Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

STRUKTUR DAN KOMPONEN TIGA SURAT SEGEL TANAH DI PRIANGAN Tedi Permadi
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 9, No 2 (2018): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2273.691 KB) | DOI: 10.37014/jumantara.v9i2.252

Abstract

Naskah kuno (manuscript) adalah salah satu bentuk tinggalan budaya masa lampau yang memuat beragam aspek kehidupan. Kandungan isi dan pesan teks naskah kuno secara fungsional berkorelasi dengan masyarakat pendukung budaya di masa lampau, pewaris budaya saat ini, dan generasi yang akan datang. Salah satu bentuk naskah kuno adalah surat segel tanah yang erat terkait dengan kepemilikan dan klaim atas tanah yang tercatat di dalamnya. Objek kajian ini berupa tiga surat segel tanah dari tahun 1903, 1906, dan 1911 yang berasal dari daerah Priangan, Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah metode deksriptif analitis, bertujuan mendeskripsikan struktur dan komponen yang terdapat dalam objek penelitian. Adapun simpulan yang dapat diajukan adalah tidak terdapat adanya kesalahan tulis dan penyimpangan redaksional, terdapat adanya keseragaman struktur dan komponen surat segel tanah yang terdapat pada ketiga teks naskah, baik tata letak maupun isi yang menunjukkan sistem administrasi di tingkat pemerintahan desa sudah tertata baik.
The Material Co-text of the Kantu` Dayak Gawai Tradition West Kalimantan Sigit Widiyarto; Dadang Sunendar; Sumiyadi Sumiyadi; Tedi Permadi
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 5, No 3 (2022): Budapest International Research and Critics Institute August
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i3.6747

Abstract

This study aimed to describe the material co-text of the Gawai Dayak tradition of the Kantu tribe of West Kalimantan. In addition, research was also to find out what materials are used in the Gawai Dayak tradition. This research was descriptive qualitative. Data were taken by means of direct interviews, observation and documentation. For the validity of the data, the study used data triangulation techniques. The research respondents were 5 people, consisting of the community, tradition observers and the village head of Ranyai, West Kalimantan. The results showed that the material context of the Gawai Dayak tradition consists of equipment and food. The food offerings consisted of Pulut, Jawak, Seed of paddy, Cocunut, The seed of cucumber, Sugar, Eggs, Betel nut, Chicken(manok) Tuak (fermantion drink). While the equipment includes nampah, plates, small baskets, and bamboo squares and other tools. All tools and food offerings have meaning and purpose that could be closer to the true meaning of life.  
The Mantra of Dayak Gawai Tradition as Old Literature Learning for High School Student Sigit Widiyarto; Dadang Sunendar; Sumiyadi Sumiyadi; Tedi Permadi
Ethical Lingua: Journal of Language Teaching and Literature Vol. 9 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/25409190.452

Abstract

Literature education in schools was still not optimal. Teachers and students still paid less attention to the importance of literature for life. The purpose of this study was to determine the process of learning literature at school in class X high school students, especially mantras. Second, knowing the value contained in the spell. The method used is a qualitative method. There were 5 respondents who live in the village of Ranyai, West Kalimantan. The research process included collecting data by means of interviews, documentation and document review. Techniques of data analysis by collecting data, data reduction, data presentation and conclusions. The results of the study indicated that a process that was well prepared and carried out according to plan, will result in enjoyable literature learning. The process of learning literature could be started from tracing, practical attitudes, introduction and discussion. The values ​​contained in the Gawai Dayak mantra were religious values, educational values ​​and the value of natural balance. This research had implications for the need for literary materials taken from local wisdom, so that Indonesian culture could develop and not became extinct.
Pengenalan Sastra untuk Siswa Taman Kanak-kanak (Studi Kasus pada Tradisi Gawai Dayak) Sigit Widiyarto; Dadang Sunendar; Sumiyadi Sumiyadi; Tedi Permadi
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v7i1.3796

