Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG AMPAS KELAPA TERHADAP NILAI INDEKS GLIKEMIK, BEBAN GLIKEMIK, DAN TINGKAT KESUKAAN ROTI Dini, Rayyani Zaena; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.935 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4599

Abstract

 *)Penulis Penanggungjawab Latar Belakang: Diabetes Melitus tipe II merupakan tipe diabetes yang sangat berhubungan erat dengan pola hidup dan bersifat progresif, sehingga dalam penatalaksanaannya diperlukan kontrol gula darah agar keadaan tidak memburuk dan menurunkan risiko komplikasi. Upaya ini dapat dilakukan melalui pemilihan makanan dengan indeks glikemik (IG) rendah, namun tetap memperhatikan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi. Pemanfaatan tepung ampas kelapa yang diolah menjadi roti dapat menghasilkan roti dengan nilai indeks glikemik yang lebih rendah daripada roti biasa.Tujuan: Menganalisis nilai indeks glikemik, beban glikemik, dan tingkat kesukaan roti yang disubstitusi dengan tepung ampas kelapa.  Metode: Penelitian eksperimental acak lengkap satu faktor pada konsentrasi tepung ampas kelapa (0%, 10%, dan 20%) yang disubstitusikan pada roti untuk mengetahui pengaruhnya terhadap nilai indeks glikemik, beban glikemik, dan tingkat kesukaan roti. Data nilai indeks glikemik dan beban glikemik dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA, sedangkan data tingkat kesukaan dianalisis menggunakan uji Friedman.Hasil: Indeks glikemik yang dihasilkan berkisar antara 39,85 – 66,55 %, sedangkan beban glikemik berkisar antara 14,50 – 24,38. Substitusi tepung ampas kelapa berpengaruh secara nyata terhadap indeks glikemik dan beban glikemik. Uji tingkat kesukaan terhadap warna, aroma, tekstur, dan rasa pada roti yang disubstitusikan dengan tepung ampas kelapa memperoleh penilaian netral hingga suka.Kesimpulan: Roti substitusi 20% tepung ampas kelapa memiliki IG dan BG terendah. Roti substitusi tepung ampas kelapa memiliki tingkat kesukaan yang lebih rendah daripada roti tanpa substitusi tepung ampas kelapa.
TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT, PH, DAN KADAR SERAT MINUMAN FUNGSIONAL JELLY YOGHURT SRIKAYA DENGAN PENAMBAHAN KARAGENAN Harjantini, Utami; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 4, No 4 (2015): Oktober 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.215 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i4.10156

Abstract

Latar Belakang: Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian utama di dunia, dimana mortalitasnya meningkat dua kali lipat selama 10 tahun yang dipengaruhi peningkatan gangguan metabolik. Pola makan berperan penting terhadap perkembangan sindrom metabolik. Substitusi sari srikaya dan penambahan karagenan pada yoghurt sinbiotik menghasilkan produk minuman fungsional jelly yoghurt srikaya dengan kandungan bakteri asam laktat dan serat yang cukup untuk menurunkan risiko sindrom metabolik.Tujuan: Menganalisis pengaruh substitusi sari srikaya dan penambahan karagenan terhadap total bakteri asam laktat, pH, dan kadar serat kasar jelly yoghurt srikaya.Metode: Merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan percobaan acak lengkap dua faktor yaitu substitusi sari srikaya (10%; 20%; dan 30%) dan penambahan karagenan (0,7% dan 0,8%) pada pembuatan minuman jelly yoghurt srikaya. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik menggunakan Two Way ANOVA dilanjutkan uji Tukey.Hasil: Total bakteri asam laktat tertinggi dihasilkan oleh substitusi 30% sari srikaya dan penambahan 0,8% karagenan yaitu 8,12x108 cfu/ml, sedangkan subsitusi 30% sari srikaya dan 0,7% karagenan memiliki pH terendah sebesar 4,33. Kadar serat kasar tertinggi pada substitusi sari srikaya 30 % dan penambahan karagenan 0,7% yaitu 3,40%.Simpulan: Substitusi sari srikaya dan penambahan karagenan meningkatkan total bakteri asam laktat dan kadar serat kasar, serta menurunkan  pH minuman fungsional jelly yoghurt srikaya.
TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, DAN UJI PENERIMAAN YOGHURT SINBIOTIK DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) Puspadani, Nurlina; Rustanti, Ninik; Fitranti, Deny Yudi
Journal of Nutrition College Vol 8, No 3 (2019): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.171 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v8i3.25807

