Ria Azizah Tri Nuraini
Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 48 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Kajian Morfometri Rajungan (Portunus pelagicus) Linnaeus, 1758 (Crustacea: Portunidae) pada Dua Fase Bulan yang Berbeda di Perairan Desa Tunggulsari, Rembang Pratiwi, Wukir Berliana; Nuraini, Ria Azizah Tri; Widianingsih, Widianingsih
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v10i1.28667

Abstract

Fase bulan secara periodik mengalami perubahan dan menjadi faktor yang mempengaruhi perairan secara fisika, kimia, maupun biologi. Kondisi tersebut di wilayah perairan laut menimbulkan fenomena pasang surut yang memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan biota laut seperti rajungan (Portunus pelagicus). Strategi penangkapan yang tepat dapat dilakukan dengan menentukan target satu spesies atau dengan cara melihat fase bulan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian morfometri, nisbah kelamin, hubungan lebar berat, dan tingkat kematangan gonad rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap nelayan pada fase bulan purnama dan bulan mati dari Perairan Desa Tunggulsari, Rembang. Pengambilan data dilakukan terhadap rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap oleh nelayan dari perairan Desa Tunggulsari. Kegiatan penelitian dilakukan pada tanggal 9 Januari 2020, 28 Januari 2020, 10 Februari 2020, 25 Februari 2020, 10 Maret 2020, dan 24 Maret 2020. Hasil penelitian berdasarkan uji T statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan komposisi rajungan dari fase bulan purnama dan bulan mati dengan selisih yang tidak signifikan. Rajungan yang tertangkap pada fase bulan purnama memiliki rata-rata ukuran berat dan lebar yang lebih kecil dibandingkan pada fase bulan mati. Analisis power curve hubungan lebar dan berat rajungan yang ada di perairan Desa Tunggulsari bersifat allometrik negatif yang berarti pertumbuhan lebar karapas lebih cepat dibandingkan beratnya.  The lunar phase periodically changes and becomes a factor that affects the waters physically, chemically, and biologically. These conditions in the marine waters cause tidal phenomena which have a major influence on marine life such as blue swimming crab (Portunus pelagicus). The right fishing strategy can be done by determining the target of one species or by looking at the phases of the moon. This study aims to study the morphometry, sex ratio, weight-width relationship, and maturity level of the crab gonads (Portunus pelagicus) caught by fishermen in the full moon and new moon phases of the Tunggulsari Waters, Rembang. The method used in this research is descriptive exploratory. Research activities were carried out on January 9, 2020, January 28, 2020, February 10, 2020, February 25, 2020, March 10, 2020, and March 24, 2020. The results of the study based on the statistical T test showed that there was an insignificant difference in the catch of the full moon and new moon phases. The crabs that are caught in the full moon phase have an average size of weight and width that is smaller than in the new moon phase. Analysis of the relationship between the width and weight of small crabs in the waters of Tunggulsari Waters is negative allometric, which means that the carapace width grows faster than its weight.
Jenis Fitoplankton di Perairan Sekitar PLTU Tambak Lorok Semarang Ananta, Clarence Daffa; Nuraini, Ria Azizah Tri; Pratikto, Ibnu
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v10i1.27790

