Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PEMBERIAN SUSU KORO PEDANG (Canavalia ensiformis) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DAN TRIGLISERIDA SERUM TIKUS SPRAGUE DAWLEY HIPERKOLESTEROLEMIA Primawestri, Maria Annisa; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.174 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6826

Abstract

Latar Belakang: Peningkatan kadar kolesterol total dan trigliserida meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit kardiovaskuler. Susu koro pedang merupakan makanan yang mengandung serat, isoflavon, saponin, niasin, dan fenol yang efektif menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian susu koro pedang terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida serum tikus hiperkolesterolemia.Metoda: Penelitian eksperimental dengan pre-post test dilakukan pada 24 tikus Sprague dawley jantan hiperkolesterolemia yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu: 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok yang diberikan susu dari kacang koro pedang sebanyak 2.25 g, 4.5 g, dan 9 g selama 14 hari. Kadar kolesterol total dan trigliserida serum ditentukan melalui metode CHOD-PAP dan GPO-PAP. Data dianalisis dengan paired t-test dan One Way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji LSD pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Pemberian susu koro pedang mampu menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida serum. Penurunan kadar kolesterol total serum terbesar terjadi pada tikus yang mendapat susu dengan kadar koro pedang 9 g (33.54%) dan penurunan kadar trigliserida serum terbesar terjadi pada tikus yang mendapat susu dengan kadar koro pedang 4.5 g (40.9%). Pada kelompok kontrol tanpa pemberian susu koro pedang, kadar kolesterol total dan trigliserida serum mengalami peningkatan, masing-masing sebesar 6.85% dan 12.1%.Kesimpulan: Pemberian susu koro pedang dapat menurunkan kadar serum kolesterol total dan trigliserida serum secara signifikan pada tikus hiperkolesterolemia.
PENGARUH PENAMBAHAN TEH HIJAU TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KADAR PROTEIN MINUMAN FUNGSIONAL SUSU KEDELAI DAN MADU Cahyani, Dian Isti; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 4, No 4 (2015): Oktober 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.58 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i4.10116

Abstract

Latar Belakang : Konsumsi bahan pangan sumber antioksidan dalam jumlah memadai dapat mencegah risiko hiperkolesterolemia. Antioksidan dapat menghambat peroksida lipid akibat radikal bebas. Teh hijau,  kedelai dan madu merupakan bahan alami tinggi antioksidan yang dapat dijadikan bahan minuman fungsional mencegah hiperkolesterolemia.Tujuan : Menganalisis pengaruh penambahan teh hijau terhadap aktivitas antioksidan, protein dan organoleptik yang meliputi warna, aroma dan rasa minuman fungsional susu kedelai dan maduMetode : Merupakan penelitian eksperimental rancangan acak satu faktor yaitu penambahan teh hijau (0%, 2%, 3%, 4 %) pada pembuatan minuman fungsional susu kedelai dan madu. Analisis aktivitas antioksidan dan protein menggunakan One Way ANOVA dilanjutkan uji Tukey, sedangkan analisis organoleptik menggunakan uji Friedman dilanjutkan uji Wilcoxon.Hasil : Aktivitas antioksidan minuman fungsional pada minuman perlakuan lebih rendah daripada minuman kontrol dengan penambahan 4% yakni 13,15% dan kadar protein tertinggi dengan penambahan 4% yakni 4,12%. Secara organoleptik dari segi warna, aroma dan rasa minuman perlakuan kurang disukai.Simpulan : Penambahan teh hijau pada minuman fungsional susu kedelai dan madu menurunkan aktivitas antioksidan dan menaikkan kadar protein yang bermakna secara statistik.
KADAR FENOL TOTAL, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TINGKAT KESUKAAN MINUMAN FUNGSIONAL JELLY YOGHURT SRIKAYA DENGAN PENAMBAHAN KARAGENAN Pratiwi, Resmi Unggul; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 4, No 4 (2015): Oktober 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.133 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i4.10104

