Claim Missing Document
Check
Articles

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM PENERAPAN BAITUL MAAL WA TAMWIL MASJID Mau’iza Azhari; Mutia Andriani; Miftahul Husna; Siti Aminah; Wismanto Wismanto
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 6 No. 3 (2023): Volume 6 No. 3 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i3.24825

Abstract

Tujuan dari observasi ini adalah agar menentukan cakupan, arah, kemudian peran dari bendahara Negara secara islami selaku organisasi moneter untuk mendorong kegiatan ekonomi masyarakat. Penelitian ini menggunakan studi literatur untuk mempelajari literatur yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Baitul Maal, atau bendahara negara, ialah organisasi ataupun lembaga yaitu bertanggung jawab menangani pendapatan daerah, terlebih-lebih finansial, walau dalam hal pemasukan dan pengelolaan, pengeluaran, dan memperoleh, mengamankan, dan juga mengirimkan dana daerah dengan setara hukum islam. Penyelenggaraan jasa pengumpulan donasi, sedekah, sumbangan, dan juga bantuan yaitu memaksimalkan jumlah untuk pezakat, orang yang berinfaq, bersedekah, dan juga berwakaf merupakan tujuan dan peran baitul maal. Implementasi layanan pemberdayaan ziswaf yang memaksimalkan inisiatif pemberdayaan mussahiq berbasis retribusi berbasis jaringan adalah yang kedua. Selain itu, pemahaman bahwa perusahaan adalah perusahaan yang baik yang memaksimalkan nilai bagi semua pihak yang terlibat.
HAKIKAT DAN FUNGSI MASJID SEBAGAI FASILITAS IBADAH DALAM PEMBINAAN AKHLAK Miftahul Jannah; Nurul Aini; Suci Amalia; Zahzia Kurina Putri; Wismanto Wismanto
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 6 No. 3 (2023): Volume 6 No. 3 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i3.24826

Abstract

Masjid sebagai institusi dakwah memiliki potensi dan fungsi yang sangat penting untuk senantiasa menebarkan dan mempertahankan kebaikan, kedamaian, dan kebenaran dalam kehidupan umat manusia secara keseluruhan (Uyuni, B., & Muhibudin, M, 2020). Masjid yang dulu dipergunakan Nabi sebagai pusat perjuangan umat, kini banyak yang difungsikan sekadar sebagai tempat ibadah ritual mahdoh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui optimalisasi fungsi masjid sebagai fasilitas ibadah dalam pembinaan akhlak. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa perkataan tertulis atau lisan tentang orang-orang dan tingkah laku yang dapat diamati. Jika dikaitkan dengan amal ibadah di dunia, masjid bukan hanya sekadar tempat sujud dan sarana penyucian. Di sini kata masjid juga tidak lagi hanya berarti bangunan tempat shalat, atau bahkan bertayamum sebagai cara bersuci pengganti wudhu tetapi kata masjid disini berarti juga tempat melaksanakan segala aktivitas manusia yang mencerminkan kepatuhan kepada Allah Swt. Fungsi utama Masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat sholat dan tempat beribadat kepadanya. Lima kali sehari semalam umat Islam dianjurkan mengunjungi Masjid guna melaksanakan shalat jamaah. Masjid juga tempat yang paling banyak di kumandangkan nama Allah melalui, azan, iqomat, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar dan ucapan lain yang di anjurkan di baca di Masjid sebagai bagian dari lafadz yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah.
MASJID SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN ISLAM MASA KLASIK Lannuria Lannuria; Unita Karinah; Muhammad Yusuf; Muhammad Syamsi Dhuha; Wismanto Wismanto
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 6 No. 3 (2023): Volume 6 No. 3 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i3.24827

Abstract

Tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan islam sejak masa klasik hingga masa modern tidak dapat dilepaskan dari sejarah masjid sebagai institusi awal dalam pendidikan islam klasik. Sebagai institusi pertama yang dibangun untuk mendidik umat setelah hijrah ke madinah, nabi menjadikan masjid sebagai basis utama lahirnya peradaban madani. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah namun juga menjalani fungsi sosial, budaya, politik dan keamanan. Di masjid inilah pendidikan agama dalam bentuk yang paling dasar diberikan dan berkembang menjadi pusat kajian beragam keilmuan Islam dengan pengajar dari para sahabat utama dengan sistem pengajaran halaqah yang berkembang hingga sekarang pada pondok pesantren modern. Pesatnya perkembangan zaman mengakibatkan masjid bertransformasi menjadi madrasah dan mengakibatkan fungsi masjid direduksi menjadi tempat ibadah semata. Upaya mengembalikan fungsi dan peran masjid sebagai pusat peradaban pada masa modern kembali marak dilakukan dengan harapan munculnya peradaban baru yang berbasis pada masjid.
PERAN PENDIDIKAN PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN KADERISASI DAKWAH ISLAM Miftahul Husna; Siti Aminah; Fika Amelia; Mau’iza Azhari; Wismanto Wismanto
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 6 No. 3 (2023): Volume 6 No. 3 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i3.24828