Abstract

Salah satu pemanfaatan lingkungan pesisir dan laut adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), karena sistem penyediaan air yang dibutuhkan untuk operasional PLTU berasal dari air laut. Kenaikan suhu permukaan laut akibat adanya aktivitas PLTU akan mempengaruhi organisme pada perairan tersebut, salah satunya adalah fitoplankton. Fitoplankton merupakan organisme autotroph yang mengandung pigmen klorofil sehingga dapat melakukan proses fotosintesis dengan memanfaatkan cahaya matahari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji komposisi dan kelimpahan fitoplankton di perairan sekitar PLTU Tambak Lorok Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif, sedangkan dalam pengambilan sampel penelitian, digunakan metode purposive sampling. Hasil kelimpahan fitoplankton secara keseluruhan di Perairan Tambak Lorok, yang tertinggi terdapat pada stasiun 3 dengan jumlah sebesar 4035,7 Ind/L sedangkan pada stasiun 2 dengan jumlah sebesar 2812,7 Ind/L dan kelimpahan terendah terdapat pada stasiun 1 dengan jumlah sebesar 1494,7 Ind/L. Terjadi kenaikan suhu sebesar 5OC dengan nilai suhu mencapai 36,2OC pada stasiun 1 yang memiliki jarak 300 m dari titik outfall, suhu kemudian mengalami penurunan sebesar 3 OC dengan nilai suhu sebesar 33,7OC pada stasiun 2, dan terjadi penurunan pada stasiun 3 hingga nilai suhu sebesar 32,8OC dimana suhu sudah mendekati nilai normal suhu perairan sebesar 31 OC. Dapat disimpulkan bahwa nilai kelimpahan fitoplankton mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya kenaikan suhu permukaan laut pada Perairan Tambak Lorok Semarang.One of the utilization of coastal and ocean environment is the development of electric steam power plant since the water required for the operational comes from seawater. The disposal location of the used seawater is in the form of waste heat, streamed into the ocean; therefore it caused the rise of sea-level temperature. The rising sea level temperature will affect the organism on those waters; one of them is phytoplankton. Phytoplankton is an autotroph organism that contains chlorophyll pigment so it can do photosynthesis process using the sunlight. This research aims to study the abundance of phytoplankton in waters around electric steam power plant Tambak Lorok Semarang. The method used in this research is the explorative, descriptive method, while the sampling method is purposive sampling. The highest phytoplankton abudance in Tambak Lorok Waters is located on the third station with 4035,7 Ind/L, while on the second station is 2812,7 Ind/L and the lowest abundance is on the first station with only 1494,7 Ind/L. The increase of sea-level temperature is up to 5OC with the temperature value reached 36,2OC on the first station that located 300 m from the power plant outfall. The temperature then drops 3OC with the value of 33,7OC on the second station. The temperature then drops on the third station with the value of 32,8OC where it’s closed to average sea level temperature, which is 31OC. It can be concluded that the abundance of phytoplankton decreased along with the increase of sea level temperature in Tambak Lorok Waters.
Kandungan Nitrat dan Fosfat dalam Air Pori Sedimen dan Kolom Air di Daerah Padang Lamun Perairan Pantai Prawean, Bandengan, Jepara Tampubolon, Eko Wardana Parsaulian; Nuraini, Ria Azizah Tri; Supriyantini, Endang
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v9i4.28261

