Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Sosialisasi Pemanfaatan Teknologi TSS (True Shallot Seed) Dalam Budidaya Bawang Merah Di Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga Manan, Abdul; Soesanto, Loekas; Mugiastuti, Endang; Rahayuniati, Ruth Feti
Jurnal SOLMA Vol. 13 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v13i3.16449

Abstract

Background: Budidaya bawang merah pada umumnya menggunakan umbi sebagai bibit. Umbi bibit ini memiliki banyak kekurangan sehingga efisiensinya rendah, oleh karena itu perlu digunakan teknologi bibit alternatif. True Shallot Seed merupakan benih yang dihasilkan bawang merah yang mempunyai potensi tinggi untuk digunakan sebagai materi tanam. Namun demikian, teknologi terbebut belum diadopsi petani mitra. Tujuan dari kegiatan adalah: mensosialisasi teknologi TSS dalam buidaya bawang merah, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman, serta meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan efisiensi usaha tani. Metode: Petani mitra peserta kegiatan adalah anggota kelompok tani “Cipta Utama” Desa Cendana Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga. Metode yang digunakan adalah alih teknologi melalui pendidikan dan pelatihan Peningkatan pengetahuan dievaluasi berdasarkan nilai pretest dan posttest, sedangkan peningkatan ketrampilan dievaluasi dengan mengamati jumlah petani yang mampu menerapkan teknologi. Hasil: Hasil kegiatan menunjukkan bahwa, terjadi peningkatan pengetahuan petani tentang potensi TSS dalam budidaya bawang merah sebesar 84,07%, serta peningkatan ketrampilan dalam pemanfaatan TSS dalam budidaya bawang merah sebesar 72,75 %. Kesimpulan: Hasil kegitan Sosialisasi pemanfaatan teknologi TSS dalam budidaya bawang merah berjalan dengan baik.
Application of Biocontrol Product Bio P60 and NASA Liquid Organic Fertilizer on The Development of Fusarium Wilt and Yield of Shallot in Planta Soesanto, Loekas; Yusup, Adi Maulana; Sastyawan, Murti Wisnu Ragil; Mugiastuti, Endang; Suharti, Woro Sri
PLANTA TROPIKA Vol. 13 No. 1 (2025)
Publisher : Department of Agrotechnology, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/pt.v13i1.24558

Abstract

Shallots are indispensable in all aspects of human life, and shallot production is always facing Fusarium wilt disease. Chemical control of the disease has failed, and environmentally friendly control alternatives are needed. One of them is Bio P60 biocontrol product combined with liquid organic fertilizer. Aims of the research was to assess the effectiveness of NASA liquid organic fertilizer and Bio P60 in controlling Fusarium wilt and its impact on shallot growth and yield in planta. This research was conducted in the field using polybag, for five months. Completely randomized block design was used comprising of two components with 16 treatments and 3 replicates. The variables observed were incubation period, disease intensity, AUDPC, plant height, number of leaves, number of tubers, plant wet weight, tuber wet weight, plant dry weight, and tuber dry weight. The results showed that the application of Bio P60 five times was the most excellent treatment in postponing the incubation period by 61.71%, suppressing disease incidence by 66.67%, and reducing AUDPC by 69.84%, increase growth and yield components such as plant height by 30.75%, number of leaves by 40.7%, number of bulbs by 75.6%, bulb fresh weight by 104.53%, blub dry weight by 51.1%, crop fresh weight by 48.24%, and crop dry weight by 49.77% compared to the control. The fertilizer application has no significant effect on all variables. There was no interaction between Bio P60 and NASA on all variables.
Eksplorasi dan Uji Virulensi Jamur Patogen Gulma Daun Sempit di Pertanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) Yusup Ziaulhak, Dede; Soesanto, Loekas; Manan, Abdul
Matriks Jurnal Sosial dan Sains Vol. 1 No. 1 (2019): Matriks: Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2936.378 KB) | DOI: 10.59784/matriks.v1i1.49

