Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search
Journal : The Innovation of Social Studies Journal

Utilization of the Lambung Mangkurat Museum as a Learning Resource on Social Studies Usnul Khatimah; Syaharuddin Syaharuddin; Mutiani Mutiani; Ersis Warmansyah Abbas; Bambang Subiyakto
The Innovation of Social Studies Journal Vol 3, No 2 (2022): The Innovation of Social Studies Journal, March 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v3i2.4977

Abstract

Museum merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam masyarakat dikarenakan di dalam museum terdapat hal-hal yang dapat dipelajari sehingga menambah wawasan. Persoalan yang ada sekarang ini adalah sumber belajar yang kurang dikembangkan menjadi sumber belajar yang kontekstual. Memanfaatkan lingkungan untuk sumber belajar dalam proses belajar mengajar IPS sangat penting, contohnya di Museum Lambung Mangkurat yang terdapat berbagai koleksi yang bisa dipelajari sehingga pemanfaatan Museum Lambung Mangkurat dapat dijadikan sebagai sumber belajar IPS. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan pemanfaatan Museum Lambung Mangkurat sebagai sumber belajar IPS. Penulisan artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data berasal dari observasi, wawancara, dan dokumentasi berupa gambar. Analisis data menggunakan reduksi data sesuai dengan rumusan dan tujuan artikel. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi (sumber, teknik, waktu). Hasil artikel mendeskripsikan bahwa Museum Lambung Mangkurat adalah sebuah bangunan yang menyimpan berbagai koleksi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar IPS melalui analisis materinya yaitu Dinamika Kependudukan Indonesia Peran IPTEK dalam Kegiatan Ekonomi, dan Kehidupan Masyarakat Indonesia Pada Masa Paraaksara Hindu-Buddha, dan Islam di Kalimantan Selatan. Dengan adanya pemanfaatan Museum Lambung Mangkurat sebagai sumber belajar IPS dapat menjadikan sumber belajar IPS secara lebih kontekstual dengan memperkenalkan kebudayaan masyarakat Banjar.
Social Interaction of Jukung Craftsmen in Pulau Sewangi, Alalak, Barito Kuala Bambang Subiyakto; Mutiani Mutiani; M Faisal; Muhammad Azhari Mutaqin
The Innovation of Social Studies Journal Vol 1, No 2 (2020): The Innovation of Social Studies Journal, March 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v1i2.2023

Abstract

Interaksi sosial merupakan hubungan timbal-balik yang terjalin saat kontak sosial berlangsung. Interaksi sosial dibedakan menjadi dua yakni asosiatif dan disosiatif. Di Pulau Sewangi wilayah desa yang identik dengan keberadaan perajin jukung hanya memunculkan interaksi sosial asosiatif. Hal ini dikarenakan masyarakat menjunjung tinggi nilai kerjasama. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan pola interaksi yang terjadi di Pulau Sewangi. Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif digunakan pada penelitian. Terdapat tiga langkah utama pengumpulan data, yakni; wawancara terstruktur, observasi non-partisipatif, dan dokumentasi. Model interaktif Miles dan Hubermen dipilih untuk mendapatkan data jenuh dalam narasi deskriptif. Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa aktivitas perajin hanya menjalani rutinitas pembuatan jukung. Adapun bentuk interaksi sosial asosiatif hanya pada aspek kerjasama. Kerjasama dilakukan saat pembuatan hingga saling membantu untuk menurunkan jukung ke sungai. Bentuk interaksi sosial yang demikian, patut dimaknai sehingga merekatkan hubungan sosial masyarakat.
Exploration of Learning Resources in Social Studies Putri Hana Pebriana; Ekka Norliana; Bambang Subiyakto; Muhammad Rezky Noor Handy
The Innovation of Social Studies Journal Vol 3, No 1 (2021): The Innovation of Social Studies Journal, Sept 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v3i1.3528