Abstract

ABSTRAK : Secara alamiah konsentrasi zat hara dalam perairan bervariasi untuk masing-masing bentuk senyawanya, termasuk nitrat dan fosfat. Lamun berperan penting terhadap sumbangan nutrien di perairan dengan hasil dekomposisi serasah lamun oleh mikroorganisme pengurai. Fungsi sistem lamun terletak pada pemahaman faktor-faktor yang mengatur produksi dan dekomposisi bahan organik serta efisiensi daur nutrisi dalam sistemnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nitrat dan fosfat air pori sedimen dan kolom air serta mengetahui jenis dan jumlah kerapatan lamun yang terdapat di perairan Pantai Prawean Bandengan Jepara. Metode penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisa kandungan nitrat menggunakan metode analisis SNI 06-6989.31-2005 dan fosfat menggunakan metode analisis BP2-MU-A-08. Pengamatan lamun menggunakan transek kuadrat 50x50cm menurut panduan LIPI. Kandungan nitrat air pori sedimen berkisar 1,85 – 2,82 mg/l, tergolong sedang. Sedangkan kandungan nitrat kolom air berkisar 0,63 – 1,09 mg/l, tergolong rendah. Kandungan fosfat pada air pori berkisar 0,09 – 0,15 mg/l, tergolong sangat subur. Sedangkan kandungan fosfat kolom air berkisar 0,02 – 0,04 mg/l, tergolong cukup subur. Jenis lamun yang ditemukan pada lokasi penelitian sebanyak 4 spesies yaitu Enhalus accoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea serullata, dan Cymodocea rotundata. Kerapatan lamun tertinggi di stasiun 2 sebanyak 132 tegakan/m2 (rapat) sedangkan stasiun 1 sebanyak 95 tegakan/m2 (agak rapat) dan stasiun 3 sebanyak 123 tegakan/m2 (agak rapat). Lamun jenis Cymodocea serullata memiliki dominansi tertinggi pada setiap stasiun. ABSTRACT : Naturally the concentration of nutrients in the waters varies for eachthe form of its compounds, including nitrates and phosphates. Seagrass plays an important role in the contribution of nutrients in waters with the result of decomposition of  seagrass litter by decomposing microorganisms. The function of the seagrass system lies in understanding the factors that govern the production and decomposition of organic matter and the efficiency of nutrient cycling in the system. This research aims to determine the content of nitrate and phosphate in sediment pore water and water columns in the seagrass beds of Prawean Coast waters Jepara and determine the type and the amount of seagrass density. This research method uses descriptive analysis. Nitrate content analysis using SNI 06-6989.31-2005 and phosphate analysis using BP2-MU-A-08. Seagrass observations using the Transect squared 50x50cm according to the LIPI guidelines. The content of nitrates sediment pore water in the seagrass beds of Prawean Coast ranges from 1,85 to 2,82 mg/l, while the content of nitrate in water column ranges from 0,63 – 1,09 mg/l. The content of phosphate in pore water ranges from 0,09 – 0,15 mg/l, while the phosphate content of the water column ranges from 0,02 to 0,04 mg/l. Four types of seagrass found were Enhalus accoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea serullata, and Cymodocea rotundata. The highest seagrass density at station 2 was 132 stands/m2, while the station 1 was 95 stands/m2 and station 3 was 123 stands/m2. Seagrass type Cymodocea Serullata has the highest dominance at each station.Kata Kunci :   Nitrat, Fosfat, Air Pori Sedimen, Kolom Air, Lamun.
Korelasi Antara Daya Serap Gracilaria sp. Terhadap Konsentrasi Logam Berat Cu di Media Pemeliharaan Amanda, Regina; Nuraini, Ria Azizah Tri; Supriyantini, Endang
Journal of Marine Research Vol 10, No 3 (2021): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v10i3.30732

Abstract

Pencemaran air terhadap lingkungan dapat menyebabkan dampak membahayakan yang dapat dirasakan oleh makhluk hidup. Salah satu logam berat yang sering mencemari air adalah logam berat tembaga (Cu). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan daya serap rumput laut Gracilaria sp. terhadap logam berat Cu dan pertumbuhannya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratoris dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan penambahan konsentrasi Cu, yaitu kontrol (0,54 ppm, sesuai dengan konsentrasi Cu pada air laut), 3 ppm, 6 ppm, 9 ppm dengan 3 kali pengulangan. Pengukuran kandungan logam Cu terhadap Gracilaria sp. dengan menggunakan Atomic Absorpsion Spektofotometri (AAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyerapan logam berat Cu tertinggi terdapat pada konsentrasi 9 ppm, yaitu sebesar 3,63 ppm dan terendah pada kontrol yaitu sebesar 0,27 ppm.. Pertumbuhan Gracilaria sp. tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol dengan pertambahan berat sebesar 209,2 gram dan  terendah pada konsentrasi 9 ppm, yaitu sebesar 162,9 gram. Semakin tinggi konsentrasi Cu yang diberikan maka semakin rendah pertumbuhan Gracilaria sp. Water pollution to the environment can cause dangerous impacts that can be felt by living things. One of the heavy metals that often pollutes water is the heavy metal copper (Cu). The purpose of this study was to determine the absorption capacity of Gracilaria sp. to the heavy metal Cu and its growth. This study used a laboratory experimental method with a completely randomized design (RAL) using 4 additional treatments of Cu concentration, namely control (0.54 ppm, according to the Cu concentration in seawater), 3 ppm, 6 ppm, 9 ppm with 3 repetitions. Measurement of Cu metal content against Gracilaria sp. by using Atomic Absorption Spectophotometry (AAS). The results showed that the highest absorption of heavy metal Cu was at a concentration of 9 ppm, which was 3.63 ppm and the lowest was 0,27 ppm in control.. The Growth of Gracilaria sp. The highest was found in the control treatment with a weight gain of 209.2 grams and the lowest was at a concentration of 9 ppm, which was 162.9 grams. The higher the concentration of Cu given, the lower the growth of Gracilaria sp. 
Struktur Komunitas Zooplankton Secara Horisontal Di Desa Mangunharjo, Kec. Tugu, Semarang Hadi Endrawati; Ria Azizah Tri Nuraini; Ken Suwartimah
Buletin Oseanografi Marina Vol 3, No 1 (2014): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.249 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v3i1.11214

