Mei Neni Sitaresmi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Published : 54 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Relation between participating in playgroup with child development Elsa Maimon Djauhar Ismail Mei Neni Sitaresmi
Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Vol 44, No 02 (2012)
Publisher : Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.715 KB)

Abstract

Playgroup is one of early education programs to promote child development. A cohort study found that early education program resulted in better social performance. However this study did not evaluate the influence of this program on child development. The aim of this study was to evaluate whether participating in playgroup relates to child development achievement. This was a cross sectional study conducted on children in Yogyakarta Special Region. The subjects were children in the first month of kindergarten. The child development was tested using Denver II. Other data were collected by questioners and filled by their parents. Chi-square test was used to analyze the factorsthat influenced the child development. One hundred and seventy two children participated in the study. It was found that the development achievement of children participating in playgroup were 3.2 times better than those not participating in playgroup (p=0.002; OR: 3.248; 95% CI: 1.558-6.774), whereas gender, education of parents, number of slibings, and birth weight were not associated with the child development achievement. In conclusion, joining the playgroup relates to the child achievement development.Keywords: playgroup - child development - Denver II test - kindergarten - education
Hubungan Infantile Anorexia dengan Perkembangan Kognitif Faisal Husien; Djauhar Ismail; Mei Neni Sitaresmi
Sari Pediatri Vol 14, No 6 (2013)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.473 KB) | DOI: 10.14238/sp14.6.2013.379-83

Abstract

Latar belakang.Anak dengan gangguan makan dapat terjadi kekurangan asupan nutrisi bagi perkembangan sel saraf sehingga mengganggu perkembangan anak tersebut termasuk perkembangan kognitifnya. Infantile anorexiamerupakan salah satu bentuk gangguan makan yang ditandai penolakan makan secara menyolok, kehilangan nafsu makan yang khas, dan defisiensi pertumbuhan. Tujuan.Mengetahui hubungan antara infantile anorexiadengan perkembangan kognitif dan faktor lain yang dapat mempengaruhinya.Metode.Penelitian cross sectionaldengan besar sampel 80 anak. Kriteria inklusi adalah anak usia 12 sampai dengan 36 bulan yang mengalami masalah makaninfantile anorexia, orang tua bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi adalah anak dengan riwayat persalinan prematur, berat lahir rendah, dan asfiksia; anak dengan masalah susunan saraf pusat; anak dengan masalah cerna dan anak dengan penyakit oganik yang dapat mengganggu perkembangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji statistik Spearman.Hasil.Secara statistik terdapat korelasi bermakna antara gangguan makan infantile anorexiadengan perkembangan kognitif anak dengan nilai p=0,021 (r=0,244; CI 95%=1,026-11,998). Faktor pendidikan ibu mempunyai korelasi yang bermakna dengan perkembangan kognitif nilai ( r= 0,322; CI 95%=3,385-15,159; p= 0,002).KesimpulanTerdapat korelasi positif antara infantile anorexiadan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak
Hubungan Kadar Vitamin C Plasma dengan Serangan Asma pada Anak Azwar Aruf; Roni Naning; Mei Neni Sitaresmi
Sari Pediatri Vol 16, No 2 (2014)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp16.2.2014.91-6

Abstract

Latar belakang. Banyak faktor yang dapat memicu serangan asma. Perhatian terhadap peran nutrisi antioksidan serta stres oksidatif pada kejadian asma beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat. Beberapa penelitian melaporkan bahwa kadar vitamin C plasma yang rendah merupakan faktor risiko serangan asma, meskipun masih kontroversial. Belum ada penelitian mengenai vitamin C plasma dan asma di Indonesia.Tujuan. Menilai apakah kadar vitamin C plasma rendah merupakan faktor risiko serangan asma pada anak, dengan cara membandingkan kadar vitamin C plasma anak asma dalam serangan dan anak asma tidak dalam serangan.Metode. Desain penelitian ini adalah penelitian kasus kontrol. Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif. Subyek adalah semua anak yang terdiagnosis asma dalam serangan dan tidak dalam serangan di RSUPDR. Sardjito Yogyakarta sejak April 2012 sampai dengan Agustus 2013. Subyek dibagi menjadi dua kelompok, 39 anak kelompok asma tidak dalam serangan dan 39 anak kelompok asma dalam serangan. Kadar vitamin C plasma diperiksa dengan metode kuantitatif spektofotometer.Hasil. Karakteristik subyek, antara lain umur, jenis kelamin, riwayat kontak hewan peliharaan, riwayat kontak tungau debu rumah, perokok pasif, alergi makanan, infeksi saluran pernapasan, kadar vitamin C plasma. Analisis bivariat dilakukan dengan uji kemaknaan (nilai p<0,05), dan rasio Odds. Kadar vitamin C plasma kelompok asma dalam serangan dan tidak dalam serangan tidak berbeda bermakna dengan nilai p=0,77 dan rasio Odds 1,18 (IK95%: 0,32;3,64). Infeksi pernapasan merupakan faktor risiko serangan asma yang bermakna dengan nilai p=0,006 dan rasio Odds 3,6 (IK 95% 1,41;9,19).
Kesediaan Mendapat Vaksinasi Human Papilloma Virus pada Remaja Putri Di Yogyakarta Kurniawati Arifah; Wahyu Damayanti; Mei Neni Sitaresmi
Sari Pediatri Vol 18, No 6 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.253 KB) | DOI: 10.14238/sp18.6.2017.430-5