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksplorasi sumber belajar dalam pembelajaran IPS. Perihal ini dimaksudkan agar memberikan uraian terkait peran guru dalam mengembangan sumber belajar IPS berdasarkan contoh yang kontekstual. Desain penelitian studi literatur digunakan pada penelitian ini. Strategi pencarian literatur jurnal ataupun buku melalui pencarian di internet maupun di perpustakaan. Penelitian studi literatur pada mensintesis data yang sudah dikumpulkan dituliskan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian mendeskripsikan pembelajaran IPS di SMP/MTs disajikan sebagai mata pelajaran yang terpadu. Pemanfaatan sumber belajar IPS pada pembelajaran IPS di SMP/MTs berupa: a) Lingkungan, sumber belajar berupa lingkungan baik alam atau sosial; b) Sumber belajar berupa benda yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran IPS yaitu globe, peta, miniatur candi, arca dan mesjid; c) Sumber belajar berupa orang atau narasumber yang dijadikan sebagai bagian dari sumber belajar pada pelajaran IPS seperti guru, presiden; d) Pemanfaatan sumber belajar berupa buku atau sumber cetak yang sudah dimanfaatkan yaitu buku guru dan siswa mata pelajaran IPS Terpadu SMP/MTs; e) Pembelajaran yang memanfaatkan sumber belajar peristiwa dan fakta aktual dalam pembelajaran IPS, misalnya guru mengaitkan peristiwa alam dengan pembelajaran IPS di kelas seperti peristiwa bencana alam; f) Selain menggunakan peristiwa dalam pembelajaran, guru juga menugasi peserta didik untuk menonton televisi dan membaca koran baik cetak maupun online dalam mencari informasi yang aktual di pembelajaran IPS.
The Form of Religious Community Activities at Kelayan B as a Learning Resources on Social Studies Mahfuzah Mahfuzah; Bambang Subiyakto; Muhammad Adhitya Hidayat Putra
The Innovation of Social Studies Journal Vol 1, No 2 (2020): The Innovation of Social Studies Journal, March 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v1i2.2092

Abstract

Pembelajaran IPS akan lebih kontekstual ketika memanfaatkan kehidupan sosial masyarakat, salah satunya adalah berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Pada kehidupan sosial masyarakat tidak akan lepas dari adanya kegiatan keagamaan. Begitu Pula pada masyarakat di Kelayan B, Kota Banjarmasin. Tujuan penelitian mendeskripsikan bentuk kegiatan keagamaan masyarakat Kelayan B, serta relevansinya sebagai sumber belajar IPS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Observasi, wawancara dan dokumentasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data, sedangkan uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan perpanjangan waktu penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kegiatan keagamaan masyarakat Kelayan B terdiri dari kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap hari yaitu salat berjamaah dan TPQ “MIN Kelayan”, setiap minggu yaitu arisan atau yasinan ibu-ibu dan yasinan bapak-bapak serta  kegiatan setiap tahun yaitu Idul Fitri, Idul Adha dan maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan keagamaan masyarakat Kelayan B dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar berkaitan dengan beberapa materi pembelajaran IPS di SMP kelas VII semester I pada materi interaksi sosial dan lembaga sosial.
The Street Clowns in Banjarmasin City as a Life Survival Strategy Muhammad Adhitya Hidayat Putra; Akhmad Munaya Rahman; Jumriani Jumriani; Ersis Warmansyah Abbas; Bambang Subiyakto
The Innovation of Social Studies Journal Vol 2, No 2 (2021): The Innovation of Social Studies Journal, March 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v2i2.3072