Abstract

Perairan Desa Mangunharjo Kecamatan Tugu, Kota Semarang merupakan kawasan pemukiman, aktivitas warga, dan terdapat pula pabrik–pabrik sehingga limbah dari semua kegiatan tersebut akan dibuang ke perairan. Hal tersebut akan mempengaruhi kualitas perairan kehidupan dari zooplankton. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai sebaran horisotal untuk mengelahui kelimpahan, dan keanekaragaman zooplankton. Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling metodh. Berdasarkan hasil penelitian diketahui kelimpahan zooplankton ditemukan sebanyak 39 genera pada saat pasang dan 43 genera pada saat surut dengan 8 fila yaitu Filum Arthropoda; Filum Chaetognatha; Filum Coelenterata; Filum Protozoa; Filum Chordata; Filum Ctenophora; Filum Moluska; Filum Polychaeta. Kelimpahan zooplankton tertinggi ditemukan pada stasiun 3 baik pada saat pasang maupun surut yang berkisar 243.08-300.96  ind L-1. Jenis zooplankton yang mendominasi berasal dari filum Protozoa genera Tintinnopsis. Kelimpahan zooplakton terendah terdapat pada stasiun 1 saat pasang sebesar 146.03 ind L-1 dan 145.14 ind L-1saat surut pada stasiun 2. Indeks keanekaragaman baik pada saat pasang maupun surut pada semua stasiun menunjukkan tingkat keanekaragaman yang rendah dengan nilai < 2. Begitu pula indeks dominansi pada semua stasiun menunjukkan tingkat dominansi sedang. Indeks keseragaman pada stasiun1 baik pada saat pasang dan surut menunjukkan keseragaman jenis sedang   Kata Kunci: Struktur Komunitas, Zooplankton, Mangunharjo, .  
Stok Karbon Pada Tegakan Vegetasi Mangrove Di Pulau Karimunjawa Ria Azizah Tri Nuraini; Delianis Pringgenies; Chrisna Adhi Suryono; Vicencius Hendra Adhari
Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 2 (2021): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v10i2.31616

