Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Pendampingan Herbal Dan Pelatihan Senam Jantung Untuk Lansia di Desa Celuk, Sukawati, Gianyar I Gede Widhiantara; I Wayan Rosiana; Putu Angga Wiradana; I Made Gde Sudyadnyana Sandhika; Agung Wahyu Permadi; I Made Jawi
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 6 No. 2 (2022): Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.522 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v6i2.2395

Abstract

ABSTRAKPopulasi penduduk lansia di Desa Celuk, Sukawati, Gianyar, cukup tinggi dengan rata-rata 200 orang di tiap banjar. Sebagian besar lansia menderita keluhan hipertensi yang merupakan faktor resiko penyakit jantung dan stroke. Hasil wawancara dengan beberapa penduduk Desa Celuk bahwa masyarakat lokal secara empiris masih mempertahankan tradisi pemanfaatan herbal untuk mencegah ataupun mengobati penyakit namun kurang memahami cara pengolahan, dosis dan manfaat yang tepat. Program pengadian ini dilaksanakan selama 5 bulan di Desa Adat Celuk, Sukawati Gianyar. Tujuan dari program ini yaitu mengedukasi manfaat tanaman herbal untuk pencegahan dan terapi keluhan kesehatan lansia, melatih mengolah minuman herbal yang higienis, tepat dosis, meningkatkan kesehatan fisik lansia melalui kombinasi minuman herbal dan aktifitas fisik melalui latihan senam jantung. Metode yang diterapkan pada kegiatan ini berupa pendampingan dan pelatihan. Target dan luaran dari program pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lansia dalam mengolah minuman herbal dan meningkatkan kesehatan fisik lansia melalui latihan senam jantung. Hasil kegiatan terjadi peningkatan pemahaman dan keterampilan lansia rata-rata sebesar 50,83 % dalam budidaya dan membuat minuman herbal serta melakukan senam kesehatan jantung.Kata kunci: herbal, latihan fisik, lansia, CelukABSTRACTThe elderly population in Celuk Village, Sukawati, Gianyar, is relatively high, with an average of 200 people in each Banjar. Most of the elderly suffer from hypertension, a risk factor for heart disease and stroke. The results of interviews with several residents of Celuk Village show that the local community empirically still maintains the tradition of using herbs to prevent or treat disease but does not understand how to process them, the proper dosage, and their benefits. This court program was held for 5 months in the Celuk Traditional Village, Sukawati Gianyar. The aim of this program is to educate the benefits of herbal plants for the prevention and treatment of elderly health complaints, train them to process herbal drinks that are hygienic, in the right dosage, improve the physical health of the elderly through a combination of herbal beverages and physical activity through heart exercises. The method applied to this activity is in the form of mentoring and training. The target and outcome of this service program are to increase the knowledge and skills of the elderly in processing herbal drinks and improve their physical health of the elderly through heart exercises. The results of the activity showed an increase in the understanding and skills of the elderly on average by 50.83% in cultivating and making herbal drinks and doing heart health exercises.Keywords: herbs, physical exercise, elderly, Celuk
Uji Kandungan Flavonoid Ekstrak Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Bali Karet Berdasarkan Pemerian Pupuk Organik Cair (POC) Kopi Arabika (Coffea arabica) Dengan Konsentrasi Dan Interval Panen Yang Berbeda I Putu Margiana Handika Utama; Ni Kadek Dwipayani Lentari; I Made Gde Sudyadnyana Sandhika
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 3 No. 1 (2024): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v3i1.2937