Abstract

Latar Belakang: Kadar LDL (Low Density Lipoprotein)  yang tinggi merupakan salah satu faktor pemicu sindrom metabolik. Penurunan kadar LDL dapat melalui mekanisme antioksidan. Buah srikaya yang tinggi antioksidan diolah bersama susu sapi segar dengan penambahan karagenan menjadi minuman jelly yoghurt tinggi antioksidan yang dapat dijadikan minuman fungsional sebagai alternatif menurunkan resiko sindrom metabolik.Tujuan: Menganalisis pengaruh substitusi sari srikaya dan penambahan karagenan terhadap kadar fenol total, aktivitas antioksidan dan tingkat kesukaan yang meliputi rasa,warna, aroma minuman fungsional  jelly yoghurt srikaya.Metode: Merupakan penelitian eksperimental rancangan acak lengkap dua faktor yaitu substitusi sari srikaya (10%; 20%; dan 30%) dan penambahan karagenan (0,7% dan 0,8%) pada pembuatan minuman jelly yoghurt srikaya. Analisis statistik kadar fenol total dan aktivitas antioksidan menggunakan uji Two Way ANOVA dilanjutkan uji Tukey, sedangkan uji kesukaan menggunakan uji Friedman dilanjutkan uji Wilcoxon.Hasil: Kadar fenol total tertinggi pada substitusi 30% sari srikaya penambahan 0,7% karagenan yaitu 88 mg GAE sedangkan subsitusi 30% sari srikayadan 0,7% karagenan memiliki aktivitas antioksidan tertinggi sebesar 63%. Penambahan karagenan  dan substitusi sari srikaya meningkatkan kesukaan dalam rasa namun tidak mempengaruhi kesukaan dalam parameter warna dan aroma. Simpulan: Substitusi sari srikaya dan penambahan karagenan pada minuman fungsional jelly yoghurt srikaya meningkatkan kadar fenol total, aktivitas antioksidan dan tingkat kesukaan rasa secara signifikan.
KANDUNGAN BETAKAROTEN, PROTEIN, KALSIUM, DAN UJI KESUKAAN CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR KUNING (IPOMOEA BATATAS L.) DAN IKAN TERI NASI (STOLEPHORUS SP.) UNTUK ANAK KEP DAN KVA Aisiyah, Latifah Nur; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.1 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2110

Abstract

Latar Belakang : Peningkatan konsumsi pangan tinggi protein dan betakaroten diharapkan dapat menanggulangi Kekurangan Energi Protein (KEP) dan Kekurangan Vitamin A (KVA) pada anak. Selain  itu,  peningkatan  konsumsi  pangan  tinggi  kalsium  dapat  membantu  proses  pertumbuhan anak. Tepung ubi jalar kuning merupakan bahan pangan tinggi betakaroten, sedangkan tepung ikan teri nasi merupakan bahan pangan tinggi protein dan kalsium. Crackers yang disubstitusi tepung ubi jalar kuning dan tepung ikan teri nasi diharapkan mampu menjadi pangan alternatif diet tinggi protein, betakaroten, dan kalsium. Tujuan  :  Menganalisis   pengaruh  substitusi  tepung  ubi  jalar  kuning  dan  tepung  ikan  teri  nasi terhadap kadar protein, betakaroten, kalsium, dan uji kesukaan crackers. Metode  :  Merupakan  penelitian  eksperimental  dengan  rancangan  acak  lengkap  dua  faktor  yaitu substitusi tepung ubi jalar kuning (5%, 10%, dan 15%) dan tepung ikan teri nasi (5% dan 10%). Analisis statistik dari kadar protein, betakaroten, dan kalsium menggunakan uji Anova Two Ways sedangkan uji kesukaan menggunakan uji Friedman dengan dilanjutkan uji Wilcoxon. Hasil : Kadar  protein  tertinggi pada crackers dengan  substitusi tepung ubi jalar  kuning 5% dan tepung ikan teri nasi 5% yaitu 10,25% per 100g. Kadar betakaroten tertinggi pada crackers dengan substitusi tepung ubi jalar  kuning 15% dan  tepung ikan  teri nasi 10% yaitu 142,67µg per  100g. Kadar kalsium tertinggi pada crackers dengan substitusi tepung ubi jalar kuning 15% dan tepung ikan teri nasi 10% yaitu 46,07mg per 100g. Substitusi tepung ubi jalar kuning dan tepung ikan teri nasi berpengaruh nyata terhadap aroma, rasa, dan warna, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur crackers. Simpulan  :  Berdasarkan  nilai  gizi  dan  uji  kesukaan, crackers yang  direkomendasikan  adalah crackers dengan substitusi tepung ubi jalar kuning 15% dan tepung ikan teri nasi 10%.
PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita Moschata) DAN TEPUNG MOCAF TERHADAP SERAT PANGAN, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, DAN TOTAL ENERGI PADA FLAKES “KUMO” Dhiyas, Ardhanareswari; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 5, No 4 (2016): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.976 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i4.16464

