Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Peningkatan literasi kesehatan pada anak di sekolah pesisi juang Ampenan melalui dongeng PHBS Irmatika Hendriyani; Baiq Leny Nopitasari; Anna Pradiningsih; Abdul Rahman Wahid; Safwan Safwan; Yuli Fitriana; Baiq Lenysia Puspita Anjani; Cyntiya Rahmawati; Nur Furqani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 2 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i2.24644

Abstract

AbstrakKegiatan pengabdian masyarakat ini bertempat di daerah bintaro Ampenan, tujuan dari kegiatan ini adalah memperkernalkan prilaku hidup bersih sehingga target sasaran pada program pengabdian ini adalah anak-anak usia 5 tahun dan sekolah dasar dimana usia tersebut adalah usia rentan lalai akan kebersihan diri. Metode penyampaian yang diberikan berupa dongeng PHBS dengan cara bercerita tentang perilaku hidup sehat yang diadaptasi dari beberapa referensi buku cerita. Tingkat keberhasilah dari kegitian ini adalah anak-anak dapat menerapkan perilaku hidup bersih dengan menerapkan cuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah berkegitan atau makan, anak-anak juga mampu untuk diajak bekerjasama dalam kegiatan gotong royong yang melibatkan para remaja masjid didaerah bintaro. Waktu yang dihabiskan selama kegiatan ini berlangsung adalah tiga bulan dari persiapan dan termasuk dengan monitring evaluasi kegiatan selama kurang lebih sebulan untuk memastikan kegiatan ini tetap terlaksana. Kata kunci: PHBS; literasi. AbstractThis community service activity takes place in the Bintaro Ampenan area, the aim of this activity is to introduce clean living behavior so that the targets for this service program are children aged 5 years and elementary school where this age is the age that is vulnerable to neglecting personal hygiene. The delivery method given is in the form of PHBS fairy tales by telling stories about healthy living behavior adapted from several story book references. The level of success of this activity is that children are able to adopt clean living behavior by washing their hands with soap before and after doing activities or eating, children are also able to be invited to collaborate in mutual cooperation activities involving mosque teenagers in the Bintaro area. The time spent during this activity was three months of preparation and included monitoring and evaluation of the activity for approximately a month to ensure this activity was still carried out. Keywords: PHBS; literation.
EDUKASI PENGENALAN JENIS TANAMAN HERBAL KEPADA MASYARAKAT DI DESA KEKERI LOMBOK BARAT Hendriyani, Irmatika; fitriana, yuli; wahid, abdul rahman; nopitasari, baiq leny; pradiningsih, anna; nurbaety, baiq; hijriani, nursela; faisal, muhammad; puspitasari, sintha; anjani, baiq lenysia puspita; rahmawati, cyntiya; khairi, widayatul; safwan, Safwan
Journal of Community Empowerment Vol 4, No 1 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jce.v4i1.30246

