Claim Missing Document
Check
Articles

Uji Antibakteri Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc. var. rubrum) terhadap Pertumbuhan Bakteri (Escherichia coli dan Staphylococcus aureus) secara In Vitro Noviasih, Ria Frasida; Suprihadi, Agung; Pujiyanto, Sri
Berkala Bioteknologi Vol. 2, No. 1, April 2019
Publisher : Berkala Bioteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jahe merah (Zingiber officinale Rosc. var. rubrum) banyak digunakan sebagai obat karena memiliki kandungan minyak atsiri dan oleoresin yang tinggi, sehingga efektif digunakan sebangai senyawa antibakteri. Jahe merah mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit infeksi salah satunya yaitu diare yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antibakteri ekstrak jahe merah dalam memberikan daya hambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus. Penelitian terdiri dari dua percobaan dengan menggunakan Pancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan pertama terdiri dari tiga perlakuan dan tiga kali ulangan, yaitu E1 (perlakuan ekstrak heksan konsentrasi 100%), E2 (perlakuan ekstrak etil asetat konsentrasi 100%), E3 (perlakuan ekstrak etanol konsentrasi 100%). Percobaan kedua terdiri dari empat perlakuan dan tiga kali ulangan, yaitu K1 (perlakuan ekstrak etil asetat konsentrasi 25%), K2 (perlakuan ekstrak etil asetat konsentrasi 50%), K3 (perlakuan ekstrak etil asetat konsentrasi 75%), dan K4 (perlakuan ekstrak etil asetat konsentrasi 100%). Masing-masing perlakuan dilakukan dengan metode difusi cakram kertas yang diberikan pada bakteri E. coli dan S. aureus pada media MHA. Pengukuran diameter zona hambat dengan menggunakan jangka sorong setelah masa inkubasi 24 jam. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan uji lanjut Pos Hoc Duncan. Hasil analisis percobaan pertama terdapat pengaruh yang signifikan (p<0,05) antar perlakuan terhadap bakteri E. coli, dan terdapat pengaruh yang signifikan antar perlakuan dengan bakteri S. aureus. Hasil analisis percobaan kedua terdapat pengaruh yang signifikan (p<0,05) antar perlakuan terhadap bakteri E. coli, dan terdapat pengaruh yang signifikan antar perlakuan dengan bakteri S. aureus. Penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat jahe merah memberikan daya hambat yang paling besar terhadap pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus dibandingkan dengan ekstrak heksan dan ekstrak etanol jahe merah. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etil asetat jahe merah yang digunakan, maka semakin besar daya hambat yang terbentuk.
Uji in Vitro dan in Vivo Aktivitas Inhibitor -Amilase Ekstrak Khamir Endofit Tanaman Brotowali (Tinospora crispa, L.) sebagai Antiobesitas Oktavia, Anik; Pujiyanto, Sri; Sunarno, Sunarno
Berkala Bioteknologi Vol. 1, No. 2, November 2018
Publisher : Berkala Bioteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Brotowali mengandung senyawa triterpenoid (saponin) yang bersifat antimakan (antifeedant) karena rasanya yang pahit dan kemampuan dalam menurunkan kerja enzim pencernaan (protease dan amilase). Penelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan ekstrak etil asetat isolat khamir endofit pada tanaman Brotowali (Tinospora crispa, L.) berfungsi sebagai inhibitor α-amilase untuk penurunan kadar lemak abdominal, lemak subkutan, dan bobot badan pada tikus. Campuran reaksi uji inhibitor α-amilase dengan ekstrak 1%, 5%, 10% dan acarbose 0,1% sebesar 25 μl, uji kontrol ditambah aquades 25 μl. Enzim sebesar 475 μl dicampurkan dan diinkubasi pada suhu 25°C selama 10 menit. Substrat amilum sebesar 500 μl ditambahkan ke dalam campuran reaksi dan diinkubasi pada suhu 25°C selama 10 menit. Reaksi dihentikan dengan 2 ml DNS. Semua larutan yang telah dicampurkan dipanaskan pada suhu 100°C selama 5 menit dan didinginkan. Larutan yang dihasilkan dengan perubahan warna kemudian diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 540 nm. Penelitian in vivo menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan, yaitu kelompok kontrol, perlakuan acarbose 0,1% dan perlakuan ekstrak isolat khamir endofit DG26 dosis 40 mg, 50 mg, dan 60 mg. Pemberian pakan dan minum secara ad libitum. Hasil uji in vitro ekstrak 1% memiliki kemampuan inhibisi terhadap α-amilase sebesar 10,87%, hampir sama dengan acarbose sebesar 9,52%. Hal ini menunjukkan bahwa isolat terpilih yaitu isolat khamir endofit DG26 memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai inhibitor α-amilase. Hasil uji in vivo menunjukkan bahwa pemberian ekstrak khamir endofit DG26 berpengaruh signifikan pada penurunan bobot lemak abdominal dan lemak subkutan (p<0,05). Bobot badan setelah aklimatisasi terjadi peningkatan yang menunjukkan bahwa tikus dalam keadaan sehat dan terjadi penurunan diakhir perlakuan. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak isolat khamir endofit DG26 pada dosis 60 mg mampu menurunkan bobot lemak abdominal, lemak subkutan, dan menyebabkan terjadinya perbedaan penurunan bobot badan pada tikus (Rattus norvegicus).