Abstract

Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik, Pupuk organik cair (POC) adalah pupuk yang bahan dasarnya berasal dari hewan atau tumbuhan yang sudah mengalami fermentasi dan bentuk produknya berupa cairan. Limbah dari kopi arabika bisa menjadi salah satu alternatif untuk dijadikan bahan dasar pupuk organik cair. Bawang merah dikonsumsi oleh penduduk Indonesia rata-rata mencapai 2,76 kg/kapita/tahun dan tentunya permintaan akan terus meningkat sesuai dengan jumlah penduduk yang akan terus bertambah. Pada tahun 2013 produksi bawang merah di Indonesia mencapai 1.010.773,00 ton dengan luas area 98.938 ha. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak bawang merah varietas bali karet dan interval waktu panen yang berbeda terhadap berat basah, berat kering dan juga produksi flavonoid yang dihasilkan. Pada penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok dengan 4 kelompok perlakuan yaitu, kontrol negatif (air), kontrol positif (pupuk cair Turbo X), POC 5 ml/L, POC 10 ml/L dengan 3 interval waktu panen yaitu, minggu ke 8,10 dan 12. Hasil penelitian kali ini menunjukan bahwa kelompok POC 10ml/L sebagai kelompok dengan berat basah dan kering tertinggi dengan berat basah 7,5 kg dan berat kering 546,6 gr dan untuk kadar flavonoid tertinggi terdapat pada kelompok POC 10 ml/L pada minggu ke-10 dengan kadar sebesar 5,94%.
PKM PENDAMPINGAN STANDARISASI BAHANALAMBAGIGURU DAN SISWA SMK KESEHATAN BALI MEDIKA, DENPASAR I Made Gde Sudyadnyana Sandhika; Ni Kadek Yunita Sari; Anak Agung Ayu Putri Permatasari; I Gede Widhiantara; I Wayan Rosiana; Putu Angga Wiradana; I Made Wisnu Adhi Putra; Ni Kadek Dwipayani Lestari; Rahmadi Prasetijo; I Made Murna
Seminar Nasional Aplikasi Iptek (SINAPTEK) Vol. 6 (2023): PROSIDING SINAPTEK
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengetahuan dan keterampilan terkait proses standarisasi bahan alamdi SMKKesehatan Bali Medika kurang diperhatikan karena kurikulumnya lebih banyak memuat matapelajaran produktif keperawatan, teknik laboratorium medik dan farmasi. Sebagai salahsatusekolah swasta di Kota Denpasar, sekolah ini masih memiliki alat dan bahan penunjangpraktikum di bidang Sains yang masih sangat terbatas. Konsep dasar standarisasi bahanalam termasuk penting diberikan di Sekolah ini mengingat sekolah ini merupakan sekolahkesehatan dan memiliki jurusan farmasi. Keterampilan standarisasi bahan alamberguna bagisiswa pada saat magang di dunia industri dan pada saat melanjutkan ke jenjang pendidikanyang lebih tinggi. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu: 1)Memberikanwawasan mengenai standarisasi meliputi jenis standarisasi, fungsi standarisasi dan metodestandarisasi pada bahan alam khususnya tanaman obat, 2)Memberikan pengetahuanmengenai teknik-teknik standarisasi baik secara spesifik dan non spesifik pada bahan alamkhususnya tanaman obat, dan 3)Mempraktekan secara langsung dalam membuat sediaanekstrak yang berbahan dasar tanaman obat. Hasil dari Pengabdian Masyarakat ini adalah1)Wawasan mitra terkait standarisasi bahan alam meningkat dari rata-rata nilai 55 menjadi86 setelah posttest, 2)Tingkat pengetahuan mitra meningkat dari tidak tahu menjadi tahuakan teknik-teknik standarisasi dan semua anggota mitra yang mengikuti sosialisasimendapatkan rerata nilai pemahaman 84 pada post-test, 3)Penyampaian materi pembuatansediaan ekstrak bahan alam khususnya tanaman obat meningkat dari rata-rata nilai 45 padapretest menjadi 83 setelah posttest.
Contaminants and Human Health Risks Associated with Exposure to Microplastic Ingestion of Green Mussels (Perna viridis) Collected from The Kedonganan Fish Market, Bali Wiradana, Putu Angga; Sandhika, I Made Gde Sudyadnyana; Widhiantara, I Gede; Rizqy, Aimatun Nisfia; Soegianto, Agoes; Yulianto, Bambang
Jurnal Medik Veteriner Vol. 6 No. 2 (2023): October
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jmv.vol6.iss2.2023.197-208