Abstract

Pesantren tidak hanya mendidik para santrinya untuk menjadi orang yang religius dan cerdas, tetapi juga mendidik psikologi mereka untuk menjadi orang yang sensitif terhadap lingkungan mereka. Salah satu bekal utama ghirah seorang pendakwah adalah kesadaran akan lingkungannya. Tanpa kesadaran ini, semboyan dakwah amar ma’ruf nahi munkar tidak akan terwujud. Konsep pendidikan pesantren dirancang sedemikian rupa sehingga murid-muridnya yang telah lulus dapat siap untuk mendakwahkan nilai-nilai islam di mana pun mereka berada. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menjelaskan ide-ide tentang tindakan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan islam, terutama madrasah dan pondok pesantren, untuk mempersiapkan siswa mereka untuk menjadi penerus dakwah. Kebersamaan, kesederhanaan, karakter seseorang, dan berorganisasi adalah beberapa aturan pengembangan karakter. Oleh karena itu, kegiatan yang dilakukan di madrasah dan pesantren selalu berusaha untuk membuat siswa supaya dapat menginternalisasikan nilai-nilai keislaman pada diri mereka. Salah satu tujuan dari tindakan ini adalah untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tidak hanya memiliki kemampuan untuk menyebarkan ajaran Islam tetapi juga dapat berdakwah untuk memajukan umat Islam di segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan, ekonomi, politik, dan sosial.
KAPASITAS MANAJEMEN PADA PENGEMBANGAN DAKWAH ISLAMIYAH MELALUI BADAN KEMAKMURAN MASJID (BKM) Futri Zaharah; Nadia Sa’bani; Yespa Warinta; Kinanti Oktria; Wismanto Wismanto
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 6 No. 3 (2023): Volume 6 No. 3 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i3.24829

Abstract

Di era milenial, atau juga disebut sebagai umat akhir zaman, banyak orang yang menganggap masjid sebagai tempat untuk shalat saja. Demi mencapai tujuan bersama untuk memakmurkan masjid melalui BKM, dimulai dengan pendataan jama’ah tetap masjid, desain kurikulum masjid, pengumuman jadwal kegiatan masjid, dan yang paling penting melibatkan semua jamaah dalam kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dalam dakwah. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan tipe penelitian deskriptif, yakni suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum berupa data yang diperoleh dari lapangan secara objektif dan rinci. Dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan kajian pustaka (library research). Memfokuskan pada manajemen dakwah terutama yang mengacu pada tindakan yang dilakukan berdasarkan aturan islam yang bersumber syariat (al-qur''an dan sunnah). Mencapai suatu tujuan untuk meningkatkan kapasitas dalam dakwah islamiyah dengan mendukung secara operasional dalam segala bidang, membantu mengembangkan ilmu pengetahuan bagi masyarakat sehingga terciptanya kemakmuran yang berpusat pada masjid. Sehingga menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan Islam. Oleh karena itu, dengan melakukan hal tersebut Badan Kemakmuran Masjid dapat menggunakan sepenuhnya kekuatan manusianya untuk mengelolah dan memberi akses seluas-luasnya kepada jama’ah sehingga mereka dapat lebih aktif terlibat dalam pengembangan dakwah Islamiyah. Dengan memperkuat keimanan umat serta memakmurkan negara, bangsa juga agama. Sehingga jalan untuk mempermudah proses untuk memperbaiki karakter generasi masa kini dan masa yang akan datang kearah yang lebih baik lagi.
MEMBANGUN PERAN MASJID RAYA AN-NUR SEBAGAI PUSAT PERADABAN DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI KOTA PEKANBARU Isti Safitri Khasanah; Azizah Abi Jasmine; Siska Amalia; Regina Khairinisa; Wismanto Wismanto
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 6 No. 3 (2023): Volume 6 No. 3 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i3.24833