Abstract

Permasalahan perekonomian di masa pandemi Covid-19 menjadi satu polemik yang berkepanjangan. Hilangnya pekerjaan dan tuntutan pemenuhan kebutuhan harian menjadi fokus permasalahan perekonomian tersebut. Masyarakat dituntut untuk berpikir dan bereaksi terhadap kondisi tersebut untuk bertahan hidup. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan satu strategi bertahan hidup dengan cara menjadi badut jalanan. Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara komprehensif. Data penelitian dianalisis dengan teknik analisis data Miles dan Huberman. Hasil penelitian menguraikan bahwa faktor pendorong menjadi badut jalanan adalah tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup. Perihal ini bermakna bahwa permasalahan ekonomi menjadi permasalahan utama sehingga pelaku memilih menjadi badut jalanan. Badut jalanan di Banjarmasin menjadi pilihan pekerjaan yang digandrungi oleh masyarakat menengah ke bawah. Dalam mendapatkan pekerjaan ini diperlukan hubungan pertemanan (networking). Di samping itu, diperlukan pembiasaan diri untuk hidup berhemat karena pendapatan tidak pasti setiap harinya.
Social Interaction Sasirangan Traders Village in The City of Banjarmasin as a Learning Resources on Social Studies Jumriani Jumriani; Bambang Subiyakto; Syaharuddin Syaharuddin
The Innovation of Social Studies Journal Vol 1, No 1 (2019): The Innovation of Social Studies Journal, Sept 2019
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v1i1.1369

Abstract

“Kampung Sasirangan” predikat yang dilekatkan kepada Kelurahan Seberang Mesjid kota Banjarmasin karena dikembangkannya Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di bidang industri kain sasirangan. Kain ini merupakan jenis batik khas Banjar. Interaksi sosial yang berlangsung selama proses produksi, distribusi dan konsumsi kain sasirangan di kampung ini menjadi perhatian untuk diteliti karena berfungsi strategis bagi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), khususnya sebagai sumber belajar. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan interaksi sosial yang berlangsung di Kampung Sasirangan terkait dengan aktivitasnya di sektor industri kain sasirangan sebagai sumber belajar IPS. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dari wawancara, observasi dan studi dokumen. Subyek penelitian adalah para pengrajin, pedagang, distributor, pembeli dan guru IPS. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengujian keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, members check, dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi dari para pelaku usaha di Kampung Sasirangan terjadi antara pengrajin, pekerja, pedagang, pembeli dan pemerintah. Beberapa aspek interaksi sosial para pelaku yang dapat dijadikan sumber belajar pada materi IPS di antaranya materi tentang “kegiatan ekonomi”, “sifat dan bentuk interaksi sosial di masyarakat”, dan “fungsi dan peran lembaga ekonomi di dalam mengelola keragaman sosial budaya”, hingga tentang “kerjasama di bidang ekonomi”. Pemanfaatan Kampung Sasirangan sebagai sumber pembelajaran IPS sangat bermakna bagi peserta didik karena berpotensi penguatan jati diri bangsa.
The Form of Social Interaction of Cempaka Diamond Miners as a Learning Resources on Social Studies Ahmad Maulana; Bambang Subiyakto; Mutiani Mutiani
The Innovation of Social Studies Journal Vol 2, No 1 (2020): The Innovation of Social Studies Journal, Sept 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v2i1.2305

Abstract

Interaksi sosial terbagi menjadi interaksi sosial asosiatif dan disosiatif. Interaksi sosial asosiatif sifatnya mengarah kepada kegiatan positif, sedangkan disosiatif sifatnya lebih kepada pertentangan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan interaksi sosial penambang intan Cempaka Banjarbaru sebagai sumber belajar IPS. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik mendapatkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang didapat direduksi, disajikan dalam bentuk narasi yang dilengkapi gambar dan tabel analisis materi yang selanjutnya ditarik kesimpulan. Keabsahan data melalui triangulasi waktu, sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi antara penambang dan pembelantik bentuk interaksi berupa berupa Kerjasama (usaha bersama), Akomodasi (toleransi), Kerjasama (tawar-menawar). Hal ini sejalan dengan materi IPS kelas VII tema dua mengenai interaksi sosial dan bisa dimasukkan sebagai sumber belajar IPS.
Technological, Pedagogical, Content Knowledge (TPACK): A Discursions in Learning Innovation on Social Studies Mutiani Mutiani; Nana Supriatna; Ersis Warmansyah Abbas; Tika Puspita Widya Rini; Bambang Subiyakto
The Innovation of Social Studies Journal Vol 2, No 2 (2021): The Innovation of Social Studies Journal, March 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v2i2.3073

