penutup lahan terhadap kerentanan pencemaran mendapatkan bobot paling rendah yaitu sebesar 0,065 sementara yang tertinggi yaitu parameter media penyusun akuifer dengan bobot 0,208. Selain itu perubahan bobot juga terjadi pada beberapa parameter dan sub parameter yang dianalisa. Kata Kunci : Peta Kerentanan, DRASTIC, Penutup Lahan, AHP. Abstract:Protection of groundwater resources can be made by creating a vulnerability map of groundwater pollution. The information obtained regarding the potential distribution of groundwater pollution vulnerability in a region can be used as a reference in sustainable development. DRASTIC method is one of the instruments to evaluate the susceptibility of groundwater pollution. This method is quite popular and widely used by researchers because it is well used on a regional scale. However, seven parameters (groundwater depth, precipitation, aquifer media, soil media, topography, vadose zone, hydraulic conductivity) were used as the basis for the analysis did not add land cover parameters as aspects of human activities that could potentially increase vulnerability. Based on the above, the development of assessment criteria method is to include the land cover parameters. Also, adjustments on the parameters and weights associated with the condition of the study area in the city of Bandung. Development of assessment criteria conducted using Analytic hierarchy process(AHP) method with questionnaires distributed to stakeholders (academics, government and society) amounted to 30 samples. The result of analysis of the effect of land cover on the pollution susceptibility obtained the lowest weight that is equal to 0,065 while the highest is the parameter of media of aquifer constituent with weight 0,208. In addition weight changes also occur on some parameters and sub parameters that are analyzed. Keywords: Vulnerability Map, DRASTIC, Land Cover, AHP.
PEMANFAATAN ALUM DARI LIMBAH BUFFING SEBAGAI KOAGULAN UNTUK MENYISIHKAN KEKERUHAN DAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) Pertiwi, Yunita; Notodarmodjo, Suprihanto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 20, No 1 (2014)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.013 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2014.20.1.6

Abstract

Abstrak: Limbah buffing berasal dari proses finishing industri suku cadang otomotif dengan kandungan logam yang dominan yaitu 65,11% Aluminium. Kandungan Aluminium yangtinggi pada limbah buffing merupakan sumberdaya potensial untuk dijadikanbahan baku pembuatan koagulan berbasis logam. Pada penelitian ini, akan dipelajari studi pemanfaatan limbah buffing sebagai koagulan dan studi mekanisme proses koagulasi-flokulasi menggunakan koagulan tersebut. Pembuatan koagulan menggunakan 2 metode yang akan menghasilkan 109,4747 gram Al2(SO4)3.5H­2O dari 25 gram limbah buffing dan 62,8811 gram K.Al(SO4)2.8H2O dari 20 gram limbah buffing. Koagulan Al2(SO4)3. 5H2O mengandung sulfat 44,3%, 7% Al, dan kadar air 19,45%. Sedangkan koagulan metode II, yaitu KAl(SO4)2.8H2O mengandung sulfat 31,9%, 5,04% Al, dan kadar air 34,95%. Pada aplikasi untuk air baku dalam pengolahan air minum, dosis optimum untuk koagulan Al2(SO4)3.5H­2O adalah 30 mg/L dan koagulan K.Al(SO4)2.8H2O adalah 50 mg/L Efisiensi penyisihan kekeruhan terbesar pada koagulan Al2(SO4)3.5H2O dengan tingkat penyisihan 99,17%, dan memiliki kemampuan menyisihkan Total Suspended Solid (TSS) hingga <1,0 mg/L dengan tingkat penyisihan 99,29%.  Karakteristik flok yang terbentuk pada kondisi optimum proses koagulasi-flokulasi, memiliki rata-rata ukuran partikel ±0,01 mm2 pada proses koagulasi kemudian berturut turut mengalami pada proses flokulasi pembesaran menjadi ±0,04 mm2, ±0,45mm2, ±1,1 mm2 dan pada akhir proses flokulasi berukuran 1,9 mm2. Kecepatan pengendapan rata-rata partikel flok dengan menggunakan koagulan Al2(SO4)3.5H­2O adalah 0,052 ? 0,486 cm/detik dan 0,052 ? 