Abstract

Latar Belakang : Sindrom metabolik dapat diminimalisir dengan mengonsumsi bahan makanan yang mengandung sinbiotik, tinggi antioksidan, dan tinggi serat. Yoghurt sinbiotik dengan penambahan ekstrak kayu secang dapat menjadi alternatif minuman bagi penderita sindrom metabolik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penambahan ekstrak kayu secang pada yoghurt sinbiotik terhadap total bakteri asam laktat, aktivitas antioksidan, dan penerimaan. Metode : Penelitian ini merupakan true experimental dengan rancangan lengkap satu faktor, yaitu penambahan ekstrak kayu secang 0%, 0,1%, 0,3%, dan 0,5%. Analisis total bakteri asam laktat menggunakan uji Total Plate Count, analisis aktivitas antioksidan menggunakan uji 1-1-diphenyl-2-picrylarazyl (DPPH), dan uji penerimaan. Uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. Analisis statistik selanjutnya menggunakan Kruskal-Wallis, Friedman, dan Wilcoxon.Hasil : Terdapat pengaruh pada total bakteri asam laktat, aktivitas antioksidan, dan uji penerimaan. Rerata total bakteri asam laktat tertinggi pada kontrol yaitu 903,73x1012 yang masih sesuai dengan SNI yaitu 107 CFU/mL. Aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada penambahan ekstrak kayu secang 0,5%. Pada uji penerimaan memberikan pengaruh terhadap keseluruhan. Produk terbaik terdapat pada yoghurt dengan penambahan ekstrak kayu secang 0,1%.Simpulan : Penambahan ekstrak kayu secang mempengaruhi total bakteri asam laktat, aktivitas antioksidan, dan penerimaan.
KANDUNGAN GIZI SOSIS SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE DENGAN BAHAN PENGISI TEPUNG UBI JALAR KUNING (Ipomoea Batatas) DAN BAHAN PENSTABIL EKSTRAK RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) UNTUK PMT IBU HAMIL Estiningtyas, Dian; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 3, No 2 (2014): April 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.941 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i2.5118

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi anemia dan KEK pada ibu hamil masih tinggi. Masalah ini dapat diatasi dengan pemberian PMT. Sosis yang disubstitusi tepung tempe dengan bahan pengisi tepung ubi jalar kuning dan bahan penstabil ekstrak rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai alternatif PMT Ibu hamil berbasis pangan lokal. Tujuan: Menganalisis pengaruh substitusi tepung tempe terhadap tekstur dan kandungan gizi sosis dengan bahan pengisi ubi jalar kuning dan bahan penstabil ekstrak rumput laut.Metode: Penelitian dilakukan 2 tahap, yaitu penelitian pendahuluan yang meliputi analisis bahan utama dan penentuan kadar substitusi tepung ubi jalar kuning sebagai bahan pengisi dan ekstrak rumput laut sebagai bahan penstabil dengan uji organoleptik dan penelitian utama yang menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor yaitu substitusi tepung tempe dengan 3 taraf (20%; 40%; dan 60%) dan 1 kontrol (0% tepung tempe). Analisis tekstur dengan teksture analyzer, kadar protein dengan metode  Kjeldahl, kadar lemak dengan metode Soxhlet, kadar karbohidrat dengan by difference dan kadar β-karoten dan zat besi dengan spektrofotometer. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan One Way Anova.Hasil: Semakin tinggi substitusi tepung tempe kadar protein, zat besi, dan β-karoten sosis semakin meningkat sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin menurun. Sosis substitusi tepung tempe 60% memiliki kadar protein, zat besi, dan β-karoten tertinggi, yaitu sebesar 23,24%, 2,14 mg/100 g, dan 1,25 mg/100 g sedangkan kadar lemaknya terendah sebesar 24,20%. Sosis substitusi tepung tempe 60% sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3820-1995), yaitu kadar protein minimal 13%, lemak maksimal 25%, dan karbohidrat maksimal 8%.Simpulan: Sosis substitusi tepung tempe 60% dengan kecukupan angka kebutuhan gizi tambahan ibu hamil, protein sebesar 68%, zat besi 12%, dan β-karoten 35%.
PENGARUH FORTIFIKAN Fe TERHADAP KADAR Fe, KETENGIKAN DAN ORGANOLEPTIK YOGURT SINBIOTIK JELLY DRINK YANG DIFORTIFIKASI ZINC Yustitie, Normasari; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 5, No 4 (2016): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.232 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i4.16425

