Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

REDESAIN PERPUSTAKAAAN PROVINSI SULAWESI UTARA (HIBRIDASI PROGRAM) Salaila, Alvonco; Supardjo, Surjadi; Rengkung, Michael M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah utama yang dihadapi bangsa kita, khususnya dalam bidang pendidikan, di era globalisasi adalah rendahnya tingkat kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pengembangan minat baca dan kebiasaan membaca. Perpustakaan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap peningkatan tersebut, hal ini dilatari oleh peran dan fungsi perpustakaan sebagai pusat pengembangan minat baca masyarakat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada umumnya. Sedangkan saat ini, keberadaan fasilitas Perpustakaan Daerah di Manado masih belum memadai, maka perlu dihadirkannya suatu image yang baru bagi Perpustakaan Provinsi Sulawesi Utara, tidak hanya bersifat edukatif dengan fasilitas yang memadai, tapi juga harus bersifat rekreatif serta menghibur. Tema Hibridasi Program dipakai sebagai acuan dan strategi perancangan. Diharapkan dengan hadirnya Hibridasi Program sebagai tema perancangan yang mana menghadirkan fungsi baru yaitu perpustakaan digital, akan mampu menciptakan perpustakaan yang modern, mampu menghadirkan kemudahan bagi pengunjung serta mampu marik minat baca masyarakat Sulawesi Utara pada umumnya. Kata kunci : Hibridasi Program, Perpustakaan Provinsi Sulut, Redesain Perpustakaan
KAJIAN PENGGUNAAN LAHAN MIX USE DI KOTA MANADO MENUJU SMART GROWTH CITY Gosal, Christy Vernanda; Kindangen, Jefrey I.; Rengkung, Michael M.
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan lahan yang digunakan untuk kegiatan penduduk meningkat. Selain itu, pertumbuhan penduduk mendorong penggunaan lahan secara ekstensifiasi di suatu kawasan perkotaan dan mengakibatkan perkembangan kawasan secara acak. Dengan kondisi kota Manado yang makin padat dan lahan kosong yang makin menyusut, konsep mix use dianggap sebagai konsep pembangunan yang tepat. Dalam perkembangannya, kota Manado berhasil menerapkan prinsip mix use yang terdapat dalam konsep smart growth city. Hal ini dibuktikan dengan adanya penggabungan kawasan residensial dan komersial di kawasan Star Square-Mega Mas. Dipilihnya lokasi penelitian di kawasan tesebut dikarenakan lokasi yang dipilih dianggap mampu mewakili mix use yang ada di kota Manado dan dikarenakan berdasarkan RTRW, salah satu pusat pelayanan masyarakat berada di kawasan reklamasi yang diteliti. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode mix dimana metode kualitatif dan kuantitatif digabung. Dalam penelitian ini digunakan peta citra satelit, sehingga menghasilkan peta penggunaan lahan, peta RTH dan peta pedestrian. Selanjutnya dilakukan analisis berdasarkan hasil penelitian yang ada. Dalam analisis tersebut dilakukan perhitungan kepadatan mix use berdasarkan KDB dan masyarakat yang datang dan tinggal, selain itu terdapat analisis RTH dan juga analisis pedestrian. Berdasarkan hasil penelitian, didapati bahwa mix use yang ada belum bisa dikatakan mix dan menuju smart growth city.Kata kunci: Mix Use, Kota Manado, Smart Growth City
ANALISIS VISUAL KAWASAN PESISIR PANTAI. Studi Kasus Permukiman Masyarakat LOS di Pesisir Pantai Malalayang. Egam, Peggy P.; Rengkung, Michael M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permukiman masyarakat Kampung LOS di Malalayang merupakan permukiman pesisir yang mengalami tekanan keruangan dan tekanan social. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis karakter kawasan permukiman masyarakat LOS berdasarkan tipologi hunian dan pemanfaatan ruang bersama.Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data yang dikumpulkan melalui survey lapangan, meliputi data hunian masyarakat, dimana hunian ini dijadikan sampel penelitian serta data fisik kawasan permukiman. Selanjutnya dilakukan analisis meliputi analisis tipologi hunian dan analisis morfologi kawasan permukiman.Hasil analisis menunjukan bahwa visualisasi kawasan permukiman pesisir yang tertangkap dalam permukiman Kampung LOS berdasarkan analisa tipologi, morfologi kawasan melalui penataan hunian dan analisa interaksi social, ditemukan melalui beberapa aspek yaitu: 1) Aspek kekerabatan, 2) Aspek kebersamaan, dan 3) Aspek ekonomi. Tipologi hunian permukiman masyarakat Kampung LOS di Malalayang tidak memiliki tipologi yang spesifik dari segi fisik hunian meliputi jenis ruang, hubungan ruang dan bentuk hunian. Dengan demikian Visualisasi kawasan pesisir diimplementasikan pada ruang bersama sebagai ruang interaksi social. Elemen visual yang ditampilkan memiliki hubungan dengan aktivitas nelayan ditandai dengan adanya perahu serta ruang tambatan perahu sebagai kebanggaan budaya sekaligus ruang ekonomi. Neighborhood unit place merupakan visualisasi yg ditemukan dalam penataan kawasan permukiman. Hal ini sesuai dengan eksistensi dan karakter permukiman masyarakat, dengan system kekerabatan yang tidak saja terimplementasi dalam unit hunian secara personal, tetapi tergambarkan dalam interaksi social dalam skala sesama tetangga dan membesar pada skala permukiman secara keseluruhan.Kata-kunci : Visualisasi, Kawasan Permukiman, Pesisir Pantai, Tipologi Hunian
BALAI PENELITIAN KELAUTAN DI MANADO. (ECO – TECH ARCHITECTURE) Rosang, Agnes G. P.; Kumurur, Veronika A.; Rengkung, Michael M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Laut dan segala potensinya memberikan konstribusi besar bagi kehidupan masyarakat. Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi kepulauan yang memiliki potensi laut yang kaya dan beragam. Disana terdapat taman laut yang sangat terkenal karena keindahan terumbu karang dan keanekaragaman biota bawah lautnya. Itu adalah Taman Laut Bunaken yang memiliki kehidupan bawah laut yang sagat beragam. Potensi laut yang dimiliki Sulawesi Utara ini menjadi nilai lebih bahkan identitas daerah yang patut untuk diperkenalkan, karena masih begitu banyak potensi laut yang berharga yang belum dilestarikan secara optimal. Seiring dengan hal itu, pengenalan lebih dalam akan dunia kelautan sangat diperlukan dalam memanfaatkan dan melestarikan potensi yang ada. Untuk memenuhi tujuan tersebut maka Sulawesi Utara patut memiliki sebuah wadah yang memfasilitasi aktivitas riset sekaligus pemeliharaan perikanan yang ditunjang dengan teknologi-teknologi tertentu. Dalam hal ini, kehadiran sebuah Balai Penelitian Kelautan menjawab apa yang dibutuhkan Sulawesi Utara bahkan dunia internasional. Dalam perancangan Balai Penelitian Kelautan di Manado, tema yang diangkat yaitu “Eco-Tech Architecture”. Istilah Eco-Tech atau ramah lingkungan digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang baik untuk lingkungan. Arsitektur Ramah Lingkungan dengan penggunaaan teknologi yang tidak merugikan lingkungan mempunyai konstribusi dalam pengembangan dan salah satu cara alternatif agar mengurangi ataupun memproteksi bertambahnya dampak penyalahgunaan teknologi riset terhadap global warming saat ini. Pendekatan desain Arsitektur Ramah lingkungan tetapi tanggap terhadap teknologi mengacu kepada pendekatan desain Sustainable Arsitektur dan tech Arsitektur Hal ini dilihat karena keduanya adalah konsep yang juga mempertimbangkan keberadaan dan kelestarian alam terutama alam Marines Science. Kata Kunci : Balai Penelitian, Kelautan, Eco-tech Architecture
REVITALISASI PASAR TRADISIONAL SARIMALAHA DI TIDORE “RETROFITTING ARCHITECTURE” Humairah, Siti; Rengkung, Michael M.; Tondobala, Linda