Abstract

Hutan Mangrove merupakan suatu ekosistem laut yang memiliki peran penting sebagai penyimpan karbon tertinggi di wilayah tropis. Fungsi mangrove ini dapat membantu dalam mengurangi emisi karbon dan pemanasan global. Pulau Nyamuk dan Pulau Parang merupakan vegtasi alami yang mengalami penurunan luasan mangrove yang diduga disebabkan oleh alih fungsi lahan, sehingga akan menyebabkan penurunan fungsi mangrove dalam menyerap CO2. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menganalisis dan menduga total simpanan karbon dan serapan CO2 pada tegakan mangrove di Pulau Nyamuk dan Pulau Parang. Manfaat dilakukanya penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai manfaat mangrove sebagai penyerap karbon. Pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling method, dimana setiap lokasi memiliki 3 stasiun (Pulau Nyamuk; Sareh Besar, Sareh Kecil, Ujung; Pulau Parang: Batu Merah, Plawangan, Batu Hitam). Setiap stasiun dibagi menjadi 3 plot untuk dilakukan pengambilan data diameter batang mangrove. Data diameter batang mangrove digunakan untuk menghitung nilai biomasssa tegakan dengan menggunakan rumus allometrik dalam menduga simpanan karbon pada tegakan mangrove suatu area. Hasil penelitian menunjukan bahwa simpanan total karbon pada tegakan mangrove di Pulau Nyamuk memiliki nilai 1.176,48 ton/ha, yang dibagi sebagai berikut: Stsiun Sareh Kecil: 383,16 ton/ha, Stasiun Sareh Besar: 419,51 ton/ha, dan Stasiun Ujung: 373,81 ton/ha, sedangkan di Pulau Parang memiliki nilai 2009.031 ton/ha, yang dibagi sebagai berikut: Stasiun Batu Merah 767,672 ton/ha, Stasiun Batu Hitam 654,444 ton/ha, dan Stasiun Plawangan 586,915. Mangrove Forest is a marine ecosystem that has an important role as the highest carbon storage in the tropics. This mangrove function can help in reducing carbon emissions and global warming. Nyamuk Island and Parang Island are natural vegetation which decrease mangrove area which is caused by land conversion function, so it will cause mangrove function to absorb CO2. The purpose of this research is to analyze and estimate total carbon storage and CO2 uptake on mangrove stands in Nyamuk Island and Parang Island. The benefit of this research is to provide information about the benefits of mangroves as carbon sinks. The data collected in this research using purposive sampling methods, where each location has 3 stations (Nyamuk Island: Sareh Besar, Sareh Kecil, Ujung; Parang Island: Batu Merah, Plawangan, Batu Hitam). Each station is divided into 3 plots for data collection of mangrove stems diameter. The mangrove stem diameter data were used to calculate the stand biomass value by using allometric formula in estimating carbon stock in the mangrove stand of an areas. The results of research, that total carbon deposits in mangrove stands in Nyamuk Island had a value of 1,176.48 tons/ha, divided as follows: Sareh Kecil Station: 383.16 tons / ha, Sareh Besar Station: 419.51 tons / ha, and Ujung Station: 373,81 ton / ha, while in Parang Island has value 2009.031 ton / ha, which is divided as follows: Batu Merah Station 767,672 ton / ha, Batu Hitam Station 654,444 ton / ha, and Plawangan Station 586,915.
Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Pada Air, Sedimen, Dan Kerang Hijau (Perna viridis) Di Perairan Trimulyo Dan Mangunharjo Semarang Fita Mirawati; Endang Supriyantini; Ria Azizah Tri Nuraini
Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 2 (2016): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.098 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v5i2.15731