Abstract

Latar Belakang : Yogurt sinbiotik menjadi media fortifikasi besi yang tepat karena memiliki efek protektif dari bakteri patogen di usus. Penambahan zinc pada yogurt bermanfaat melindungi oksidasi lemak oleh besi yang dapat menimbulkan ketengikan produk.Tujuan : Menganalisis pengaruh fortifikasi besiterhadap kandungan besi, ketengikan pada hari ke-0 dan ke-7 penyimpanan serta organoleptik pada yogurt sinbiotik jelly drink difortifikasi zinc.Metode : Penelitian RAL satu faktor yaitu yogurt sinbiotik jelly drink yang difortifikasi FeSO4, NaFeEDTA dan ferrous bisglycinate sebanyak masing-masing 30 ppm. Setiap kelompok perlakuan difortifikasi 15 ppm zinc acetate. Pengukuran kandungan besi dengan atomic absorption spectrophotometry (AAS), ketengikan pada hari ke-0 dan ke-7 dengan nilai thiobarbituric acid (TBA) dan uji organoleptik dengan skala hedonik.Hasil : Fortifikasi besi dapat meningkatkan kadar Fe dan TBA hari ke-0 dan ke-7 (p=0.000). Kadar Fe tertinggi pada fortifikasi FeSO4 (1.63 mg/100ml). TBA pada hari ke-0 tertinggi yaitu fortifikasi FeSO4 (0.676) dan pada hari ke-7 tertinggi yaitu fortifikasi FeSO4 (0.597). Fortifikasi besi tidak berpengaruh terhadap perubahan TBA pada hari ke-0 ke hari ke-7 (p>0.05). Berbagai jenis fortifikan Fe tidak berpengaruh terhadap nilai aroma, tekstur, warna dan rasa yogurt sinbiotik jelly drink yang difortifikasi besi.Simpulan : Jenis fortifikasi besi yang direkomendasikan untuk yogurt sinbiotik jelly drink adalah ferrous bisglycinate karena mempunyai kandungan besi yang lebih tinggi dan tidak mempengaruhi karakteristik organoleptik
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG AMPAS KELAPA TERHADAP KANDUNGAN ZAT GIZI, SERAT DAN VOLUME PENGEMBANGAN ROTI Fauzan, Muthia; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 2, No 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.858 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i4.3824