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar Tradisional seringkali dianggap sebagai salah satu prasarana yang membawa citra buruk bagi estetika kota. Begitu pula kondisi Pasar Sarimalaha di Kota Tidore saat ini, hal ini juga terjadi karena pasca kebakaran pasar Sarimalaha pada tanggal 28 Maret 2010. Pengelolaan pasar yang buruk , prasarana dan sarana yang sangat minim serta jumlah pedagang yang semakin meningkat disetiap tahun menyebabkan pergerakan dalam pasar bertambah sesak,kumuh dan tidak teratur, hal ini merupakan permasalahan klasik yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam berbelanja. Oleh karena citra pasar tradisional yang buruk dalam perkembangan perekonomian kota, maka perlu dilakukan Revitalisasi Pasar Tradisional Sarimalaha  di Tidore dengan tema Retrofitting Architecture. Dengan tidak menghilangkan bagian-bagian yang menjadi ciri khas dari objek, tema Retrofitting Architecture diharapkan dapat mengatasi hal-hal yang menjadi permasalahan pada objek dan dapat mengangkat kembali citra pasar tradisional menjadi positif, serta memberikan kemajuan perekonomian di KotaTidore Kepulauan.   Kata kunci: revitalisasi, pasar tradisional, retrofitting
KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN DI KECAMATAN SONDER Rumagit, Lefrando J.; Waani, Judy O.; Rengkung, Michael M.
MEDIA MATRASAIN Vol 18, No 1 (2021)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sonder sub-district is one of the districts that is included as a district growth center, namely the local activity center (PKL) in the 2014-2034 RTRW of Minahasa. As for the RTRW direction in article 5 paragraph 2 letter g, regarding increasing the availability and quality of infrastructure services and supporting facilities for urban and rural activities. This study will identify and analyze the availability of infrastructure and facilities for settlements in Sonder District based on SNI 03-1733-2004 supported by other existing standards. The analysis method used is descriptive qualitative method in identifying data by obtaining primary data through field observations, taking documentation, and interviews with sub-district and village governments, as well as quantitative descriptive methods in analyzing data, as well as spatial analysis methods to determine the distribution of infrastructure and settlement facilities. also as an analysis of the service radius of the facility. The results of the discussion show that there are some inadequate infrastructure and facilities such as road infrastructure and solid waste infrastructure. where road infrastructure, traffic lane widths are not up to standard, and solid waste infrastructure, TPS and local TPA are not yet available, so most people still throw garbage in any place, such as drainage, and rivers. For facilities, educational facilities still require an additional 6 units for kindergarten, and 1 unit for senior high schools.
PUSAT REHABILITASI MEDIK DI TOMOHON SULAWESI UTARA: Healing Architecture Vallery K. H. Powa; Fela Warouw; Michael M. Rengkung
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Tomohon sebagai salah satu kota di Sulawesi Utara yang sedang berkembang tentunya harus diiringi dengan penambahan fasilitas penunjang untuk memperlancar kehidupan masyarakat salah satunya fasilitas kesehatan yang dalam hal ini tempat rehabilitasi medik. Rehabilitasi Medik menangani masalah kesehatan yang berkaitan dengan sistem motorik dan sensorik. Ketersedian wadah yang di khususkan untuk rehabilitasi medik di Tomohon masih minim dan tidak lepas dari berbagai aspek yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau tanggapan terhadap perilaku dari pasien rehabilitasi itu sendiri. Untuk mamaksimalkan perawatan terhadap pasien penerapan tema rancangan Healing Architecture yaitu dengan menerapkan 3 pendekatan yaitu Alam (Nature), Indra (Sense) dan Psikologis. Hasil dari perancangan akan menampilkan penerapan dari 3 prinsip yang ada untuk memberikan kenyamanan terhadap pasien yang mencakup dari tampilan bangunan baik dari luar maupun dalam objek. Kata Kunci : Kota Tomohon, Healing Architecture, Rehabilitasi Medik, Terapi.
