Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

The Effect of Health Education Video Based on Islamic Purification Jurisprudence on Handwashing Intention Nurmeilis; Nurrika, Dieta; Anggraeni, Yuni; Alkaff, Raihana Nadra; Sukmayanti, Zanastia
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 7 No 2 (2023): Medical Technology and Public Health Journal September 2023
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v7i2.4939

Abstract

This study aimed to determine the effectiveness of health education videos based on Islamic purification fiqh on students’ intention to wash their hands using and buying clay soap by applying the theory of planned behavior. A two-armed pre-post intervention was conducted in Banten from February to August 2022. Participants were randomly assigned to an intervention or a control group. The total sample of this research is 187 respondents. This study found that the intention to wash hands using clay soap before and after the short video educational media intervention increased by 4.3%, and the intention to buy it increased by 4.8%. In the three variables that construct the intention to wash hands using clay soap, only the subjective norm variable is related to the behavioural intention to use clay soap. Religious reasons have the potential to increase handwashing behaviour using clay soap. Short video educational media interventions targeting Generation Z can be carried out to increase the intention to practice handwashing.
HEALTH BELIEF MODEL DAN FAKTOR LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN VAKSINASI COVID-19 PADA IBU HAMIL DI WILAYAH TANGERANG TAHUN 2021 Effendi, Dian Puspitasari; Nurrika, Dieta; Triastuty, Agil; Novrinda, Herry; Susilawati, Ela
Majalah Kesehatan Vol. 11 No. 2 (2024): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2024.011.02.5

Abstract

Perubahan fisiologi serta penurunan imunitas merupakan faktor kerentanan ibu hamil terhadap penularan virus COVID-19. Kebijakan mengenai vaksinasi COVID-19 bagi ibu hamil sudah tertuang dalam peraturan pemerintah Indonesia. Ibu hamil diperkirakan tidak ingin melakukan vaksinasi, yang dikenal dengan fenomena keragu-raguan vaksin. Oleh karena itu, sangat diprioritaskan untuk memahami niat, motivasi, dan hambatan yang mempengaruhi ibu hamil untuk melakukan vaksinasi COVID-19. Faktor sosiodemografi, status kesehatan ibu hamil (Health-Related Variable) dan model teoritis keyakinan kesehatan dan persepsi risiko (Health Belief Model) merupakan instrumen penting untuk memahami faktor-faktor yang ada di balik pengambilan keputusan pada Ibu hamil dengan menilai apa saja yang akan memotivasi dan menghambat ibu hamil untuk melakukan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional study. Sampel diambil menggunakan teknik quota sampling dengan jumlah 172 sampel. Hasil penelitian, sebanyak 161 ibu hamil memiliki kesediaan menerima vaksinasi COVID-19 yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, usia kehamilan, isyarat untuk bertindak dan pengetahuan mengenai kebijakan pemerintah tentang vaksinasi COVID-19. Kesimpulan, pengambilan keputusan vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil di wilayah Tangerang dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti informasi dari media massa, nasihat dari orang lain, kejadian COVID-19 pada kenalan/keluarga, serta berita  tentang vaksin COVID-19.
Hubungan Kualitas Hidup Dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Pasien Kanker Payudara Di Yayasan RCBADAK Siallagan, Dorsinta; Amalia Nur Apriliani; Dieta Nurrika
Jurnal Kesehatan Vol 13 No 2 (2024): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Yatsi Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37048/kesehatan.v13i2.293