Abstract

Latar Belakang : Prinsip terapi DM yaitu dengan memperhatikan IG makanan. IG dipengaruhi oleh karbohidrat total, kadar serat, protein dan lemak. Roti dengan substitusi tepung ampas kelapa  merupakan salah satu inovasi alternatif makanan yang tinggi serat dan rendah karbohidrat untuk penderita DM. Tepung ampas kelapa memiliki kapasitas foaming dan gelatinisasi lebih rendah. Foaming dan gelatinisasi yang rendah pada bahan mempengaruhi tingkat volume pengembangan roti.12Tujuan: Menganalisis pengaruh substitusi tepung ampas kelapa terhadap kandungan gizi, serat dan volume pengembangan roti.Metode: Penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap satu faktor yaitu konsentrasi tepung ampas kelapa (0%, 10%, 20%) yang disubstitusikan dengan tepung terigu pada pembuatan roti. Setiap taraf perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan dan diukur secara duplo. Parameter yang diamati adalah kandungan gizi (protein, lemak, karbohidrat), serat kasar dan volume pengembangan roti. Data dianalisis menggunakan one way ANOVA yang dilanjutkan uji Tukey.Hasil:Ada pengaruh substitusi tepung ampas kelapa pada roti terhadap kadar protein bk (p= 0.020), kadar karbohidrat (p = 0.010) dan kadar serat kasar  (p=0.001). Tetapi substitusi tepung ampas kelapa pada roti tidak berpengaruh terhadap kadar lemak bb (p = 0.13), dan volume pengembangan (p = 0.119). Roti dengan 20% substitusi tepung ampas kelapa kadar protein (bk) tertinggi 14.22% , kadar serat kasar tertinggi 5.98%,  kadar karbohidrat terendah 49.14%, volume pengembangan terendah 179.49% dan belum memenuhi standar volume pengembangan. Roti dengan 20% substitusi tepung ampas kelapa dapat menyumbang 23.92% dari anjuran asupan serat tiap hari. Simpulan: Substitusi tepung ampas kelapa berpengaruh meningkatkan kadar protein (bk), serat kasar dan menurunkan kadar karbohidrat roti tetapi berpengaruh tidak bermakna menurunkan volume pengembangan dan belum memenuhi satandar volume pengembangan serta tidak berpengaruh terhadap kadar protein (bb) dan kadar lemak (bb) roti.
DAYA HAMBAT PERTUMBUHAN Escherichia coli dan UJI HEDONIK YOGHURT DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG MOCAF Wardani, Hajar Surya; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 2, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.831 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i2.2754

Abstract

Latar Belakang : E. coli sebagai flora normal usus dapat bersifat patogen. Namun dapat dilakukan upaya pencegahan dengan cara menghambat pertumbuhan E.coli semakin beragam. Salah satu upaya pencegahan tersebut adalah dengan konsumsi produk yang mengandung bakteri asam laktat (BAL). Salah satu produk yang mengandung BAL adalah yoghurt. Fungsi BAL lebih efektif jika dikombinasikan dengan prebiotik. Pemilihan tepung Mocaf sebagai prebiotik karena pada saat diproduksi, bahan baku singkong melalui tahap fermentasi oleh bakteri asam laktat yang akan menghasilkan asam-asam organik yang berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung Mocaf  sebagai prebiotik pada yoghurt terhadap uji hedonik dan daya hambat pertumbuhan Escherichia coli.Metode : Merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap satu faktor yaitu variasi substitusi tepung Mocaf pada yoghurt dengan 5 taraf perlakuan yaitu yoghurt tanpa substitusi tepung Mocaf sebagai kontrol dan yoghurt dengan substitusi tepung Mocaf 10%, 20%, 30% dan 40%. Analisis statistik dari daya hambat pertumbuhan bakteri E.coli menggunakan uji Kruskal-wallis sedangkan uji kesukaan menggunakan uji Friedman dengan dilanjutkan uji Wilcoxon.Hasil : Diameter zona bening sebagai parameter daya hambat pertumbuhan bakteri paling tinggi pada yoghurt dengan substitusi tepung Mocaf 40% yaitu 2,85 mm. Substitusi tepung Mocaf tidak berpengaruh secara signifikan terhadap aroma, tekstur, warna, dan rasa yoghurt.Simpulan : Yoghurt dengan substitusi tepung Mocaf 40% memiliki daya hambat pertumbuhan bakteri E.coli paling tinggi. Kata kunci : Mocaf; daya hambat pertumbuhan; E.coli; uji hedonik; yoghurt
Karakteristik makanan pendamping ASI balita yang disubstitusi dengan tepung ikan lele dan labu kuning Noer, Etika Ratna; Rustanti, Ninik; Leiyla, Elvizahro
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.289 KB) | DOI: 10.14710/jgi.2.2.83-89