Abstract

Latar belakang. Kanker serviks merupakan keganasan terbanyak keempat pada wanita di dunia. Jumlah kasus baru setiap tahun di Indonesia sebanyak 20.928 dengan kematian 9498. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) risiko tinggi adalah penyebab utama kanker serviks. World Health Organization (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan vaksinasi HPV untuk wanita 9−14 tahun. Vaksin HPV mulai diberikan melalui bulan imunisasi anak sekolah (BIAS).Tujuan. Mengetahui kesediaan vaksinasi HPV dan hal-hal yang dipertimbangkan dalam menerima vaksinasi pada remaja putri di Yogyakarta.Metode. Penelitian cross-sectional dengan kuesioner anonim pada 319 remaja putri yang dipilih secara cluster random sampling pada September−Oktober 2016. Kriteria inklusi adalah pelajar putri sekolah menengah pertama (SMP) di kota Yogyakarta, bersedia mengikuti penelitian, mendapat persetujuan dari pihak sekolah dan orang tua. Lima dieksklusi karena data tidak lengkap.Hasil. Kesediaan mendapat vaksinasi sebesar 9,9%. Kehalalan dan keamanan vaksin adalah hal yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan vaksinasi.Kesimpulan. Kesediaan mendapat vaksinasi HPV pada remaja putri masih rendah.
Hubungan Mengikuti Kelompok Bermain dan Perkembangan Anak Elsa Maimon; Djauhar Ismail; Mei Neni Sitaresmi
Sari Pediatri Vol 15, No 4 (2013)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp15.4.2013.232-6

Abstract

Latar belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk stimuli yang akan memacu perkembangan anak agar berjalan secara optimal sesuai usianya. Salah satu bentuk pendidikan yang banyak ditawarkan saat ini adalah kelompok bermain. Sebagian orang tua ragu tentang manfaat mengikuti kelompok bermain untuk perkembangan anak. Sebuah penelitian kohort menyebutkan bahwa pendidikan usia dini memberikan kehidupan sosial yang lebih baik, tetapi penelitian tersebut tidak mengevaluasi pertkembangan anak.Tujuan. Mengetahui hubungan mengikuti kelompok bermain dengan pencapaian perkembangan anak.Metode. Penelitian dilakukan di kota Yogyakarta secara cross sectional dengan mengambil subyek murid Taman Kanak-kanak yang baru satu bulan bersekolah dan dilakukan penilaian perkembangan dengan metode Denver II. Analisis statistik dilakukan dengan uji X².Hasil. Seratus tujuh puluh dua anak menjalani pemeriksaan perkembangan dan melengkapi data penelitian. Pencapaian perkembangan anak lebih baik pada kelompok anak yang mengikuti kelompok bermain dibandingkan dengan anak yang tidak mengikuti kelompok bermain (p=0,003). Mengikuti kelompok bermain memberikan kontribusi pada perkembangan anak (OR 3,2; IK 95%: 1,558-6,774, p=0,002).Kesimpulan. Mengikuti kelompok bermain berhubungan dengan pencapaian perkembangan anak dan bermanfaat untuk perkembangan anak.
Hubungan Penggunaan Media Elektronik dan Gangguan Tidur Shyrien Amalina; Mei Neni Sitaresmi; Indria Laksmi Gamayanti
Sari Pediatri Vol 17, No 4 (2015)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp17.4.2015.273-8