Abstract

Trimulyo dan Mangunharjo merupakan salah satu kawasan pesisir Semarang yang memiliki kawasan industri disekitarnya, sehingga berpotensi menjadi sumber logam berat Pb yang mencemari perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Pb pada air, sedimen, dan kerang hijau (P. viridis) dan mengetahui batas konsumsi mingguan kerang hijau (P. viridis). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2016. Metode penelitian adalah metode studi kasus dan pemilihan lokasi menggunakan metode purposive sampling. Sampel diambil dengan tiga kali pengulangan. Analisa logam berat menggunakan AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometry), sedangkan analisa keamanan konsumsi menggunakan MTI (Maximum Tolerable Intake). Hasil kisaran kandungan logam berat Pb dalam air pada Perairan Trimulyo dan Mangunharjo Semarang  rata-rata sebesar <0,003 mg/l. Kandungan logam berat Pb dalam sedimen pada Perairan Trimulyo berkisar antara <0,030-5,96 mg/kg, dan pada Perairan Mangunharjo berkisar antara <0,030-3,69 mg/l. kandungan logam berat Pb dalam jaringan lunak kerang hijau (Perna viridis) pada Perairan Trimulyo berkisar antara 0,26-0,32 mg/kg dan pada Perairan Mangunharjo berkisar antara 0,19-0,39 mg/kg. Berat maksimal asupan kerang hijau (P. viridis) yang aman dikonsumsi perminggu pada Perairan Trimulyo dan Mangunharjo Semarang untuk individu dengan berat badan 60 kg yaitu 5,769 kg/minggu dan 7,895 kg/minggu. sedangkan untuk individu dengan berat badan 45 kg yaitu 4,327 kg/minggu dan 5,921 kg/minggu. Kata kunci : Logam Berat Pb, P. viridis, MTI
Studi Kandungan Bahan Organik Pada Beberapa Muara Sungai Di Kawasan Ekosistem Mangrove, Di Wilayah Pesisir Pantai Utara Kota Semarang, Jawa Tengah Endang Supriyantini; Ria Azizah Tri Nuraini; Anindya Putri Fadmawati
Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 1 (2017): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.84 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v6i1.15739

Abstract

Bahan organik adalah kumpulan senyawa - senyawa organik kompleks yang telah mengalami proses dekomposisi oleh organisme pengurai, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi. Bahan organik merupakan sumber nutrient yang penting, yang sangat dibutuhkan oleh organisme laut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis parameter kandungan bahan organik meliputi BOD5 (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), TDS (Total Suspended Solid) dan TOM (Total Organic Matter) dan menentukan tingkat pencemaran bahan organik berdasarkan baku mutu pada beberapa muara sungai di kawasan ekosistem mangrove, di wilayah pesisir pantai Utara Kota Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sedangkan penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling method dan untuk pengambilan sampel air menggunakan metode sample survey method. Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan parameter bahan organik selama penelitian di semua lokasi adalah BOD (3,77 – 15,13 mg/L), COD (20,33 – 140,67 mg/L), TSS (1,33 – 13,67 mg/L), TDS (818,33 – > 2.000 mg/L) dan TOM (10,73 – 50 mg/L). Secara umum kandungan COD dan TSS di Maron dan Trimulyo sudah melewati ambang batas baku mutu menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air Limbah, sedangkan untuk kandungan BOD, TSS dan TOM belum melampaui ambang batas baku mutu yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. The organic material is set of complex organic compounds that have developed in decomposition process by decomposing organisms, both in the form of topsoil of humification as well as inorganic compounds of mineralization. Organic materials are an important source of nutrients, which are needed by aquatic organisms. This study aimed to analyze the organic material content BOD5 (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), TDS (Total Suspended Solid) and TOM (Total Organic Matter) and determine the level of pollution of organic materials based on quality standard on some estuaries of the mangrove ecosystem, in North Coast of Semarang. This study carried out in April 2015. A method used in this research is descriptive method, whereas the determination of research location used purposive sampling method and the method intake of the water sample used the sample survey method. The results showed that the content of organic material parameters during the research in all locations are BOD (3.77 to 15.13 mg/L), COD (20.33 to 140.67 mg/L), TSS (1.33 - 13, 67 mg/L), TDS (818.33 - > 2.000 mg/L) and TOM (10.73 – 50 mg/L). In general the content of COD at Maron and Trimulyo, and TDS content Mangkang Wetan, Maron and Trimulyo are already passed the quality standard according to the Decree of the Minister of State for Population and the Environment No. 2 of 1988 on Wastewater quality standard, whereas for the content of BOD, TSS and TOM has not exceeded the limit of quality standards which are established by the Decree of the Minister of State for Population and the Environment No. 51 of 2004.
ESTIMATION CARBON STOCK ON MANGROVE VEGETATION AT MANGROVE AREA OF UJUNG PIRING JEPARA DISTRICT Dimas Panji Budi Prasetyo; Ria Azizah Tri Nuraini; Endang Supriyantini
International Journal of Marine and Aquatic Resource Conservation and Co-existence Vol 2, No 1 (2017): IJMARCC
Publisher : International Journal of Marine and Aquatic Resource Conservation and Co-existence