Abstract

Masjid ialah tempat melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Masjid merupakan sesuatu yang sangat penting bagi umat Islam, karena masjid memiliki sejarah yang tidak bisa dipisahkan dan kaitannya sangat erat dengan umat Islam. kebudayaan adalah istilah yang menunjukkan segala hasil karya manusia yang berkaitan dengan pengungkapan bentuk. Kebudayaan merupakan wadah, tempat, di mana hakikat manusia memperkembangkan diri. Artikel ilmiah ini ditulis dengan tujuan untuk mendeskripsikan pembangunan dan mengelola peran masjid Raya An-Nur sebagai pusat peradaban dan kebudayaan Islam di kota Pekanbaru yang meliputi : mengoptimalkan masjid sebagai pemberdayaan umat Islam, peran masjid dalam membangun umat yang religius-spiritualistis, sehat rohani dan jasmani, pengertian kebudayaan dan peradaban Islam, proses dalam perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam, kontribusi Islam dalam pengembangan peradaban dunia yang damai di bersahabat. Penelitian sejarah dan budaya adalah tujuan dari tulisan ini. Dalam penggalian sejarah terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Untuk menggali data yang valid berkaitan dengan sejarah, diperlukan metode penggalian sejarah (historiografi) yang akurat. Di artikel ini menggunakan Metode Dokumenter, Metode Deskriptif dan juga dari segi analisis nya, terdapat para ahli yang menganalisis sejarah dari segi filsafat atau pesan ajaran yang terkandung didalamnya, ada pula yang menganalisis nya dengan pendekatan perbandingan dan lain sebagainya.
MEMULIHKAN FUNGSI MASJID SEBAGAI SUMBER PEREKONOMIAN Umi Rizki Badrul Mubin; Dania Citra; Wildatul Khairia; Irene Diaz Maura; Wismanto Wismanto
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 6 No. 3 (2023): Volume 6 No. 3 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i3.24835

Abstract

Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat dakwah, kegiatan sosial, dan ekonomi dalam komunitas Muslim. Pendekatan dakwah yang lebih menitikberatkan pada peningkatan iman individu telah mengabaikan aspek penting dalam dakwah, yaitu pengembangan dan pemberdayaan komunitas Muslim secara menyeluruh. Melalui metode deskriptif-kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, hasilnya menunjukkan bahwa komunitas yang diberdayakan tidak hanya dianggap sebagai penerima pasif pelayanan, melainkan sebagai komunitas dengan potensi dan kemampuan yang beragam yang dapat diberdayakan. Pemberdayaan komunitas Muslim dapat dilakukan melalui pendampingan, motivasi, peningkatan kesadaran, peningkatan pengetahuan, pengembangan keterampilan, pemanfaatan sumber daya produktif, serta pengembangan aktivitas ekonomi dan dakwah.
Pengembangan Kecerdasan Spiritual Anak Melalui Amalan Ibadah Puasa Ramadhan Sejak Masa Dini Carina Septiani; Fathimah Az-Zahra Binti Idratul Amri; Saidah Syakira; Zahra Dalvinova; Wismanto Wismanto
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Agama Islam Vol. 2 No. 1 (2024): Januari : Jurnal Manajemen dan Pendidikan Agama Islam
Publisher : Asosiasi Riset Pendidikan Agama dan Filsafat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/jmpai.v2i1.46

Abstract

It cultivates values, meaning, purpose, and a sense of connectedness in their lives. 'We must prioritize the cultivation of children's spiritual intelligence as it plays a vital role in fostering their values, purpose, meaningfulness, and a feeling of interconnectedness in their existence. 'Kids represent the future. One's commitment to self-reflection, meditation, and exploring one's inner self.' Various factors contribute to this, including the practice of fasting during Ramadan. Children are taught how to observe Ramadan. Adhering to the child's level of development and capability when it comes to fasting. achievements in children's development spiritual intelligence can be assessed through indicators of spiritual intelligence as well as the values that it impacts. Nurturing children's spiritual intelligence at a young age by encouraging them to practice fasting during the holy month of Ramadan. The research methodology employs a qualitative method. The methods employed to gather data through observing, interviews & documentation.
Pengenalan Nilai Pendidikan Khitan Laki-Laki Dalam Syariat Adam Jakrinur; Fathur Rahman; M. Iqbal Ramadhan; Mhd Taura Zilhazem; Yogi Permana; Wismanto Wismanto
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Agama Islam Vol. 2 No. 1 (2024): Januari : Jurnal Manajemen dan Pendidikan Agama Islam
Publisher : Asosiasi Riset Pendidikan Agama dan Filsafat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/jmpai.v2i1.47

Abstract

Islam is a religion that is very concerned about cleanliness and health. Many problems that have an impact on the cleanliness and health of the body cannot be ignored in this religion. One of them is about circumcision which has been medically recognized to have great benefits. Children as the mandate of Allah SWT. In circumcision, it turns out that it contains educational values that can be taken in order to lead the child to become a pious Muslim person. So, circumcision is something parents must do in an effort to educate their children.
Model Komunikasi Persuasif Dalam Pembelajaran Materi Praktek Sholat Fardu untuk Anak Usia Dini Bella Anggraini; Aida Efendi; Mutia Azzahra; Wismanto Wismanto
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Agama Islam Vol. 2 No. 1 (2024): Januari : Jurnal Manajemen dan Pendidikan Agama Islam
Publisher : Asosiasi Riset Pendidikan Agama dan Filsafat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/jmpai.v2i1.48