Abstract

Latar belakang: Kanker payudara merupakan benjolan dari sel-sel yang memperbanyak diri diluar kendali sehingga merusak jaringan tubuh yang normal dan dapat menyebar kebagian tubuh lain. Kanker Payudara juga termasuk kedalam penyakit yang mematikan dan diderita kebanyakan oleh perempuan. Pengobatan kanker payudara memiliki efeksamping negatif yang berupa dampak fisik seperti mual, muntah, kelelahan, dan dampak psikologis seperti kecemasan, stress, dan depresi. Tujuan penelitian: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kualitas hidup dengan kesejahteraan psikologis pada pasien kanker payudara. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan uji spearman rank. Hasil penelitian: Dari 30 orang responden, kualitas hidup kesehatan global tidak berhubungan dengan ansietas dengan nilai sig. (2-tailed) 0,230 dan stress sig. (2-tailed) 0,283. Tetapi kualitas hidup global berhubungan dengan depresi sig. (2-tailed) 0,018. Kemudian kualitas hidup secara skala fungsional berhubungan dengan depresi sig. (2-tailed) 0,000, ansietas sig. (2-tailed) 0,005, dan stress sig. (2-tailed) 0,000. Adanya hubungan kualitas hidup skala gejala dengan depresi, ansietas, dan stress dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000. Kesimpulan penelitian: kualitas hidup pasien kanker payudara skala global dapat mempengaruhi tingkat stress. Kualitas hidup skala fungsional dan gejala dapat mempengaruhi tingkat depresi, ansietas, dan stress pasien kanker payudara.
Kepatuhan Lima Momen Hand Hygiene pada Petugas Kesehatan Antika, Zainu Purbaini; Apsari, Dwi Astuti Sih; Sabarguna, Boy S.; Purwadi, Happy Novriyanti; Nurrika, Dieta
Jurnal Masyarakat Sehat Indonesia Vol. 4 No. 02 (2025): Jurnal Masyarakat Sehat Indonesia
Publisher : Yayasan Masyarakat Peduli Anak Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan hand hygiene enam langkah pada lima momen kritis oleh petugas kesehatan di fasilitas kesehatan sangat penting dilakukan. Namun, tingkat kepatuhan melakukan hand hygiene di antara petugas kesehatan belum optimal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis gambaran kepatuhan petugas kesehatan dalam mengimplementasikan prosedur hand hygiene di fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan melakukan pengamatan pada seluruh tindakan hand hygiene 28 petugas kesehatan di salah satu pelayanan kesehatan primer di Kabupaten Tangerang. Observasi dilakukan Selama 14 hari. Hasil observasi menunjukkan 409 dari 707 tindakan hand hygiene dikategorikan patuh dan 298 tindakan (42,15%) tidak patuh. Persentasi kepatuhan hand hygiene sebelum kontak 51,44%, sebelum tindakan aseptik 61.98%, setelah paparan cairan tubuh pasien 75,79%, setelah kontak dengan pasien 57,76%, dan setelah kontak dengan lingkungan pasien 46,58%. Persentase kepatuhan hand hygiene dan kepatuhan pada setiap indikasi hand hygiene lebih tinggi dibandingkan persentase ketidakpatuhan. Namun, persentase tersebut masih dibawah target Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Determinants of Gynecological Ultrasound Utilization Among Pregnant Women: Evidence from Indonesia’s National Health Insurance Claims Mahwati , Yeni; Hasibuan, Syarif Rahman; Nurrika, Dieta
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 16 No 1 (2025): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 16 NOMOR 1 TAHUN 2025
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Equitable access to prenatal ultrasound (USG) is critical for improving maternal health outcomes in Indonesia. Although hospital-based USG is covered under the national health insurance scheme (JKN), utilization may vary across demographic and socioeconomic groups. Objective: To examine how maternal age, place of residence, geographic region, and insurance membership segment are associated with hospital-based USG use among pregnant women covered by JKN. Methods: This cross-sectional study analyzed the 2023 maternal health dataset from BPJS Kesehatan (Healthcare). Of 468,922 pregnant women, 13,787 with at least one hospital-based ultrasound visit (INA-CBG code Z-3-25-0) were included. Descriptive statistics and negative binomial regression assessed associations with age, domicile, region, insurance segment, and ward class. Results: Among 13,787 women with hospital-based ultrasound visits, the average utilization was two scans per year. In Model 1, regency residents had lower utilization than city residents (IRR = 0.90, 95% CI: −0.11 to −0.10), while women in Java–Bali showed slightly higher use (IRR = 1.06, 95% CI: 0.04–0.07). Utilization was lower in Sumatra (IRR = 0.89), Sulawesi (IRR = 0.84), and Kalimantan (IRR = 0.97). Compared with formal workers, lower rates were observed among subsidized groups such as PBI-APBN (IRR = 0.89), PBI-APBD (IRR = 0.90), and non-workers (IRR = 0.84). Age was positively associated with higher use (IRR = 1.01 per year). In Model 2, interaction terms revealed regional variations: for instance, disparities by insurance segment were most pronounced in Java, Sulawesi, and Kalimantan, with IRRs ranging from 0.60 to 1.09. Overall, while statistically significant, the effect sizes remained modest. Conclusion: Although in-hospital USG services under JKN are guided by clinical indications, geographic and insurance-related disparities persist. These patterns suggest the influence of structural and access-related factors, highlighting the need to strengthen equitable referral and service delivery across regions.
Kepatuhan Lima Momen Hand Hygiene pada Petugas Kesehatan Antika, Zainu Purbaini; Apsari, Dwi Astuti Sih; Sabarguna, Boy S.; Purwadi, Happy Novriyanti; Nurrika, Dieta
Jurnal Masyarakat Sehat Indonesia Vol. 4 No. 02 (2025): Jurnal Masyarakat Sehat Indonesia
Publisher : Yayasan Masyarakat Peduli Anak Indonesia (YMPAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70304/jmsi.v4i02.18