Abstract

Background: When breast milk is no longer enough to meet the nutritional needs of the infant, complementary foods should be added. Complementary feeding should be start giving from 6 months onwards. The period from 6-months of age is a very vulnerable period. It is the time when malnutrition starts in many infants. One form of complementary feeding which are hygienic, and ready to serve is an instant baby food. Utilization of local food such as catfish (Pangasius sp) and pumpkin (Cucurbita moschata) as a source of protein and beta-carotene may increase the nutrient content of complementary feeding. Objective: This study was designed to analyze the difference of nutrients content, bulk density, and acceptability among the percentage varieties of catfish and pumpkin flour substitution on instant baby porridge. Methods: An experimental study with a single factor completely randomized design. The experiment carried out by combining the percentage of catfish and pumpkin flour substitution in to 4 formulas. The nutrients content that were analyzed are levels of protein, betacarotene, fat, and carbohydrate. Statistical analysis of the nutrients content, bulk density, and acceptability using One Way ANOVA test CI 95% followed by Tukey posthoc test. Results: Instant baby food recommended is the substitution of catfish 20% and 15% pumpkin. Servings (25 g) instant baby food to meet the 34% and 102% of protein adequacy adequacy of vitamin A. Conclusion: Instant baby porridge substituted with catfish and pumpkin flour are high in protein and vitamin A, appropriate to the bulk density, and acceptable.
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE DAN IKAN TERI NASI (Stolephorus sp.) TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, KALSIUM, DAN ORGANOLEPTIK COOKIES Rahmawati, Hestin; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.976 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i3.3440

Abstract

Latar Belakang : Remaja mengalami masa percepatan pertumbuhan (growth spurt) yang rentan terhadap defisiensi zat gizi. Jika kebutuhan gizi seperti protein dan kalsium tidak terpenuhi maka menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan remaja Tepung tempe dan tepung ikan teri nasi merupakan bahan pangan tinggi protein dan kalsium. Cookies yang disubstitusi tepung tempe dan tepung ikan teri nasi diharapkan mampu menjadi pangan alternatif diet tinggi protein dan kalsium.Tujuan : Menganalisis  pengaruh substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri nasi terhadap kadar protein,  kalsium, dan uji organoleptik cookies.Metode : Merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap dua faktor yaitu substitusi tepung tempe (5%, 15%, dan 25%) dan tepung ikan teri nasi (5% dan 10%). Analisis statistik dari kadar protein dan kalsium menggunakan uji Anova Two Ways sedangkan uji kesukaan menggunakan uji Friedman dengan dilanjutkan uji Wilcoxon.Hasil : Kadar protein tertinggi pada cookies dengan substitusi tepung tempe 5% dan tepung ikan teri nasi 10% yaitu 14,57% per 100g. Pada cookies tersebut, kadar sistin ikan teri nasi meningkat menjadi 39,80mg. Namun, pada metionin masih tetap menjadi asam amino pembatas yaitu 44,88mg. Kadar kalsium tertinggi pada cookies dengan substitusi tepung tempe 25% dan tepung ikan teri nasi 10% yaitu 53,93mg per 100g. Substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri nasi berpengaruh nyata terhadap aroma, rasa, dan tekstur, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap warna cookies. Tekstur,aroma dan rasa cookies yang paling disukai pada substitusi tepung tempe 5% dan tepung ikan teri 5% sedangkan warna yang paling disukai pada cookies dengan substitusi tepung tempe 25% dan tepung ikan teri 10%.Simpulan : Substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri tidak meningkatkan kadar protein cookies, tetapi interaksi substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri berpengaruh terhadap kadar protein cookies. Substitusi tepung tempe, substitusi tepung ikan teri, serta interaksi substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri meningkatkan kadar kalsium cookies. Substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri nasi berpengaruh nyata terhadap aroma, rasa, dan tekstur, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap warna cookies.PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE DAN IKAN TERI NASI (Stolephorus sp.) TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, KALSIUM, DAN ORGANOLEPTIK COOKIES
PENGARUH PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KANDUNGAN ZAT GIZI, VOLUME PENGEMBANGAN DAN UJI KESUKAAN BLONDIES GARUT (Marantha arundinacea) SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN BAGI SINDROM AUTISME Dewi, Marsella Temala; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 1, No 1 (2012): Oktober 2012
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.626 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v1i1.731