Abstract

ABSTRAK                                                                            Tanaman herbal memiliki potensi besar sebagai alternatif pengobatan alami yang aman dan ekonomis. Namun, pemahaman masyarakat tentang jenis dan manfaat tanaman herbal masih tergolong rendah. Oleh karena itu, kegiatan edukasi pengenalan jenis tanaman herbal kepada masyarakat di Desa Kekeri, Lombok Barat, dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai manfaat, identifikasi, dan pengolahan tanaman herbal. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi penyuluhan, demonstrasi praktik, dan diskusi interaktif. Evaluasi efektivitas kegiatan dilakukan melalui kuesioner yang diberikan kepada 20 peserta, dengan aspek yang dinilai meliputi pemahaman materi, keterampilan membedakan jenis tanaman herbal, kesiapan dalam mengolah tanaman herbal, relevansi materi, metode penyampaian, ketersediaan fasilitas, dan tingkat kepuasan peserta. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan ini sangat efektif, dengan rata-rata persentase skor sebesar 88,57%. Rincian hasil evaluasi meliputi pemahaman manfaat tanaman herbal (88%), kemampuan membedakan jenis tanaman herbal (84%), kesiapan dalam mengolah tanaman herbal (80%), relevansi materi (94%), metode penyampaian (90%), ketersediaan fasilitas (86%), dan tingkat kepuasan peserta (92%). Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa edukasi ini berhasil meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat terkait tanaman herbal. Rekomendasi untuk kegiatan selanjutnya adalah menambah sesi praktik dan penyediaan bibit tanaman herbal agar masyarakat dapat langsung menerapkan ilmu yang diperoleh. Kata kunci: Edukasi, Tanaman Herbal, Pengenalan, Masyarakat, Evaluasi. ABSTRACTHerbal plants hold great potential as a safe and economical alternative for natural medicine. However, public understanding of the types and benefits of herbal plants remains relatively low. Therefore, an educational program on the identification and recognition of herbal plants was conducted in Kekeri Village, West Lombok, to enhance community awareness and knowledge regarding the benefits, identification, and processing of herbal plants. The methods employed in this program included lectures, practical demonstrations, and interactive discussions. The effectiveness of the program was evaluated using questionnaires distributed to 20 participants, assessing aspects such as comprehension of the material, ability to differentiate types of herbal plants, readiness to process herbal plants, relevance of the material, delivery methods, availability of facilities, and participant satisfaction. The evaluation results indicate that the program was highly effective, with an average score percentage of 88.57%. Specifically, the evaluation scores were as follows: understanding the benefits of herbal plants (88%), ability to differentiate types of herbal plants (84%), readiness to process herbal plants (80%), relevance of the material (94%), delivery methods (90%), availability of facilities (86%), and participant satisfaction (92%). Based on these findings, it can be concluded that this educational program successfully improved community understanding and skills related to herbal plants. Future recommendations include adding more practical sessions and providing herbal plant seedlings to enable participants to apply the knowledge gained directly. Keywords: Education, Herbal Plants, Recognition, Community, Evaluation.
Uji Aktivitas Antibakteri Dan Antijamur Fraksi Aseton, Etil Asetat, Dan Air Pada Tanaman Apu-Apu (Pistia stratiotes) Hendriyani, Irmatika; Safwan, Safwan; Hariadi Ittiqo, Dzun; Fitriana, Yuli; Wahid, Abdul Rahman
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 5, No 2 (2024): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v5i2.14591

Abstract

Tanaman apu apu (Pistia stratiotes L) biasa digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati demam, batuk rejan, flu, radang, serta penyakit kulit seperti bisul dan eksim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menentukan perbandingan aktitivitas fraksi air, etil asetat dan n-heksan tanaman apu-apu terhadap bakteri Propionibacterium acnes, Eschericia coli dan jamur Candida albicans. Metode yang digunakan pada uji aktivitas antibakteri dan antijamur dengan tiga kali pengulangan menggunakan metode cakram kertas. Hasil penelitian menunjukan pada bakteri Propionibacterium acnes dari ketiga fraksi pada bagian tanaman apu-apu yang memiliki zona hambat yang baik terdapat pada fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat dengan masing-masing diameter pada daun 7.9±0.95 mm, 3.1±0.36 mm pada batang, dan pada akar 7.2±0.49 mm. Pada bakteri Eschericia coli dari ketiga fraksi pada bagian tanaman apu-apu yang memiliki zona hambat yang baik terdapat pada daun fraksi n-heksan dengan diameter zona hambat 7.3±0.49 mm. Pada jamur Candida albicams dari ketiga fraksi yang memiliki diameter zona hambat yang baik terdapat pada daun fraksi etil asetat dengan besar diameter 2.2±0.88 mm. Kesimpulan penelitian ini adalah pada ketiga fraksi tanaman apu-apu memiliki aktivitas antibakteri dan antijamur yang berbeda-beda terhadap bakteri Propionibacterium acne, Escherichia coli dan jamur Candida albicans, dengan diameter zona hambat terbesar terdapat pada bakteri Propionibacterium acne sebagai gram positif.
Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder pada Ekstrak dan Fraksi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Khairi, Widayatul; Widodo, Gunawan Pamudji; Harmastuti, Nuraini; Safwan, Safwan; Wahid, Abdul Rahman; Hendriyani, Irmatika; Ittiqo, Dzun Haryadi
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 6, No 2 (2025): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v6i2.30257