Abstract

Memperkenalkan pendidikan sastra untuk anak usia dini masih menjadi pendidikan yang langka, padahal pendidikan sastra mempunyai tujuan agar anak mampu beradaptasi ditengah-tengah keberagaman budaya dan tradisi yang berkembang di Indonesia. Tujuan  penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana menanamkan tradisi Gawai Dayak sebagai warisan budaya kepada anak usia dini. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Penanaman pembelajaran tradisi lisan pada anak usia dini dapat dilakukan dengan cara, menyaksikan tradisi secara langsung dan didampingi oleh para guru dan orang tua, serta ikut langsung berpartisipasi pada berbagai program seperti pawai budaya. Pembelajaran tradisi Gawai Dayak pada anak dapat berfokus pada rangkaian kegiatan tradisi, tarian tradisi dan benda-benda asesoris perlengkapan tradisi Gawai Dayak seperti sajian tradisi, dan gendang. Fokus tersebut dapat diperkenalkan dengan metode bercerita dan metode bermain yang dapat dikembangan dengan permainan tradisional. Pembelajaran sastra hendaknya dapat masuk kedalam kurikulum pembelajaran dan disesuaikan dengan pembelajaran modern sepeti membuat pembelajaran aplikasi daring bergambar kartun.
Kajian Seni Pertunjukan Wayang Wong Cirebon Lakon Sumantri Ngenger Dalam Nilai Pendidikan Melalui Pembelajaran Sastra Taiman; Dadang Sunendar; Sumiyadi; Tedi Permadi
Jurnal Ekonomi Teknologi dan Bisnis (JETBIS) Vol. 2 No. 1 (2023): JETBIS : Journal Of Economics, Technology and Business
Publisher : Al-Makki Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.405 KB) | DOI: 10.57185/jetbis.v2i1.28

Abstract

Wayang orang adalah suatu kesenian tradisional yang sangat multifungsi dan universal semua kalangan dapat menikmati dalam pementasan wayang orang. Para penikmat pewayangan sependapat apabila pementasan wayang orang merupaan kesenian tradisional yang mempunyai nilai-niai luhur yang tinggi. Wayang wong mengajaran ajaran dan nilai-nilai itu tidak secara teoretis saja (berupa ajaran dan nilai-nilai) melainkan secara konkret dengan menghadirkan kehidupan tokoh-tokohnya secara konkret sebagai teladan. Peran, makna dan nilai-nilai pendidikan dalam wayang wong dalam masyarakat Cirebon yang selama ini hampir punah,. Sebagai rasa bangga sebagai bangsa Indonesia yang nanti akan mewariskan nilai-nilai budaya sebagai perwujudan kearifan lokal (wisdom local) yang bisa dijadikan khasanah pewarisan budaya wayang wong di masa yang akan datang.Kajian dan nilai-nilai pertunjukan sebagai upaya revitalisasi pada generasi saat ini melalui pelestarian dan kearifan lokal untuk menjaga dan merawat nilai-nilai luhur. Kebudayan dan multikultur tradisi masyarakat wilayah Cirebon Jawa Barat yang kental akan nilai-nilai pendidikan. Sehingga mindseet serta pola pikir perlu adanya perubahan untuk bisa menanamkan nilai-nilai budaya kesenian wayang wong Cirebon dalam pembelajaran sastra. Penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarahkan pada penyimpulan. Dengan demikian peserta didik dalam pembelajaran sastra melalui seni pertunjukan wayang dengan Lakon Sumantri Ngengger sangat perlu diterapkan untuk pembelajaran sastra di sekolah sebagai bahan ajar dan muatan lokal. Nilai-nilai pada pendidikan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud pendidikan karakter di sekolah.
Study of the Cirebon Wayang Wong Performance Arts in Educational Value Taiman; Dadang Sunendar; Sumiyadi; Tedi Permadi; Fiki Setiawan
IJCS: International Journal of Community Service Vol. 2 No. 1 (2023): IJCS: International Journal of Community Service
Publisher : PT Inovasi Pratama Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55299/ijcs.v2i1.299

Abstract

Wayang is a traditional art and an important cultural heritage. In addition to being recognized as a Javanese cultural heritage by UNESCO, wayang is a beautiful and significant Indonesian cultural heritage. Educational values in wayang wong in Cirebon society have been almost extinct. As a sense of pride as the Indonesian nation that will pass on cultural values as an embodiment of local wisdom (local wisdom), which can be used as a cultural inheritance repertoire for wayang wong in the future. The study and performance of values as a means of revitalizing the current generation through preservation and local knowledge to preserve noble values. Qualitative research (Qualitative research) is an investigation designed to describe and analyze individuals or groups. Several descriptions are employed to discover underlying principles and explanations that lead to conclusions. Therefore, students in the value of education through wayang Cirebon performing arts must apply values to education that apply to daily life.
Ungkapan Kemarahan Masyarakat Etnis Pasemah Bengkulu: Kajian Tradisi Lisan Sebagai Sarana Kontrol Sosial Fitra Youpika; Tedi Permadi; Sumiyadi Sumiyadi; Dadang Sunendar
Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya Vol 25, No 1 (2023): (June)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jantro.v25.n1.p50-56.2023