Abstract

Pelaksanaan hand hygiene enam langkah pada lima momen kritis oleh petugas kesehatan di fasilitas kesehatan sangat penting dilakukan. Namun, tingkat kepatuhan melakukan hand hygiene di antara petugas kesehatan belum optimal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis gambaran kepatuhan petugas kesehatan dalam mengimplementasikan prosedur hand hygiene di fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan melakukan pengamatan pada seluruh tindakan hand hygiene 28 petugas kesehatan di salah satu pelayanan kesehatan primer di Kabupaten Tangerang. Observasi dilakukan Selama 14 hari. Hasil observasi menunjukkan 409 dari 707 tindakan hand hygiene dikategorikan patuh dan 298 tindakan (42,15%) tidak patuh. Persentasi kepatuhan hand hygiene sebelum kontak 51,44%, sebelum tindakan aseptik 61.98%, setelah paparan cairan tubuh pasien 75,79%, setelah kontak dengan pasien 57,76%, dan setelah kontak dengan lingkungan pasien 46,58%. Persentase kepatuhan hand hygiene dan kepatuhan pada setiap indikasi hand hygiene lebih tinggi dibandingkan persentase ketidakpatuhan. Namun, persentase tersebut masih dibawah target Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Analisis Ketahanan Hidup Lima Tahun Penderita Kanker Ovarium Epithelial di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Trihandini, Indang; Nurrika, Dieta
Kesmas Vol. 5, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker ovarium merupakan salah satu penyebab utama kematian wanita. Dalam kasus kanker, jumlah serum albumin adalah indikator prognostik bertahan hidup yang penting, sementara probabilitas global pasien kanker ovarium dengan serum albumin ³ 3,6 g/dL dan ² 3,5 g/dL untuk bertahan hidup lima tahun masing-masing 23% and 10%. Namun di Indonesia, ketahanan hidup pasien-pasien kanker ovarium epithelial belum diteliti secara intensif. Penelitian yang dilaporkan ini bertujuan untuk menentukan probabilitas ketahanan hidup pasien-pasien kanker ovarium epithelial menurut tingkat serum albumin tertentu. Dengan menggunakan rancangan studi kohort retrospektif dan analisis ketahanan hidup, 48 orang pasien Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta diamati sejak pertama kali mereka didiagnosis kanker ovarium epithelial sampai sembuh, meninggal atau tidak dapat ditindaklanjuti lagi. Ditemukan bahwa selama tahun 1996-2004, secara umum probabilitas pasien dengan bertahan hidup lima tahun adalah 26,2%. Secara spesifik, probabilitas pasien dengan serum albumin ³ 3,6 mg/dL dan < 3,6 mg/dL untuk bertahan hidup lima tahun masing-masing 36,1% dan 15,7%. Jika dikontrol dengan stadium kanker, kadar asite dan hemoglobin, risiko mati pasien karena kanker ovarium epithelial dengan kadar serum albumin < 3,6 mg/dL ternyata 2,077 kali lipat daripada pasien dengan serum albumin ³ 3,6 mg/dL. Disimpulkan bahwa di Indonesia ketahanan hidup lima tahun pasien-pasien kanker ovarium epithelial lebih tinggi daripada tingkat global. Ovarian cancer is one of the largest causes of death in women. In cancer, albumin serum level is an important