0,289 cm/detik dengan menggunakan koagulan K.Al(SO4)2.8H2O. Selama 45 menit pengendapan, volume lumpur yang dihasilkan apabila menggunakan koagulan Al2(SO4)3.5H­2O 4,43mL/L air baku dan 5mL/L air baku untuk koagulan K.Al(SO4)2.8H2O.Kata kunci: limbah buffing, koagulan, koagulasi-flokulasi, kekeruhan, TSSAbstract: Buffing waste derived from industrial finishing processes of automotive parts containing 65,11% aluminium.The content of Al are high on buffing waste is a potential resource to be used as raw materials for metal-based coagulants.In this study, will be studied buffing waste as coagulant and coagulation-flocculation mechanism using buffing waste coagulant.There are 2 methods to produce coagulant that will produce a coagulant Al2 (SO4)3.5H2O and KAl(SO4)2.8H2O.Coagulant Al2(SO4)3.5H2O containing 44.3%sulfate, 7% Al, and moisture content is 19.45%. While coagulant method II, the K.AI(SO4)2.8H2O containing 31.9% sulfate, 5.04% Al, and moisture content is 34.95%. In the application to the raw water in the drinking water treatment, the optimum dose for coagulant Al2 (SO4)3.5H2O is 30 mg /L and coagulant K.Al(SO4)2.8H2O.was 50mg/L. Turbidity removal efficiency largest in coagulant Al2(SO4)3.5H2O with 99.17% turbidity removal rate, and have the ability to set aside Total Suspended Solid (TSS) to <1.0 mg/L with 99.29% removal rate. Floc characteristics formed at the optimum conditions coagulation-flocculation process, having an average particle size of 0,01 mm2 on the coagulation process then becomes an enlarged consecutive  ± 0.04 mm2, ± 0.45 mm2, ± 1.1 mm2,  and the size at the end of flocculation process is1.9 mm2. The average settling velocity of floc particles using  coagulant Al2 (SO4)3.5H2O is 0.052 to 0.486 cm/sec and 0.052 to 0.289 cm/sec by using  coagulant K.Al(SO4)2.8H2O. The volume of sludge produced usingcoagulant Al2 (SO4)3.5H2O is 4.43mL/L of raw water and 5 mL/L of raw water using coagulant K.Al(SO4)2.8H2O. Keywords: buffing waste, coagulant, coagulation-flocculation, Turbidity, TSS
OPTIMASI STRATEGI PENGENDALIAN KERENTANAN AIR TANAH DENGAN METODE ANALITYCAL HEIRARCHY PROSESS (STUDI KASUS :KOTA CIMAHI) Suryadi, Gilang Garnadi; Notodarmojo, Suprihanto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 1 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.008 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.1.7

Abstract

Abstrak: Penyusunan model optimasi kinerja strategi pengendalian kerentanan air tanah merupakan studi eksploratif yang berorientasi pada penggalian fakta lapangan dan multi kriteria dalam memilih model atau strategi alternatif untuk mengoptimalkan kinerja strategi kerentanan air tanah. Sebagai kajian terapan, terlebih dahulu dilakukan mempelajari teori dan penelitian terdahulu kemudian dilakukan survey yaitu pengisian kuisoner untuk mengumpulkan data sampel pada suatu waktu tertentu dari beberapa responden ahli. Metode yang digunakan yaitu Analitycal Heirarchy Prosess(AHP) dan menggunakan software Expert Choice. Penghitungan secara global akhirnya didapat untuk penyusun model optimasi kinerja pengendalian air tanah adalah : (1) Pembatasan debit (16%) (2) peraturan kerapatan lokasi (9,7%)  (3) penentuan zona pengambilan (8,3%) (4) membuat peta bahaya (7,8%) (5) Penerapan amdal (7,4%). Kata kunci: kerentanan air tanah, strategi, AHP, Kota Cimahi Abstract: The preparation of performance optimization model of groundwater vulnerability control strategy is an explorative study that is oriented on field fact digging and multi criteria in choosing alternative model or strategy to optimize performance of groundwater susceptibility strategy. As an applied study, firstly studied the theory and previous research and then conducted a survey that is charging questionnaires to collect sample data at a certain time from some expert respondents. The method used is Analitycal Heirarchy Prosess(AHP) and using Expert Choice software. The global calculations finally obtained for the compilers of the optimization model of groundwater control performance are: (1) Limit debit (16%) (2) density regulation (9,7%) (3) determination of retrieval zone (8,3%) (4) make hazard map (7,8%) (5) Implementation of AMDAL (7.4%) Keywords: groundwater vulnerability, strategy, AHP, Cimahi City