Abstract

Pemerintah telah melakukan berbagai hal untuk meningkatkan produksi gula nasional, termasuk penambahan luas tanam tebu dari 381.800, pada tahun 2010 menjadi 429.200 hektar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis jamur patogen penyebab penyakit pada gulma daun sempit di perkebunan tebu, informasi virulensi jamur patogen terhadap gulma daun sempit pada perkebunan tebu, dan informasi virulensi jamur patogen gulma daun sempit terhadap tanaman budidaya. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Perlindungan Tanaman dan rumah kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto yang dilaksanakan dari Oktober 2019 sampai Agustus 2020. Penelitian ini terdiri atas tiga tahap yaitu eksplorasi, identifikasi, dan uji virulensi jamur patogen gulma. Eksplorasi dilakukan dengan pengambilan sampel gulma bergejala menggunakan metode purposive random sampling. Uji virulensi dilakukan pada gulma dan tanaman budidaya, yaitu Imperata cylindrica, Cyperus kyllingia, Cyeperus rotundus, Eleusine indica, Digitaria ciliaris, Oryza sativa, Zea mays, dan Sacharum officinarum. Variabel yang diamati adalah intensitas penyakit, masa inkubasi, area under diseases progress curve (AUDPC), bobot tanaman basah, dan bobot tanaman kering. Hasil dari eksplorasi diperoleh jamur patogen Curvularia lunata dan Fusarium oxysporum. Perlakuan jamur C. lunata pada gulma C. rotundus menunjukkan intensitas paling besar di antara gulma yang lain, dan perlakuan F. oxysporum dengan intensitas 22,5714% bahkan mampu menimbulkan kematian pada gulma C. rotundus. Sementara perlakuan jamur F. oxysporum menunjukkan intensitas yang lebih besar pada gulma D. ciliaris dengan kisaran 6,116%. Jamur patogen gulma daun sempit virulen terhadap gulma daun sempit dan tidak virulen terhadap tanaman budidaya yang diujikan.
Corynespora cassiicola Causes Black Spots on Papayas Mucharomah, Kurniasih; Soesanto, Loekas; Mugiastuti, Endang
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 16 No 5 (2020)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.16.5.200-206

Abstract

Corynespora cassiicola Causes Black Spots on Papayas One of the problems in papaya production is black spot disease which causes the appearance of the fruit to be less attractive and lowers the market price. This study aimed to isolate, identify, and determine the level of pathogenicity of the cause of black spot disease on papaya var. California. Identification was carried out based on morphological characters, while in vivo experiment was conducted using a completely randomized design with five replications. The treatment involved the vertical position of the fruits (first, second, third, fourth, and fifth), all fruit were inoculated with pathogenic fungi. The results showed that disease symptoms on papaya fruit involving small yellowish to dark brown spots is caused by the fungus Corynespora cassiicola. The fungus C. cassiicola has black-brown colonies, the surface of the colonies is smooth with flat edges, and curved like velvet. This fungus has a few upright conidiophores bent, septa, single and some are branched, brown, while the conidia are single, slightly bent, and septa 2–12. The pathogenicity of this fungus is moderate. The fastest incubation period occurred in fruit with the fourth vertical position, the largest disease spot areas was in the fruit in the first vertical position, and the highest disease severity was in the fruit with the first vertical position.
Application of biocontrol products Bio P60 and Bio T10 as single or in combination in suppressing chili fruit anthracnose in the field Mugiastuti, Endang; Hidayat, Fitrian; Sastyawan, Murti Wisnu Ragil; Leana, Ni Wayan Anik; Soesanto, Loekas
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika Vol. 25 No. 2 (2025): SEPTEMBER, JURNAL HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN TROPIKA: JOURNAL OF TROPICAL PLAN
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jhptt.225230-240

Abstract

This study aimed to evaluate the effectiveness of single or combined applications of Bio P60 and Bio T10 products in suppressing anthracnose disease in chili pepper under field conditions. The research was conducted at an altitude of 1200 m above sea level using a randomized block design with five treatments: control, chemical fungicide, Bio P60, Bio T10, and a combination of Bio P60 and Bio T10, each replicated five times. Observed variables included incubation period, disease incidence, disease intensity, area under disease progress curve (AUDPC), infection rate, plant height, number of leaves, time of first flower, time of first fruit, number of fruits, fruit weight per plant, harvest weight per plot, and qualitative phenolic compound content. The results showed that the combined application of Bio P60 and Bio T10 was the most effective, delaying the incubation period, suppressing disease intensity, and reducing AUDPC by 13.71%, 69.34%, and 47.06%, respectively, compared to the control. The combination treatment also enhanced plant growth and yield, increasing plant height, number of fruits, fruit weight per plant, and harvest weight per plot by 27.38%, 62.65%, 90.85%, and 82.99%, respectively. Furthermore, the application of Bio P60, Bio T10, and their combination increased phenolic compound content qualitatively in chili pepper plants.
Teknologi Pembuatan Metabolit Sekunder Agens Hayati Secara Sederhana Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Merah Rahayuniati, Ruth Feti; Manan, Abdul; Mugiastuti, Endang; Soesanto, Loekas
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i2.17216