Abstract

Latar Belakang : Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah hiperlipidemia adalah dengan asupan makanan yang mengandung serat pangan dan aktivitas antioksidan.Tujuan : Mengetahui kandungan serat pangan, aktivitas antioksidan dan total kalori pada flakes tepung labu kuning dan tepung mocaf (KUMO).Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 faktor yaitu kadar labu kuning (0%,15%,30%,dan 50%) dan tepung mocaf sehingga diformulasikan menjadi L0M90,L15M75,L30M60 dan L50M40. Kadar seratdiuji menggunakan metode multienzim, aktivitas antioksidan diuji menggunakan DPPH, dan total kalori menggunakan Bomb Calorimeter. Analisis statistik yang digunakan yaitu dengan One Way Anova.Hasil      : Ada peningkatan bermakna pada serat pangan dan aktivitas antioksidan flakes yang disubsitusi labu kuning. Serat pangan dan aktivitas antioksidan tertinggi ada pada jenis L50M40 sebesar 8,35% dan 26,63%. Total kalori yang dihasilkan dari flakes KUMO berkisar 28,01-32,6 kkal/100 g.Simpulan : Flakes terbaik yang direkomendasikan yaitu flakes dengan jenis L50M40.
PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN TEPUNG MOCAF TERHADAP KADAR PATI, NILAI INDEKS GLIKEMIK (IG), BEBAN GLIKEMIK (BG), DAN TINGKAT KESUKAAN PADA FLAKES KUMO Suryaningrum, Trisna; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 5, No 4 (2016): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.25 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i4.16436

Abstract

Latar Belakang : Diabetes Melitus tipe II merupakan penyakit hiperglikemi kronis yang memerlukan konsumsi makanan rendah indeks glikemik. Pengolahan tepung labu kuning menjadi flakes diharapkan dapat menghasilkan flakes dengan nilai IG lebih rendah daripada flakes biasa.Tujuan : Menganalisis kandungan pati, indeks glikemik, beban glikemik, dan tingkat kesukaan flakes yang disubstitusi tepung labu kuningMetode : Penelitian eksperimental acak lengkap satu faktor yaitu substitusi tepung labu kuning sebesar 0%, 15%, 30%, dan 50% dengan simbol L0M90, L15M75, L30M60, L50M40. Analisis kadar pati menggunakan metode hidrolisis asam, nilai IG dengan metode incremental area under the blood glucose response curve (IUAC), tingkat kesukaan dengan metode uji hedonik.Hasil : Terdapat peningkatan pati seiring dengan subtitusi tepung labu kuning dengan kandungan pati tertinggi pada flakes  L50M40 , yaitu sebesar 75,33%. Nilai IG terendah pada flakes L50M40 sebesar 54,36% dan beban glikemik terendah pada flakes L0M90 sebesar 8,55.  Substitusi tepung labu kuning berpengaruh secara signifikan terhadap rasa, warna, dan tekstur tetapi tidak berpengaruh secara signifikan pad aroma flakes.Simpulan : Flakes rekomendasi adalah flakes L50M40 dengan kandungan pati sebesar 75,33%, nilai IG 54,36% dan BG 15,07, serta tingkat kesukaan yang lebih diterima.
PENGARUH FORTIFIKAN Fe TERHADAP KADAR Fe, TOTAL BAL, pH DAN ORGANOLEPTIK YOGURT SINBIOTIK JELLY DRINK YANG DIFORTIFIKASI VITAMIN A Paramastuti, Ratih; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 5, No 4 (2016): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.29 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i4.16470