IDENTIFIKASI SEBARAN LOGAM BERAT ARSEN (AS) DARI SISTEM PANAS BUMI PADA AIR TANAH DANGKAL DENGAN METODE KRIGING Afifah, Nuha Amiratul; Notodarmojo, Suprihanto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 24, No 1 (2018)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Arsen adalah elemen jejak bersifat toksik dan dapat menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Salah satu sumber paparan arsen untuk manusia adalah melalui air tanah. Air tanah yang terindikasi memiliki kandungan arsen tinggi salah satunya adalah air tanah yang berada pada lokasi yang terpengaruh oleh sistem panas bumi. Kontaminasi arsen pada air tanah merupakan suatu permasalahan global yang cukup serius dan  telah didapati kontaminasi arsen pada air tanah terjadi di Taiwan, Chile, Bangladesh, Argentina, Meksiko, China, dan India. Sub-DAS Ciwidey merupakan area di salah satu lereng Gunung Patuha yang terletak di selatan Cekungan Bandung memiliki banyak manifestasi panas bumi yang merupakan salah satu sumber polutan alami yang merupakan polutan vulkanogenik. Penelitian yang dilakukan pada sampel air tanah dangkal di Sub-DAS Ciwidey menunjukkan bahwa konsentrasi arsen berkisar 0.001 mg/l sampai dengan 3.25 mg/l, melebihi batas aman yang telah ditetapkan oleh WHO dan Indonesia yaitu 0.01 mg/l. Metode geostatistik dengan Simple Kriging tanpa transformasi memberikan hasil prediksi yang paling akurat. Interpretasi kehadiran arsen berdasarkan analisa geokimia air tanah menggunakan Diagram Schoeller menunjukkan hasil bahwa air tanah di lokasi studi berasal dari sumber yang sama, dan terpengaruh oleh sistem panas bumi. Dengan demikian, maka diperkirakan sebanyak 430,600 jiwa berisiko terpapar oleh kontaminasi arsen di air tanah dangkal yang melebihi batas aman yang telah ditetapkan WHO. Kata kunci: arsen, panas bumi, air tanah dangkal, Sub-DAS Ciwidey, metode kriging Abstract: Arsenic is a toxic trace element that can cause various negative impacts on human health. One of arsenic exposure source for humans is through groundwater. One of groundwater indicated with high arsenic content, is groundwater in a location affected by geothermal systems. Arsenic contamination in groundwater is a serious global problem and arsenic contamination in groundwater has occurred in Taiwan, Chile, Bangladesh, Argentina, Mexico, China and India. Ciwidey Sub-watershed is an area on Mount Patuha slope located in the south of Bandung Basin has many geothermal manifestations which is one source of volcanogenic pollutant, including arsenic. A study conducted on shallow groundwater samples in Ciwidey Sub-watershed showed that arsenic concentrations ranged from 0.001 mg/L to 3.25 mg/L, exceeded the safe limits established by WHO and Indonesia. Geostatistical methods with Simple Kriging without transformation provide the most accurate prediction results. Interpretation of arsenic presence based on groundwater geochemical analysis using Schoeller Diagram shows the result that groundwater at the study site comes from the same source, which is influenced by geothermal system. Thus, an estimated 430,600 people are at risk of exposure to arsenic contamination in shallow groundwater beyond the safe limits established by WHO. Keywords: arsenic, geothermal, shallow groundwater, Ciwidey Sub-watershed, kriging method
PENGARUH KOMPETITOR KATION NATRIUM, KALSIUM, DAN MAGNESIUM TERHADAP ADSORPSI LOGAM SENG OLEH SEDIMEN ANCOL, TELUK JAKARTA Naomi Sitohang, Dame Alvina; Notodarmojo, Suprihanto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 22, No 2 (2016)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.664 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2016.22.2.2

Abstract

Abstrak: Semakin meningkatnya aktivitas industri di Kota Jakarta berimbas terhadap bertambahnya jumlah kontaminan yang masuk ke dalam perairan Teluk Jakarta. Senyawa seng (Zn) digunakan dalam banyak industri dan konsentrasinya di Teluk Jakarta telah mencapai ambang batas baku mutu air laut untuk biota laut. Sedimen merupakan komponen penting dalam laut yang mampu mengadsorpsi logam terlarut. Analisis XRD menunjukkan bahwa sedimen Teluk Jakarta didominasi oleh mineral kuarsa sebanyak 56.4%,  kaolinite sebanyak 17.5%, dan pyrite sebanyak 13.7% persentase berat. Karakterisasi fisik dan kimia sedimen Ancol mencakup kandungan C-organik sebesar 5.41%, nilai KTK sebesar 29.07 me/100 gram, luas permukaan sebesar 29.388 m2/gram, specific gravity sebesar 2.63 g/cm3, dan keberadaan gugus hidroksil. Percobaan sorpsi dilakukan secara batch dan mengikuti kinetika reaksi pseudo-second order. Adsorpsi Zn oleh sedimen Ancol, Teluk Jakarta pada kondisi tanpa keberadaan kompetitor dapat direpresentasikan dengan isoterm Langmuir. Pada penambahan Na, adsorpsi Zn mengikuti