Abstract

Microplastics (MPs) are pollutant agents that have been absorbed and detected in aquatic ecosystems at high concentrations. This study aimed to investigate the presence of MPs pollution in green mussel (Perna viridis) products sold at the Kedonganan fish market, Badung, Bali. A total of 150 mussels with an average weight of 3,2 ± 0,71 g/mussels from three traders each composed and followed by the pre-treatment stage using 5 M NaCl solution, extraction with wet oxidation peroxidation (WPO) + Fe(II) catalyst and filtered. The highest percentage for the form of MPs was successively obtained by the Line form in Trader A at 85,42% and the lowest in Trader C at 50,00%. The highest form of fragments was obtained in Trader C at 42,86%. Film and filament forms were only obtained in Trader A. The highest MPs color was black and the lowest was gray. The highest average MPs particle size was found in the form of a filament of 1944,37 ± 88,41 μm which was found in Trader A. Estimates of MPs intake per year/capita in Indonesia showed that exposure to MPs through consumption of green mussels in this study amounted to 498,330 MPs/year/capita items. Overall, the green mussel from Trader A had the highest percentage and size of MPs, with the shape of fragment MPs being dominated by Trader C and the color of the MPs being dominated by black. MPs exposure to green mussel consumption in Indonesia is very high, but no health impact category has yet been found for this estimate.
Specific and nonspecific characteristics of the leaf extract of Blumea balsamifera originated from East Java, Indonesia Putra, I Made Wisnu Adhi; Sandhika, I Made Gde Sudyadnyana
Acta Chimica Asiana Vol. 7 No. 1 (2024)
Publisher : The Indonesian Chemical Society, Chapter Nusa Tenggara and The University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/aca.v7i1.178

Abstract

Blumea balsamifera extract has been shown to have biological activities such as anti-fungal, anti-tumor, radical scavenger, anti-obesity, hepatoprotective, antioxidant, anti-microbial, anti-inflammatory, antiplasmodial, and wound healing. The quality and efficacy of B. balsamifera extract are determined by its specific and nonspecific characteristics. This study explored the characteristics of B. balsamifera extract through a series of standardization processes. The dried leaves of B. balsamifera were powdered and macerated with 70% ethanol. After the solvent evaporation, a thick extract was obtained and stored in a refrigerator. The specific characteristics tested were organoleptic evaluation, total phenolic content (Folin-Ciocalteu method), total flavonoid content (aluminium chloride colorimetric method), and phytochemical screening using thin layer chromatography. The nonspecific characteristics tested were extraction yield, moisture content, total ash content, and acid-insoluble ash. The results of the study showed that the extraction process resulted in a yield of 13.4%. The extract had a thick and sticky appearance, a dark brown colour, a characteristic aroma, and a bitter taste. The moisture content, total ash content, acid-insoluble ash content, total phenolic content, and total flavonoid content of the extract were found to be 8.33±0.57 %ml/g, 11.63±0.86 %g/g, 2.26±0.12 %g/g, 43.86±0.89 mg GAE/g extract and 25.48±0.42 mg QE/g extract, respectively. Analysis using thin layer chromatography demonstrated that the extract included phenolics, flavonoids, terpenoids, and steroids.
Analisa Pertumbuhan Karang dengan metode CPCe dan Sistem Pemeliharaannya pada Program Restorasi Karang di Nusa Penida Bali Pelupessy, Yesha Ainesis El Gracianita; Prasetijo, Rahmadi; Sandhika, I Made Gde Sudyadnyana; Rosiana, I Wayan
Jurnal Kelautan Vol 17, No 2: Agustus (2024)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v17i2.21861