prognostic indicator of survival, whereas globally the probability of ovarian cancer patient with serum albumin ³ 3,6 g/dL and ² 3,5 g/dL to survive for five years is 23% and 10%, respectively. In Indonesia, however, the survival of epithelial ovarian cancer patient with respect to serum albumin level has not been investigated intensively. The present study was to determine the probability of epithelial ovarian cancer patients to survive for five years at particular level of serum albumin. Using retrospective cohort design with survival analysis, 48 patients of the Dharmais Cancer Hospital Jakarta were observed from the time when the epithelial ovarian cancer was first diagnosed until they were cured, death, or lost to follow up. The results showed that during 1996-2004 the overall probability of five-year survival was 26,2%. Specifically, the probability of patients to survive for five years at serum albumin level ³ 3,6 mg/dL and < 3,6 mg/dL was 36,1% and 15,7%, respectively. When the cancer stages, ascites, and hemoglobin level were controlled, risk of death from epithelial ovarian cancer of the patients with an albumin level of < 3,6 mg/dL was 2,077 fold higher than those with an albumin level of ³ 3,6 mg/dL. It is concluded that in Indonesia the five-year survival probability of epithelial ovarian cancer patients is higher than that the global rate.
Obesity Indicators and C-Reactive Protein in Indonesian Adults (More than Equal to 40 Years Old): The Indonesian Family Life Survey 5 Mahwati, Yeni; Nurrika, Dieta
Kesmas Vol. 15, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

C-reactive protein (CRP) is the best clinical marker for systemic inflammation. Obesity is associated with increased CRP levels. Systemic inflammation is present before morbidity occurs. Research reveals that the identification of obesity indicators and CRP levels is limited among Indonesians. The present study investigated the associations between obesity indicators (body mass index [BMI], waist circumference [WC], waist-to-hip ratio [WHR], waist-to-height ratio [WHtR]) and CRP levels among Indonesian adults. This cross-sectional study based on Indonesian Family Life Survey-5 2014–2015 was conducted among 3,386 adults (≥ 40 years) living in 13 provinces in Indonesia during the study period. All data were collected in 2014. Multiple logistic regression was used to estimate the odds ratio (ORs) and 95% confidence interval (95% CIs) for hs-CRP levels on obesity indicators by using underweight (BMI) and normal (WC, WHR, and WHtR) as references. Our multivariable logistic regression analysis indicated that respondents with increased WHR (OR: 1.278, 95% CI: 1.005–1.625, p-value < 0.001) were more likely to have high-risk hs-CRP levels than those with normal WHR. Compared with respondents with normal WHtR, those with increased WHtR were found associated with high-risk hs-CRP levels (OR: 1.980, 95% CI: 1.544–2.541, p-value < 0.001). Therefore, WHR and WHtR can predict central obesity, which is associated with hs-CRP levels.