Abstract

Pendahuluan: Penyakit karat merah pada tanaman buah dan tanaman keras menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil panen. Penggunaan pestisida kimia secara tidak bijak berisiko menimbulkan residu berbahaya. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan petani tentang organisme pengganggu tanaman (OPT) hortikultura tahunan serta keterampilan membuat biopestisida berbasis metabolit sekunder dari agensia hayati. Metode: Sasaran kegiatan adalah Gapoktan Berkah Abadi di Desa Pagerandong, Kecamatan Mrebet, Purbalingga. Teknologi ditransfer melalui pendidikan dan pelatihan pembuatan metabolit sekunder dari agensia hayati secara sederhana. Hasil: Kegiatan berhasil meningkatkan pengetahuan petani tentang OPT dan pengendaliannya. Petani juga mampu memproduksi metabolit sekunder secara mandiri. Kesimpulan: Sosialisasi meningkatkan pengetahuan petani lebih dari 75%, dan pelatihan meningkatkan keterampilan dalam memperbanyak Trichoderma sp., serta membuat biopestisida dan metabolit sekunder.
Rhizospheric Bacillus spp. as biocontrol agents against maize downy mildew and growth promoters Mugiastuti, Endang; Manan, Abdul; Soesanto, Loekas; Primayuri, Deviana; Sundari, Dini
Jurnal AGRO Vol. 12 No. 1 (2025)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/j.agro.45887

Abstract

Downy mildew is one of the major patogen limiting maize productivity in Indonesia. Effective mitigation strategies are essential due to the significant yield losses it causes. Biological control is an environmentally viable alternative method of disease management. Bacillus spp. are biological control agent capable of producing metabolic chemicals that can inhibit plant infections, hence holding potential for downy mildew management. This study aimed to evaluate the effectiveness of Bacillus spp. from the maize rhizosphere to manage downy mildew and promote maize plant growth. The research employed a completely randomized block design, consisting of four treatments and six replications. The treatments comprised Bacillus amyloliquefaciens BB.R3, B. subtilis BK.R5, Bacillus spp. BK.R9, fungicides treatment (metalaxyl), and control group for comparison. The observed variables included spore germination, incubation period, disease incidence, disease severity, Area Under Disease Progression Curve (AUDPC), number of leaves, plant height, fresh shoot weight, and fresh root weight. The findings revealed that B. amyloliquefaciens BB.R3, B. subtilis BK.R5, and Bacillus spp. BK.R9 effectively inhibited downy mildew by decreasing spore germination by 80.55-100%, prolonging the incubation period, and inhibiting disease incidence by 20.37-53.70%, disease severity by 25.64-62.56%, and AUDPC by 22.21-63.37%. B. amyloliquefaciens BB.R3 can enhance plant growth by augmenting root weight by 122.63% and maize plant weight by 80.26%.   ABSTRAK   Penyakit bulai merupakan salah satu penyakit utama yang menghambat produksi jagung di Indonesia. Upaya pengelolaan penyakit bulai perlu dilakukan mengingat besarnya kehilangan yang ditimbulkan.  Pengendalian hayati merupakan salah satu alternatif pengendalian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Bacillus spp. adalah bakteri yang mampu menghasilkan senyawa metabolik, dapat mengendalikan pathogen tanaman sehingga berpotensi sebagai pengendali penyakit bulai.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Bacillus spp. asal rizosfer untuk mengendalikan penyakit bulai dan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman jagung. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap, dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan meliputi Bacillus amyloliquefaciens BB.R3, Bacillus subtilis BK.R5, Bacillus spp.. BK.R9, serta fungisida (metalaksil) dan kontrol sebagai pembanding. Variabel yang diamati meliputi perkecambahan spora, masa inkubasi, kejadian penyakit, intensitas penyakit, AUDPC, jumlah daun, tinggi tanaman, bobot tanaman segar, dan bobot akar segar. Hasil penelitian menunjukkan B. amyloliquefaciens BB.R3, B. subtilis BK.R5, Bacillus spp.. BK.R9 mampu menekan penyakit bulai jagung, dengan menurunkan perkecambahan spora 80,55-100 %, menunda masa inkubasi, menurunkan kejadian penyakit sebesar 20,37-53,70 %, intensitas penyakit sebesar 25,64-62,56%, dan AUDPC sebesar 22,21-63,37%. B. amyloliquefaciens BB.R3 dapat memacu pertumbuhan tanaman, dengan meningkatkan bobot akar sebesar 122,63 % dan bobot tanaman jagung sebesar 80,26%.   Kata kunci: Bacillus, jagung, pengendalian hayati,  Peronosclerospora maydis, ramah lingkungan
BOOSTING ORGANIC RICE FARMER COMPETENCY THROUGH ORGANIC PESTICIDE PRODUCTION TRAINING IN SUMPIUH VILLAGE BANYUMAS DISTRICT Zulkifli, Lutfi; Soesanto, Loekas; Rachmah, Malinda Aptika; Ilma, Ajeng Faizah Nijma; Budiyoko, Budiyoko
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 9 No. 3 (2025): JURNAL LAYANAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/.v9i3.2025.383-394