isoterm Freundlich dan terjadi penurunan kapasitas adsorpsi sebesar 0.68%. Pada kondisi penambahan Ca, adsorpsi Zn mengikuti isoterm Langmuir kompetitif, terjadi penurunan kapasitas adsorpsi sebesar 0.91%. Pada penambahan Mg, adsorpsi Zn mengikuti isoterm linear dan terjadi penurunan kapasitas adsorpsi sebesar 2.22%. Pada air laut artifisial, adsorpsi Zn mengikuti isoterm Langmuir dan secara keseluruhan terjadi penurunan kapasitas adsorpsi sebesar 12.09%. Adsorpsi Zn dengan kompetitor Na dan Ca di dalam air laut artifisial dapat direpresentasikan dengan isoterm Langmuir kompetitif. Kata kunci: adsorpsi, Zn, kation kompetitor, sedimen Abstract: Rapid development of industrial activities in Jakarta leads to increasing amount of pollutant in the sea of Jakarta Bay. Zinc (Zn) is a common substance used in many kind of industry. The concentration of Zn in the sea of Jakarta Bay has reached the maximum limit of Zn concentration regulated by Indonesian State Minister for the Environment in the sea for marine biota. Marine sediment plays an important role in adsorption process of dissolved metal in the seawater. XRD analysis of Jakarta Bay sediment shows dominant mineral of the sediment which are quartz (56.4%), kaolinite (17.5%), and pyrite (13.7%). Physical and chemical characterization of Ancol Sediment showed organic carbon content as much as 5.41%, cation exchange capacity 29.07 meq/100 gram, surface area 29.388 m2/gram, specific gravity 2.63 g/cm3 , and the presence of hydroxyl group. A batch sorption model which assumed the pseudo-second order mechanism, was developed to predict the equilibrium sorption capacity. Adsorption of zinc onto Ancol sediment followed Langmuir isotherm. In addition of Na to the system, Zn adsorption followed Freundlich isotherm and sorption capacity decreased by 0.68%. In addition of Ca to the system, Zn adsorption followed Freundlich isotherm and sorption capacity decreased by 0.91%. In addition of Mg to the system, Zn adsorption followed linear isotherm and sorption capacity decreased by 2.22%. In artificial seawater, Zn adsorption followed Langmuir isotherm and sorption capacity decreased by 2.09% compared with absence of competing cation. Adsorption of Zn in presence of each Na and Ca in artificial seawater were specifically compatible with competitive Langmuir isotherm. Keywords: adsorption, Zn, competing cation, sediment
Removal Of Color and Chemical Oxygen Demand From Textile Wastewater Using Advanced Oxydation Process (AOPs) Helmy, Qomarudin; Notodarmojo, Suprihanto; A. Aruan, Indah; Apriliawati, Rizki
IPTEK Journal of Proceedings Series No 6 (2017): The 3rd International Conference on Civil Engineering Research (ICCER) 2017
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.583 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i6.3292

Abstract

Large quantities of dyes used in the textile industry are lost to the effluents and flows into surface water during the manufacturing and processing operations. Many methods have been used such as biological, physical and chemical treatment of dye containing wastewater. Among these treatment technique, activated sludge, flocculation, and adsorption are the most commonly applied methods in Indonesia. Dyes are usually resistant to aerobic degradation, for example decolorization of azo dyes has been found to be less effective solely using this treatment. On the other hand, flocculation and adsorption methods are not destructive, mainly just concentrate and separate the pollutants phases. This research paper investigates the removal of color and chemical oxygen demand/COD from textile wastewater using advanced oxydation process either by ozone-UV and zinc oxide photocatalyst. Effects of various variables on decolorization and COD removal process have been investigated. The results showed that ozone/UV could achived a complete decolorization (100% removal) when 40 mg/l dye initial concentration was treated with 170.43 ppm/min ozonation for 120 min of incubation period. The same color removal efficiency also achieved when 20 mg/l dye initial concentration treated in the photocatalytic reactor contained 0.71 mg/cm2 of ZnO nanoparticle after 135 min of incubation period. COD removal efficiency for ozone/UV and ZnO photocatalytic treatment was 60% and 77%, respectively.