RUMAH SAKIT KHUSUS PENYAKIT INFEKSI DI KOTA MANADO: Arsitektur Biofilik Hasriansyah Daud; Michael M. Rengkung; Claudia S. Punuh
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah sakit khusus infeksi penyakit menangani kekhususan penyakit yang diakibatkan oleh mikroorganisme patogen yang menunjang kebutuhan pemeriksaan kesehatan, penyembuhan, perawatan, dan isolasi penderita penyakit. Menghadirkan desain Rumah Sakit Khusus Penyakit Infeksi di Kota Manado adalah respon penanganan jenis penyakit menular lewat wadah arsitektur untuk memaksimalkan fungsi penyembuhan dan perawatan pasien penderita lewat pengaplikasian tema rancangan desain Arsitektur Biofilik yang menghadirkan kedekatan dengan alam lewat 3 prinsipnya yaitu nature in the space, natural analogue, dan nature of the space. Hasil perancangan kemudian akan menampilkan penerapan desain yang selaras dengan alam untuk pemenuhan kenyamanan pengguna objek yang mencangkup tampilan bagian luar maupun dalam objek. Kata Kunci : Kota Manado, Rumah Sakit Khusus, Penyakit Infeksi, Arsitektur Biofilik
PUSAT INDUSTRI KREATIF DI KOTA BITUNG: Arsitektur Kontemporer Maulana A.A. Mardjuni; Frits O. P. Siregar; Michael M. Rengkung
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri kreatif merupakan proses kreasi, kreativitas serta gagasan seseorang ataupun sekelompok orang sanggup menghasilkan suatu karya, tanpa memanfaatkan sumber daya alam, serta bisa dijadikan produk ekonomi buat penciptaan. Dengan potensi adanya kreatifitas masyarakat yang begitu antusias dalam Industri kreatif dan juga UMKM yang dalam kaitannya dengan letak objek di Kawasan pusat pertumbuhan di Kota Bitung, maupun fungsi objek desain yang menerapkan konsep Arsitektur Kontemporer dalam rangka pembentukan wajah baru untuk Kota Bitung sebagai Kota yang dinamis atau akan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman layaknya seperti Arsitektur Kontemporer dan juga Kreatifitas Masyarakat. Kata kunci : Bitung, Pusat Industri Kreatif, Arsitektur Kontemporer
POLA POLA PERMUKIMAN SUKU BAJO DI PULAU BUNGIN KABUPATEN SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Verry Lahamendu; Michael M. Rengkung; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulau Bungin terkenal sebagai pulau terpadat di dunia. Pulau ini terletak di Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau Bungin tidak mempunyai garis pantai dan lahan hijau. Bangunan di Pulau Bungin berdiri di atas tumpukan batu karang. Mayoritas penduduk yang mendiami pulau tersebut adalah Suku Bajo yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Suku Bajo memiliki budaya yang unik dan berpengaruh terhadap pola permukiman di pulau tersebut. Budaya tersebut adalah bila seorang pemuda hendak menikah, diharuskan mengumpulkan karang mati yang diambil dari dasar laut sebagai tempat untuk membangun rumah. Proses pengambilan karang mati ini sudah berlangsung lama dan turun temurun. Sehingga menyebabkan luas daratan Pulau Bungin dan penduduknya semakin bertambah dari tahun ke tahun. Luas pulau ini awalnya hanya 3 hektar namun pada tahun 2014 bertambah menjadi 8 hektar dengan jumlah penduduk sekitar 3.184 jiwa atau 939 KK. Jarak antara rumah satu dengan rumah lainnya saling berdekatan dan semakin menurun kualitas lingkungannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola permukiman Suku Bajo di Pulau Bungin dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling dengan menetapkan kriteria sampel tertentu agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola permukiman Suku Bajo di Pulau Bungin Kabupaten Sumbawa terbentuk akibat perkawinan antar generasi yang masih mempertahankan dan melestarikan adat istiadat Suku Bajo di Pulau Bungin. Kata Kunci : Pola, Permukiman, Suku Bajo, Pulau Bungin.