Abstract

AbstrakMoringa oleifera yang dikenal di Indonesia dengan nama kelor dan dikatakan sebagai “the miracle tree” atau pohon ajaib karena secara alamiah sebagai sumber gizi dan obat.Komponenekstrak daun kelor yang ditemukan memiliki golongan flavonoid. Sebagai antioksidan, antidiabetes, antiinflamasi, dan antimikroba, senyawa ini memiliki gugus -OH yang terikat pada cincin benzena. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder pada daun kelor. Ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil ekstrak dan fraksi daun kelor, termasuk air, etil asetat, dan n-heksan, terdapat senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, dan saponin pada fraksi etil asetat sedangkan pada ekstrak dan fraksi air terdapat senyawa tanin, pada fraksi n-heksan terdapat senyawa steroid. Kesimpulan terdapat senyawa metabolit sekunder pada daun kelor (Moringa oleifera).AbstractMoringa oleifera, known in Indonesia as "kelor," is referred to as “the miracle tree” due to its natural nutritional and medicinal properties. The components found in the Moringa leaf extract belong to the flavonoid group. As antioxidants, antidiabetic, anti-inflammatory, and antimicrobial agents, these compounds contain -OH groups attached to a benzene ring. The aim is to identify the secondary metabolites present in Moringa leaves using thin-layer chromatography (TLC) techniques. The study includes extracts and fractions of Moringa leaves, specifically water, ethyl acetate, and n-hexane, showed the presence of flavonoids, tannins, alkaloids, and saponins in the ethyl acetate fraction, while tannins were found in both the extract and water fraction. Additionally, steroids were detected in the n-hexane fraction. In conclusion, Moringa oleifera leaves contain secondary metabolites.
Uji Analgesik Ekstrak Akar Tunjuk Langit (Helminthostachys zeylanica L.) Pada Mencit Putih Jantan (Mus musculus) Fitriana, Yuli; Hendriyani, Irmatika; Wahid, Abdul Rahman; Rasmiwati, Rasmiwati; Iradhatullah, Sri Putriani; Faisal, Muhammad; Nurbaety, Baiq; Sugara, Taufan Hari
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 1 (2025): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v5i1.991

Abstract

Akar tunjuk langit (Helminthostachys zeylanica L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional dimana di dalamnya terkandung senyawa-senyawa flavonoid, fenolik dan saponin yang mempunyai aktifitas biologis, diantaranya adalah efek analgetik dengan menghambat sintesis enzim siklooksigenase 2 (COX-2). Penelitian ini betujuan untuk mengetahui efek analgesik dari ekstrak Akar Tunjuk Langit (Helminthostachys zeylanica L.) pada Mencit putih jantan (Mus musculus). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental Laboratorium dengan menggunakan 28 ekor Mencit putih jantan yang terbagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol positif (Asam Mefenamat), kontrol negatif (CMC- Na 0,5%), kontrol base line (minum add libitum) dan kelompok perlakuan ekstrak akar tunjuk langit dengan variasi dosis yaitu 100, 200 dan 300 mg/kgBB secara peroral, setelah 30 menit diberikan rangsangan kimia asam asetat 0,5 ml secara intraperitoneal. Pengujian dilakukan selama 3 hari. Parameter yang diamati adalah geliat mencit tiap 5 menit selama 60 menit. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan One- S Kolmogorov-Smirnov test, One Way Anova dan Post Hoc test (LSD) dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil skrining fitokimia ekstrak akar tunjuk langit didapat bahwa pada pengujian metabolit sekunder flavonoid, saponin dan fenol menunjukkan hasil positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen daya analgetik dosis 100 mg/kgBB (25,77% ± 2,56), dosis 200 mg/kgBB (24,04% ± 0,78), dosis 300 mg/kgBB (29,18% ± 5,71) dan dosis Asam Mefenamat (58,48% ± 3,54). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak akar tunjuk langit dosis 300 mg/KgBB merupakan dosis terbaik sebagai analgetik dalam menurunkan nyeri pada mencit yang diinduksi asam asetat dengan nilai 29,18% ± 5,71 proteksi tetapi berbeda signifikan dengan dosis Asam Mefenamat.
ANTIOXIDANT ACTIVITY OF TEGINING GANANG (Senna hirsuta L) LEAF EXTRACT USING DPPH METHOD Hendriyani, Irmatika; Maulida, Meri Kartika; Wahid, Abdul Rahman; Khairi, Widayatul; Sugara, Taufan Hari
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 10 No 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v10i3.1724