Co-Authors A. Aruan, Indah Adi Mulyana Supriatna Afifah, Nuha Amiratul Amanda Larasati Amanda Larasati Andita Rachmania Dwipayani Andriani Astuti Anne Deniva Anne Juliah Apriliawati, Rizki Benny Chatib Chatib, Benny Cintya L. Radiman Cynthia Radiman Damanhuri, Enri Dame Alvina Naomi Sitohang Delu, Kevin Foggy Dini Mayasanthy Dini Mayasanthy Dion Awfa Dirgawati, Mila Djoko Cahyo Utomo Lieharyani Doni Sugiyana Doni Sugiyana Doni Sugiyana, Doni Dwina Roosmini Dwipayani, Andita Rachmania EDWAN KARDENA Eka Wardhani Eka Wardhani Enri Damanhuri Fatimah Juhra Fatimah Juhra Geerling, Gertjan W. Gilang Garnadi Suryadi Gustiani, Srie Harja, Yulianty Harryes, Regil Kentaurus Hendra Kurniawan I Wayan Koko Suryawan I Wayan Koko Suryawan Ika Bagus Priyambada Ika Bagus Priyambada Iva Yenis Septiariva Iva Yenis Septiariva Iva Yenis Septiariva Iva Yenis Septiariva Juhra, Fatimah Kato, Shigeru Kevin Foggy Delu Kuriko Yokota Kuriko Yokota Kuriko Yokota Kuriko Yokota Kurniawan, Hendra Larasati, Amanda Larasati, Amanda Lita Darmayanti M. Irsyad Mahmud Mahmud Makhmudah, Nisaul Marisa Handajani Martin Darmasetiawan Maulana, Yusuf Eka Mega Mutiara Sari Mega Mutiara Sari Mega Mutiara Sari Mega Mutiara Sari Minda Nicelia Mindryani Syafila Mindryani Syafila Mohamad Rangga Sururi Muammar Qadafi Nafisah, Aninda Putri Naomi Sitohang, Dame Alvina Nicelia, Minda Nisaul Makhmudah Noviani Ima Wantoputri Nuha Amiratul Afifah Nurulbaiti Listyendah Zahra Nurulbaiti Listyendah Zahra, Nurulbaiti Listyendah Pertiwi, Yunita Prama Setia Putra Prayatni Soewondo Prayatni Soewondo Putra, Prama Setia Qomarudin Helmy Qomarudin Helmy, Qomarudin Radiman, Cynthia Ragas, Ad M.J. Rahajeng Hasna Safira Riana Ayu Kusumadewi Riska Pratiwi Rohmatun Rohmatun Rositayanti Hadisoebroto Salami, Indah R. S. Sapta Suhardono Sapta Suhardono Sapta Suhardono Sari, Mega Mutiara Septiariva, Iva Yenis Septiariva, Yenis Shigeru Kato Shigeru Kato Shigeru Kato Soenoko, Bambang Sofiyah, Evi Siti Sri Maryati Sri Maryati Srie Gustiani Stacia Dea Prameswari Sugiyana Doni Sugiyana Doni, Sugiyana Sugiyana, Doni Suhardono, Sapta Sundari, Santi Supriatna, Adi Mulyana Suryawan, I Wayan Koko Syafila, Mindryani T. Zulkarnain Takanobu Inoue Takanobu Inoue Takanobu Inoue Takanobu Inoue Takanobu Inoue Teuku Zulkarnain Tri Padmi Utami, Rosetyati R. Widiarto Widiarto Widiarto Widiarto, Widiarto Wisnu Prayogo Wulan, Diana Rahayuning Yulianty Harja Yuniati Zevi Yunita Pertiwi Yusuf Eka Maulana