Abstract

Latar belakang. Gangguan tidur pada remaja menyebabkan gangguan konsentrasi, gangguan regulasi mood dan perilaku, serta gangguan kognitif. Media elektronik merupakan salah satu faktor risiko terjadinya gangguan tidur di kalangan remaja.Tujuan. Mengetahui hubungan antara penggunaan media elektronik dengan gangguan tidur.Metode. Studi potong lintang dilakukan di Yogyakarta pada bulan Juni 2012. Total 288 pelajar dipilih dengan teknik cluster random sampling. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner sleep disturbance scale for children (SDSC) yang diisi oleh orang tua dan pelajar di rumah.Hasil. Prevalensi gangguan tidur didapatkan 62,24%, dengan gangguan memulai dan mempertahankan tidur yang memiliki persentasi tertinggi (18,75%). Uji kemaknaan menunjukkan hubungan antara kebiasaan 30 menit sebelum tidur dengan gangguan tidur (p<0,001, OR 2,71, IK95% 1,56-4,71). Gangguan tidur juga memiliki hubungan dengan mengantuk berlebihan di siang hari (p<0,001, PR 3,42, IK95% 2,06-5,83). Tidak terdapat hubungan antara gangguan tidur dengan ketersediaan televisi, komputer, video game, dan telepon genggam di dalam kamar. Aktifitas selain tidur di atas tempat tidur dan penggunaan kafein juga tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan gangguan tidur.Kesimpulan. Aktivitas 30 menit sebelum tidur memiliki hubungan yang bermakna dengan gangguan tidur.
Hubungan Ibu Bekerja dengan Keterlambatan Bicara pada Anak Aries Suparmiati; Djauhar Ismail; Mei Neni Sitaresmi
Sari Pediatri Vol 14, No 5 (2013)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp14.5.2013.288-91

Abstract

Latar belakang. Akhir-akhir ini, terjadi peningkatan jumlah ibu bekerja. Prevalensi keterlambatan bicara pada anak juga meningkat. Salah satu faktor risiko terjadinya keterlambatan bicara pada anak adalah faktor lingkungan termasuk ibu bekerja. Tujuan.Untuk mengetahui hubungan antara ibu bekerja dengan keterlambatan bicara pada anak.Metode.Rancangan penelitian kasus kontrol, dengan jumlah sampel 45 anak pada kelompok kasus, dan 45 kelompok kontrol dengan matching sesuai umur dan jenis kelamin. Kriteria inklusi adalah anak usia 12 sampai dengan 36 bulan, yang mengalami keterlambatan bicara. Kriteria eksklusi adalah anak dengan gangguan pendengaran, global developmentan delay, retardasi mental, dan autisme. Hasil data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi-square.Hasil.Tidak ada hubungan antara ibu bekerja dengan keterlambatan bicara pada anak, dengan OR 1,93 (IK95%;0,81–4,58;p=0,13). Sedangkan faktor lain, yang diuji hanya faktor riwayat keluarga terlambat bicara, yang hasilnya bermakna dengan nilai OR 7,81 ( IK 95% 1,636 – 37,36; p=0,04).Kesimpulan.Tidak terdapat hubungan antara ibu bekerja dengan keterlambatan bicara pada anak. Terdapat hubungan antara riwayat keluarga terlambat bicara dengan keterlambatan bicara pada anak.
Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 – 18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020 Soedjatmiko Soedjatmiko; Mei Neni Sitaresmi; Sri Rezeki S. Hadinegoro; Cissy B. Kartasasmita; Ismoedijanto Moedjito; Kusnandi Rusmil; Syawitri P. Siregar; Zakiuddin Munasir; Dwi Prasetyo; Gatot Irawan Sarosa
Sari Pediatri Vol 22, No 4 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.4.2020.252-60