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Etil Asetat Batang Tanaman Brotowali (Tinospora crispa, L. Miers) terhadap Bakteri Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC) Penyebab Penyakit Diare Fathmah, Ema Nuzulah; Pujiyanto, Sri; Raharjo, Budi
Berkala Bioteknologi Vol. 2, No. 1, April 2019
Publisher : Berkala Bioteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian. Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC) merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menyebabkan diare. Tanaman brotowali (Tinospora crispa, L. Miers) merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan memiliki efek samping yang lebih aman daripada obat kimia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak etanol dan etil asetat batang brotowali (T. crispa, L. Miers) dalam menghambat pertumbuhan bakteri EPEC penyebab penyakit diare. Ekstrak brotowali diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol dan etil asetat. Ekstrak kental yang diperoleh dilarutkan dalam DMSO 100% hingga konsentrasi ekstrak menjadi 20% ; 40% dan 60%. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi menggunakan paperdisk. Ekstrak etanol dan etil asetat batang brotowali masing-masing diujikan pada bakteri uji EPEC. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu adanya zona hambat pada ekstrak etanol dan etil asetat batang tanaman brotowali terhadap bakteri EPEC. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol batang brotowali pada konsentrasi 60% menunjukkan efek yang paling baik dibandingkan dengan konsentrasi 20% dan 40%. Aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat batang brotowali sama baiknya pada konsentrasi 20% ; 40% dan 60%. Aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat batang brotowali menunjukkan hasil yang lebih baik daripada ekstrak etanol batang brotowali.
Potensi Beauveria bassiana Dalam Menghambat Fusarium oxysporum Penyebab Penyakit Layu Pada Tanaman Cabai (Capsicum annuum L) Halwiyah, Nurul; Pujiyanto, Sri; Ferniah, Rejeki Siti
Berkala Bioteknologi Vol. 1, No. 2, November 2018
Publisher : Berkala Bioteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman Cabai (Capsicum annuum L) merupakan salah satu tanaman yang dapat terserang penyakit layu akibat jamur patogen F. oxysporum. Pengendalian dengan penggunaan jamur B. bassiana berpotensi mampu menghambat pertumbuhan patogen penyebab layu Fusarium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat dan mekanisme jamur B. bassiana terhadap jamur F. oxysporum secara in vitro. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. Uji antagonisme dilakukan dengan 3 perlakuan. Perlakuan I yaitu kontrol positif (nistatin), perlakuan II yaitu B. bassiana, dan perlakuan III adalah kontrol negatif (akuades steril). Masing-masing perlakuan dilakukan dengan 3 kali ulangan. Pengukuran daya hambat (%) dan laju pertumbuhan koloni jamur (cm) dilakukan selama tujuh hari. Data pengukuran tersebut dianalisis melalui uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai persentase daya hambat B.bassiana terhadap F. oxysporum yaitu 21,72 %. B. bassiana mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan jamur patogen F. oxysporum melalui mekanisme antibiosis.
Uji Aktivitas Inhibisi α-Glukosidase Isolat Bakteri Endofit Tanaman Duwet (Syzygium cumini L. Skeels) Sebagai Sumber Alternatif Antidiabetes Fatin, Nuhaul; Pujiyanto, Sri; Raharjo, Budi
Berkala Bioteknologi Vol. 3, No. 1, April 2020
Publisher : Berkala Bioteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang menjadi permasalahan kesehatan cukup pelik di Indonesia. Inhibitor α-glukosidase dapat diperoleh dari tanaman duwet (Syzygium cumini L. Skeels ) yang telah digunakan sejak lama secara tradisional di Indonesia sebagai obat antidiabetes. Penelitian bakteri endofit yang memiliki senyawa aktif yang sama dengan tanaman inangnya bertujuan untuk mengetahui aktivitas inhibisinya terhadap enzim α-glukosidase. Sebanyak 14 isolat bakteri endofit duwet diuji kemampuan inhibitor pseudo-substrat p-nitrofenil-D-α-glukopiranosida. Hasil absorbansi diuji berdasarkan pemecahan substrat produk berwarna yang dianalisis dengan teknik spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan adanya aktivitas inhibitor α-glukosidase pada seluruh isolat. Aktivitas tertinggi dihasilkan oleh isolat A21 dan A22 sebesar 69,18% dan 69,22%, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber alternatif antidiabetes.