Abstract

ABSTRAKKondisi ekosistem terumbu karang di perairan Ped, Nusa Penida berada dalam kategori sedang.  Kategori ini mengindikasikan pentingnya kegiatan restorasi. Kegiatan restorasi dengan metode transplantasi ini telah dilakukan pada bulan Agustus 2022 oleh NGO lokal yang bekerja sama dengan kelompok masyarakat dalam segi pemeliharaan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi pertumbuhan fragmen karang, rata-rata pertumbuhan dan faktor keterlibatan kelompok masyarakat yang berpengaruh terhadap pertumbuhan fragmen karang hasil kegiatan restorasi di perairan Ped, Nusa Penida. Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan perangkat lunak bernama Coral Point Count with excel extensions (CPCe) untuk menghitung luas 80 fragmen karang pada periode 1 atau 1 bulan setelah transplantasi, periode 2 atau 3 bulan setelah transplantasi dan periode 3 atau 5 bulan setelah transplantasi, kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji R2. Variabel independen yaitu faktor eksternal dan kondisi perairan serta variabel dependen yaitu pertumbuhan fragmen karang. Hasil penelitian ini adalah pertumbuhan fragmen karang meningkat relatif linear selama 5 bulan penelitian. Total fragmen yang hidup adalah 76 dari 80 fragmen setelah 5 bulan. Laju pertumbuhan fragmen maksimal adalah pada periode 2 yaitu 0,46 cm2/hari dan menurun pada periode 3 yaitu 0,42 cm2/hari, hasil laju pertumbuhan merupakan landasan pentingnya pemeliharaan pada 3 bulan pertama setelah dilakukannya transplantasi. Uji R2 menunjukan hasil 0,99 yang berarti faktor pertumbuhan fragmen adalah 99% waktu pengukuran dan 1% faktor lainnya. Pemeliharaan dapat dilakukan oleh kelompok masyarakat karena kemampuannya dalam memiliki pendanaan dalam pemeliharaan yang membantu kelompok dari segi operasional. Hasil penelitian pertumbuhan fragmen karang pada substrat reef star menyatakan bahwa pertumbuhan fragmen selama 5 bulan adalah relatif linear dengan tingkat hidup fragmen karang tinggi.Kata kunci: reef star, terumbu karang, restorasi, laju pertumbuhan.ABSTRACTThe condition of the coral reef ecosystem in Ped waters, Nusa Penida is in the medium category. This category indicates the importance of restoration activities. Restoration activities with the transplantation method have been carried out in August 2022 by local NGOs in collaboration with community groups regarding sustainable maintenance. The purpose of this study was to determine the condition of coral fragment growth, average growth, and community involvement factors that affect the growth of coral fragments resulting from restoration activities in the waters of Ped, Nusa Penida. The method of this study is to use a software called Coral Point Count with excel extensions (CPCe) to calculate the area of 80 coral fragments in period 1 or 1 month after transplantation, period 2 or 3 months after transplantation, and period 3 or 5 months after transplantation, then continued with R2 test. The independent variables are external factors and water conditions and the dependent variable is the growth of coral fragments. The results of this study were that the growth of coral fragments increased relatively linear over 5 months of the study. The total number of living fragments was 76 out of 80 after 5 months. The maximum fragment growth rate was in period 2 which was 0.46 cm2 / day and decreased in period 3 which was 0.42 cm2 / day, the results of the growth rate are the basis for the importance of maintenance in the first 3 months after transplantation. The R2 test showed a result of 0.99, which means that the fragment growth factor is 99% of the measurement time and 1% of other factors. Maintenance can be carried out by community groups because of their ability to have funding in maintenance that helps groups in terms of operations. The results of coral fragment growth research on reef star substrate stated that fragment growth for 5 months was relatively linear with a high survival rate of coral fragments.Keywords: reef star, coral reefs, restoration, growth rate.
Blumea balsamifera and Sargassum aquifolium extracts reduce fatty liver damage through lipid metabolism signalling pathways Widhiantara, I Gede; Wiradana, Putu Angga; Permatasari, Anak Agung Ayu Putri; Sari, Ni Kadek Yunita; Rosiana, I Wayan; Sandhika, I Made Gde Sudyadnyana; Panjaitan, Novaria Sari Dewi
JURNAL INDONESIA DARI ILMU LABORATORIUM MEDIS DAN TEKNOLOGI Vol 6 No 2 (2024): Promising and valuable research towards diagnosis, prognosis and treatment of dis
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/ijmlst.v6i2.5697