Abstract

Summary Persuasive communication skills are very important for teachers. This research proposes a convincing communication model for learning fardhu prayer practice material in early childhood. This type of research is a case study using a qualitative approach. Data collection techniques use observation, interviews and documentation. Technical Data analysis uses the Spradiley model by conducting domain analysis. The results of the research show that the persuasive communication model is very useful for teachers in learning material on the practice of fadhu prayers for early childhood. To support persuasive communication, teachers need to master the material on fardu prayers according to Tarzi Muhammadiyah, an interesting learning strategy,supporting learning conditions, and supporting keys. Through this research, information was also obtained that audio-visual learning media that applies fardu prayer practices according to the Sunnah is needed to support the persuasive communication model implemented by teachers.
Co-Authors A. Mualif Abdul Ghanif Herlambang Abdul Rouf Adam Jakrinur Aida Efendi Aisyah Harianto Alexa Ayu Dewanda Almer Ragil Amri Amalia Yuli Sawitri Amanda Putri Sari Amir Husin Arizka Damayanti Aryandika Firmansyah Asmarika Asmarika Atik devi kusuma Aulia Fitri Aulia Fitri Ayu Lestari Azizah Abi Jasmine Azzahra Kamila Cahyani Masdar Bambang Wahyu Susanto Bayu Sagara Bella Anggraini Carina Septiani Chadiza Azzahra Lubis Dania Citra Dini Gita Sartika Dio Herfanda Bangun Dwi Ananda Dwi Rahmadani Elsa Marfina Nandiani Farhan Rifai Fathimah Az-Zahra Binti Idratul Amri Fathur Rahman Fauziah Fauziah Fika Amelia Fitriana Yasintha Futri Zaharah Hafifa Hafifa Hamzah Hamzah Hanestesia Zahara Humaysah Humaysah Intan Nuraini Azzahra Irene Diaz Maura Isran Bidin Isti Safitri Khasanah Jelita Pinasti Jihan Annisa Zarah Joya Anggelia Juliana Anggraini Junaidi Junaidi Khairul Amin Khairul Amin Kinanti Oktria Lannuria Lannuria Lara Dwi Alma lntan Putri Lestari M Haris Hanafi M Sofwan Ghalib M. Hadi Hidayat M. Iqbal Ramadhan M. Yazid Fathoni Mahyudin Syukri Mailani, Ikrima Mardhiah Mardhiah Marsya Al Farin Mashuri Mashuri Mau’iza Azhari Merli Anggelia Mhd Taura Zilhazem Miftahul Husna Miftahul Jannah Mishart Mishart Muhammad Aldi Rahman Muhammad Ari Khairan Muhammad Fadhly Muhammad Hafizt Ajjruraffi Sauqi Muhammad Hanif Nasution Muhammad Isnaini Muhammad Syamsi Dhuha Muhammad Yusuf Mukh Nursikin Muslim muslim Mutia Andriani Mutia Azzahra Nabila Azrilia Syahra Nadia Sa’bani Nur Aisyah Nur Azmi Nurul Aini Nur’ Adilla Asfi Puja Hayati Putri Maysaro Simatupang Rafifah Qanita Rafki Parifia Rawdia Tuzahara Regina Khairinisa Resya Eka Putri Revi Yulianti Rieskha Tri Adilah. EM Rita Haironi Rodia Rotani Rianda Royhana Safitri Saidah Syakira Sakban Sakban Salman Salman Salsa bila khotrun nada Sarah Dalila Fitri Sherin Naura Efendi Shifa Azzahra Siska Amalia Sitha Nurcahaya Dewi Siti Aminah Siti Luthfiyah Siti Luthfiyyah Sopiatun Nahwiyah Sri Mulyani Suci Amalia Syafaruddin Syafaruddin Syukri Syukri Syukri Syukri Syukri Syukri Tsania Tazlila Wardhani Tuti Syafrianti Umi Rizki Badrul Mubin Unita Karinah Vina Destiana Wardah yuni kartika Wildatul Khairia Yespa Warinta Yogi Permana Yona Fitri Yona Fitri Yova murnika Yusnimar Yusri Zahra Dalvinova Zahzia Kurina Putri Zahzia Kurnia Putri Zaky Raihan Febrianto Zalisman Zalisman