Abstract

Terobosan berpikir dan kebaruan merupakan satu tantangan yang harus dijawab dalam abad 21. Tantangan tersebut harus direspon oleh pendidikan guna menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan melek terhadap perkembangan teknologi. Pengintegrasian informasi, komunikasi, dan technology dalam pembelajaran dikenal dengan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Artikel ini bertujuan mendeskripsikan telaah konseptual TPACK sebagai inovasi dalam pembelajaran IPS. Artikel diuraikan dengan studi literatur yang memanfaatkan mesin pencari dalam mendapatkan ebook dan jurnal. Pembahasan yang diuraikan dalam artikel melingkupi tujuh domain pengetahuan dalam TPACK dan kaitannya dengan pembelajaran IPS. TPACK dalam pembelajaran IPS diyakini sebagai satu role model pembelajaran yang berorientasi pada perubahan dan tuntuntan abad 21 dalam merespon era pengetahuan. Pengorganisasian materi akan bersifat kontekstual. Guru dapat mengembangkan materi yang bersifat aktual.
Overview of Rationalism and Empiricism Philosophy in Social Studies Education Mutiani Mutiani; Disman Disman; Erlina Wiyanarti; Ersis Warmansyah Abbas; Sutarto Hadi; Bambang Subiyakto
The Innovation of Social Studies Journal Vol 3, No 2 (2022): The Innovation of Social Studies Journal, March 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v3i2.4671

Abstract

Artikel ini menjelaskan perbedaan antara kedua pandangan tersebut dan bagaimana kaitannya dengan pendidikan IPS. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan analisis tentang perkembangan filsafat ilmu dan hubungannya dengan ilmu-ilmu sosial. Tinjauan pustaka digunakan untuk mendeskripsikan pembahasan secara deskriptif. Penulis mengumpulkan literatur menggunakan buku dan mesin pencari seperti; google sarjana, gerbang penelitian, dan akademisi. Hasil dan pembahasan menggambarkan bahwa rasionalisme sebagai pernyataan aksioma dasar yang digunakan untuk membangun sistem pemikiran yang berasal dari ide. Ide yang dimaksud harus jelas, tegas, dan berasal dari pemikiran manusia—Sedangkan empirisme adalah salah satu pandangan di mana seluruh atau sebagian pengetahuan didasarkan pada pengalaman menggunakan indera. Adapun hubungan antara rasionalisme dan empirisme dalam studi sosial, pendidikan adalah studi masalah sosial berdasarkan metode analitis untuk mendapatkan pengetahuan baru. Pendidikan IPS mengajarkan konsep-konsep sebagai mata pelajaran untuk sekolah menengah pertama atau sederajat. Pengajaran konsep dapat diuraikan dengan metode penyelidikan sosial. Metode ini memberikan keleluasaan untuk memperoleh pengetahuan baru baik secara induktif maupun deduktif.
Exploitation of Children as Buskers in Banjarmasin Muhammad Adhitya Hidayat Putra; Muhammad Rezky Noor Handy; Rusmaniah Rusmaniah; Fitri Mardiani; Bambang Subiyakto
The Innovation of Social Studies Journal Vol 3, No 1 (2021): The Innovation of Social Studies Journal, Sept 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v3i1.3990

Abstract

Fenomena anak-anak menjadi pengamen di kota-kota besar di Indonesia, seperti halmya fenomena di Kota Banjarmasin. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengkaji factor-faktor sosial dan peran orang tua terhadap kegiatan anak-anak pengamen yang ada di kota Banjarmasin. Metode yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak pengamen di Kota Banjarmasin berasal dari keluarga yang kurang mampu dan memiliki pendidikan yang sangat rendah, serta ekonomi yang dibawah, bentuk eksploitasi keluarga terhadap anak-anak tersebut adalah menjadikan mereka sebagai pengamen yang biasanya berada di wilayah lampu merah. Pemerintah juga telah melakukan berbagai macam upaya untuk mengurangi jumlah pengamen anak-anak di jalan kota Banjarmasin, tetapi hasilnya belum maksimal hingga saat ini terutama dalam masa pandemic covid-19 semakin menjamur.