Abstract

The Gatos Farmers Group in Sumpiuh Village, Banyumas District, has consistently cultivated organic rice over the past two years. This initiative was driven by awareness of the negative impacts of conventional rice farming, particularly the use of chemical inputs, on both the environment and human health. As part of the support provided to the organic rice cultivation efforts of the Gatos Farmers Group, this community service program involved organic pesticide production training and pratice, aimed to enhance farmers' knowledge and equip them with technical skills to produce organic pesticides using natural materials readily available in their surroundings. The training began with participatory planning, followed by lectures on the subject, and continued with hands-on practice in making organic pesticides. The training successfully improved farmers' knowledge of organic pesticides, as evidenced by the increase in post-test scores compared to pre-test scores, further validated through statistical testing using a paired sample t-test. Post-training monitoring indicates that members of the Gatos Farmers Group have adopted organic pesticide production and applied it to their rice farming.
PENGOMPOSAN LIMBAH SAYUR DENGAN EMPAT ISOLAT Trichoderma harzianum DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN MENTIMUN IN PLANTA Ersapoetri, Fida Suci; Soesanto, Loekas; Mugiastuti, Endang; Rahayuniati, Ruth Feti; Manan, Abdul; Rohadi, Slamet
Agrin Vol 24, No 2 (2020): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2020.24.2.536

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui kemampuan empat isolat Trichoderma harzianum dalam mengomposkan limbah sayur, isolat T. harzianum terbaik pada pengomposan limbah sayur, dan isolat T. harzianum terhadap pertumbuhan tanaman mentimun in planta. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto selama lima bulan. Rancangan Acak Kelompok digunakan dengan empat ulangan dan kombinasi antara empat isolat T. harzianum (T10, T213, T14, dan T15) dengan dua limbah sayur (kubis dan tomat). Variabel yang diamati adalah panjang tanaman, bobot tanaman segar, bobot tanaman kering, panjang akar, jumlah daun, pH akhir kompos, C/N ratio kompos, kepadatan akhir T. harzianum, kegigasan T. harzianum, dan analisis jaringan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat isolat T. harzainum efektif dan cepat dalam mengkomposkan limbah tomat dan kubis. Isolat T. harzianum yang paling baik pada pengomposan adalah T10 dan T213. Aplikasi kompos limbah mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman mentimun. Isolat terbaik adalah T. harzianum T16 pada kompos tomat dan T10 pada kompos kubis dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman mentimun pada panjang tanaman, panjang akar, bobot tanaman segar, dan bobot tanaman kering dengan peningkatan masing-masing 66,61 dan 52,17%, 61,01 dan 46,55%, 76,41 dan 59,77%, serta 77,99 dan 52,03%.Kata kunci: limbah sayur, mentimun, pengomposan, Trichoderma harzianum.
PENGUJIAN KEMAMPUAN MIKROBA ANTAGONIS UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT HAWAR DAUN DAN LAYU BAKTERI PADA TANAMAN KENTANG DI DAERAH ENDEMIS Wachjadi, Muljo; Soesanto, Loekas; Manan, Abdul; Mugiastuti, Endang
Agrin Vol 17, No 2 (2013): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2013.17.2.202

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan beberapa mikroba antagonis untuk mengendalikanpenyakit hawar daun dan layu bakteri pada tanaman kentang di daerah endemik. Penelitian ini dilaksanakan dilahan kentang Desa Kejajar, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, pada bulan Juni sampai Agustus 2013.Mikroba antagonis yang digunakan hasil isolasi dari pertanaman kentang dan telah diuji di rumah kaca danlapangan terbatas, yaitu dengan Bacillus sp. B2 dan B4, serta Pseudomonas sp. P19 dan P21. Berdasarkan hasilpenelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa mikroba antagonis belum mampu mengendalikanpenyakit hawar daun dan layu bakteri, serta belum mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanamankentang. Akan tetapi, mikroba antagonis mampu mengimbas senyawa tanin pada tanaman kentang.Kata kunci: mikroba antagonis, penyakit hawar daun, layu bakteri, kentangABSTRACTThe research aimed at knowing ability of some antagonistic microbes to control leaf blight and bacterialwilt on potato at endemic field. This research was carried out at Kejajar Village, Kejajar Subdistrict, WonosoboRegency from June up to August 2013. The antagonists used were isolated from potato field and had been testedin the screen house and the limited field, i.e., Bacillus sp. B2 and B4, and Pseudomonas sp. P19 and P20. Basedon the research result, the antagonists could not control leaf blight and bacterial wilt, and could not increasegrowth and yield of potato. However, the antagonists could induce tannin content of the crop.Key words: antagonistic microbes, leaf blight, bacterial wilt, potato.