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (919.094 KB) | DOI: 10.14710/ijmarcc.2.1.p

Abstract

ABSTRACTMangrove forrest is an coastal ecosystem which has so many advantages and usages. Mangrove forrest has ecological functions as carbon sink.  This function becomes very important because of the increased greenhouse gas (GHG) emissions in the atmosphere causing climate change. Climate change raises the temperature on the surface of the earth, thus threatening the existence of humans and other living things. The purpose of this research was to determine the amount of biomass, carbon reserve, CO2 absorption and soil organic carbon in mangrove vegetation Ujung Piring, Jepara.The method used in this research was descriptive and location determined by purposive sampling, which is divided into three locations, in each location used 2-3 x sampling. The data were collected using a 10 x 10 m plot. Determination of stored biomass in stands using non-destructive sampling by measuring stem diameter (Dbh) and allometric equation on each mangrove species. Carbon stock was determined using the results of biomass determination, whereas CO2 absorption was determined using carbon stock. Soil organic carbon is determined using the results of organic matter measurement.The result showed that 6 mangroves species were found in the research plots: Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Ceriops tagal, Lumnitzera racemosa, Sonneratia alba, and Sonneratia caseolaris. The largest carbon stock value is in Location I with the dominance of R.apiculata. The carbon stock of mangrove vegetation has a linear relationship with soil organic carbon. Ujung Piring has amount of biomass 16,69 ton/ha, carbon stock 7,85 ton/ha,  CO2 absorption 28,76 ton/ha and soil organic carbon 1706 ton/ha. Key words: Biomass, Carbon Stock, CO2 Absorption, Mangrove forrest, Soil Organic Carbon
Hubungan Nutrien Pada Sedimen dan Penutupan Lamun Di Perairan Jepara Sarah Nabilla; Retno Hartati; Ria Azizah Tri Nuraini
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 1 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.015 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i1.4252