Abstract

Ikatan Dokter Anak Indonesia secara periodik mengkaji rekomendasi jadwal imunisasi untuk menyesuaikan dengan berbagai perkembangan yang terkait dengan jadwal imunisasi di Indonesia. Jadwal imunisasi 2020 ini bertujuan agar dapat digunakan oleh anggota IDAI dalam memenuhi keinginan masyarakat mendapatkan vaksin yang lebih lengkap. Perubahan pada  rekomendasi tahun 2020 adalah pada imunisasi Hepatitis B, IPV, BCG, DTP, Hib, Campak /MR/MMR, JE, Varicella, Hepatitis A dan Dengue.  Jadwal imunisasi lain tidak ada perubahan. Untuk memudahkan dalam melaksanakannya dilampirkan juga tabel jadwal imunisasi tahun 2020. Untuk memahami dasar pertimbangan jadwal imunisasi dan perubahannya perlu mempelajari  uraian di dalam artikel ini dan keterangan dibawah tabel tersebut untuk diterapkan ke dalam layanan imunisasi.
Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia Prasekolah yang Mengikuti Program Sekolah Full Day Dibandingkan dengan Half Day Dina Rismawati; Mei Neni Sitaresmi; Ratni Indrawanti
Sari Pediatri Vol 17, No 3 (2015)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.378 KB) | DOI: 10.14238/sp17.3.2015.185-9

Abstract

Latar belakang. Tujuan orangtua memasukkan anak pada program sekolah full day adalah untuk memenuhi kebutuhanperkembangan anak khususnya kemandirian. Hubungan antara tingkat kemandirian anak usia prasekolah dengan keikutsertaandalam program sekolah full day masih terdapat kontroversi.Tujuan. Mengetahui perbedaan tingkat kemandirian anak usia prasekolah yang mengikuti program sekolah full day dibandingkandengan half day.Metode. Rancangan penelitian potong lintang dengan besar sampel 116 anak usia 36 sampai 60 bulan pada 7 kelompok bermaindi Yogyakarta. Data dianalisis dengan menggunakan independent t test dan regresi linier.Hasil. Skor kemandirian anak usia prasekolah yang mengikuti program sekolah full day lebih tinggi dibandingkan dengan halfday 115,67+15,90 vs 109,98+18,28 (IK95%: -0,61-11,99; p=0,07). Skor kemandirian anak yang mendapat stimulasi adekuatlebih tinggi dibandingkan dengan stimulasi tidak adekuat 116,59+15,78 vs 104,11+17,71, (IK95%: 5,92-19,04; p<0,001). Skorkemandirian anak dengan ayah berpendidikan tamat perguruan tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan berpendidikan menengah114,40 +17,35 vs 104,28+14,64, (IK95%: 1,50-18,74; p=0,022).Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan bermakna tingkat kemandirian anak usia prasekolah yang mengikuti program sekolah fullday dibandingkan half day. Anak dengan stimulasi adekuat dan ayah berpendidikan tamat perguruan tinggi mempunyai tingkatkemandirian lebih tinggi dibandingkan anak dengan stimulasi tidak adekuat dan ayah berpendidikan menengah.
Pengaruh Pemberian ASI Terhadap Kenakalan pada Anak Sekolah Dasar di Yogyakarta Ferry Andian Sumirat; Mei Neni Sitaresmi; Djauhar Ismail
Sari Pediatri Vol 10, No 6 (2009)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp10.6.2009.362-6