Aktivitas Inhibitor α-amilase yang Diproduksi oleh Bakteri Endofit dari Tanaman Sirsak (Annona muricata L.) Resdiani, Merysa; Pujiyanto, Sri; Raharjo, Budi
Berkala Bioteknologi Vol. 2, No. 1, April 2019
Publisher : Berkala Bioteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh terhambatnya penyerapan glukosa ke dalam sel yang mengakibatkan tingginya konsentrasi glukosa di dalam darah. Penyebab tingginya kadar glukosa darah dapat disebabkan oleh obesitas, resistensi insulin, kurangnya aktivitas fisik, dan faktor herediter. Salah satu pendekatan terbaik untuk menurunkan glukosa darah pascamakan ialah dengan memperlambat absorpsi glukosa melalui penghambatan kerja enzim penghidrolisis karbohidrat seperti α-amilase. Enzim α-amilase (α-1,4-glukan-4 glukanohidrolase, EC 3.2.1.1) adalah enzim yang mengkatalisis penguraian pati, glikogen, dan macam-macam oligosakarida. Sebagian besar masyarakat menggunakan tanaman obat untuk menjaga kadar glukosa darah agar tetap normal, contohnya tanaman sirsak (Annona muricata L.). Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan isolat bakteri endofit dari tanaman sirsak, mengetahui aktivitas inhibitor α-amilase dari isolat terpilih yang diperoleh, serta mengetahui jenis sumber karbon dan pH optimal dalam memproduksi inhibitor α-amilase. Bakteri endofit diisolasi dari akar, batang, dan daun tanaman sirsak yang telah disterilisasi permukaan dan ditumbuhkan pada medium NA. Pada tahap isolasi didapatkan 11 isolat yang berpotensi menghasilkan senyawa inhibitor α-amilase, yaitu isolat AG11, AG21, AG22, AS11, BG22, BG23, BG24, BG25, BS21, DG11, dan DS21. Isolat yang didapatkan diuji aktivitas inhibitor α-amilase dan isolat dengan aktivitas tertinggi digunakan untuk uji lanjut. Isolat DS21 menunjukkan aktivitas inhibisi terbaik dengan persentase 72,22%. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Isolat terbaik diberi perlakuan berbagai macam sumber karbon dan sumber karbon terbaik diberi perlakuan berbagai macam pH. Hasil uji Analysis of Variance (ANOVA) terhadap perlakuan sumber karbon dan pH menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05) sehingga dilakukan uji Tukey (BNJ) sebagai uji lanjut. Hasil uji lanjut ini menunjukkan bahwa perlakuan sumber karbon pati dan pH 5 mampu meningkatkan produksi inhibitor α-amilase.
Ekspresi Gen Penyandi Phenylalanine Ammonia Lyase (PAL) Cabai (Capsicum annuum) Sebagai Respons Terhadap Fusarium oxysporum Dewi, Yulita Wiwik Irana; Ferniah, Rejeki Siti; Pujiyanto, Sri
Berkala Bioteknologi Vol. 1, No. 2, November 2018
Publisher : Berkala Bioteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman cabai (Capsicum annuum) merupakan salah satu sektor pertanian terbesar di Indonesia. Tanaman cabai banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Indonesia sampai produksinya diekspor ke luar negeri. Namun pada tahun 2015 produksi cabai di Indonesia mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penurunan produksi cabai di Indonesia disebabkan karena adanya serangan organisme pengganggu tanaman salah satunya adalah Fusarium oxysporum yang menyebabkan terjadinya penyakit rebah tanaman. Fusarium oxysporum adalah jamur yang berada di tanah, dan beberapa strain F. oxysporum bersifat patogen terhadap tanaman dan bersifat sulit dikendalikan. PAL adalah enzim yang mengkatalis perubahan phenilalanin menjadi ammonia dan trans-sinamat yang merespon tekanan biotik dan abiotik seperti patogen, UV radiasi, dan suhu rendah. Tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui ekspresi gen penyandi Phenylalanin Ammonia Lyase (PAL) pada cabai (Capsicum annuum) sebagai respons terhadap Fusarium oxysporum. Metode dari penelitian ini meliputi penanaman dan pemeliharaan tanaman, inokulasi F. oxysporum ke tanaman cabai, isolasi RNA daun cabai, analisis ekspresi gen PAL dengan menggunakan qRT-PCR dan analisis data. Hasil dari penelitian ini adalah ekspresi gen PAL pada jam ke-6 terekspresi sedikit lebih tinggi daripada kontrol dan mengalami penurunan pada jam ke-48 dan ke-96. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada peningkatan ekspresi gen penyandi Phenilalanine Ammonia Lyase pada daun tanaman cabai (Capsicum annuum) sampai dengan 96 jam setelah inokulasi.