Abstract

The availability of nutrients in seagrass beds can act as growth limiting factors. Absorption of nutrients in the water column is carried out by the leaves while the absorption of nutrients from the sediment is carried out by the roots but does not rule out the transport of nutrients by the roots will also arrive at the leaves of the seagrass. If the nutrient requirement is not met properly, then the growth will be disrupted. Like the difference in distribution and density of seagrass itself. Nutrient concentrations in waters vary. Nitrate and phosphate levels in the waters are strongly influenced by sources of organic material from outside/land (allochthonous) or from the water itself (autocthonous). This research was conducted with the aim of nothing: to determine the relationship between nutrient content (nitrate and phosphate) in sediment to seagrass cover in Teluk Awur and Pantai Blebak, JeparaData collection of seagrass and sediment was carried out on March 2018 in the waters of Teluk Awur and Blebak Beach, Kabupaten Jepara. Type identification, density, and coverage are carried out at the research location. Nitrate and phosphate analysis in sediments is carried out in Laboratorium Pengujian dan Peralatan. Based on the results of research that has been carried out, it can be concluded that there is a very strong positive relationship between nutrients and seagrass closure in the two research locations, each of which is 0.955 (91.1%) in Teluk Awur waters and 0.962 (92.6%) in Blebak Beach.Ketersediaan nutrien di perairan padang lamun dapat berperan sebagai faktor pembatas pertumbuhan. Penyerapan nutrien pada lamun pada kolom air dilakukan oleh daun sedangkan penyerapan nutrien dari sedimen dilakukan oleh akar namun tidak menutup kemungkinan pengangkutan nutrien oleh akar juga akan sampai pada bagian daun. Jika kebutuhan nutrien tidak terpenuhi dengan baik, maka pertumbuhannya mengalami gangguan. Seperti perbedaan sebaran dan kepadatan lamun itu sendiri. Konsentrasi nutrien di perairan bervariasi. Kadar nitrat dan fosfat di perairan sangat dipengaruhi oleh sumber bahan organik yang berasal dari luar/ daratan (allochthonous) maupun dari dalam perairan itu sendiri (autocthonous). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: untuk mengetahui hubungan antara kandungan nutrien (nitrat dan fosfat) pada sedimen terhadap tutupan lamun di Teluk Awur dan Pantai Blebak, Jepara. Identifikasi jenis, kepadatan dan penutupan dilakukan pada lokasi penelitian. Analisa nitrat dan fosfat dalam sedimen dilakukan di Laboratorium Pengujian dan Peralatan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat di ambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan sangat kuat positif antara nutrien dengan penutupan lamun pada dua lokasi penelitian, nilainya masing-masing sebesar 0,955 (91,1%) di Perairan Teluk Awur dan 0,962 (92,6%) di Pantai Blebak.
Co-Authors Ahmad Ziddan Dhiya Ulhaq Ali Djunaedi Ali Djunaedi AMANDA, REGINA Ananta, Clarence Daffa Anindya Putri Fadmawati Arrico Fathur Yudha Bramasta Arum Rosita Dewi Ashari, Adi Aufa Rifqi Widiardja Bambang Yulianto Bambang Yulianto Betta Rianda Bramasta, Arrico Fathur Yudha Cantika Elistyowati Andanar Chrisna Adhi Suryono Cintya Pramesthi Dewi Clarence Daffa Ananta Delianis Pringgenies Dewi, Melati Sukma Diah Permata Wijayanti Diah Permata Wijayanti Dian Kharisma Dimas Panji Budi Prasetyo Drajati, Fathia Eko Wardana Parsaulian Tampubolon Endang Supriyantini Endang Supriyantini Erik Wijaya Kusuma Fatimah, Hanaf Firdaus, Shabriel Auliya Fita Mirawati Fitriyani, Naily Gurning, Lestari Febriant Pitaloka Hadi Endrawati Hadi Endrawati Hasibuan, Zhulian Hikmah Hayati, Amaliya Tsiqotul Henrian Rizki Pradana Hilda Yuli Hermayanti Hilda Yuli Hermayanti, Hilda Yuli Ibnu Pratikto Ita Riniatsih Ita Widowati Ivan Riza Maulana Ken Suwartimah Khoerunnisa, Rizka Nabila Khozin Khozin Kirana, Nadia Astrid Kusuma, Erik Wijaya Lestari Febriant Pitaloka Gurning M. Amanun Tharieq Maryuli Dyah Cahyani Maryuli Dyah Cahyani Muhammad Helmi Muhammad Juli Hendra Putra Muhammad Ridwan Muhammad Ridwan Naily Fitriyani Nico Prasetyo Nugrahanto Nico Prasetyo Nugrahanto Nirwani Soenardjo Nirwani Soenardjo Pradana, Henrian Rizki Pratiwi, Wukir Berliana Putra, Muhammad Juli Hendra R. Sapto Hendri Boedi Soesatyo Rahma Nur Kharisma Rana Hadi Shafani Regina Amanda Retno Hartati Retno Kusumastuti Rianda, Betta Robertus Triaji Mahendrajaya Rohmaniyah, Lailatur Rudhi Pribadi Sarah Nabilla Sibero, Mada Triandala Siti Aminah Siti Aminah Sri Redjeki Sri Redjeki Sri Sedjati Subagiyo Subagiyo Subagiyo Subagiyo Sunaryo Sunaryo Sunaryo Sunaryo Suryono Suryono Tampubolon, Eko Wardana Parsaulian Ulfah Nurjanah, Ulfah Vicencius Hendra Adhari Victoria Ratna Widiyanti Widianingsih Widianingsih Widianingsih Widianingsih Widiardja, Aufa Rifqi Widiyanti, Victoria Ratna Wilis Ari Setyati Wukir Berliana Pratiwi Zhulian Hikmah Hasibuan