Abstract

Tegining ganang (Senna hirsuta L) is a commodity plants on Lombok Island and is traditionally used to treat minor wounds, severe wounds, and skin infections. This study aimed to evaluate the antibacterial and antioxidant activities of ethanol, ethyl acetate, and n-hexane extracts of Tegining ganang leaves against Staphylococcus aureus and Escherichia coli using the DPPH method. The results showed that the ethyl acetate extract exhibited the highest antibacterial activity. Escherichia coli with an inhibition zone of 8.16 mm. For Staphylococcus aureus, the inhibition zone was 1.16 mm. However, all three extracts demonstrated weak antifungal activity. Phytochemical screening revealed the presence of alkaloids and flavonoids in all the extracts. Additionally, the ethanol and ethyl acetate extracts contained phenolic compounds and tannins, which were absent in the n-hexane extract. In the antioxidant activity assay, the 96% ethanol extract demonstrated excellent antioxidant activity with average absorbance values of 0,496 ± 0,018 at 10 ppm, 0,438 ± 0,008 at 20 ppm, 0,357 ± 0,003 at 30 ppm, and 0,326 ± 0,002 at 40 ppm, resulting in an IC?? value of 16,67 ppm. The ethyl acetate extract had an absorbance of 0,537 ± 0,010 at 10 ppm, 0,487 ± 0,002 at 20 ppm, 0,443 ± 0,011 at 30 ppm, 0,392 ± 0,003 at 40 ppm, and 0,383 ± 0,005 at 50 ppm, with an IC?? of 28,50 ppm ...
A In-VITRO ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF NEEM LEAF ETHANOL EXTRACT (Azadirachta Indica A. Juss) AGAINST THE FUNGI Candida albicans: In-VITRO AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN MIMBA (Azadirachta Indica A. Juss) TERHADAP JAMUR Candida albicans Khairi, Widayatul; Hendriyani, Irmatika; Safwana, Safwan
JOURNAL OF PHARMACEUTICAL (JOP) Vol. 3 No. 1 (2025): Journal of Pharmaceutical (JOP)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jop.v3i1.1597

Abstract

Background: Infections are common diseases in tropical regions, including Indonesia. One of the most frequently encountered causes of infection is fungal infection by the Candida albicans species. Infections caused by Candida albicans are known as candidiasis, which is an acute or subacute fungal disease that can affect various areas such as the mouth, vagina, skin, nails, lungs, and digestive tract. Objective: This study aims to examine whether the ethanol extract of neem leaves (Azadirachta indica A. Juss) has antifungal properties that effectively inhibit the growth or kill Candida albicans, as indicated by the diameter of the inhibition zone. Method: The study utilized the well diffusion method, and the concentrations used were 80%, 40%, 20%, 10%, and 5%, with each concentration tested in triplicate. Results: The research findings showed that the inhibition zone diameters for each concentration were as follows 5%: 2.33±1.26 mm; 10%: 4.85±0.30 mm; 20%: 4.66±0.58 mm; 40%: 6.06±0.03 mm; dan 80%: 12.88±9.87 mm. Additionally, phytochemical screening confirmed that the ethanol extract of neem leaves (Azadirachta indica A. Juss) contained alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, and steroids. Conclusion: The study concluded that the highest inhibition zone diameter against Candida albicans was observed at the 80% concentration, measuring 12.88±9.87 mm.