Abstract

This research is a study of cultural expressions (oral traditions) which aims to describe traditional expressions of the Pasemah Bengkulu ethnicity as a means of social control in society. The research method used is a descriptive ethnographic approach. The research data is in the form of traditional expressions of the Pasemah Bengkulu ethnic community which were obtained through observation and or recording from a number of informants intentionally or not. The research procedure follows the steps proposed by Spradley (1997). The results of the study are seen from the meaning, communication situations, speakers of the other party, and ways of expressing anger. Expression of anger is a means to express feelings of annoyance, disappointment, and dislike. Expressions of anger can be a means of therapy for speakers and interlocutors for the emotions they experience and are one of the cultural images of the Pasemah Bengkulu ethnic community. In addition, the expression of anger is also a form of social control for society as well as a recorder of taboo vocabulary.
The role of creative literature teaching based character on character development Andri Noviadi; Sumiyadi Sumiyadi; Tedi Permadi
Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 6 No 3 (2023)
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/diglosia.v6i3.693

Abstract

The purpose of this study was to investigate the effectiveness of character-based creative literature learning in developing student character which includes attitudes, behavior, and personality. The research method used was a quasi-experimental involving 250 high school students. The sample was selected using random sampling technique. The findings show that learning character-based creative literature makes a positive contribution to the development of student character, which includes attitudes, behavior, and student personality. The effect of learning literature on student character produces t values at the posttest stage for each aspect of attitude, behavior, and personality (4.452, 3.683, and 4.579) and p values less than 0.05. In addition, the effect size of character-based literary learning on character development is 5.80 which has a significant influence. So, it can be concluded that teaching character-based creative literature has a significant positive influence on character development (attitudes, behavior, and personality) in high school students. The implication of this research is that literature can be used as an alternative in instilling character in students.
Analisis Kesesuaian Media Cerita Rakyat Digital dengan Kebutuhan Literasi Emergen Syarif Hidayatullah; Yeti Mulyati; Vismaia S. Damaianti; Tedi Permadi
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 7, No 5 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v7i5.5000

Abstract

Orang tua dan guru belum mampu memanfaatkan media digital secara maksimal untuk mengembangkan literasi emergen anak karena banyak faktor salah satunya terkait media digital yang digunakan. Penelitian ini berupaya untuk menganalisis data bentuk cerita rakyat dalam media digital dan data kesesuaian media digital tersebut dengan kebutuhan literasi emergen. Untuk mendapatkan data tersebut, penelitian ini menggunakan mix method research (MMR) dengan tipe Exploratory. Data dalam penelitian ini berupa media digital berbasis Android. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas cerita rakyat sudah sesuai dengan kebutuhan literasi emergen, namun aspek mendasar dari literasi emergen mengenai penyajian kalimat dalam cerita masih perlu perbaikan. Selain itu, penggolongan level membaca dan usia penting dimunculkan dalam media digital untuk memberikan pesan kepada pengguna agar dapat memilih media digital sesuai dengan level dan usianya. Hasil penelitian ini merekomendasikan pentingnya penyajian cerita rakyat dalam bentuk media digital agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh guru dan orang tua dalam membacakan cerita rakyat.
Kutukan Ibu Kepada Anak Dalam Cerita Rakyat Indonesia Syarif Hidayatullah; Yeti Mulyati; Vismaia S Damayanti; Tedi Permadi
Imajeri: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam cerita rakyat Indonesia banyak ditemukan cerita tentang kutukan ibu kepada anak. Namun penelitian mengenai pola dan profil anak yang dikutuk ibu belum dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari profil yang dikutuk ibu dalam cerita rakyat Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode teknik analisis isi. Data cerita rakyat yang bertemakan kutukan ibu kepada anak dari empat daerah berbeda dibandingkan dengan pendekatan struktural Greimas. Hasil diperoleh bahwa kutukan ibu kepada anak muncul sebagai akibat dari faktor ekonomi dan ketidakadaan sosok kepala keluarga sehingga ibu berperan dalam ruang domestik dan publik. Kedua, kutukan ibu kepada anak dipengaruhi secara tidak langsung oleh hadirnya perempuan lain dalam kehidupan anak, yaitu istrinya. Ketiga, kutukan ibu kepada anak dipengaruhi oleh kecantikan yang dimiliki anak sehingga malu memiliki ibu yang miskin dan tua. Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa kisah relasi antara cerita rakyat dengan kehidupan saat ini masih relevan sehingga cerita rakyat dengan topik kutukan ibu kepada anaknya masih penting untuk disampaikan.