Abstract

Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) is a condition marked by excessive fat accumulation in the liver and poses a significant health challenge. The leaves of Blumea balsamifera and Sargassum aquifolium have been reported to have anti-atherogenic effects. This study aims to determine the effectiveness of B. balsamifera extract (BBLE) and S. aquifolium extract (SAE) in preventing and treating liver fat accumulation in Wistar rats induced by a high-cholesterol diet through the expression of the AMP-activated protein kinase (AMPK)/ Sirtuin 1 (SIRT1)/peroxisome proliferator-activated receptor γ (PPARγ) pathway, and the leptin receptor. The experimental design of this study is laboratory-based, involving, 20 Wistar rats were fed a high-cholesterol diet over a period of 21 days. The rats were divided into four groups for the evaluation of BBLE and SAE effect: negative control (P0): induced with a high-cholesterol diet + distilled water, positive control (P1): induced with a high-cholesterol diet + simvastatin, P2: induced with a high-cholesterol diet + 4 mg/kg/bw BBLE, and P3: induced with a high-cholesterol diet + 4 mg/kg/bw BBLE and 4 mg/kg/bw SAE. The treatment duration extended over three months. Immunohistochemical analyses were performed on liver tissues to measure AMPK, SIRT1, PPARγ, and leptin receptor expression. The results indicated that leptin expression was lower in the BBLE+SAE group compared to the simvastatin group, and differences were significant between the BBLE and BBLE+SAE groups. No significant differences were noted in AMPK, SIRT1, and PPARγ expression between the simvastatin and BBLE+SAE groups (p≥0.05). In conclusion, BBLE and SAE effectively reduce liver lipid accumulation and enhance fat metabolism in hypercholesterolemic rats.
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENANGANAN HEWAN COBA MENCIT (Mus musculus) PADA SISWA JURUSAN FARMASI SMK KESEHATAN GANA HUSADA, NUSA DUA, BADUNG, BALI Sandhika, I Made Gde Sudyadnyana; Sari, Ni Kadek Yunita; Rosiana, I Wayan
Seminar Nasional Aplikasi Iptek (SINAPTEK) Vol. 7 (2024): PROSIDING SINAPTEK
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hewan coba adalah hewan yang dipelihara dan dikembangbiakkan untuk keperluan eksperimen, penelitian, pendidikan, atau tujuan ilmiah lainnya. Sebelum diuji pada manusia, penggunaan hewan percobaan dalam penelitian obat-obatan perlu dilakukan terlebih dahulu. Penggunaan hewan percobaan dalam penelitian harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dan didasarkan pada prinsip 3R, yaitu pengurangan jumlah hewan (reduction), penyempurnaan metode (refinement), dan penggantian dengan alternatif lain (replacement). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar bagi siswa jurusan farmasi SMK Kesehatan Gana Husada dalam menangani hewan coba. Pelatihan dan pendampingan diawali dengan memberikan pretest kepada para siswa dilanjutkan dengan sosialisasi materi dan praktik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam penanganan dasar hewan coba, kemudian diakhiri dengan pengisian posttest oleh para siswa. Setelah dilakukan penyampaian materi, diperoleh peningkatan hasil evaluasi kemampuan siswa terkait tentang materi cara penanganan dan teknik handling dasar untuk hewan coba. Nilai rata-rata pre-test yaitu 55, dengan nilai terendah 40 dan tertinggi 65 mengalami peningkatan dalam rata-rata post-test menjadi 90, dengan nilai terendah 80 dan tertinggi 95. Hasil dari kegiatan ini dapat dikatakan mampu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan siswa dalam penanganan dasar hewan coba.
Kapasitas antioksidan, sitotoksisitas dan cemaran bakteri simplisia makroalga cokelat: Antioxidant capacity, cytotoxicity, and bacterial contamination of brown macroalgae simplicia Permatasari, Anak Agung Ayu Putri; Wiradana, Putu Angga; Sari, Ni Kadek Yunita; Widhiantara, I Gede; Rosiana, I Wayan; Sandhika, I Made Gde Sudyadnyana; Sucipto, Teguh Hari; Panjaitan, Novaria Sari Dewi
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 27 No 10 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(10)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i10.53930