Antioxidant Activity of Red Ginger Kombucha (Zingiber officinale var. rubrum) with Various Fermentation Time and Palm Sugar Concentrations Choirunnisaa, Nadia Maharani Jasmine; Jannah, Siti Nur; Lunggani, Arina Tri; Pujiyanto, Sri; Kusumaningrum, Hermin Pancasakti
Journal of Applied Food Technology Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : Dept. Food Technology, Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jaft.23277

Abstract

The use of red ginger (Zingiber officinale var. rubrum) as the primary ingredient of kombucha is a diversification to increase the antioxidant activity of kombucha. The presence of gingerol dan shogaol in red ginger acts as a potential antioxidant, while the use of palm sugar serves as an additional source of antioxidants and alternative source of sucrose from regular granulated sugar. The fermentation time and the amount of sugar used are two variables that affect the kombucha’s fermentation process. This study aims to examine the effect of various fermentation times and palm sugar concentrations on the antioxidant activity, pH, alcohol content, and organoleptic properties of red ginger kombucha. The methods used were antioxidant test with DPPH, pH test, alcohol content, and organoleptic test with 20 panelist. The results indicate that variations in fermentation time and concentration of palm sugar have a significanr effect (α = 0.05) on the antioxidant activity with IC50 values ranging from 27.89 ppm to 46.77 ppm, categorized as very strong antioxidant activity. The characteristics of red ginger kombucha includes pH 3.6 to 4.6, alcohol content 0.2% to 0.3%, and organoleptic properties varying from moderately liked to liked. Red ginger kombucha fermented for 12 days with 20% palm sugar showed an IC50 value of 40.28 ppm, which categorized into very strong antioxidant activity and is most preferred by the panelists with organoleptic scores of color attribute at 4, aroma at 3.65, and taste at 4.
Microbiological Analysis of Liquid Lipstick Products Used by Makeup Artists Rahmah, Chairunnisaa Jabal; Pujiyanto, Sri; Rukmi, Isworo
Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology Vol. 4 No. 2 (2021)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ah.v4i2.9326

Abstract

AbstractLipstick is a non-sterile pharmaceutical product that is used for make-up on the lips. Liquid lipstick used by makeup artists may have a high level of microbial contamination because they are applied to different clients in turn. This study aims to determine the microbiological quality of liquid lipstick used by makeup artists based on the result of the Bacterial Total Plate Count (TPC), Yeast and Mold Count (YMC), and the presence of pathogenic microbes. Three samples of liquid lipstick were taken from three different makeup artists and one sample was a new liquid lipstick product. The Bacterial TPC test was carried out on TSA media and the YMC test was carried out on SDA with the spread plate technique. The presence of microbial pathogens P. aeruginosa, S. aureus, and C. albicans were carried out on selective media. The results of bacterial TPC was 9.0 × 103 to 3.0 × 104 CFU/mL, while the YMC was 1.1 × 103 to 3.1 × 103 CFU/mL. The pathogenic microbes detected were S. aureus in 2 samples and C. albicans in 1 sample. The bacterial TPC and YMC values exceed the contamination limit based on BPOM Regulation No. 12/2019.