Abstract

Latar Belakang : Fortifikasi besi dan vitamin A pada susu terbukti dapat meningkatkan bioaksesibilitas dari besi. Susu diolah menjadi yogurt sinbiotik jelly drink untuk meningkatkan penyerapan mineral dan mempunyai masa simpan yang lebih lama.Tujuan : Mengetahui pengaruh fortifikan Fe terhadap kadar Fe, total bakteri asam laktat (BAL), pH dan organoleptik yogurt sinbiotik jelly drink yang difortifikasi vitamin AMetode : Merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap satu faktor yaitu jenis fortifikan besi (FeSO4, ferrous bisglycinate dan NaFeEDTA). Analisis kadar besi menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometry, pH menggunakan pH meter, Total BAL menggunakan metode Total Plate Count dan uji organoleptik. Hasil : Terdapat pengaruh yang signifikan jenis fortifikan besi terhadap kadar Fe namun tidak signifikan terhadap total BAL, pH dan uji organoleptik pada yogurt sinbiotik jelly drink yang difortifikasi vitamin A. Kadar besi tertinggi terdapat pada yogurt terfortifikasi FeSO4 dan total BAL tertinggi terdapat pada yogurt terfortifikasi ferrous bisglycinate. pH tertinggi terdapat pada yogurt terfortifikasi ferrous bisglycinate  dan NaFeEDTA.   Simpulan : Jenis fortifikan besi yang direkomendasikan untuk yogurt sinbiotik jelly drink adalah ferrous bisglycinate karena mempunyai total BAL tertinggi dan hasil organoleptik yang baik.
KADAR SENG SERUM DAN RASIO MOLAR FITAT:SENG PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI PESISIR KOTA SEMARANG Albab, Ulil; Kusumastuti, Aryu Candra; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 6, No 4 (2017): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.216 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i4.18786

Abstract

Background: School-age children are at risk of zinc deficiency which can be identified by measuring serum zinc levels. Zinc intake, in particular, strongly affects zinc absorption and consequently alters serum zinc concentration. Phytate is the strongest inhibitor of zinc absorption. The scale of its inhibitory ability can be measured through phytate:zinc molar ratio. This study aimed to describe phytate:zinc molar ratio in school-age children in coastal area of Semarang.Method: This was a cross-sectional study on 50 samples of children aged 9-12 years chosen by non probability sampling from several elementary schools in Semarang. Observed data include subject characteristics, zinc intake, phytate intake, and serum zinc levels. Participants' intake was assessed using 3x24 hour food recall and food record, while serum zinc levels were evaluated through Atomic Absorbant Spechtrophotomety (AAS) methods. Data was analyzed by Pearson’s test.Result: The mean serum zinc level was 93,85±22,99 µg/dl, with a phytate:zinc molar ratio of 14,48±4,23. Only 14% of the subjects had low zinc serum levels, but there was 46% with low zinc absorption rates according to their molar ratio of phytate:zinc. No significant correlation was detected between phytate:zinc molar ratio and serum zinc levels (p=0,427). Conclusion: Low zinc serum levels was found in 14% of the subjects while 46% had low zinc absorption rate. No significant correlation was detected between phytate:zinc molar ratio and serum zinc levels.
PENGARUH FORTIFIKAN FE TERHADAP KADAR FE, KETENGIKAN DAN ORGANOLEPTIK YOGURT SINBIOTIK JELLY DRINK YANG DIFORTIFIKASI VITAMIN C Rozanah, Ishmah; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 5, No 4 (2016): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.634 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i4.16456