Abstract

Latar belakang. Penelitian menunjukkan keuntungan pemberian ASI pada perkembangan psiko-sosial anak. Selain itu ditemukan korelasi erat antara menyusui dengan pembentukan bonding dan attachment. Kegagalan pembentukan bonding dan attachment akan berpengaruh besar pada perilaku anak pada fase berikutnya. Salah satu bentuk gangguan perilaku anak yang perlu dicermati adalah kenakalan. Kenakalan pada anak berkecenderungan persisten dan berisiko membentuk perilaku kriminal. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui adakah hubungan antara kenakalan dengan menyusui.Tujuan. Mengetahui pengaruh lama pemberian ASI sebagai faktor risiko kenakalan.Metode. Penelitian ini merupakan studi kasus kontrol dengan stratifikasi sampel satu banding satu. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar penilaian perilaku nakal yang diisi oleh orang tua murid sekolah dasar di Yogyakarta. Lembar penilaian ini diadaptasi dari item perilaku delinquent dan agresif CBCL (child behavior checklist). Kasus adalah anak yang dideteksi delinquent dan atau agresif.Hasil. Validasi alat ukur menghasilkan validitas konstrak item-item antara 0,5649 - 0,8547, koefisien reliabilitas perilaku agresif 0,8549 dan delinquent 0,6281. Dari 768 responden didapatkan 69 (8,9%) kasus. Anak yang mendapatkan ASI <6 bulan memiliki risiko nakal dengan OR (odds ratio) 4,40 (IK=interval kepercayaan 95%: 1,28-15,90 dan p=0,006) dibandingkan mendapatkan ASI >2 tahun.Kesimpulan. Pemberian ASI <6 bulan merupakan faktor risiko kenakalan pada anak sekolah dasar di Yogyakarta.
Co-Authors Abdul Wahab Ade Febrina Lestari Ade Febrina Lestari Afradilla Hanum Pradipta Afrilia Intan Pratiwi Agung Triono Agung Triono, Agung Akhmadi Akhmadi Akhmadi Akhmadi Albayani, Melati Inayati Albayani, Melati Inayati Alifah Anggraini, Alifah Anggraeni Budi Lestari Anita E. Heywood Anjarsari Haspitaningrum Arhana, Arhana Ari Prayitno Arief Tarmansyah Iman Aries Suparmiati Azwar Aruf Barida, Iram Budi Santosa Chandini Raina MacIntyre Cissy B. Kartasasmita Cissy B. Kartasasmita Damroni, Rais Aliffandy Dewi Mutiati Ratnasari Dina Rismawati Diyah Rakanita Undang Djauhar Ismail Djauhar Ismail Djauhar Ismail Djauhar Ismail Djauhar Ismail Djauhar Ismail Djauhar Ismail Djelantik, I.G.G. Dominicus Husada Dwi Prasetyo Dwi Prasetyo Elisabeth Siti Herini Elsa Maimon Ema Madyaningrum Endah Mayang Sari Faisal Husien Ferry Andian Sumirat Firda Ridhayani Fithia Dyah Puspitasari Fithia Dyah Puspitasari, Fithia Dyah Fitri Haryanti Fitri Haryanti Gatot Irawan Sarosa Gatot Irawan Sarosa Hanifah Oswari Hari Wahyu Nugroho Hartono Gunardi Hindra Irawan Satari, Hindra Irawan Holly Seale I Gusti Agung Trisna Windiani Indria Laksmi Gamayanti Indria Laksmi Gamayanti Iram Barida Iskandar, Kristy Ismoedijanto Jamil, Muhammad Dawam Jarir Atthobari Julitasari Sundoro Kartika Handayani Kartika Handayani Kurniasari, Yulinda Kurniasari, Yulinda Kurniawati Arifah Kusnandi Rusmil Kusnandi Rusmil Kusuma Ayu Rachmasari Lely Lusmilasari, Lely Lestari, Ade Febrina Luh Putu Rihayani Budi Madarina Julia Martira Maddepunggeng Mayae Hugo Mayae Hugo Medina Permatawati Mohammad Juffrie Mohammad Juffrie Mohammad Juffrie, Mohammad Mooiindie, Khansadhia Hasmaradana Muhammad Dawam Jamil N Nurlaila Nastiti Kaswandani Nenny Sri Mulyani Neti Nurani Novilia Sjafri Bachtiar Nuady, Albaaza Nugrahanto, Andika Priamas Nurlaila, N Ova Emilia Paramastuti, Avianti Prasetyo, Ashadi Puji Lestari PUJI LESTARI Purwanta Purwanta Raihan Raihan Ramdaniati, Sri Ratih Wulandari Ratni Indrawanti Retna Siwi Padmawati Ridhayanti, Firda Rini Mulia Sari Roni Naning Rosana, Elvira Sari, Endah Mayang Sari, Shinta Kusumalarna Setyo Handryastuti Shinta Kusumalarna Sari Shyrien Amalina Sigit Prastyanto Siti Helmyati Soedjatmiko Soedjatmiko Soedjatmiko Soeroyo Machfudz Sri Rezeki Hadinegoro, Sri Rezeki Sri Rezeki S. Hadinegoro Sri Rezeki S. Hadinegoro Sulistyaningsih Sulistyaningsih Sulistyaningsih Sulistyaningsih Sulistyaningsih Sulistyaningsih, Sulistyaningsih - Sumadiono Sumadiono Sunartini Sunartini, Sunartini Sundari, Ririn Isma Supriyati Susetyowati Syafriyal Syafriyal, Syafriyal Syahperlan Wendi Simangunsong Syawitri P. Siregar Syifa Armenda Timoti, Joshua Tony Arjuna Tunjung Wibowo Tunjung Wibowo Wahyu Damayanti Wibowo, Anton Sony Widyaningrum, Rahmah Yati Soenarto Zakiuddin Munasir Zakiudin Munasir Zulala, Nuli Nuryanti