Abstract

Latar Belakang: Salah satu pemicu gejala sindrom autisme adalah konsumsi gluten dan kasein yang terdapat dalam tepung terigu dan susu. Tepung umbi garut merupakan salah satu bahan makanan yang bebas gluten dan dapat dimanfaatkan menjadi pengganti tepung terigu karena kandungan dan fisikokimianya yang mirip dengan tepung terigu, sedangkan penambahan telur bertujuan untuk meningkatkan kadar protein dalam blondies. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa brownies dapat dibuat dari berbagai macam tepung non-terigu dengan tingkat substitusi hingga 100%. Blondies merupakan jenis brownies yang tidak menggunakan coklat masak dalam pembuatannya dan disukai oleh anak-anak. Oleh karena itu penelitian mengenani pembuatan makanan yang aman bagi sindrom autisme perlu dilakukan. Tujuan: Menganalisis pengaruh penambahan telur terhadap kandungan zat gizi, volume pengembangan dan uji kesukaan blondies garut  sebagai alternatif makanan bagi sindrom autisme. Metode: Merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap satu faktor yaitu penambahan telur pada pembuatan blondies garut dengan empat taraf perlakuan (50%, 75%, 100%, 125%). Analisis statistik untuk kandungan zat gizi dan volume pengembangan  menggunakan uji One Way ANOVA dilanjutkan dengan uji Tukey. Sementara analisis statistik untuk uji kesukaan menggunakan uji Friedman dilanjutkan dengan uji Wilcoxon. Hasil: Blondies yang mengandung protein tertinggi adalah blondies dengan penambahan telur 125% yaitu 7,44 g per 100 g. Sumbangan blondies garut dengan penambahan telur sebanyak 125% terhadap AKG protein untuk anak usia 4-6 tahun sebesar 19,07% dan untuk anak usia 7-9 tahun sebesar 16,53%. Kandungan lemak tertinggi terdapat pada blondies dengan penambahan telur 50% yaitu 17,19 g per 100 g blondies. Kandungan karbohidrat tertinggi terdapat pada blondies dengan penambahan telur 50% yaitu 43,39 g per 100 g. Volume kembang tertinggi terdapat pada blondies dengan penambahan telur 50%. Penambahan telur tidak berpengaruh terhadap serat kasar, aroma dan rasa tetapi berpengaruh terhadap warna dan tekstur blondies. Simpulan: Penambahan telur berpengaruh secara bermakna terhadap peningkatan kadar protein dan uji kesukaan panelis akan warna dan tekstur, serta penurunan kadar lemak, karbohidrat , dan volume pengembangan , tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar serat kasar dan uji kesukaan panelis akan aroma dan rasa blondies. Berdasarkan nilai kandungan zat gizi dan uji kesukaan, blondies terbaik adalah blondies dengan penambahan telur sebanyak 100%.