Abstract

Brown algae are considered to be a source of antioxidants that can contribute to improving health. The purpose of this study was to determine the best combination of brown algae and solvent types based on the parameters of antioxidant capacity, toxicity to Vero cells, and bacterial contamination that affects brown algae simplicia during 30 d of storage. Brown algae, Sargassum aquifolium and Padina australis, were collected from Sanur Beach at the lowest point in the intertidal zone. Extraction was performed using three solvents: ethanol, methanol, and distilled water. The antioxidant capacity of the brown algae extracts was measured using the DPPH method. The brown algae extract, which showed antioxidant capacity and IC50 in the strong category, was used for cytotoxicity testing. Bacterial contamination testing was performed based on the simple storage time of brown algae for 30 d. The results showed that the combination of S. aquifolium and P. australis ethanol extract (ratio 1:10) had a yield percentage of 37.2% with an antioxidant capacity of 0.935±0.003 mg/L GAEAC and an IC50 value of 89.03 μg/mL (strong category). The combination of S. aquifolium and P. australis ethanol extracts had an IC50 value of 382.30 μg/mL (the weak category). Total plate count (TPC), Enterobacteriaceae, and coliforms increased with the storage time of simplicia for 30 days. These findings indicate that the combination of ethanol extracts of S. aquifolium and P. australis is a potential source of natural antioxidants.
Potensi Rumput Laut Eucheuma cottonii Hasil Budidaya di Nusa Lembongan sebagai Bahan Baku Herbal dan Bahan Pangan Fungsional: Kajian Literatur Sandhika, I Made Gde Sudyadnyana; Rosiana, I Wayan; Sulistyadewi, Ni Putu Eny
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol. 7 (2025): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budidaya rumput laut Eucheuma cottonii di wilayah perairan Nusa lembongan sudah semakin berkembang sejak tahun 2020. Selain dikenal sebagai daerah pariwisata, Nusa Lembongan juga memiliki daya tarik lain yaitu sentra budidaya rumput laut. Rumput laut Eucheuma cottonii dikenal memiliki banyak manfaat dan kasiat salah satunya sebagai imostimulan alami. Selain itu keragenan yang dihasilkan rumput laut Eucheuma cottonii memiliki potensi besar digunakan dalam berbagai bidang baik itu untuk industri pangan dan non-pangan termasuk bidang kesehatan. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif dengan mengumpulkan informasi dari berbagai literatur penelitian terdahulu, baik dari jurnal nasional maupun internasional serta database online seperti Researchgate, Google Scholar, dan Direktori Jurnal Akses Terbuka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komponen aktif rumput laut Eucheuma cottonii mengandung alkaloid, saponin, steroid, flavonoid, dan tanin yang sangat bisa berperan dalam bidang kesehatan. Selain itu rumput laut Eucheuma cottonii juga memiliki aktivitas antioksidan dan kandungan karbohidrat yang tinggi dalam berat kering sehingga dapat dikembangkan dalam bidang pangan fungsional.