Antibacterial Activity Tests of Endophytic Bacteria Isolates From Tea Plant (Camellia sinensis) Againts Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis Sari, Suli Arum; Pujiyanto, Sri; Suprihadi, Agung
Berkala Bioteknologi Vol. 5, No. 2, November 2022
Publisher : Berkala Bioteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Staphylococcus is one of the most common types of bacteria in Asia that causes local infectious diseases of the skin, nose, urethra, vagina, digestive tract, pneumonia, endocarditis, septic arthritis, and septicemia. Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis are the most common types of Staphylococcus in Asia. Tea plants contain bioactive compounds and endophytic bacteria which are widely used as antimicrobial agents. Endophytic bacteria are bacteria that exist in plant tissues, not pathogenic, and have the ability as the host plant. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of endophytic bacterial isolates of tea plants (Camellia sinensis) against the growth of Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis bacteria. The antibacterial activity test of endophytic bacteria of tea plants includes a series of processes such as sample selection, surface sterilization of samples, isolation of endophytic bacteria in agar medium, purification, screening, suspension of endophytic bacteria in 0.9 % NaCl and standardized with 0.5 McFarland, making endophytic bacterial culture in nutrient borth, making endophytic bacterial supernatant and antibacterial activity test with paper disc diffusion method. The results obtained are the antibacterial activity of the endophytic bacterial supernatant isolates B23, B14, and A2 on the growth of Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis. The best antibacterial activity was found in endophytic bacterial B14 isolates with inhibition zones of 7.75 mm and 12.5 mm followed by B23 isolates with 7.5 mm and 8.25 mm inhibition zones and A2 isolates with large inhibition zones of 7.42 mm and 8.16 mm. Endophytic bacteria isolates of tea plant show better antibacterial activity against the growth of Staphylococcus aureus than Staphylococcus epidermidis.
Co-Authors Achirul Nditasari Agung Suprihadi Agung Suprihadi Ahmad Qi Sahlan Anang S. Achmadi Anggraeni, Via Annisa Widyasari Anto Budiharjo Aqlina, Maulida Ari Wibawa Budi Santosa Arina Tri Lunggani Ariyani, Mei Dwi Aviany, Hanna Berliana Bambang Sri Waluyo Budi Raharjo Budi Raharjo Bunga Fajriani Chang, Helen Choirunnisaa, Nadia Maharani Jasmine Debby Widiyanti Dewanti, Ardelia Dewi, Tirta Kumala Dewi, Yulita Wiwik Irana Diani Ajeng Prahesti Dinda Khairunnisa, Dinda Dwi Retnowati Elawati, Nunung Eni Elawati, Nunung Eni Endang Kusdiyantini Endang Kusdiyantini Erfianti, Tia Fahrurrozi Fahrurrozi Fathmah, Ema Nuzula Fathmah, Ema Nuzulah Fatin, Nuhaul Fitri Ulfana Risky Fitria Fitria Gabriela Christy Sabbathini Genoveva Preta Angelika Ghaida Afra Akhsani Halwiyah, Nurul Hapzi Ali Hermin Pancasakti Kusumaningrum Hery Widijanto Hessy Novita Jepri Agung Priyanto, Jepri Agung Larasati, Dinar Rahmi Luthfian Nur Afifi M Muslikha Maerani Sumarno Mamik Setyowati Maulida Aglinia Mawarni, Shelina Nurunnisa MG Isworo Rukmi Moi, Maria Yasinta Mulyani, Nies S Nadina, Rahmah Qisti Nafisah, Hidayatun Nandina, Rahmah Qisti Nanik Rahmani NANIK RAHMANI Novi Alvita Pratama Noviasih, Ria Frasida Nunung Eni Elawati Nunung Eni Elawati Nurul Inayah Oktavia, Anik Oktavia, Nurrizqi Permatasari, Vera Pramita Dian Pramitasari Prastya, Muhammad Eka Pratama, Novi Alvita Primahana, Gian Putra, Mohammad Affan Dwica Putri Ramadhani Putri, Adde Lolita Octavia R. Rahardian Rahmah, Chairunnisaa Jabal Rahmandanni, Yunnia Rahmasari, Dianti Rahmasari, Dianti Rahmawati Dewi RATIH DEWI HASTUTI Rejeki Siti Ferniah Resdiani, Merysa Ridho Mathori Ikhwan Rifka A. N. Safitri Ristia Rachmatunnisa Riza Laksita Devi Mutiaratri Rizko, Nurmalisa Roseliana Fitri Roslenawati Roslenawati RS Ferniah Sari, Suli Arum Sarsa A. Nisa Setiawan, Ruby Sigit Hananto Siti Nur Jannah Siti Nur Jannah Sri Rahayu Tri Astuti Sugiyono Saputra Sumarno, Maerani Sunarno s Sunarno Sunarno Sunarno Sunarno Suprihadi Supriyadi Supriyadi Susiana Purwantisari T. A. Lestari Taufiq P. Nugraha Tri Rahayu, Hesti Tsania Dyna Falasifa Utami, Linda Ayu w wijanarka Wahyu Aji Mahardhika Wandita, Ryan Hilda Wigunarti, Anggia Hesti Wijanarka Wijanarka Wijanarka, W Wijarnaka, Wijarnaka Yopi Yopi YOPI YOPI Yudi Yunanto Yuswan, Apriza