Abstract

Latar Belakang : Fortifikasi Fe pada makanan dianggap sebagai pendekatan yang terbaik dalam menanggulangi anemia defisensi zat besi. Fortifikan ferrous bisglicinate dan NaFeEDTA memiliki bioavailabilitas 2-3 kali lebih tinggi  dan sifat sensori yang lebih baik dari FeSO4. Vitamin C dan inulin juga diketahui dapat meningkatkan absorbsi zat besi. Tujuan : Untuk mengetahui kadar Fe, ketengikan dan organoleptik dari yogurt sinbiotik jelly drink yang difortifikasi vitamin C.Metode : Susu sapi difortifikasi dengan 30 ppm dari 3 fortifikan (FeSO4, ferrous bisglicinate dan NaFeEDTA) dan vitamin C (60 mg/l susu) yang diproses menjadi yogurt sinbiotik jelly drink. Kadar besi yogurt sinbiotik jelly drink diuji menggunakan AAS, ketengikan diuji menggunakan thiobarbituric acid (TBA) pada hari ke-0 dan setelah 7 hari penyimpanan, dan organoleptik diuji oleh 25 panelis agak terlatih.Hasil : Berbagai jenis fortifikan secara signifikan mempengaruhi kandungan Fe dan ketengikan yogurt sinbiotik jelly drink pada hari ke-0 dan hari ke-7 setelah penyimpanan. Uji organoleptik menunjukkan bahwa berbagai jenis fortifikan mempengaruhi rasa, tetapi tidak mempengaruhi aroma, warna dan tekstur yogurt sinbiotik jelly drink.Simpulan : Fortifikasi berbagai fortifikan Fe mempengaruhi kandungan Fe, ketengikan, dan rasa yogurt sinbiotik jelly drink.
NILAI CERNA PROTEIN IN VITRO DAN ORGANOLEPTIK MP-ASI BISKUIT BAYI DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI, PATI GARUT DAN TEPUNG UBI JALAR KUNING Zulfa, Nur Ilaika; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 2, No 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.637 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i4.3725

Abstract

Latar Belakang: MP-ASI biskuit bayi perlu diberikan pada bayi diatas 6 bulan untuk melatih ketrampilan mengunyah. Bahan pangan lokal dapat digunakan untuk menghasilkan biskuit yang mengandung protein tinggi. Nilai cerna protein biskuit perlu dianalisis untuk mengetahui mutu protein. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian tentang nilai cerna protein dan organoleptik MP-ASI biskuit bayi yang disubstitusi dengan tepung komposit tepung kedelai, pati garut dan tepung ubi jalar kuning.Tujuan: Menganalisis pengaruh substitusi tepung kedelai, pati garut dan tepung ubi jalar kuning terhadap nilai cerna protein dan organoleptik yang meliputi warna, rasa, tekstur dan aroma.Metode: Merupakan penelitian eksperimental rancangan acak lengkap satu faktor yaitu pembuatan biskuit bayi dengan substitusi tepung kedelai, pati garut dan tepung ubi jalar kuning yaitu K (0%:0%:0%), P1 (15%:40%:25%), P2 (20%:30%:30%), dan P3 (25%:35%:20%). Analisis statistik nilai cerna protein menggunakan uji One Way ANOVA serta uji Tukey, sedangkan analisis organoleptik menggunakan uji Friedman dan Wilcoxon.Hasil: Nilai cerna protein biskuit substitusi tepung kedelai, pati garut dan tepung ubi jalar kuning berbeda nyata dengan biskuit kontrol (85,64%). Nilai cerna protein biskuit perlakuan tertinggi pada formula P3 (85,07%) dan terendah pada formula P2 (77,98%). Substitusi tepung kedelai, pati garut dan tepung ubi jalar kuning tidak berpengaruh secara nyata terhadap mutu organoleptik biskuit. Simpulan: MP-ASI biskuit bayi dengan substitusi tepung kedelai, pati garut dan tepung ubi jalar kuning berpengaruh secara nyata terhadap nilai cerna protein dan belum sepenuhnya diterima panelis.